2008

    Game Tema Lingkungan






    Untuk mengakhiri pembelajaran bertema Lingkungan, kelas 3 menyelenggarakan game mencari harta karun. Sebuah game besar yang bertujuan untuk mengasah tidak sekedar memahami materi, seperti denah-peta untuk pelajaran IPSnya,hitung uang untuk Matematikanya, klasifikasi makhluk hidup untuk IPAnya, Norma dan Aturan untuk PKn-nya. Seluruh anak kelas 3, A, B dan C dibagi menjadi 6 kelompok. Selain menambah ukhuwah dengan siswa kelas lain, tiap kelompok ditantang kekompakan timnya.





    Setiap kelompok ditugasi untuk memilih pemimpinnya. Membuat yel-yel sebagai identitas dan penyemangat kelompok. Di awal, ustadz Siswa dan ustadz Udin menerangkan aturan mainnya. Setiap kelompok diharuskan mematuhi setiap petunjuk yang mereka temukan. Berupa tempelan kertas. Jika di sebuah pos mereka menemukan harta karun, hanya satu jenis saja yang boleh diambil tiap kelompok. Kelompok yang menang adalah yang mampu selesai menjalani misi pertam kali. Ada dua jenis pos. Pos tanpa penjaga dan pos hanya petunjuk saja. Semua ada penugasan untuk tiap kelompok. Bagi juara pertama mendapat hadiah uang tunai 100 ribu dan satu paket snack. Juara kedua mendapat uang 75 ribu dan paket snack dan ketiga, mendapat 50 ribu dan paket snack. Melailah mereka semua berangkat . . .





    Coba kita lihat bagaimana mereka menemukan petunjuk. Eh, ternyata ada kelompok yang sudah mendapat harta karun mereka. Lihat betapa bahagianya mereka. Wah, tak sabar untuk memburu harta karun lainnya.










    Lha, lihat betapa semangatnya mereka. Dengan berbagai cara untuk mendapatkan harta karun buruannya. Eh, ternyata ada yang gak disiplin. Tidak patuh petunjuk. Malah asyik memburu harta karun saja. Lupa bahwa misi mereka bukanlah mendapatkan harta karun sebanyak-banyaknya. Tapi, menyusuri tiap pos sehingga selesai dengan cepat mengerjakan semua misi.





    Setelah finish, tiap kelompok boleh manikmati harta karunnya. Sebelum pengumuman siapa pemenangnya, ustadz Tasar mengingatkan tindakan tiap kelompok selama pelaksanaan tugas. Apakah benar banyaknya harta karun adalah kelompok yang menang . . . .





    Ustadz Siswo menegaskan kembali, bahwa kelompok yang meski banyak harta sudah dipastikan mereka terlalu asyik mencari harta. Sehingga selesainya lama. Mereka tidak taat perintah untuk mengikuti petunjuk. Tapi tergiur untuk menumpuk harta. Sehingga kelompok yang selesai duluanlah yang menang. Mereka dengan sabar meniti tiap pos tanpa tergiur adanya harta karun.

    Tukar Binder

    Begitu anak-anak menyebut permainan tren terbaru SDIT Alam. Binder, buku dengan cover keras, halamannya bisa ditambah-dikurang. Dikunci pake penjepit. Sering disebut dengan loose leaf. Halaman dengan ornamen gambar dan hiasan. Ada yang Naruto, Ben Ten, Avatar, dan tokoh-tokoh kartun lainnya.

    tukar binder

    Pada awalnya, hanya satu-dua anak yang mulai. Itu saja pake cara tukeran. Satu anak melihatkan koleksi binder kepada satu anak yang lain. Begitu juga sebaliknya. Mana yang disuka. Itu yang diminta. Jumlah yang diminta harus sama banyak yang diberikan. Yap tepat kayak jual beli jaman dulu. Barter. Tuker menukar barang.

    Tukar Binder

    Ternyata, pabrik binder juga gak ketinggalan. Mereka makin banyak membuat berbagai macam warna loose leaf. full color lagi. Dan tren ini makin menular ke kelas lain. Ke adik kelas dan kakak kelas. Yang sudah lihai tukeran makin mengembangkan tren ini dengan menggunakan sistem uang dalam bertukar binder. Wah, jaman udah berubah nih. Berkembang, dari masa barter masuk ke masa sistem uang.

