Februari 2016

    Outbound Versi Februari 2016

    Pekan kedua Februari ini jadwal outbound. Dimulai dari kelas atas, 4 - 6 masing-masing kelas membuat konsep outboundnya sendiri-sendiri. Seperti kelas 5 dikarenakan tema pembelajaran yang dijalani adalah 'Cahaya' maka rangkaian permainan outbound pun tidak lepas dari tema pembelajaran tersebut. Meski tetap dengan mata acara outbound yang sama bisa jadi muatan materinya bisa berbeda. 
    Setelah pemanasan untuk mengkondisikan sendi dan tulang supaya tidak keseleo dan cedera selama outbound. Pemanasan dilakukan secara bersama-sama menggunakan senam bergenre aerobik. Salah satu pos outbound kali ini adalah Susur Labirin. Setiap siswa dengan mata tertutup menggunakan sapu tangan diharuskan menyusuri track labirin yang terbuat dari patok bambu dan tali rafia. Sewaktu menyusuri labirin siswa dipandu teman lainnya dengan petunjuk lisan. Koordinasi tubuh, kepercayaan, dan respon instruksi menjadi kemampuan yang harus dimiliki supaya sukses menempuh track labirin. Siswa dikatakan gagal manakala menyentuh batas track dan diberi kesempatan sebanyak 3 kali.
    Pos berikut adalah Pesan Terbalik. Setiap siswa dengan kelompoknya diharuskan untuk membaca pesan yang ditulis secara terbalik. Permainan ini mengandung materi pencerminan sesuai dengan tema pembelajaran 'Cahaya'. Cermin sebagai benda bening akan memantulkan cahaya namun dengan posisi terbalik. Dengan membaca pesan menggunakan cermin maka tulisan pesan tersebut di dalam cermin akan kelihatan normal sehingga lebih mudah untuk dibaca.

    Untuk high impact kali ini adalah Rakit Keseimbangan. Setiap pasangan siswa diminta untuk merakit dengan posisi, seorang sebagai pengemudi dengan menarik tali. Satunya sebagai penumpang diharuskan berdiri. Pengemudi harus mengerti benar dalam menjalankan rakit, mana yang berarus besar mana yang tidak. Sehingga penumpang bisa dengan nyaman berdiri menumpang selama perjalanan rakit.
    Bagi pasangan yang koordinasinya kurang harmoni akan berakibat pada musibah selama perjalanan. Antara pengemudi dan penumpang akan terjerembab masuk ke sungai dan gagallah rakit tersebut. Di permainan high impact ini andrenalin dipacu supaya muncul keberanian dalam mengambil resiko. Selain mereka tidak melakukan sendiri karena harus kerjasama dengan pasangan, maka rasa egois akan dikikis dengan menjalani permainan ini.



