Oktober 2011

    Songsong Qurban

    Kegiatan Qurban tahun ini dilaksanakan bersama ketiga unit. KBTKIT-SDIT dan SMPIT Alam Nurul Islam. Pelaksanaan pada hari Selasa, 8 November 2011 bertempat di SDIT Alam Nurul Islam. Bagi Bapak/Ibu/Saudara  baik wali siswa maupun umum yang akan menyalurkan hewan Qurbannya melalui Nurul Islam, panitia akan memfasilitasi dengan ketentuan :

    a. Hewan Kambing seharga Rp. 1.100.000,00

    b. Hewan Sapi (kelompok 7 orang) @Rp. 1.300.000,00

    Untuk keterangan lebih lanjut bisa kontak Ustadz Akrom (0813 922 32222) atau 0274-627125

    Belajar Monokotil & Dikotil dengan Pecel & Lotis

    Belajar klasifikasi tumbuhan tak akan lepas dengan kelompok Monokotil dan Dikotil. Masing-masing kelompok punya ciri khas bentuk yang bisa diamati pada tumbuhan. Sambil mengamati dan mengelompokkan jenis tumbuhan, kelas 4 melakukannya sambil masak. Loh, maksudnya ? Maksudnya, sambil masak mereka juga belajar mengamati tumbuhan yang dipakai sebagai bahan masak masuk ke kelompok Monokotil kah atau Dikotil kah. Ayo tebak, kira-kira mereka masak apa. Jika bahannya pake Kobis, Bayam, Wortel, Tauge trus Nanas, Mangga muda, Timun, Bengkoang. Yap tepat, mereka masak Pecel dan Lotis. Dua masakan yang menggunakan bahan dari dedaunan dan buah-buahan. Sambil masak mereka mengamati dilihat dari daun dan buah kira-kira termasuk ke kelompok manakah tumbuhan itu?  Selain itu, anak-anak juga melatih ketrampilan untuk mengupas buah setipis mungkin. Karena, kalo gak tipis bisa jadi buah dagingnya habis terkupas. Setelah semua buah dan sayur direbus. Masing-masing punya sambelnya sendiri. Tentu beda. Jangan sampe tertukar lho. Bisa jadi gak enak kalo sambelnya gak cocok.

     Nah, bikin sambel, melatih kekuatan dan keuletan. Karena harus memastikan cabe, garam dan gula Jawa tertumbuk dan tercampur menyatu. Manakala campuran gak nyatu sudah bisa dipastikan rasanya gak mak nyusss, seperti kata pak Bondan, hihihihihi.

    Workhsop Kurikulum Nurul Islam

    Untuk penajaman ciri khas pendidikan yang diselenggarakan yayasan Nurul Islam baik di tingkat Pra-sekolah (KBTKIT), SDIT maupun SMPIT, hari Sabtu - Ahad, 15 - 16 Aktober 2011 bertempat di Kaliurang diselenggarakan workshop Kurikulum Kealaman Nurul Islam. Workshop ini sebagai tindak lanjut dari pertemuan awal yang dihadiri oleh seluruh komponen kurikulum unit, Penggagas dan Pembina Nurul Islam.

    Acara dimulai sore hari, di awal acara, Pak Zidni selaku ketua Yayasan Nurul Islam memberikan arah dan target dari Workshop Kurikulum ini. Ciri khas pendidikan Nurul Islam yang sudah memilih jalur sekolah Alam dalam penyelenggaraan pendidikan di setiap levelnya harus jelas. Dan ciri khas itu menjadi target yang akan dipertajam dalam proses pembelajaran. Ciri khas itu merupakan karakter dan sikap yang akan muncul pada pribadi anak didik selama dan setelah melalui proses pembelajaran di setiap level pendidikan di Nurul Islam.

    Setiap unit diminta untuk mempresentasikan apa saja yang telah dilakukan dan kendala apa yang dialami selama proses pendidikan. selain itu penyamaan istilah dan maksud dilakukan dengan dialogis sehingga tujuan pembentukan karakter dan sikap yang diinginkan seluruh komponen pendidik Nurul Islam menjadi satu.