    Tukar Binder

    Dan jadilah tren tukeran binder menjadi jual beli binder. Setiap anak semakin kreatif untuk memburu binder yang paling unik dan cantik. Ada yang rela membayar tinggi untuk binder favorit. Meski pasaran  ramai, besaran uang masih terkendali. Maksimal Rp. 1000 per lembar untuk loose leaf dengan gambar terindah.

    Tukar Binder

    Ada yang mau ngikut tren ini. Makin kreatif lagi kalo kamu buat bindermu sendiri. Jika perlu dilukis sendiri. Kan jadi limited edition, artinya edisi terbatas. Wah bakal mahal tu binder kamu.

    Qurban : Lebih Dekat

    Kita Dekat Sama Alloh SWT


    allah
    Inna a’thoina kal kautsar. Fasholli lirobbika wanhar. Innasyaani akahuwal abtar”. “Sungguh, Kami (Alloh) telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka bersholat karena Tuhanmu dan berqurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Alloh).Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Alloh).

    Taat itu memang indah kan. Coba bayangkan bagaimana dahulu qurban nabi Ibrahim sama nabi Ismail dan juga dilakukan nabi Muhammad itu masih saja dilakukan hingga sekarang. Semua muslim di dunia. Tanpa melihat warna kulit, rambut, bahasa, bangsa. Karena hanya ada satu, KETAATAN. Taat yang akan mendekatkan diri kita kepada Alloh.

    Kakak Kelas Dekat Sama Adik Kelas


    senior-junior01
    senior-junior02

    Biasanya di sekolah tu ada senior atau kakak kelas dan junior, adik kelas. Biasanya juga yang junior tu harus taat, tunduk sama senior. Makanya ada perploncoan. Adik kelas dikerjain sewaktu masuk sekolah pertama kali. Alhamdulillah, di SDIT Alam gak sampai ada seperti itu. Yang ada, senior justru harus ngemong sama juniornya. Sebaliknya junior menghormati seniornya. Eh, tapi mereka tidak sebut senior-junior ding . . . Sudah tentu, qurban akan semakin mengeratkan kedekatan antara kakak kelas dan adik kelas.

    Siswa Dekat Sama Kambing

    anak-kambing

    anak-kambing02

    anak-kambing03

    Terlalu sering siswa belajar dengan benda yang tidak nyata. Melihat gambar meski full color dengan menyentuh langsung bendanya sangatlah beda. Jauh lagi. Apalagi bagi siswa yang tinggalnya di kompleks perumahan. Di perkotaan. Untuk ketemu kambing langsung sampai nyentuh saja jarang. Qurban membuka kelas khusus. Kelas untuk mengenal perilaku, makanan, anatomi, kerangka, harga kulit, cara menguliti, mengiris daging, bau khas, kotoran KAMBING.

    Siswa Dekat Sama Ustadz-Ustadzah


    guru-siswa01
    guru-siswa02

    guru-siswa03

    guru-siswa

    Saat di kelas tentu ustadz ya ngajar, sedangkan siswa diajar. Meski bisa dekat tapi masih aja ada beda peran. Lihat saja, dari seragamnya, dari ruangannya, dari alat tulisnya, dari snacknya. Beda deh. Lha, pas qurban ini, semua beda tadi tiba-tiba gak ada. Coba aja, sama-sama nguliti kambing. Sama-sama ngiris daging. Sama-sama cuci jerohan. Sama-sama bagi daging qurban. Sambil ngobrol, bergurau hingga tak sadar kalo masing-masing itu adalah siswa dan ustadz.

    Ustadz-Ustadzah Dekat Sama Orang Tua Wali


    ortu-guru
    Sama-sama sebagai orang tua siswa. Orang tua kalo di rumah. Pas di sekolah, orang tuanya ya ustadz. Sangat tentu ada kesulitan untuk menjadi dekat. Memang sih ada beberapa orang tua yang aktif. Sewaktu jemput siswa langsung ngobrol sama ustadz ato ustdzah. Tapi gak enak juga kan lama-lama. Atau ada yang nyempatin nelpon or SMS. Belum juga merasa dekat. Alhamdulillah, qurban membuka peluang. Orang tua dan ustadz sambil sibuk menggarap kambing, sangat nyantai untuk berkomunikasi. Ngobrol, curhat, usul bahkan pujian (alhamdulillah . . .)