    Outing Kelas 4 : Gedung DPRD DIY dan Pasar Beringharjo

    Mengangkat tema pembelajaran 'Sang Pemimpin' dan 'Kerjasama' kelas 4 SDIT Alam Nurul Islam menutup rangkaiannya dengan melakukan outing. Outing kali ini akan mengambil obyek di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I DIY dan ke pasar Beringharjo. Di kelas 4 siswa mempelajari materi ketatanegaraan di pelajaran PKn. Untuk materi ini memang dikenal cukup berat karena mau tidak mau siswa diharuskan menghafal. Padahal target pembelajaran bukan semata tahu tapi juga paham. Sehingga untuk materi tata negara yang mempelajari fungsi pemerintahan eksekutif dan legislatif pada level daerah (propinsi dan kabupaten) dipilihlah metode simulasi. Di awal tema kelas 4 mengadakan simulasi pemilihan presiden dengan prosesinya pembentukan partai politik. Partai politik melakukan kampanye supaya dikenal masyarakat untukkemudian menjatuhkan pilihan wakilnya dari tiap partai di Pemilu.
     Siswa yang lolos terpilih menjadi pejabat baik, presiden maupun anggota legislatif memakai pakaian yang menunjukkan pejabat negara. Beberapa pejabat pembantu seperti menteri juga dipilih untuk membantu tugas presiden, meski dengan nomenklatur atau istilah yang berbeda disesuaikan dengan kondisi. Sehingga konsep tata negara tidak sebatas hafalan saja namun tersimulasi setiap hari sekaligus dijalani dalam mengelola ketertiban siswa di kelas. Nah, untuk lebih riil lagi, kali ini outing dipilih gedung DPRD tingkat I supaya semua siswa menjadi lebih kongkrit memahami konsep ketatanegaraan. Tidak hanya sebatas membayang-bayangkan saja.
    Di gedung DPRD I DIY, anak-anak diterima langsung di ruang audiensi. Anak-anak mendapatkan penjelasan tentang tugas dan kegiatan yang dilakukan oleh para anggota dewan dan kegiatan DPRD I. Selain secara informasi langsung dari narasumber, mereka juga bisa secara langsung menginderai, meraba, membaui langsung suasana gedung DPRD I. Tentu hadir langsung sangat memberikan pengalaman dan sensasi lebih dibanding hanya melihat gambar bahkan full color sekalipun.
    Apalagi bisa berfoto bareng dengan anggota dewannya, pasti sensasinya berbeda. Di akhir kunjungan siswa bisa berkesempatan berfoto bareng dengan wakil ketua DPRD I DIY Bapak Arif Noor Hartanto, SIP. Seperti ini jadi ikut bisa ngrasakan gimana orang-orang yang melakukan apapun demi bisa menghadiri konser untuk ketemu fans pujaannya. Meski mahalnya tiket, desak-desakan dengan banyak orang, seperti ada energi yang memberikan tenaga manakala bisa ikut menyaksikan dibandingkan hanya sebatas mendengarkan dari mp3 maupun baca gosipnya di majalah.
    Setelah selesai acara di gedung DPRD I DIY, perjalanan berlanjut ke lokasi pasar terbesar di Jogja, yaitu pasar Beringharjo. Di Beringharjo, anak-anak akan mengadakan survei dan wawancara kepada para pedagang untuk memahami bagaimana proses dagang yang dilakukan.
    Anak-anak secara kelompok dibagi area untuk menjumpai pedagang dan wawancara. Selain menanyakan identitas, mereka diminta untuk menggali bagaimana proses jualannya dilakukan. Berapa modal yang disiapkan setiap hari, mendapatkan barang dagangan, mulai jualannya hingga berapa untung yang didapat. 
    Dengan wawancara tersebut bukan semata anak mendapatkan informasi tapi secara mendalam mereka jadi 'dipaksa' untuk ikut merasakan dengan menyaksikan kondisi langsung, bisa jadi menyentuh tangan dengan bersalaman, mencium bau pasar, riuhnya suasana pasar yang akan memunculkan sensasi pada diri anak. Tentu kepedulian dan yang lebih penting semangat wirausaha bisa terimbaskan pada diri anak sehingga setelah bertemu para pedagang muncul tekad untuk mempunyai mindset dan semangat yang sama, meski tidak harus jadi pedagang di pasar.
    Tak lupa ucapan terima kasih setelah wawancara selesai, Respon yang sangat baik dari para ibu-ibu pedagang ditemui oleh para pelajar SD yang mewawancarainya. Memang belajar langsung melakukan itu sangat kaya informasi dan pengalaman.

    Sekolah Alam Nurul Islam di Konferensi ISGA Lund Swedia


    Beginilah tampak laman depan situs www.greengrounds.se media informasi pelaksanaan Konferensi International School Grounds Alliance (ISGA) yang ke-5 pada 11 - 14 September 2016 nanti. Konferensi ke-5 ini akan dilaksanakan di kota Lund Swedia setelah konferensi yang ke-4 dilaksanakan di Bali, Indonesia. Pada konferensi kali ini, Sekolah Alam Nurul Islam kembali diundang untuk hadir dan melakukan presentasi terkait dengan konsep dan program pembelajaran yang tentunya senapas dengan yang diserukan oleh ISGA. Yaitu pembelajaran yang menggunakan school grounds atau pembelajaran di luar kelas. Yang akan hadir mewakili Sekolah Alam Nurul Islam, sekaligus wakil dari Indonesia adalah Muhammad Ariefuddin. Tampak foto profil para pembicara sudah dipublis berikut detail acaranya. Pembicara dari Indonesia diletakkan di posisi kanan atas. 
    Konferensi kali ini akan mengangkat topik Green Grounds for Health and Learning, Halaman yang hijau untuk kesehatan dan pembelajaran. Yang akan hadir nantinya adalah para Arsitek, Desain arsitek, peneliti, guru, akademisi dari seluruh dunia. Sebagai rangkaian konferensi, di hari terakhir akan diadakan tour untuk mengunjungi sekolah dan fasilitas umum di Lund yang sudah memberlakukan regulasi pemerintah untuk menggunakan lahan publik untuk media pembelajaran anak.

    Pembelajaran Tema Teknologi Kelas 5

    Memasuki semester 2 ini, kelas 5 sudah merencanakan beberapa tema pembelajaran. Tema yang diramu sendiri dari kurikulum 2006 ini untuk melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Tema pembelajaran yang akan dilakukan adalah Teknologi. Dengan basis mata pelajaran IPA mengangkat materi gaya dan pesawat sederhana. Dari perencanaan satu bulan pelaksanaan, tema ini mempunyai proyek pembuatan teknologi sederhana untuk mengatasi permasalahan keseharian yang dijumpai di sekitar, rumah maupun sekolah.
    Kegiatan awal adalah para siswa menyaksikan video-video tentang presentasi karya para siswa SD tentang teknologi sederhana. Yang menjadi tujuan bukan pada bentuk teknologinya namun lebih pada keunikan dan orisinalitas ide dalam membuat teknologi. Rupanya para siswa tertegun meski mungkin karyanya memang sangat sederhana. Dari aktivitas nonton tersebut siswa diminta untuk mengungkapkan inspirasi apa yang muncul di kepala mereka. Berdiskusi, ngobrol dan muncul ungkapan takjub dan terinspirasi. Bahkan rupanya mereka sudah bisa mendefinisikan apa itu teknologi. Alat bantu untuk mempermudah kehidupan memanfaatkan bahan bekas.

