Belajar Bekerja
Untuk memulai pembelajaran di awal semester ini kelas 3 secara pararel dalam pembelajarannya mengambil tema 'profesi'. Targetnya, anak bisa mengenal bahkan merasakan bagaimana orang itu harus bekerja. Bahkan berempati kepada orang-orang yang mempunyai profesi yang selama ini dianggap rendah. Tukang kebersihan dan pemulung. Satu hari kemarin pembelajaran full outdoor. Di luar kelas. Setelah buka kelas, sholat dhuha, al ma'tsurat, seluruh siswa kelas 3 berkumpul di halaman. Untuk mendapatkan pengarahan dan pembagian tim.

Satu hari ini anak-anak akan bekerja full. Untuk sesi pertama, tiap tim diberi tugas untuk melakukan tugas kebersihan di lingkungan SDIT Alam. Di bagi menjadi 3 wilayah. Tiap wilayah ada 2 tim dengan jumlah tiap tim kurang lebih 10 orang. Sesi pertama ini dimulai dari jam 09.00 sampai 11.00. Tiap tim akan mendapat gaji sebesar Rp. 10.000. Gaji itu akan berkurang manakala hasil kerjanya tidak sesuai dengan target. Eit, ada mandor atawa pengawasnya lho tiap wilayah.


Tim putra melakukan kebersihan di halaman, sedangkan tim putri di ruang kelas dan kantor. Dengan penuh semangat mereka mengerjakan tugas. merasakan apa yang selama ini dilakukan pak Giri dan mas Rahmat, petugas kebersihan sekolah. Coba deh liat keringat yang mengalir di pelipis HAnan tu.

Untuk wilayah 1 cukup berat tugasnya. Selain halaman, mereka juga harus mengepel lantai GOR. Bayangin aja betapa luasnya GOR. "Aku sih biasa ngepel Ust, di rumah. Ada 5 kamar yang biasa kupel." "Lha ini, sama aja dengan 50 kamar Ust", gitu keluh Aliyya.


Jam 11.00 tiba. Semua siswa istirahat. Uf . . . betapa lelahnya. Tapi, kita aja yang berkelompok gini udah gak tahan lelahnya. Trus kalo pak Giri ama mas Rahmat gimana ya mereka? Bayangin tiap hari lho. Eh, tapi kan mereka digaji. Begitu juga kita, ah gak apa-apa lelah. Ntar lagi bang mandor mau gajiin kita smua. Siip deh, istirahat dulu ah . . . . .
Setelah sholat dan makan siang, kerja sesi 2 dimulai. Kalo kali ini beda. Penghasilan yang akan didapat bisa melebihi kerja yang pertama. Tergantung usaha keras tim. Tiap tim ditugasi menjadi pemulung untuk mengumpulkan barang-barang yang layak jual. Smua barang nanti akan diberli oleh bang mandor. Yaitu ustadz-ustadz. Tidak semua barang laku. Untuk kertas per kilogramnya akan dibeli Rp. 2000, kardus per kilogramnya Rp. 3000, plastik per kilogramnya Rp. 2000, gelas plastik mineral satunya Rp 50, yang lebih kecil Rp 20, yang lebih gede Rp 100. Waktu memulung cuma satu jam.

Semua kelompok berhambur memburu barang bekas layak jual. Sasarannya adalah tempat sampah. Barang favorit adalah, kardus.


Begitu terkumpul, langsung ditumpuk. Wah ada yang kepayahan bawanya. Yach ditumpuk dulu, ada yang nunggu lho biar gak diambil orang lain.

Nampang dulu dengan hasil susah payah memulung . . . .
Memulungnya dah selesai. Trus dipilah mana barang yang sama bahannya disatukan untuk dilakukan penimbangan. Tiap tim diminta mendata sendiri barang hasil pulungnya. Menimbang, mengalikan, menambahkan sesuai dengan harga rupiah yang sudah ditentukan bang mandor

Wah, anak-anak gak keliatan jijik lagi liat sampah. Habis, sekarang sampah-samaph itu sekarang terlihat jelas tumpukan uang rupiah. Ayo cepet dipilah kita timbang moga berat banget.

Untuk yang botol harus dibersihkan dahulu, bang mandor gak mau terima barang kotor. Wadauw cepet kita bersihkan keburu bang mandor nutup kantornya.

Nah yang udah dipilah tinggal ditimbang. Wah, pake timbangan elektrik lagi, jadi sudah dipastikan bang mandor gak nipu. Disitu udah muncul rupiahnya juga. Wah canggih deh . . .

Saatnya menghitung penghasilan satu hari ini. Eh ternyata bener, hasil memulung lebih menjanjikan dibanding jadi tukang kebersihan. Timnya Candra mendapatkan total penghasilan Rp 25.000. Artinya hasil mulungnya lebih banyak dibanding gaji jadi karyawan kebersihan. Wah ternyata pemulung tu gak hina seperti yang kita kira selama ini. Mungkin tampangnya lusuh gitu tapi rumahnya bagus lho, siapa tahu. Wah, pingin lagi ah mulung. Gimana ya kalo mulung di Gaza sana ya, kan banyak rongsokan rudalnya Israel. Kalo ditimbang beratnya berapa ya, berapa juata ya ?!?!?!