    SDIT Alam Dekat Sama Masyarakat


    sdit-masy01
    sdit-masy02

    sdit-masy03

    Biasanya nih kalo pas musim hari raya Idul Fitri sama Idul Adha tu berita di TV pasti sama. Menyedihkan. Banyak warga yang antri berdesak-desakan hingga saling injak untuk mendapat zakat atau daging qurban. Sungguh memprihatinkan. Supaya kejadian serupa tidak terjadi. Sekaligus silaturrahmi dijunjung tinggi. Siswa dan ustadz-ustadzah membagikan langsung ke rumah-rumah warga sekitar. Kita kan bisa lebih tahu kondisi warga yang akan dibagi daging qurban. Nggak usah heran ada daftar nama warga sewaktu dicari, rumahnya tu ternyata dua lantai. Kaya deh. Wah harus dibatalkan nih. Diganti dengan warga lain. Yang lebih membutuhkan.




    Wahana Baru : Wall Climbing

    Eh, ada kabar baru nih. Di SDIT Alam ada wahana permainan outbound baru. Wah, apaan tuh ? Itu tu Wall Climbing atau Panjat Dinding. eh, udah pernah nonton film Vertical Limit belom? Film lagi- film lagi. Wah si Admin ni emang doyan nonton film.

    vertical_limit_ver1

    Itu, film yang menceriterakan keluarga pendaki gunung profesional. Kalo lihat wahana baru ni jadi inget film itu. Seru lho filmnya. Sangat menyentuh. Saat sebuah adegan seorang ayah yang menyuruh untuk memotong tali penyelamatnya agar kaitan paling atas bisa menopang kedua anaknya. Film dengan lokasi di pegunungan Himalaya, tempat bergengsi yang menjadi tujuan penaklukan para pendaki dunia. Di film itu ada juga lho pendaki muslimnya. Saat mendaki di atas Himalaya dilihatkan adegan sholat yang tidak dilupakan meski kondisi yang sangat payah. Stop disini ulasan filmya.

    dsc_7394

    Lha tentang wahana baru itu. Memang sengaja dibuat untuk melatih mental dan skill dalam memanjat dinding. Meski terbuat dari bahan sederhana, jalur setinggi kurang lebih 8 meter itu rencananya nanti akan dikembangkan untuk track dengan tingkat kesulitan yang lebih rumit. Wah ditanggung makin asyik deh. Makin banyak mainan di SDIT Alam Nurul Islam . . .

    dsc_7397

    TKM (Tes Kendali Mutu)

    Sekarang ini ada nama baru lagi yang harus dikenal. Untuk menyebut istilah tes semester. TKM, Tes Kendali Mutu. Wah terdengar keren ya. Namun nama terkadang tidak cukup mewakili isinya. Buktinya, meskipun diganti nama, tetep evaluasi pembelajaran semester tidak beda dengan yang sudah-sudah. Padahal semua sepakat bahwa KTSP sudah berlaku. Artinya setiap sekolah punya otoritas menyusun kurikulum sendiri. Termasuk di dalamnya cara mengevaluasinya. Tapi, mengapa penyeragaman cara evaluasi masih harus diwajibkan. Padahal sudah jelas bentuk kurikulumnya beda. Apalagi, dalam konsep KTSP evaluasi tidak melulu kognitif. Hanya tes tulis semata. Tapi ada unjuk kerja, penampilan, dll.

    Mengkritik, menggerutu saja bukanlah solusi cerdas. SDIT Alam yang resmi menjadi anggota unit pendidikan yang tercatat di Diknas tidak lantas mengamini 100%. Pun juga tidak kemudian menolak habis-habisan. Sebagai terobosannya, tes evaluasi dipake jalan tengah. Artinya, evaluasi Diknas masih diakomodasi sebagai alat banding, kemudian evaluasi model baru dilahirkan. Untuk materi yang harus dilihat unjuk kerjanya, penampilan, ya harus ada evaluasi prakteknya. Seperti Sains, Bahasa, Ketrampilan, Agama.

