Pelepasan Kelas 6 Tahun 2012

» » » Pelepasan Kelas 6 Tahun 2012

Agenda paling akhir bagi siswa yang lulus dari kelas 6 adalah Pelepasan Siswa. Tujuan mengapa harus ada kegiatan ini adalah sebagai pemberian bekal akhir para alumni bahwa setelah lulus SD bukan berarti selesai segalanya. Masih panjang jalan yang harus ditempuh setiap siswa untuk sampai pada cita-cita yang diinginkan. Kesadaran ini harus menancap kuat dibenak setiap siswa, sehingga mereka tak kan lupa segalanya hanya karena sudah lulus SD.

Untuk memastikan bekal siswa lengkap, memastikan perjalanan mereka di kehidupan ini menuju arah yang benar. Dibutuhkanlah acara Pelepasan ini. Jika tahun-tahun sebelumnya acara pelepasan settingnya sudah pernah naik gunung, susur pantai, rakit sungai, jelajah bukit. Nah, sekarang settingnya baru. Sekarang yang dijelajahi adalah perkotaan. Gimana tu jelajah kotanya?


Anak-anak dikelompokkan berdua-dua. Mereka hanya dibekali peta dan satu botol air mineral untuk berdua. Mereka diharuskan menyusuri rute yang bermula dari SDIT Alam Nurul Islam dan berakhir di Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta. Rute sengaja melewati jalur yang tidak padat lalu lintas demi keamanan. Sepanjang perjalanan mereka harus melewati 10 pos yang dijaga oleh 2 ustadz/ah. Pos itu selain mereka harus menerima penugasan, juga sebagai titik pandu supaya mereka tidak tersesat. Anak-anak dilepas pagi bener supaya tidak terlalu panas. Dan Alhamdulillah hari itu begitu cerah.


Di pos yang terletak di perempatan yang ramai sengaja anak-anak diberi penugasan agak lama sambil menunggu lalu lintas sepi. Petugas penyeberang cukup handal dengan back up dari ust. Slamet dan ust. Budi Kismiyanto, security tangguh kita dengan suara peluit melengking yang membuat kendaraan taat berhenti. Wuih. . melebihi pak polisi deh.


Pas sampe masjid Agung Kauman, pas waktu Dhuhur tiba. Langsung semua siswa mengambil air wudhu berjama'ah sholat Dhuhur. Brrrrrr . . . segernya setelah perjalanan lelah nan panas, bagi yang lupa gak bawa topi kepala serasa panas. Setelah sholat kebayang segera ngambil bekal dari tas yang dibawa tim transport. Karena dari rumah bekal sudah dilengkapi. Dari makanan mineral sampe roti yang lezat. Namun,bayangan indah itu sirna. Karena ust. Lubis belum memperkenankan untuk istirahat dan makan. Mereka dikumpulkan dulu. Karena acara selanjutnya adalah berjualan. Hah, berjualan ? Belum makan tu ust? Ah yang bener? Memang ini serius !!. Meski belum makan siang mereka semua diwajibkan untuk berjualan. Gimana caranya? Mereka secara berkelompok diminta melobi ke para penjual di Alun-alun Utara untuk membantu menjualkan produk jualan yang dijajakan. Sudah tentu keluhan dari yang sekedar keluar sampe yang keluar serius, tapi Ust. Lubis gak begidik. Pokoknya mereka harus jualan dan boleh balik setelah dapat penghasilan sebagai upah minimal Rp. 5000. Waktunya dibatasi hingga waktu 'Ashar tiba.


Berbagai produk dijualkan. Dari mulai minuman, sandal, hiasan, tas, buah-buahan. Anak-anak dipaksa untuk melawan rasa malu mereka. Mendekati wisatawan. Menawarkan hingga kemudian tercapai kesepakatan harga pembeli. Ada juga yang beruntung pembeli langsung beli tanpa nawar. Tapi ada juga yang keluar masuk bus menawarkan barangya, tak satupun wisatawan yang melirik tuk beli. Ada yang sekali tawar langsung closing trus sujud syukur. Ada juga yang mulai keluar keluhannya. Ah gak mungkin ust laku, "Ayo coba ustadz dulu bisa nggak!", Ada yang sekali laku langsung ketagihan untuk jual dan jual terus bahkan harus diingatkan jika waktu sudah habis tapi masih ingin jualan. Yang belum laku satu pun tetep dilarang untuk balik. Ada siswa yang harus meneteskan bukan peluh, tapi air mata karena betapa susahnya untuk menjual. Tapi tugas ya tetep tugas, harus dilaksanakan.


