Outing Kelas IV : Biogas dari Buah-DPRD Prop DIY-Pantai Baru Bantul

» » Outing Kelas IV : Biogas dari Buah-DPRD Prop DIY-Pantai Baru Bantul

Di semester genap ini, kelas IV memulai kegiatan outing mengambil materi Sains dan IPS. Energi Alternatif dan Lembaga Pemerintahan. Untuk energi alternatif dipilihlah 2 tempat yaitu : Pembangkit Listrik tenaga biogas dari buah yang letaknya di pasar Induk Buah Sleman, Pasar Gemah Ripah Gamping. Dan Pembangkit Listrik tenaga kincir angin dan Solar Cell yang  berada di pantai Baru Bantul. Untuk lembaga pemerintahan dipilihlah DPRD Propinsi DI Yogyakarta yang berada di jalan Malioboro Jogja.

Di pasar Induk Buah Gemah Ripah, kami disambut oleh ketua koperasi Gemah Ripah Ibu Suharsini. Beliau langsung menjelaskan latar belakang adanya Pembangkit Listrik Biogas Buah adalah masalah keberadaan sampah yang banyak dari aktivitas jual beli pasar buah. Karena pasar Induk sehingga jual beli buah disini dalam partai besar. Sedangkan buah yang dijual disini berasal dari berbagai tempat di Indonesia. Terjauh ada yang berasal dari Lombok. Nah, jarak tempuh pengangkutan menyebabkan kondisi buah cepat membusuk. Dari 20 ton buah yang diangkut 10%nya tiba dalam kondisi busuk di pasar. Bisa dibayangkan kan sampah yang terkumpul di pasar Gemah Ripah. Mulanya, sampah-sampah itu diangkut menuju tempat penampungan sampah akhir. Namun biaya pengangkutan yang tinggi membuat kewalahan pengelola pasar. Kemudian, atas kerjasama antara Pemda Sleman, UGM dan Pemerintah Boras Swedia diadakanlah program pemanfaatan sampah buah itu sebagai bahan pembangkit listrik. Bagaimana prosesnya ? Simak terus ya