    Untuk pembelajaran Sains misalnya. Tidak hanya fakta Sains saja yang akan menjadi hasil dari pembelajaran siswa. Seperti yang selama ini terjadi. Tapi, paradigma, sikap dan ketrampilan ilmiah juga harus menyertai. Sehingga siswa tidak semata menjadi mesin penghafal fakta-fakta sains.

    dsc_7450

    dsc_7452

    Untuk evaluasi sains, SDIT Alam menyelenggarakan dalam bentuk praktek. Seperti yang dilakukan oleh beberapa kelas. Kelas satu, untuk menanamkan sikap bersih diri, mengenalkan tabiat dari mikrobia yang merugikan manusia, setiap anak diminta menunjukkan praktek mencuci tangan yang benar. Kemudian dilanjutkan dengan kemampuan identifikasi mereka terhadap benda-benda sekitar.

    dsc_7460

    Untuk mengenal tentang biji-bijian, siswa kelas 2 harus mengenal benar ciri khas setiap biji. Dari bentuk, warna, kontour, hingga bau. Keharusan mengamati langsung menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan.

    dsc_7457

    dsc_7465

    Kelas Tiga, semester ini mempelajari masalah Makhluk Hidup. Termasuk didalamnya klasifikasi makhluk hidup. Serta mengenal zat aditif dan pengaruhnya bagi pertumbuhan Manusia sebagai makhluk hidup. Untuk menguji kemampuan Taksonomi siswa mereka diminta mengelompokkan hewan berdasar pengamatan gambar sesuai dengan keluarga hewan tersebut. Selanjutnya, mereka diuji kemampuan identifikasi bahan kimia dengan menggunakan indera baik penciuman, perasa dan pengecap untuk mengenal zat aditif dan pengaruhnya bagi makanan.

    dsc_7473

    dsc_7474

    Kelas Enam, dengan pembelajaran yang sudah mulai kompleks. Mereka diminta menerangkan tentang sistem organ perkembangbiakan manusia. Melalui sebuah gambar. Sekaligus setelah itu mereka diminta untuk menerangkan tentang bagian-bagian bunga dengan obyek langsung.

    Dengan pengamatan obyek langsung, akan teramati bagaimana Sains itu diserap oleh siswa. Sehingga tidak sebatas terbangunnya pengetahuan namun jauh mendalam menjadi sikap dan perilaku yang ilmiah. Yach, idealnya seorang anak yang sudah menjiwai sains itu akan tumbuh sikap skeptisnya. Tidak serta merta rela menerima sebuah pengetahuan tanpa diuji dahulu hingga muncul pembuktiannya. Atawa tidak heran munculnya kearifan sikap anak terhadap alam sehingga langsung cerewet manakala melihat ada orang yang boros menggunakan air. Atau membuang sampah sembarangan. Bahkan tidak tinggal diam melihat aktivitas yang sudah terbukti berbahaya (bahkan keluar langsung dari pabrik pembuatnya) tapi masih banyak orang melakukannya. Yaitu Merokok . . . .

    Bullying . . . Apaan tuh ?

    Beberapa pekan ini SDIT Alam mendapat kehormatan dijadikan obyek penelitian oleh mahasiswa Magister Profesi Psikologi UGM bidang Pendidikan. Mereka mau neliti tentang Bullying. Wah apaan ya Bullying itu. Kalo denger kata Bully jadi inget sama film Ant Bully.

    ant-bully-1

    Itu tu film seorang anak kecil yang gangguin koloni semut gara-gara ia selalu diganggu oleh temannya yang mempunyai fisik lebih gede dan lebih kuat. Tapi ternyata si anak itu kemudian disihir oleh salah satu semut prajurit sehingga tubuhnya mengecil sebesar semut. Semua semut ramai ingin memangsanya. Tapi sang ratu semut memutuskan agar si anak dididik agar hidup seperti semut. Akhir cerita, si anak bisa hidup seperti semut. Termasuk jalan di dinding tanpa jatuh. Bahkan ia ikut serta dalam menggagalkan seorang pembasmi serangga yang akan memusnahkan koloni semut. Gitu ceritanya . . .