    Setelah hari pertama keingintahuan mereka terpantik dan mulai ada banyak inspirasi yang menggelitik satu hari selesai untuk diendapkan dalam perenungan mereka. Hari berikutnya, siswa dikelompokkan dalam beberapa regu dan melaksanakan tugas untuk inventarisasi masalah di sekitar sekolah. Muncullah masalah seperti alas kaki yang tidak tertata dengan baik, masih ada sampah dibuang sembarangan, bau kamar mandi, terlambat masuk kelas, tanaman kering dan lain-lain. Sebanyak mungkin mereka kumpulkan masalah, karena di momen ini mereka sedang diasah sensitivitasnya untuk mengenali masalah di sekitar. Menekan rasa egois yang tak peduli pada sekitar. Setelah semua masalah dikumpulkan, mulailah setiap kelompok untuk memilih satu masalah yang akan dibuatkan teknologi solusinya. Mereka mulai melakukan desain dan kelayakan proyek teknologi dalam mengatasi masalah yang dipilih.

    Perencanaan dimulai, desain gambar, bentuk rangkaian dan fungsi yang akan bekerja di alat teknologinya dikerjakan dengan seksama. Beberapa kelompok mencoba menggunakan instrumen yang sudah jadi, akibatnya biaya yang harus dikeluarkan cukup besar. Sehingga perlu mengubah masalah yang akan dicari solusinya. Setelah desain sempurna, instalasi dimulai. Saat sudah tuntas terinstall saatnya untuk melakukan kelayakan fungsi. Uji coba alat dilaksanakan untuk mengetahui titik kekurangan. Setelah seluruh proses dilakukan tibalah saatnya untuk dikomunikasikan ke publik atas karya teknologi tersebut. Tema pembelajaran ditutup dengan kegiatan ekspo gelar teknologi sederhana. Para siswa menjelaskan tentang kegunaan dan fungsi alat yang mereka buat. Serta pentingnya dalam mengatasi masalah.

    Shooting Program Anak Indonesia TVRI


    Adalah sebuah kehormatan menjadi tempat shooting program Anak Indonesia TVRI Nasional. Selasa, 2 Februari 2016 dari pagi hari rombongan kru TVRI datang ke Sekolah Alam Jogja. Mereka hadir lengkap dengan aktor utama bernama Zaki, anak kelas 6 SD. Ceritanya, Zaki ini akan berkunjung ke Sekolah Alam Jogja yang kebetulan hari itu sedang menyelenggarakan kegiatan yang menarik. Outbound yang berlangsung di sungai menjadi semakin seru. Setelah minta ijin ke Kepala Sekolah, Zaki langsung melihat kegiatan outbound, bahkan tertarik dan ikut melakukan.
    Kegiatan ini melibatkan siswa dan guru kelas 4 Sekolah Alam Jogja yang kebetulan sedang menjalani buka tema pembelajaran. Sehingga sekalian kegiatan buka tema yang biasa dilakukan secara bersama disinergikan dengan kegiatan shooting ini. Dalam kegiatan buka tema ini, siswa kelas 4 melakukan kegiatan pengolahan sampah organik menjadi pupuk. Yang dilakukan pertama kali oleh para siswa adalah melakukan pemungutan sampah organik. Sampah berupa daun-daun yang berguguran di area Sekolah Alam Jogja dan beberapa sampah yang mudah busuk dipungut dan sekalian dibersihkan. Kemudian setelah terkumpul, mereka mencacah sampah tersebut dalam bentuk yang lebih kecil. Untuk proses kompostingnya digunakan bakteri pembusuk EM4. Sampah dimasukkan dalam tabung yang sebelumnya dicampuri dengan bakteri EM4 hingga merata.
    Selain kegiatan olah sampah, para siswa juga melakukan panen Lele di Green House Aquaponik. Kebetulan Lele di kolam Aquaponik sudah memasuki masa panen. Siswa akan memanen Lele kemudian dikemas dan dijual ke Catering Sekolah. 
    Setelah itu kegiatan yang dilakukan adalah outbound bertema Meraih Cita-cita. Setiap siswa diminta untuk menaiki tangga yang terbuat dari sebatang bambu yang dikasih tangga di bagian tengahnya. Bambu itu digantung di bawah jembatan dimana untuk kestabilannya dikendalikan dengan tali dari 4 arah mata angin. Setiap siswa dengan pengaman tali Harnes diminta untuk menaiki tangga hingga di ujung. Setelah sampai di ujung setiap siswa diminta untuk menyentuh bola yang tergantung di atas tangga. Alhamdulillah, seharian shooting berjalan lancar. Untuk informasi, program Anak Indonesia TVRI akan tayang di hari Ahad, 14 Februari 2016 jam 09.00 WIB. Nonton ya !!!