    Setelah ada satu persepsi terkait dengan ciri khas kurikulum Nurul Islam, setiap unit berkumpul untuk merumuskan bentuk kongkrit dari setiap karakter yang akan dibangun di setiap level. Kemudian karakter itu diturunkan ke setiap komponen materi kurikulum yang disampaikan ke siswa. Dan akhirnya juga harus dirumuskan bagaimana bentuk evaluasi. Baik evaluasi kepada siswa maupun supervisi guru untuk mengawal dan memastikan bahwa kecirikhasan Nurul Islam benar-benar terbangun di setiap pribadi anak.

    Parenting School XIII : Belajar dari Tukang Becak

    Beberapa saat lalu di beberapa media cetak dan online diberitakan sesosok yang mungkin kejadiannya bisa dibilang sangat jarang dialami oleh kebanyakan orang. Sosok tersebut adalah pak Suyatno. Seorang tukang becak berumur 63 tahun yang anaknya berhasil lulus menjadi seorang dokter dari Universitas Gadjah Mada. Jarang dialami setiap orang karena dengan latar belakangnya yang semua orang tahu penghasilan seorang tukang becak sangatlah terbatas. Tapi dengan keterbatasan itu beliau justru mampu mengantarkan anak bungsu dari 4 bersaudaranya lulus menjadi seorang dokter. Agung Bahtiar, anak bungsu yang kini bertugas sebagai dokter di RSUD Wates Kulonprogo. Nah, karena fenomenalnya tersebut, Parenting School SDIT Alam Nurul Islam menghadirkan beliau untuk membagi pengalamannya sebagai seorang orang tua yang sukses mengantarkan anaknya. Meski dengan kondisi terbatas.


    Di depan para orang tua wali siswa SDIT Alam, pak Suyatno membagi pengalamannya mendidik anak, dokter Agung Bahtiar. Pak Suyatno mengaku, bahwa waktu terbanyak yang sering membersamai Agung kecil bukan dirinya. Tapi istrinya, Bu Suyatno. Menurut beliau, Agung sering diajak oleh ibunya ke acara pengajian-pengajian. Itulah yang membuat Agung dekat dan taat sekali dengan ibunya. Bu Suyatno sehari-harinya beraktivitas di pasar Terban. Setiap hari bu Suyatno mengumpulkan barang bekas untuk dijual, "Ya sebagai Pemulung" sebut Pak Suyatno.


    Pak Suyatno meski waktunya habis di jalan dengan becaknya, namun sebagai seorang ayah dia mempunyai pesan yang penting bagi Agung. "Kalau kamu mempunyai cita-cita yang tinggi maka janganlah melakukan kebiasaan yang justru akan merusak masa depanmu". Rupanya pesan itu kuat membekas pada diri Agung. Buktinya, jarang sekali Agung terlibat dalam aktivitas yang termasuk kenakalan remaja. Padahal SMA Agung termasuk sekolah yang mafhum dengan tawuran, tapi Agung mampu memilih teman dengan baik. Begitu juga lingkungan rumah tempat tinggalnya yang tergolong 'keras', namun Agung mampu membentengi untuk tidak larut dalam pergaulan yangburuk.


    Kampung tempat tinggalnya, Ledok Terban

    Rupanya pengalaman kecil dengan sang ibu yang membuat Agung kuat dari pengaruh pergaulan salah. Tapi, Agung bukanlah anak yang kuper meski pilih-pilih pergaulan. Buktinya semenjak SMA dia sudah mempunyai motivasi belajar yang kuat. Tak sungkan-sungkan ia datangi guru dan temannya yang lebih pandai untuk mendapatkan dan menguasai materi pembelajaran. Hingga guru-gurunya tahu aktivitas Agung dan ibunya di pasar Terban, sehingga mengulurkan bantuan. Kebiasaan mencari relasi kepada yang lebih pinter berlanjut ketika kuliah di Fakultas Kedokteran UGM. Sebuah jurusan yang bergengsi dan mahal yang ia masuki tanpa sepengetahuan orang tuanya. Begitu lolos masuk FKU, Agung baru konsultasi bersama orang tuanya. Di tengah keterbatasan dana, orang tuanya, meski dalam hati muncul kebingungan mengatakan, "Jika memang itu yang menjadi cita-citamu Insya Allah akan ada jalan terbuka". Rupanya lembar sumbangan yang harus diisi oleh orang tua sebagai syarat masuk menjadi mahasiswa diisi oleh Agung dengan nominal Rp0. Tapi justru ia diluluskan menjadi mahasiswa Kedokteran.