    dsc_7384
    Trus, yang dimaksud Bullying tadi apa . . . Kata seorang ahli psikologi, Bullying itu adalah salah satu perilaku agresif dengan kekuatan yang dominan pada pelaku yang dilakukan secara berulang-ulang bertujuan untuk mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah. Tu kan. Sama kan yang dilakukan si anak tadi ke koloni semut. Karena si anak merasa lebih kuat dibanding dengan koloni semut yang lebih kecil dan lebih lemah. Ternyata perilaku ini banyak dijumpai di sekolah. Baik SD maupun hingga SMU.

    Lalu, bentuk Bullying tu gimana sih? Ternyata ada yang fisik seperti memukul, meninju, mencuri, merusak. Bentuk verbal seperti menghina, mencemooh. Bentuk Psikologis seperti nyebar berita bohong, fitnah. Biasanya pelaku bullying itu di tempat yang jauh dari pengawasan orang dewasa. Di kamar mandi, lorong, tempat bermain.

    dsc_7385

    Trus tanda-tanda anak yang menjadi korban Bullying tu gimana? Anak korban Bullying akan berubah. Prestasinya turun, minder, takut, cemas, paling parah anak mogok sekolah. Dahsyatnya lagi, jika pelaku Bullying tidak diketahui dan terus-terusan, akan berakibat sebagai bibit Kriminalitas di masa dewasanya. Ternyata, para pelaku kriminal termasuk pencuri, perampok, copet, itu jika dirunut semasa kecilnya mempunyai kebiasaan untuk jail dengan teman yang lebih lemah darinya. Jadi, Bapak-Ibu Guru, Ustadz-ustadzah dan Bapa-Ibu orang tua wali siswa mulailah untuk mengenali gejala Bullying, supaya masa depan anak-anak menjadi baik. Tidak menjadi seorang yang minder, tertutup atau sebaliknya, menjadi penjahat yang bringas . . . .

    Cegah Global Warming

    Masih di tema Lingkungan. Selain masalah sampah yang sering mengganggu lingkungan, ada masalah lebih besar lagi yang mengancam bumi ini. Lingkungan tempat kita berpijak. Rumah tempat milyaran manusia hidup. Pemanasan Global atau istilah kerennya Global Warming (bukan global warning lho). Makhluk gerangan apakah itu ? Ternyata suhu di bumi sekarang ini mengalami kenaikan yang dahsyat. Wah jangan asal menyebar isu, mana buktinya ?

    59ge

    gambar di atas diambil dari www.masihjniespnya.wordpress.com perbandingan foto dua gunung di tahun 1985 dan 2002. terlihat salju yang menutupi puncak gunung hilang mencair. Hal itu terjadi tidak lain disebabkan oleh menaiknya suhu bumi. Lho kok bisa ? Ya iyalah, begini ceritanya . . . .

    482821180_45e62ebfdd

    Panas matahari yang mengenai bumi itu dipantulkan kembali ke atas. Panas itu harusnya bisa lolos ke udara bebas, tapi ternyata tertahan oleh awan dan gas CO2 yang mengelilingi bumi. Terus panas tadi malah memenuhi bumi. Jadilah bumi semakin panas. Panas semakin tertahan karena jumlah gas CO2 atau karbondioksida semakin banyak. Lho emangnya siap sih biang keladinya ?

    global-issues-warming-400a042007Segala kegiatan yang menghasilkan asap dari pembakaran menyumbang peran dalam menambah banyaknya gas CO2. Pabrik, asap kendaraan, pembakaran sampah, dll. Bahkan yang perlu diperhatikan lagi pada kegiatan peternakan. Lho kok bisa ? Iya, sebab peternakan hewan akan banyak membutuhkan energi, mulai dari kandang, penerangan, pengolahan makanannya, pengangkutan bahkan dari kotorannya menghasilkan gas NO (Nitrogen Oksida) yang lebih dahsyat menyebabkan global warming dibandingkan CO2.

