Produksi Jamu
Masih bertemakan sekolahku, siswa kelas 3 mempelajari cara pencegahan dan menghindarkan diri dari penyakit. Setelah mengenal sumber penyakit berikut berbagai macam jenis penyakit menular, tentu lebih lengkap jika belajar pencegahannya juga. Kebetulan, kondisi cuaca akhir-akhir ini berubah-ubah. Hal itu termasuk membuat kondisi tubuh mudah terkena sakit. Buktinya, di kelas 3 B ada 9 siswa yang tidak masuk bahkan sama ustadzah Apri juga terkena sakit. Kelas 3 C ada 7 siswa yang sakit. Salah satu cara untuk pencegahan adalah melalui penambahan zat kekebalan. Biasanya berbentuk obat kimia. Tahu kan gimana efek dari zat kimia tu? Bahkan ada yang mengatakan sebenarnya pil itu sebenarnya racun. Hah ! racun ? Maksudnya? Iya, racun yang terbuat dari kimia dengan tujuan untuk menghilangkan penyakit. Jadi harus dengan ukuran yang pas. Jika berlebihan akan berakibat overdosis. Bisa mengakibatkan kematian.
Yang paling aman adalah dengan minum jamu. Karena jamu dibuat dari tumbuhan sehingga efeknya tidak berbahaya meski minum terlalu banyak. Nah, kelas 3 akan belajar membuat jamu. Ada 2 jenis yang akan dibuat. Jamu Beras Kencur dan jamu Kunir Asem. Beras kencur berwana coklat keputihan sedangkan kunir asem berwarna kuning.
Semua siswa berkumpul sesuai dengan kelompok piket. Setelah diundi, mereka mendapatkan jatah produksi jamu sendiri-sendiri. Bagi kelompok yang mendapat jatah membuat Kunir Asem, langsung mengambil bahan berupa kunyit dan asem. Untuk yang membuat Beras Kencur langsung mengambil Kencur dan Beras.
Semua bahan diparut lembut. Eit, tunggu dulu. Sebelum memarut pastikan dulu tangan dalam kondisi bersih. Jangan sampai pinginnya buat jamu malah sakit setelah diminum karena kotoran dari tangan.
Supaya rasanya tidak ampang, mentah, air perasan kemudian dimasak. Sekaligus ditambahkan pula gula sebagai pemanis rasa. Untuk beras kencur ditambahkan beras yang sudah ditumbuk sedikit.
Setelah masak bener, jamu siap diminum. Tapi tunggu dulu, nunggu adem supaya lebih nikmat. Bahkan, ada juga loh yang jual es kunir asem. Ternyata, semua anak pada suka minum jamu. Apalagi jamu hasil jerih payah sendiri. matap deh rasanya.
Wah udah siap ni kalo sampe di rumah mau buat lagi ah. Ternyata jamu itu enak gak pahit seperti yang dibayangkan banyak orang. Gimana ya supaya jamu bisa jadi minuman softdrink, trus nantinya bisa jadi trend banyak orang minum . . . . .
Yang paling aman adalah dengan minum jamu. Karena jamu dibuat dari tumbuhan sehingga efeknya tidak berbahaya meski minum terlalu banyak. Nah, kelas 3 akan belajar membuat jamu. Ada 2 jenis yang akan dibuat. Jamu Beras Kencur dan jamu Kunir Asem. Beras kencur berwana coklat keputihan sedangkan kunir asem berwarna kuning.Semua siswa berkumpul sesuai dengan kelompok piket. Setelah diundi, mereka mendapatkan jatah produksi jamu sendiri-sendiri. Bagi kelompok yang mendapat jatah membuat Kunir Asem, langsung mengambil bahan berupa kunyit dan asem. Untuk yang membuat Beras Kencur langsung mengambil Kencur dan Beras.Semua bahan diparut lembut. Eit, tunggu dulu. Sebelum memarut pastikan dulu tangan dalam kondisi bersih. Jangan sampai pinginnya buat jamu malah sakit setelah diminum karena kotoran dari tangan.Supaya rasanya tidak ampang, mentah, air perasan kemudian dimasak. Sekaligus ditambahkan pula gula sebagai pemanis rasa. Untuk beras kencur ditambahkan beras yang sudah ditumbuk sedikit.Setelah masak bener, jamu siap diminum. Tapi tunggu dulu, nunggu adem supaya lebih nikmat. Bahkan, ada juga loh yang jual es kunir asem. Ternyata, semua anak pada suka minum jamu. Apalagi jamu hasil jerih payah sendiri. matap deh rasanya.Wah udah siap ni kalo sampe di rumah mau buat lagi ah. Ternyata jamu itu enak gak pahit seperti yang dibayangkan banyak orang. Gimana ya supaya jamu bisa jadi minuman softdrink, trus nantinya bisa jadi trend banyak orang minum . . . . .