Pertama, semua sampah buah dimasukkan dalam alat penghancur. Untuk beroperasi sampah buah harus dalam jumlah ton, saat kami datang tidak berproses karena sampah memang baru sedikit. Terasa betapa baunya sisa-sisa sampah buah yang tertinggal. Begitu hancur, semua sampah kemudian dimasukkan ke dalam Digester. Yaitu, sebuah alat serupa bak besar yang tertanam di bawah tanah. Berfungsi untuk mengumpulkan gas Metana yang keluar dari sampah buah. Nah, gas itulah yang diambil.Dari atas cuma kelihatan tutupnya doang. Diameter digester mencapai 5 meter dengan kedalaman 3,5 meter. Dari Digester disalurkan pipa-pipa yang akan dilewati oleh gas Metana.Dari Digester pipa-pipa gas Metana disalurkan ke ruangan Genset Gas. Untuk mengetahui kelimpahan gas dipasanglah Barometer. Saat itu jumlah gas sedikit sehingga genset juga tidak dioperasikan.Disitu ada 9 genset. Agar awet setiap operasi cukup 3 genset selama 6 jam digunakan. Genset-genset itu mengubah gas metana menjadi energi listrik. Dari genset, energi listrik disalurkan menggunakan kabel-kabel. Selain untuk membangkitkan listrik, gas metana juga bisa disalurkan ke kompor masak.Setelah mendapatkan informasi dan pengalaman dari proses pembuatan biogas dari buah. Perjalanan berlanjut ke DPRD Propinsi DI Yogyakarta. Gedung DPRD Propinsi DIY terletak di jalan Malioboro, yang merupakan kawasan perbelanjaan kota Jogja.Sampe di gedung DPRD Propinsi, siswa-siswa langsung urut satu-satu masuk ke ruang pertemuan.Siswa diminta menulis presensi dulu sebagai tanda kunjungan di gedung DPRD Propinsi DIY. Sebentar kemudian, tiba-tiba hadir mas-mas yang bawa kamera. ambil foto sana kemari. Anak-anak jadi seneng berpose. Setelah semua siswa masuk. Kami disambut oleh 2 anggota dewan yaitu Pak Arif Rahman dan Pak Sadar Narima. Beliau berdua menjelaskan tentang tata lembaga pemerintahan di Indonesia dan secara khusus fungsi dan tugas DPRD Propinsi.Setelah itu, anak-anak dipersilahkan memberikan pertanyaan. Ada beberapa anak yang bertanya, namun karena waktu terbatas hanya 4 anak saja yang bertanya. Ada yang bertanya tentang berapa banyak aturan yang ada di DPRD Propinsi Jogja. Terus, bertanya tentang bagaimana rasanya jadi anggota dewan.Setelah selesai tanya jawab, anak-anak penasaran ingin merasakan duduk di kursi anggota dewan yang jumlahnya 55 buah untuk Jogja. Yang bisa diduduk disitu adalah orang yang dipilih kurang lebih 60.000 orang. Karena jumlah penduduk Jogja kurang lebih 3,5 juta orang. Wah, minimal udah ngrasain deh. Belum tentu lho orang Jogja bisa duduk di kursi 'mahal' ini. Jadi ini kesempatan emas dong.Setelah puas dari DPRD Prop DIY, perjalanan berlanjut ke obyek outing terakhir. Pantai Baru Bantul. Letaknya diantara pantai Kwaru dan PandanSimo. Dari Jogja menuju selatan melalui Jalan Bantul (Pojok Beteng Kulon) ke selatan hingga sampai perempatan Palbapang. Belok ke kanan menuju arah Srandakan. Sampe jembatan Srandakan sungai Progo belok ke kiri. Menuju arah pantai. Di ujung jalan ada petunjuk, ke kiri arah pantai Kwaru, ke kanan arah pantai pandansimo dan Pantai Baru. Kami ambil arah kanan. Dengan tiket per orang Rp. 2250 sudah bisa menikmati pantai yang baru. Tujuan utama kami sebenarnya bukan pantai, tapi instalasi pembangkit listrik tenaga kincir angin dan sel matahari.

Di sana kami disambut oleh pak Adam dan beberapa mas dan mbak mahasiswa Teknik dari UGM. Mas dan Mbak mengajak siswa secara kelompok ke lokasi kincir angin untuk menjelaskan proses perubahan energi angin, gerak menjadi listrik. Rupanya kincir yang digerakkan angin itu memutar dinamo yang diubah menjadi listrik. Listrik yang terjadi disalurkan menuju panel-panel dan berujung di baterai-baterai penyimpan daya.Selain dari kincir angin, listrik juga dibangkitkan dari matahari melalui sel-sel surya yang terpasang di sebelah utara kantor. Cahaya matahari melalui sel surya diubah menjadi aliran listrik. Listrik yang dihasilkan dialirkan dan disimpan dalam baterai-baterai.

Liat aja, banyak anget kan baterai-baterainya. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk mencukupi energi kantor dan mesin pembuat es. Karena di pantai Baru juga terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sehiigga dibutuhkan untuk mengawetkan ikan dibutuhkan es.



Uff, cukup sudah belajarnya, saatnya untuk rekreasi. setelah santap makan siang, rame-rame menikmati indahnya pantai Baru. Tapi eits, jangan ceroboh gak boleh mandi di pantai karena ombaknya sangat besar. Sudah tahu kan kalo pantai selatan itu gelombangnya ganas. Sudah banyak korban yang tenggelam. Untuk alternatif berenang, di sekitar pantai teradapat banyak kolam renang permanen dari keramik. Cukup Rp. 2000 sudah bisa berenang sepuasnya. Aman lagi. 

Share

You may also like

1 komentar

Kunjungan ke Pengolahan Biogas « Nurfajrian's Blog mengatakan...

[...] Sebenarnya di blog sekolahan juga sudah ditulis. Baca yang ini. [...]