    Oleh karena itu salah satu solusinya adalah mengganti gaya hidup makan sayuran harus lebih digalakkan. Menjadi kaum vegetarian gitu. Nah, siswa SDIT Alam tak mau ketinggalan. Dalam berkampanye makan sayuran, mereka belajar masak berbahan baku dari sayuran. Paling mudahnya buat gado-gado. Apalagi ternyata ada beberapa anak yang memang tidak suka sayuran.

    global01-copy

    Anak-anak ditugasi membawa berjenis sayuran. Bayam, tauge, kacang panjang. Selain itu dilengkapi dengan bahan non hewani lainnya. Tempe dan tahu. Yang butuh dilakukan pertama kali adalah kegiatan memotong sayuran. Menjadi potongan kecil-kecil supaya rebusan cepat matang. Setiap kelompok kompak untuk merasakan pengalaman memotng sayur. Habisnya selama ini belum sempat diberi kesempatan sih. Paling tugasnya cuma diminta beli sayur, tahu-tahu dah tersedia manis siap santap di meja makan. Jadi gak tahu proses masaknya.

    global02
    Saking semangatnya, suasana kelas berubah wujud. Seperti saat pasar sayuran sedang mulai kegiatan. Di sana sini berhmabur potongan sayuran. Ah, gak pa-pa. Ya kalau mau Belajar ya gak masalah Kotor kan, bukan nirukan iklan sebuah produk detergent lho. Tapi penasarannya itu lho, membuat semangat anak untuk menyelesaikan kerjaan potong memotong sayuran.


    global03Nah, begitu selesai memotong. Kerjaan berikutnya adalah merebus sayuran. Sebenarnya cara ini kurang bagus sebab berakibat banyaknya vitamin terutama C yang larut di air. Tapi ya karena waktu terbatas ya bagaimana lagi. Tiap kelompok antri merebus, karena kompor yang disediakan cuma ada 2 buah. Ternyata tiap jenis sayuran memakan waktu berbeda untuk marang benar. Untuk sayuran yang berlapis tipis seperti bayam lebih cepat, sedangkan yang tebal seperti kacang panjang agak cukup lama agar menjadi empuk. Yah, jadi kacang panjang dulu yang masuk kemudian bayam menyusul sebentar saja perebusannya.

    global04Nah, setelah semua bahan matang. Tinggal diracik serta ditambahkan bumbu cairnya. Juga dibuat dari bahan tetumbuhan, bukan hewan. Eh, tapi kok itu ada telurnya ya. Telur kan hasil dari hewan, gimana itu ? Ups, iya ya, ya yang namanya gado-gado, kalau tanpa telur serasa kurang lengkap. Tapi, gak salah nanti kreasi gado-gado terbaru murni mengurangi bahaya Global Warming, alias murni dari tetumbuhan. Ayo, siapa berani menerima tantangan ini  . . . .

    Recycling [Daur Ulang]

    Ganti tema, itu adalah saat yang mengayikkan. Mengapa ? Ibarat baca buku novel berseri, Laskar pelangi misalnya. Seperti ganti sequel. Habis baca sequel pertama ‘Laskar Pelangi’ berlanjut ke sequel kedua, ‘Edensor’. Atau seperti liat film Harry Potter. Setelah melihat ‘Philosopher’s Stone’ berlanjut ke sequel ‘Chamber of Secrets’ dan seterusnya.


    Tentang film, anak-anak diawali melihat film ‘Idiocracy’. Sebuah film komedi yang bercerita tentang betapa semakin lama nanti manusia akan semakin turun tingkat kecerdasannya. Lho kok bisa ? Sebab orang-orang malas dan bodoh yang semakin mempunyai anak. Banyak lagi. Sedangkan, orang-orang cerdas, seperti para peneliti, ilmuwan, tidak mau mempunyai anak. Takut mengganggu karirnya. Karena kecerdasan manusia turun berakibat pada perilakunya. Termasuk kepada sampah. Digambarkan betapa orang jaman depan sangat jorok. Rumahnya penuh sampah, bahakn rumah sakit pun. Hingga sampah menumpuk setinggi gunung yang berakibat adanya longsor sampah besar-besaran. Anak-anak terkesima. Karena kemalasan bisa berakibat kebodohan. Temasuk perilaku bodoh terhadap sampah.