Waktu 'Ashar tiba. Semua anak lega sekali, saatnya makan siang. Betapa perubahan wajah sangat kentara. Dari yang kuyu langsung sumringah, ceria. Terlihat betapa lahapnya mereka menyantap makan. Minum untuk menyegarkan bibir yang mengering karena terpaan panas mentari yang sungguh panas saat jualan. Setelah sholat 'Ashar dilakukan pemaknaan. Muncul berbagai perasaan dari mulai mereka jalan panjang diteruskan dengan jualan tanpa makan siang dulu. 'Betapa kejamnya' begitu kesan yang muncul. Tapi dari kesan negatif yang memang secara alami muncul, mereka juga muncul kesan juga. "Gak nyangka ya kita bisa jalan sejauh ini". "Betapa beratnya ya para para penjual yang menggantungkan kehdiupaan bahkan makan kesehariannya itu dari jualan." Sudah bisa ditebak kan, kalo jualan gak laku bisa jadi mereka gak makan. Muncullah empati betapa sulitnya orang tua mereka dalam mencari uang untuk kebutuhan mereka. Yang mungkin selama ini banyak diantara anak-anak yang tak pikirkan itu.

 

Perjalanan berlanjut. Dari fase yang menyusahkan menuju fase yang menyenangkan. Semua anak kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke Malioboro Mall. yang dituju langsung di lantai paling atas. Tidak salah lagi tujuannya adalah Time Zone. Arena bermain. Disitu mereka dibebaskan untuk membeli koin dan bermain sebebasnya. Betapa mereka gembira dan pilih game yang mereka anggap seru. Meski ada juga yang hanya pilih nonton saja. Atau ada juga yang sebenarnya gak suka komentarnya "Ah, Aku suka yang alam-alam ust, petualangan". Mereka bermain hingga waktu Maghrib tiba. Beberapa ada yang memenangkan banyak koin dan dapat hadiah. Beda banget deh raut muka dibanding saat siang tadi.


Setelah sholat Maghrib berjama'ah, perjalanan berlanjut ke Kuncen. Tepatnya di masjid Kuncen, disini kami sholat 'Isya berjama'ah. Dilanjutkan dengan jalan dengan mata tertutup menuju bangunan di lokasi utara masjid Kuncen. Yap, tepat sekali bangunan itu adalah Kuburan Kuncen. Hah, ngapain? Takuuuut! Dengan mata tertutup semua anak masuk ke lokasi kuburan yang gelap. Setelah dibariskan dan semua anak terkondisi dalam kesunyian, mulailah ust. Budi memberikan pesan dan pemaknaan dari aktivitas dari mulai pagi hingga malam.


Ust. Budi mulai mengevaluasi segala perilaku anak-anak mulai saat jalan, berjualan dan di mall. Disimpulkan masih banyak anak yang tidak tangguh. Dibuktikan dengan banyaknya keluhan. Padahal mereka akan berlanjut menuju kehidupan dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mereka tidak anak-anak lagi. Masalah kehidupan akan lebih rumit lagi. Jika hanya keluh kesah yang keluar sungguh akan menjadi manusia yang kalah dan tersingkir dari kehidupan ini. Mereka diingatkan lagi betapa besar keinginan orang tua agar anaknya menjadi sukses. Menjadi dewasa. Sungguh pasti orang tua mereka akan kecewa atas pengorbanannya selama ini. Emosi mereka terus diaduk-aduk agar mereka bisa keluar untuk menjadi manusia yang tangguh dalam menghadapi masalah.


Setelah semua pesan tersampaikan. Diujungnya diteguhkan lagi dengan doa. Memohon dengan penuh rendah hati, buang kesombongan dan dengan penuh kesungguhan memohon atas pertolongan Allah agar menjadikannya manusia tangguh. Setelah itu barulah mereka boleh membuka mata. Betapa kagetnya atas pemandangan di kanan-kiri mereka. Ternyata banyak batu nisan dan kubur yang mengitari mereka. Hal ini sekaligus mengingatkan kepada mereka akan terminal akhir dari kehidupan ini adalah alam Kubur. Acara Pelepasan resmi ditutup. Semua siswa- siswi bersalaman dengan penuh haru karena setelah ini akan berpisah. Bagi siswa kelas 6 jadilah manusia yang tangguh jangan banyak keluh !

Share

You may also like

5 komentar

Ummi Nabil Haidar mengatakan...

Jadi menangis terharu membaca rangkaian acara pelepasannya. semoga ustadz ustadzah selalu mendapatkan bimbingan dari Allah dalam membimbing anak2, calon pemimpin bangsa. Amin. Ingin sekali segera kembali pulang dan menitipkan kembali mas nabil di Nuris dan memasukkan adiknya sekalian. semoga ada kesempatan. Amin.

Feri Adriyanto mengatakan...

sangat menginspirasi kegiatan pemaknaan tsb. Semoga mrk menjadi generasi yg kuat iman dan ketakwaannya serta sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Aamin.

rara rengganis mengatakan...

us kalau ada mabit kabari ya karena aku mau ikut mabit ,jadi kangen sama SD tercitaku dan menjadi kenangan terindah bagi ku dan yg lain nya semoga disana jd SD terfaforit se DIY amin


salam dari rara untuk semua siswa di sdit alam nurul islam dan ustadz/ah

sditalam mengatakan...

Ea mabitnya tanggal 9 Agustus malam

Rara Rengganis mengatakan...

kapan lagi us ?