      Rumah pak Suyatno

    Sedangkan dana setiap semesternya dibayar dengan menabung dan jika kurang terpaksa harus mencari pinjaman. Biasanya Agung memberitahu sebulan sebelum deadline pembayaran SPP. Kemudian ibunya mulai melihat tabungan dan berusaha mencarikan kekurangannya.  Untuk biaya proses kuliah, Agung sering fotokopi buku referensi dari perpustakaan dan bersama teman-temannya. Keuletan untuk mencari relasi dalam belajar membuatnya lancar dalam menjalani kuliah hingga mengantarkannya menjadi seorang dokter. Di rumahnya, ia juga beraktivitas dalam kegiatan keagamaan remaja masjid. Meski orang tuanya berpendidikan rendah tidak mengurangi rasa hormat kepada orang tuanya. Perbedaan pandangan didialogkan dengan baik, tidak terus dengan suara tinggi.


    Sewaktu ada hadirin yang bertanya, Apakah ada amalan sunnah yang dilakukan oleh Bapak dan Ibu sehingga berhasil mendidik putranya. Pak Suyatno menjawabnya, "Yang banyak amalannya bukannya saya tapi Ibu. Ibu sering sholat tahajud, dhuha, puasa Senin-Kamis bahkan Daud". Pak Suyatno mengaku beliau lebih sering di jalan yang menulari untuk lebih Islami justru dari istrinya. "Istri saya justru lebih lancar baca Qur'an daripada baca huruf latin" tambahnya. Dengan penghasilan yang rata-rata Rp. 20.000 terlihat mencukupi kesehariannya. Yang lebih mengejutkan penulis, sewaktu beliau disampaikan fee pembicara di Parenting School dikembalikan lagi dengan mengucap "Ini saya sumbangkan untuk merampungkan masjid itu". Subhanallah, hati ini langsung terenyuh melihat sikap pak Suyatno yang di tengah kekurangan justru menshodaqohkan haknya untuk masjid. "Moga berbalas berlipat Pak" Amiin.

    Outing : Berkebun di Lereng Gunung Merbabu

    Tanggal 6 Oktober 2011, anak-anak kelas 2 melakukan pembelajaran outing, berkunjung ke agrowisata kebun organik sayur dan strawbery di desa kopeng kecamatan Getasan..apa yang anak-anak kelas 2 lakukan di sana...mau tau...? mau tahu aja! Yuk kita ikuti perjalanannya.Sejak dari SDIT Alam Nurul Islam, mereka naik bis menuju Kopeng, hampir 2 jam lamanya. jalannya berkelok-kelok. dan weits... sebelum sampai di Kopeng, ternyata ada yang mabuk kendaraan lho. Yaitu hanif saifudin (2C), rizal (2B), hanif (2B), dan hafidz (2A). Duh... sesampainya di kopeng, mbrrhh.. dingin sekali karena di lereng gunung merbabu. Tapi mereka tetrap fight lho! senang... senang .. dan senang. Karena jarang lihat tanaman strawberry.Weits.. buka cuma strawberry aja lho, anak anak juga mengamati dan mengenali beberapa jenis tumbuhan. Ada tumbuhan kubis, wortel, peterseli, tomat, murbai, dan jipang. OooooOoo..jadi ini to tanaman jipang itu..tanamannya merambat..pak tani membuat tempat untuk menopang tanaman jipang itu..disini pak tani merawat tanaman dengan baik maka dari itu tanamannya tumbuh subur dan buahnya bagus-bagus.
    Tidak cuman melihat aja loo...anak-anak kelas 2 juga berlatih cara menanam strawberry. Sampai ada yg saking semangatnya ms Isa (2B) malah menanam gulma di polybag.Setelah menanam ternyata anak anak juga memetik buah strawbery dan tomat....hayo hayo metiknya yang sabar..cari buah strawbery dan tomat yang sudah besar dan matang..hayyooo tunjukkan buah strawberymu...wuihhh rasa buah strawberynya sungguh manis..beda kalo yang ada di pasaran di jogja...hemmmmmm..enaknyoooo. Eh ternyata bukan cuman makan buahnya tapi juga disuguhi jus strawbery heemmm..mantaB.

