April 2012

    Doa Bersama Sukses UN SD 2012

    Menjadi tradisi setiap tahun di SDIT Alam Nurul Islam menjelang pelaksanaan Ujian Nasional diadakanlah kegiatan Doa Bersama. Tidak hanya sekedar formalitas semata. Setelah berbulan bahkan bertahun di level kelas sebelumnya berikhtiar. Menguasai semua materi pembelajaran di tingkat pendidikan Dasar sesuai dengan SKL atawa Standar Kompetensi Lulusan yang harus dikuasai setiap siswa yang lulus Sd dibuktikan dengan ujian nasional oleh pemerintah. Acara Doa Bersama menghadirkan kedua orang tua. Agar lengkap, ikhtiar sungguh-sungguh, doa kepada Allah dan restu kedua orang tua.



    Setiap keluarga yang hadir langsung membawa satu tampah makan malam. Mereka akan bersama menikmati makan malam. Untuk mensuasanakan kebersamaan. Bagi orang tua yang dekat dengan orang tuanya tampak dekat nan akrab. yang belum sempat dekat terlihat dipaksa untuk kelihatan dekat. Bolehlah panitia membangun suasana. Kedekatan sengaja diciptakan dulu agar prosesi Doa nanti seluruh keluarga benar-benar tulus memohon keberhasilan UN sang anak.


    [youtube http://www.youtube.com/watch?v=XvLZeQyWsR0]


    Acara dibuka dengan tilawah bersama 8 siswi yang berhasil mengikuti IMTAS, ujian akhir Qiroaty yang harus ditempuh setiap peserta Qiroaty. Bagaimana bentuk bacaan dari tempaan para ustadz dan ustadzah Qiroaty terlihat jelas sekali. baik dari segi lagu, cara baca setiap huruf maupun hukum bacaannya. Mereka adalah, Putri, Dinda, Hasna, Hanin, Anisa, Aqila, Ismah dan Rosyidah.


    [youtube http://www.youtube.com/watch?v=8YGNh0pPpZc]


    Setelah bacaan Qur'an, mbak Hanin membacakan sebuah puisi yang dipersembahkan untuk orang tua sebagai tanda permohonan maaf dan mohon doa restu sukses UN. Yang kemudian dijawab oleh ayahanda mbak Hasna. Setelah itu pemberian motivasi oleh Pak Suwodo seorang trainer yang menggugah kesadaran baik anak maupun orang tua. Sehingga dengan kesadaran itu bersama memohon penuh kepada Allah atas keberhasilan UN. Terdengar isak tangis tanda keharuan dan kesedihan atas kesalahan baik anak kepada orang tua maupun orang tua kepada anak selama ini. Tambah dekat lagi, orang tua diminta untuk memeluk anaknya dan membisikkan harapan yang tulus sehingga sang anak tumbuh kesungguhannya.

    Parenting School Ke-18 : Anak Penurut Tanpa Orang Tua Ribut

    Parenting School kali ini menghadirkan trainer khusus yang sering melatih para orang tua. Beliau adalah Fadli 'Lilik' Riza. Seorang Mindstructure, Trainer yang melatih bagaimana para orang tua memetakan dan menata pikiran terhadap permasalahan secara khusus kaitannya dengan peran sebagai orang tua. Judul topik yang diangkat memang cukup provokatif. Sehingga bayangannya seakan orang tua akan dibekali dengan ilmu 'sulap' sehingga anak-anaknya menjadi penurut dan taat. Tapi justru sama pak Fadli judul tersebut dikritik habis. Tuntutan nurutnya anak tanpa dibarengi orang tua untuk mengubah pola pikir terhadap segala tingkah laku anak, pasti yang terjadi adalah sikap paksaan atau otoriter. Pak Fadli coba mengetes para hadirin dengan pertanyaan "Siapa yang hadir di sini yang tahu judul topik yang diangkat?" Ternyata ada juga hadirin yang tidak tahu topik apa yang dibahas. Bukti kecil ketidakpedulian terhadap informasi terungkap. Apalagi banyak diantara orang tua yang dulu sebelum nikah membekali diri dengan ilmu keorangtuaan. Bagaimana menjadi orang tua yang baik. Ilmu parenting, bagaimana kurikulum untuk mendidik anak tak pernah sekalipun tersusun, bahkan terpikirkan. Semua mengalir. Maka tak heran, anak-anak dididik dengan kemarahan, ancaman, paksaan, labelisasi, penuh dengan emosi negatif. Sedangkan orang tua menginginkan anaknya menjadi penurut, manis bahkan berprestasi. Senjang sekali bukan ? 


    Baru kali ini para hadirin 'dikerjai' sang trainer. Karena sudah biasa jika hadirin pasti duduknya mojok ke pinggir atau ke belakang. Nah, pak Fadli langsung meminta untuk berdiri dan langsung mengatur posisi duduk. Sering kita disibukkan dengan penilaian orang lain jadinya kita Jaim, jaga Image (Kalo Jaga Iman boleh, harus itu). Jadinya terkadang kita terlihat tak bermasalah, atau bahkan kita tak mau tahu jika ada masalah.