    Untuk melawan kemalasan terhadap sampah, anak-anak belajar tentang Recycling. Daur ulang sampah. Ternyata sampah yang ada di sekitar kita itu bisa dipilah dan dipilih. Untuk dijadikan barang yang bernilai kembali. Tidak dibiarkan mengonggok mengotori pemandangan dan lingkungan. Mengundang bibit penyakit untuk berpesta pora. Sangat tentu, tidak semua sampah bisa didaur ulang. Sehingga pemilihan dan pemilahan menjalankan perannya. Untuk sampah kertas bisa didaur ulang menjadi kertas kembali. Ataupun hiasan yang bahannya dari bubur kertas. Caranya ?


    Pertama, Kertas bekas disobek-sobek dan direndam selama semalam. Setelah jenuh, koran dengan air diblender hingga menjadi bubur halus.


    Begitu menjadi bubur, kemudian dimasak diatas api hingga mendidih. Masukkan ke dalamnya lem kayu sebagai perekat partikel kertas.



    Begitu sudah menyatu, jika dibuat kertas kemudian dimasukkan ke dalam ember besar untuk kemudian diencerkan dengan air.


    Kalo mau dibuat cetakan tidak usah diencerkan tapi bubur itu dijadikan sebagai bahan cetakan. Setelah encer, larutan bubur tadi kemudian dituang ke dalam saringan lembut. Endapan kertas tersaring di atas saringan untuk kemudian dikeringkan. Begitu kering jadilah kertas bekas yang bermotif untuk dijadikan sebagai bahan hiasan.


    Untuk sampah bungkus plastik bisa didaur ulang sebagai penghias tas. Bungkus bisa diambil dari berbagai produk. Sabun, permen, mie instan, dan lain-lain. Lihat saja hasilnya, menarik bukan.


    Tertarik untuk menjadi pendaur ulang. Menjadi orang yang peduli sampah. Peduli dengan Bumi. Tempat tinggal ternyaman di planet ini . . .

    Outing Tema Perjuangan dan Makhluk Hidup

    Mengakhiri tema Perjuangan dan Makhluk Hidup, kelas 3 A, B dan C bersama mejalani program outing. Obyeknya, pertama di benteng Vredeburg (moga bener ya tulisannya), terus ke laboratorium Silvikultur UGM (tempat pembuatan bibit pohon) terakhir acara santainya mancing bareng di pemancingan ’Moro Kangen’ di daerah Babarsari.


    Seperti biasa sebelum berangkat kumpul untuk menerima penjelasan. Ust. Siswo memberikan peringatan, bagi yang ketahuan jajan melebihi 20 ribu akan ditinggal pulang. Wah, disiplin banget seperti tentara. Lha iya harus, lho kita kan mau ke benteng Vredeburg. Merasakan dahulu sewaktu perjuangan belum ada tentara. Semua rakyat menjadi tentara.


    Pilihan benteng Vredeburg sangatlah tepat. Habis bangunan kunonya itu lho bikin inget jaman dahulu pas Jogja dijadikan ibukota. Bayangkan ibukota Negara . . . Didukung dengan diorama (ruangan tiga dimensi) menambah mantep ikut merasakan heroiknya perjuangan para pejuang. Pertama masuk dikira masih tutup, jam menunjuk pukul 08.00. Wah, kita keliling dulu deh. Naik di atas benteng. Eh ternyata begitu melongok kearah timur bisa kita liat dengan jelas kompleks Taman Pintar. Di atas situ juga ada tempat pengintaian untuk membidik musuh, sekaligus tempat penjagaan yang ditinggali penjaga siap mengawasi dari atas benteng. Adakah musuh yang menyerang.


    Begitu masuk ke dalam satu persatu foto hitam putih menghiasi dinding ruang. Banyak foto yang menggambarkan Jogja tempo dulu. Selain tempat, setiap peristiwa juga diabadikan melalui foto. Setiap anak khusuk menulis setiap peristiwa. Siapa tokohnya, dimana tempat serta tahun berapa terjadi.