    Alhamdulillah anak anak bisa menikmati buah strawbery khas kopeng langsung metik sendiri..Ada hal menarik dan berkesan bagi anak-anak di kopeng...apa itu?? Ternyata anak-anak bisa latihan menunggang kuda (heit yang ini kuda beneran lo)...Cukup dengan harga 5 ribu per anak...jiiihaaa..
    Setelah belajar di kebun strawbery anak-anak menuju ke kebun bunga..di kebun bunga ini mereka membeli macam-macam tanaman.Ada bunga petunia, kaktus, cocor bebek, aneka macam tanaman gantung dan masih banyak lagi. hampir saja mereka berebutan membeli, kalau tidak disuruh antriii maka tanamannya bisa rusak..Hayooo yang sudah pada beli tanaman rawat dengan baik yahh..
    Jam 14.30 anak-anak pulang menuju ke SDIT dengan membawa tanaman dan buah strawbery..dan kenangan yang berkesan bagi mereka.

    Outing : Desa Wisata Sukunan - Gembira Loka Zoo

    Mengakhiri pembelajaran tema Makhluk Hidup dan mengawali tema Lingkungan, kelas 3 melakukan kegiatan outing. Tujuannya ke desa wisata lingkungan Sukunan dan kebun binatang Gembira Loka.

     Sukunan merupakan desa yang sudah baik sekali dalam mengelola sampah. Masyarakatnya sudah sadar untuk memilah sampah. Sampah dipilah menjadi 3. Sampah plastik, sampah kertas dan sampah organik. Semua sampah tersebut didaur ulang. Untuk sampah plastik, seperti bekas bungkus snack, sabun dan lain-lain bisa didaur ulang menjadi aneka kerajinan tangan. Ada tas, dompet, dan lain-lain.

    Ow, ternyata kerajinan tangannya bagus-bagus. Unik lagi. Ah jadi kepingin deh untuk niru. Jadi kalo ada bungkus plastik dari makanan atau sabun di rumah bisa loh disulap jadi barang cinderamata. Nah, untuk sampah yang terbuat dari kertas bisa didaur ulang kembali menjadi kertas. Ada beberapa langkah supaya sampah kertas menjadi kertas kembali.

    Untuk sampah organik, yaitu sampah yang bisa busuk pun juga bisa didaur ulang. Cuman jadinya ya jadi pupuk untuk tanaman. Butuh waktu yang lama supaya sampah bernar-benar busuk dan cocok jadi pupuk.

    Luar biasa ya, semua sampah bisa diolah lagi menjadi barang yang bermanfaat. Sepertinya, bisa deh kita wujudkan lingkungan kita bebas sampah. Jika selama ini sampah kesannya merupakan barang yang gak berguna, nyusahin, bahkan menjijikkan. Sekarang kita bisa ubah kesan itu bahwa ternyata sampah bisa menjadi barang yang punya banyak manfaat.

    Setelah puas mengunjungi desa Sukunan, outing berlanjut ke kebun binatang Gembira Loka. Di sana anak-anak akan melihat dan mempelajari koleksi hewan baru yang menghuni Gembira Loka.

    Koleksi terbaru dari Gembira Loka adalah taman Reptil. Semua jenis reptil, dari yang kecil sampe yang gede ada semua disini. Mereka dikandangkan dalam tempat yang transparan. Terbuat dari kaca. Sehingga terlihat menarik. Di setiap kandang juga diberi data informasi terkait dengan reptil tersebut.