Semua siswa dikelompok-kelompokkan. Satu kelompok beranggotakan 6 - 8 orang. Satu kelompok diberi 4 buah papan kayu. Papan itu diibaratkan sebagai tempat titian untuk menyeberang sungai. Sungai yang akan diseberangi mempunyai keasaman yang tinggi. Artinya, siapapun yang terkena airnya akan tewas. Tugas tiap kelompok adalah menyeberangi sungai dengan seluruh anggota selamat dengan menggunakan papan-papan kayu itu.
Ternyata permainan jadi seru banget. Kekompakkan wajib ada. Bagi yang gak kompak pasti gagal di tengah. Dan harus mengulangi dari awal.
Kerjasama antar anggota harus trampil benar. Bagi anggota yang egois cuma mikir dirinya sendiri sudah dipastikan akan membuat kegagalan kelompok. Justru yang harus ada adalah pengorbanan. Supaya saling berempati untuk tujuan bersama.
Lihat betapa pengorbanan harus dilakukan demi keberhasilan. Dua orang harus rela kakinya diinjak seorang anggota yang menghubungkan 2 papan supaya perpindahan antar berhasil selamat. Kebayang kan bagaimana susahnya permainan ini. Permainan ini sebagai cara untuk melatih kesatuan gerak. Bagi yang masih sering egois akan kelihatan sekali. Bagi anggota yang sudah bisa saling berempati, dengan pelan dan pasti menyeberangi sungai hingga titik seberang dengan selamat.
Kali ini tema tentang alergi yang jadi pilihan. Kita bisa tahu banyak tentang penyebab terjadinya alergi. Yang paling menarik perhatian, ternyata di udara di sekitar kita ini jika dilihat mengunakan alat bantu mikroskop sungguh mengagetkan. Ada banyak benda sangat kecil beterbangan. Yang bisa masuk terhirup dan mengotori rongga hidung. Yang bikin kaget lagi ada juga hewan sangat kecil yang sering hidup di permukaan karpet, selimut ataupun alas yang sering kita pakai. Bentuknya seperti kutu tapi kecil banget. Bahkan makhluk yang lebih kecil lagi ternyata masih ada. Bakteri namanya. Mereka banyak menyebabkan terjadinya penyakit. Yang lebih kecil lagi pun masih ada, hah ! Yang bener !! Yap benar, virus namanya. Dia selalu hidup dalam sel. Termasuk menyerang bakteri untuk berkembang biak. Biasanya, virus menyebabkan penyakit menular. Seperti demam berdarah,AIDS, flu, . . . termasuk juga flu burung dan flu babi.
Untuk membuktikan keberadaan makhluk super kecil atau sering disebut dengan mikro organisme itu dilakukanlah eksperimen. Sederhana sih. Cuma pake roti tawar dan kaldu.
Nah caranya gini. Untuk roti tawar disediakan 2 lembar. Semua roti ditetesi air di bagian tengahnya. Kemudian, salah satu lembar dibungkus plastik hingga rapet benar. Yang lain dibiarkan terbuka. Kedua roti itu akan diamati perubahannya selama sepekan kedepan.
Untuk eksperimen kedua. Kaldu ayam dimasukkan dalam air kemudian dimasak hingga suhunya kurang lebih 70 derajat celcius. Jadi gak sampe mendidih. Kemudian air kaldu dituang di 2 tempat botol kaca. Satu botol ditutup dengan rapat sedangkan lainnya dibiarkan terbuka. Keduanya akan diamati perubahannya selama sepekan mendatang. Kira-kira, roti dan air kaldu yang mana ya yang akan mengalami banyak perubahan?