    Ck . .ck . .ck . . tidak mengira, ternyata Jogja kita ini dahulunya punya peran sangat penting dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Seperti kata-kata bung Karno ini : “Jogjakarta menjadi termasyhur oleh karena jiwa kemerdekaanya, Hidupkanlah terus jiwakemerdekaan itu!”


    Setelah melihat dokumentasi foto, masuklah ke ruang diorama. Sungguh canggih ya, dari foto bisa diubah menjadi gambar tiga dimensi.


    Pas kita liat-liat, eh ada mas-mas yang sedang membuat sebuah diorama. O, jadi begitu ya buatnya. Pake seperti semen tapi warnanya putih. Semua dibuat kecil. Mulai rumah, orang, mobil. Eh, ternyata bukunya dibuat dari bungkus korek lho. Tu keliatan bekasnya.


    Saking panjangnya ruang diorama yang harus diliat, beberapa anak sudah keliatan capek. Sambil tiduran dilantai ada yang mengerjakan worksheet, ada yang santai dulu istirahat.



    Puas di Vredeburg, dilanjutkan menuju UGM. Tepatnya di laboratorium Silvikultur fakultas Kehutanan. Sesuai dengan namanya, lokasinya ditumbuhi dengan berbagai pohon yang tinggi. Seperti hutan. Tapi kecil. Di sana sudah disambut oleh mbak Winda. Kita diajak di gedung lantai 3 untuk mengikuti kuliah. Wah, baru kali ini ya anak SD mengikuti kuliah. Di UGM lagi.


    Disini mbak Winda menerangkan proses terjadinya pohon semenjak dari biji. Sekarang jadi tahu, ternyata tidak setiap pohon harus dimulai dengan biji. Anak-anak mulai tidak sabar untuk melihat-lihat laboratorium. Segera seluruh anak diajak untuk praktek membuat benih. Setiap anak dibagikan 2 buah polybag (kantong plastik warna hitam tempat menyemai tanaman).


    Polybag itu diisikan tanah sampai penuh. Stelah disiram air, polibag pertama ditanam bibit pohon, polybag lainnya ditanam biji. Wah pada antusias ya nanamnya. Berebut untuk mendapat yang pertama.


    Untuk mengenal nama pohon, satu per satu mbak Winda mengenalkan nama pohon. Eh, ada nama latinnya lho. Seperti Melinjo, nama latinnya Gnetum gnemon. Canggih ya. Sebenarnya masih ingin mengenal pohon lainnya. Waktu semakin mendekat Dhuhur.


    Perjalanan berlanjut menuju Moro Kangen. Waktunya mancing bareng. Tiba di lokasi Dhuhur tiba.


    Kita langsung ambil air wudhu dan sholat berjama’ah. Tidak ditunda lagi, begitu selesai langsung mengeluarkan senjata sendiri-sendiri. Satu paket alat pancing lengkap. Di sana juga meminjamkan pancingan gratis. Yang bayar umpannya. Untuk umpan pellet 1000, untuk cacing 2000 per bungkusnya.



    Mulailah masing-masing dengan gaya yang disuka. Ada yang pilih menyendiri, ada yang rame-rame. Puas banget deh mendapat ikan pertama. Yang belum dapat masih memelihara kesabaran.


    Yang tidak sabar, akhirnya mengharuskan ustadz Siswo turun kolam. Bukan untuk memancing. Tapi, dengan bersenjatakan jaring, menangkap ikan yang tidak berhasil terpancing. Suasana jadi riuh melihat ustadz Siswo heroik menangkap ikan.


    Ikan bakar telah matang. Bersantap dengan perut lapar memang sangat lezat. Semua menyantap lahap. Tak satupun anak yang makan bersisa, bahkan nambah, ada yang tiga kali lagi. Wah-wah bener-bener lapar ni anak.


    Begitulah pembelajaran outing kali ini, untuk kemudian menuju ke tema pembelajaran selanjutnya yaitu tema sekolahku. Doakan ya di tema muncul banyak kejutan membersamai belajar di semester ini.