    Tidak hanya lihat saja, pengunjung juga bisa memegang langsung hewan reptil. Salah satunya kura-kura. Anak-anak yang berani langsung masuk kandang dan dengan pantauan petugas berinteraksi langsung dengan reptil tersebut.


    Di Gembira Loka bisa juga disaksikan pertunjukan semacam sirkus binatang. Gratis. Lucu deh liatnya. Ada burung, monyet, beruang, berang-berang yang dilatih untuk melakukan atraksi tertentu.


    Mana nih yang paling cakep, hihihihihi. Para pengunjung bisa loh berfoto ria dengan aktor sirkus. Bisa milih. Bisa difotoin sama petugasnya. Untuk yang mau dikenang sama aktor sirkus bisa coba deh.

    Keliling Gembira Loka capek juga, gak kerasa perut udah keroncongan. Saatnya santap siang bersama di kebun binatang.

    Menyentuh Hati

    "Jika keluar dari hati maka masuknya juga akan ke hati". Itu sebuah kata-kata bijak yang harus diperhatikan terutama oleh para guru. Meski guru sudah memberikan berbagai macam bentuk nasehat dari yang terhalus hingga paling kasar tapi masih saja anak didik banyak yang gak nurut, bandel, tambah liar. Bahkan sebagai wujud menyerahnya guru, si anak trus dikenai cap, Anak Bandel, Anak Nakal, Anak tak Tau Diri dan sebagainya. Padahal jika menyadari lebih dalam, kunci perubahan pada anak akan terjadi manakala hatinya berhasil disentuh. Persis yang diungkap Rasul SAW dulu, hati adalah rajanya manusia.
    Sewaktu pelajaran SBK, Seni Budaya dan Kesenian. Kelas 4 pekan ini mengadakan pentas seni. Tiap anak dikelompokkan dalam grup yang harus menampilkan pertunjukan secara spontanitas. Ada yang drama, lipsync, tari dan nyanyi. Tanpa sengaja, ada satu grup yang nyanyi lagu 'Bunda' yang dinyanyikan oleh Melly Goeslow. Rupanya beberapa anak tersentuh akan lirik dan musiknya. Mereka tak kuasa untuk menahan air matanya. Yang di luar dugaan, ada anak yang biasanya cukup bandel, sering membuat ketidaktertiban, begitu mendengar lagu tersebut si anak itu langsung banjir air mata teringat bundanya. Berikut videonya,
    [youtube http://www.youtube.com/watch?v=c8MvMTTHP9k&w=420&h=315]

    Klub Guru SDIT Alam

    Untuk mengasah kemampuan dalam mengajar dan mendidik anak-anak, guru-guru SDIT Alam mengadakan klub untuk salaing berbagi ilmu dan pengalaman dalam metode penyampaian materi pembelajaran di kelas. Ada 2 klub, klub guru Eksak dan Non Eksak. Untuk Klub Eksak materi bahasan terkhusus pada mata pelajaran Matematika dan IPA. Sedangkan klub non-eksask membahas mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS. Klub ini terbentuk memang keinginan dari guru-guru untuk lebih memantapkan skill dengan sharing terutama dengan guru senior yang lebih kaya pengalaman. Untuk klub Eksak, pekan ini memasuki pekan ke-3 dalam pembahasan Matematika. Yang paling penting untuk disadari bahwa Matematika merupakan mata pelajaran khusus. Artinya, setiap jenjang berkelanjutan ke jenjang selanjutnya. Dan satu Jenjang harus dipenuhi pra-syaratnya di jenjang sebelumnya. Sebagai contoh, untuk konsep Perkalian harus mantap dulu konsep Penjumlahan. Tanpa bisa Penjumlahan, Perkalian akan sulit dipahami. Atau, Konsep Perpangkatan akan sangat mengharuskan kemantapan konsep Perkalian. Tanpa Perkalian, Perpangkatan akan sulit dipahami.