Satu hari ini anak-anak akan bekerja full. Untuk sesi pertama, tiap tim diberi tugas untuk melakukan tugas kebersihan di lingkungan SDIT Alam. Di bagi menjadi 3 wilayah. Tiap wilayah ada 2 tim dengan jumlah tiap tim kurang lebih 10 orang. Sesi pertama ini dimulai dari jam 09.00 sampai 11.00. Tiap tim akan mendapat gaji sebesar Rp. 10.000. Gaji itu akan berkurang manakala hasil kerjanya tidak sesuai dengan target. Eit, ada mandor atawa pengawasnya lho tiap wilayah.


Tim putra melakukan kebersihan di halaman, sedangkan tim putri di ruang kelas dan kantor. Dengan penuh semangat mereka mengerjakan tugas. merasakan apa yang selama ini dilakukan pak Giri dan mas Rahmat, petugas kebersihan sekolah. Coba deh liat keringat yang mengalir di pelipis HAnan tu.

Untuk wilayah 1 cukup berat tugasnya. Selain halaman, mereka juga harus mengepel lantai GOR. Bayangin aja betapa luasnya GOR. "Aku sih biasa ngepel Ust, di rumah. Ada 5 kamar yang biasa kupel." "Lha ini, sama aja dengan 50 kamar Ust", gitu keluh Aliyya.


Jam 11.00 tiba. Semua siswa istirahat. Uf . . . betapa lelahnya. Tapi, kita aja yang berkelompok gini udah gak tahan lelahnya. Trus kalo pak Giri ama mas Rahmat gimana ya mereka? Bayangin tiap hari lho. Eh, tapi kan mereka digaji. Begitu juga kita, ah gak apa-apa lelah. Ntar lagi bang mandor mau gajiin kita smua. Siip deh, istirahat dulu ah . . . . .
Setelah sholat dan makan siang, kerja sesi 2 dimulai. Kalo kali ini beda. Penghasilan yang akan didapat bisa melebihi kerja yang pertama. Tergantung usaha keras tim. Tiap tim ditugasi menjadi pemulung untuk mengumpulkan barang-barang yang layak jual. Smua barang nanti akan diberli oleh bang mandor. Yaitu ustadz-ustadz. Tidak semua barang laku. Untuk kertas per kilogramnya akan dibeli Rp. 2000, kardus per kilogramnya Rp. 3000, plastik per kilogramnya Rp. 2000, gelas plastik mineral satunya Rp 50, yang lebih kecil Rp 20, yang lebih gede Rp 100. Waktu memulung cuma satu jam.

Semua kelompok berhambur memburu barang bekas layak jual. Sasarannya adalah tempat sampah. Barang favorit adalah, kardus.


Begitu terkumpul, langsung ditumpuk. Wah ada yang kepayahan bawanya. Yach ditumpuk dulu, ada yang nunggu lho biar gak diambil orang lain.

Nampang dulu dengan hasil susah payah memulung . . . .

Memulungnya dah selesai. Trus dipilah mana barang yang sama bahannya disatukan untuk dilakukan penimbangan. Tiap tim diminta mendata sendiri barang hasil pulungnya. Menimbang, mengalikan, menambahkan sesuai dengan harga rupiah yang sudah ditentukan bang mandor

Wah, anak-anak gak keliatan jijik lagi liat sampah. Habis, sekarang sampah-samaph itu sekarang terlihat jelas tumpukan uang rupiah. Ayo cepet dipilah kita timbang moga berat banget.

Untuk yang botol harus dibersihkan dahulu, bang mandor gak mau terima barang kotor. Wadauw cepet kita bersihkan keburu bang mandor nutup kantornya.

Nah yang udah dipilah tinggal ditimbang. Wah, pake timbangan elektrik lagi, jadi sudah dipastikan bang mandor gak nipu. Disitu udah muncul rupiahnya juga. Wah canggih deh . . .

Saatnya menghitung penghasilan satu hari ini. Eh ternyata bener, hasil memulung lebih menjanjikan dibanding jadi tukang kebersihan. Timnya Candra mendapatkan total penghasilan Rp 25.000. Artinya hasil mulungnya lebih banyak dibanding gaji jadi karyawan kebersihan. Wah ternyata pemulung tu gak hina seperti yang kita kira selama ini. Mungkin tampangnya lusuh gitu tapi rumahnya bagus lho, siapa tahu. Wah, pingin lagi ah mulung. Gimana ya kalo mulung di Gaza sana ya, kan banyak rongsokan rudalnya Israel. Kalo ditimbang beratnya berapa ya, berapa juata ya ?!?!?!