    Dalam metode penyampaian pembelajaran Matematika juga ada tahapnya. Anak tidak bisa langsung diminta mengerjakan soal tanpa harus paham konsep. Ada 4 tahap penyampaian Matematika.

    a. Apersepsi, yaitu berupa pengkondisian awal. Ice Breaking. Merupakan penyampaian sebuah kasus atau cerita yang di dalamnya mengandung konsep yang akan disampaikan. Misal, konsep Pengurangan bisa disampaiakn kisah tentang sebuah kasus kehilangan. Kisah pun sebisa mungkin dekat dengan anak. Tidak terlalu mengkhayal yang justru membuat anak butuh energi untuk memahami. Di akhir kisah, dilontarkan persoalan. Tanyakan siapa yang bisa memecahkan. Untuk kemudian masuk ke materi.

    b. Penanaman Konsep, Nah disini sudah masuk penjelasan tentang konsep yang harus dipahami siswa. Pada tahap ini WAJIB hukumnya menggunakan Alat Peraga. Karena Matematika hakekatnya adalah sebuah bahasa. Bahasa hitung. Artinya sebuah kasus bisa disingkat dengan notasi Matematika. Artinya, jika langsung masuk ke bahasa Matematika tanpa menggunakan instrumen yang ada di kehidupan nyata anak akan terputus pemahaman dengan realita. Misalnya, untuk memahamkan konsep Penambahan, sebelum menggunakan angka harus memakai benda di sekitar mereka. Kerikil atau permen. Setelah mahir menghitung, baru dibawa dalam bahasa angka dan matematika.

    c. Latihan Ketrampilan, setelah anak mantap dengan konsep baru diberi contoh sebuah soal. Pastikan anak menyelesaikan dengan benar. Variasikan bentuk soal. Pastikan anak makin mantap dengan berbagai bentuk soal.

    d. Pembinaan Ketrampilan, Di tahap ini anak baru diberi banyak soal sebagai bentuk pembinaan ketrampilan. Misal, untuk membina trampil Perkalian bisa diberi 'Sarapan Perkalian' setiap hari dengan batas waktu tertentu. Kemudian soal divariasi. Selanjutnya batas waktu semakin dikurangi, hingga anak benar-benar hafal di luar kepala.

    Selain metode penyampaian, dibahas juga permasalahan terkait bagaiamana kiat menangani siswa yang males, lemah hitung bahakan takut dengan Matematika. Oke . . . slamat ya ustadz-ustadzah makin jago dengan jurus-jurus baru. Ini nih cuplikan kegiatan klub Eksask.





    [youtube http://www.youtube.com/watch?v=zRyxVFOnc-U?rel=0&w=420&h=315]

    [youtube http://www.youtube.com/watch?v=yiUSUUrzWMo?rel=0&w=420&h=315]

    [youtube http://www.youtube.com/watch?v=saI5_EgOK1o?rel=0&w=420&h=315]

    Outing : dari Rumah Mbah Maridjan ke FKU UMY

    Mengawali program Outing semester ini, kelas 4 SDIT Alam Nurul Islam mengadakan ekspedisi ke dusun bekas erupsi Merapi. Dusun Kinahrejo Cangkringan Sleman.

    Di Kinahrejo ini, anak-anak mengadakan wawancara dengan penduduk. Tapi penduduknya gak tinggal di rumah loh. Habisnya rumah mereka udah pada hancur. Tersapu awan panas. Mereka kini tinggal di Huntara, Hunian Sementara yang dibuat oleh LSM dan pemerintah. Banyak dari mereka menjadi penjual di sepanjang jalan menuju dusun Kinahrejo, tempat tinggal mbah Maridjan. Daerah yang dulunya hijau penuh dengan pepohonan. Kini, kering dan panas berubah menjadi gurun yang tandus.

    Semua anak dikelompokkan masing-masing beranggotakan 5 orang. Setiap kelompok diberi tugas untuk mewawancarai 2 orang di sepanjang perjalanan. Wawancara terkait dengan latar belakang dan pengalaman dalam menghadapi bencana erupsi Merapi. Sebagai tanda terima kasih, tiap kelompok dipersilahkan berbelanja barang yang dijajakan oleh penduduk. Dari hasil wawancara diketahui, hampir semua penjual adalah korban erupsi Merapi. Ada beberapa yang juga kehilangan saudara, sanak-family. Rumah dan harta bendanya ludes.

    Begitu misi selesai, dilanjutin dengan perjalanan menuju rumah mbah Maridjan. Lumayan jauh sih ditambah lagi menanjak. Kalau mau gak repot ada ojek cukup bayar Rp. 10.000 sekali jalan. Tapi kita ber78 semua jalan. Meski terik matahari menyengat, hawanya seger sumilir.

    Di kanan kiri sih pemandangannya indah nian. Tapi, bagi yang kondisi tubuh kurang fit, terutama yang berbobot jumbo memang sih agak kepayahan. Motivasi yang kuat ingin melihat rumah mbah Maridjan-lah yang menjadi energi pendorong pendakian.

    Bagi yang sudah menipis bekal airnya, bisa mampir dulu di lapak-lapak penjual air mineral. Tapi ada juga loh, justru karena kebanyakan makan dan minum malah memperberat jalannya.Yah . . . .

    Alhamdulillah sampai juga. Capeknya seperti begitu saja ilang. Begitu melihat sebuah mobil APV yang sudah karatan plus penyok. Oo . . . . ini rupanya mobil wartawan dari Vivanews yang meninggal itu toh. Di depannya ada 2 sepeda motor yang sudah gak berbentuk. Di belakangnya ada tulisan dan foto para relawan dan wartawan yang menjadi korban erupsi serta proses kejadiannya.

    Berjalan ke arah timur (kiri), disitu ada semacam monumen yang di tengahnya dibangun rumah kecil. Rupanya di tempat itu adalah pas ditemukannya jenazah almarhum mbah Maridjan. Di depannya terdapat pesan-pesan mbah Maridjan yang dicetak dalam sebuah banner.

    Setelah selesai melihat-lihat, diteruskan dengan mengunjungi masjid Al Amin. Masjid dekat rumahnya mbah Maridjan yang juga hancur terkena awan panas. Tapi sekarang sudah dibangun kembali meski sederhana menggunakan bambu. Di dalam masjid anak-anak dan ustadz-ustadzah melakukan sholat ghaib untuk mensholatkan para korban erupsi Merapi. Sekaligus mendoakan mereka agar diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT.

    Agar jadi kenangan, foto bareng dulu ah. Biar semua masuk ke foto termasuk yang foto, kamera diset pake timer. Oke . . . semua bilang cheesseeeeeee . . . . Selanjutnya, perjalanan pindah ke obyek yang kedua. Yaitu, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

    Sampe di FKU UMY udah hampir sore, jadinya harus cepet-cepet biar kampus gak segera tutup. Langsung anak-anak berbaris untuk masuk ke laboratorium Anatomi FKU UMY. Wah, keren deh, masih SD bisa ngerasakin belajar bareng para mahasiswa. Mahasiswa calon dokter lagi.

    Di dalam laboratorium anak-anak dijelaskan tentang koleksi organ-organ manusia disitu. Anak-anak pada penasaran asli nggak sih yang dimasukkan dalam botol-botol. Ada ginjal, hati, tulang belulang, jantung. Bahkan yang cukup menarik perhatian anak-anak ada janin yang dimasukkan dalam botol.

    Begitu dijelaskan bahwa semua benda di laboratorium itu asli, anak-anak langsung pada kaget. Ada juga sih yang takut-takut gitu. Yang penasaran malah tambah antusias. Sebenarnya ada juga koleksi berupa mayat. Tapi tempatnya di ruang sebelah. Karena baru dipake untuk praktikum mahasiswa jadinya gak bisa masuk deh. Alhamdulillah, selesai sudah pembelajaran hari ini. Outing diakhiri dengan sholat 'Ashar di masjid KH Ahmad Dahlan.