    Yang membedakan manusia dengan makhluk lain memang adalah akal. Tapi, yang membedakan manusia satu dengan manusia lain adalah kesadarannya. Kesadaran yang akan membuat manusia memutuskan untuk berbuat. Mencari solusi, pemecahan. Berusaha keluar dari kubangan menuju perbaikan yang terang benderang. Menjadi orang tua yang anaknya penurut apakah benar ? Sebuah survei yang dilakukan untuk para orang tua, mengajukan pertanyaan. Apa keinginan anda sebagai orang tua terhadap anak Anda ? 1. Taat, 2. Mandiri, 3. Mempunyai nilai tinggi, 4. Sukses di masa depan, dan 5. Terkenal. Anehnya, orang tua dengan latar belakang keturunan Tionghoa, mereka meinginginkan kemandirian pada anaknya. Tapi, orang tua latar belakang Jawa-Sunda rata-rata menginginkan anaknya selalu Taat. Pantes saja banyak orang Jawa yang tidak maju gara-gara harus taat orang tua, takut nikah karena kakaknya belum nikah karena taat orang tua padahal Islam tak mengatur itu.



    Judul topiknya salah. Untuk menjadi penurut, anak butuh waktu 20 tahun. Sepuluh tahun pertama adalah usia emas, golden age anak-anak kita. Masa dimana otak mereka berkembang membangun hubungan sel-sel antar otak. Area kritikal otak mereka belum berfungsi. Sehingga semua data yang masuk akan mudah tersimpan dalam memori otak mereka. Di usia ini anak harus diperkaya dengan banyak informasi dan pengalaman. Justru orang tua harus selalu ribut dengan anak. Karena anak yang ekspresif akan lebih berkembang dibanding yang pendiam saja.


    Kebiasaaan yang akan menjadi karakter dan sifat mereka. Sifat berasal dari bahasa Arab, ia menempel pada dzat yang disifatinya. Artinya sifat yang terbentuk di usia 10 tahun pertama ini akan menjadi karakter dasar mereka. Bentuklah sifat dasar anak dengan penuh emosi positif. Bukan emosi negatif. Orang tua harus mempunyai pengetahuan dan persiapan yang cukup untuk menghadapi kelakuan anak di usia ini. apalagi ada masa-masa Tantrum, usia 3-5-7 tahun saat mereka marah-marah tanpa alasan. Itu sebenarnya adalah bahasa ekspresi karena ekspresi ungkapan yang belum kaya. Atau tiba-tiba anak kita datang dengan pertanyaan, "Ayah sex itu apa sih?" Nah, orang tua yang panik pasti terus berpikiran macam-macam atas pertanyaan itu, atau orang tua yang kebetulan tahu menjelaskan panjang lebar dengan penuh hati-hati padahal mungkin itu pertanyaan dari pelajaran Bahasa Inggris susuh mengisi apa jenis kelaminnya. Nah Loh. Intinya, bagaimana orang tua menjadi teman yang asyik bagi anak. Kemudian 10 tahun kedua adalah saat mereka membentuk ke-Aku-an mereka. Makanya usia teenage, belasan sudah menampakkan kecenderungan untuk membentuk geng, menyimpan rahasia, idola, tertarik lawan jenis seiring matangnya organ seksual mereka. Baru deh di usia setelah 20 bisa kita lihat hasil didikan anak kita. Kita bisa menjudge anak kita penurut atau bukan setelah mereka berusia 20 tahun. Kesimpulannya, karakter kita kita saat ini adalah sebagian besar adalah warna bagaimana kita dibersamai dengan orang tua atau orang-orang yang mendidik kita dari usia 0 hingga 20 tahun.  Orang tua harus mensuplai emosi positif yang banyak kepada anak, sehingga anak merasa asyik dengan orang tua. Jika anak melihat orang tua hanya terlihat marah, menakuti, melabeli, membandingkan, melarang maka gak asyik lagi bagi mereka. Maka tak heran jika mereka mencari hal-hal yang asyik di luar rumah. Drug, Sex, dugem, rokok, narkoba . . . .


    Jika ditanya apakah hidup kedepan akan semakin sulit atau mudah? Hampir semua orang akan menjawab semakin sulit dan penuh masalah. Dan cara menjawabnya sendiri sudah terbaca bagaimana orang itu memandang sebuah masalah. Orang yang merasa tak bermasalah boleh jadi ia tidak bisa mengidentifikasi apa masalahnya, inilah masalahnya. Masalah dihadirkan Allah justru akan membuat seseorang itu besar. Do'a kita bukan malah jangan ketemu masalah, tapi "Ya Allah berilah Aku kekuatan untuk menghadapi setiap masalah yang kutemui". Tak ada orang besar yang semasa prosesnya tanpa sedikit pun menjalani masa-masa sulit. Jika kita mengharapkan anak-anak kita survive di masa depannya, siapkan 10 tahun awal dengan kekayaan emosi positif. Yang akan menjadi bekal mereka menjadi manusia berguna bagi masa depan tidak hanya orang tua tapi bangsa dan agama ini.

    Surfing on Sand Dunes

    Tujuan akhir dari outing kelas 4 adalah Laboratorium Geospasial di pantai Parangtritis Bantul Yogyakarta. Wah kok terdengar asing ya, Laboratorium apaan tuh. Secara langsung memang sangat jauh terkait dengan materi anak SD. Tapi obyek penelitiannya sangat bersesuaian dengan materi Perubahan Permukaan Bumi. IPA kelas 4. Tugas Laboratorium ini adalah melakukan survei lalu pemetaan wilayah terutama pesisir pantai. Kalo kamu pingin tahu gimana cara buat peta atau senang gimana sebuah wilayah dibuat petanaya, kayaknya cocok deh dateng ke Geospasial ini.



    Lab ini berdiri atas kerjasama 3 lembaga. Bakorsurtanal, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Indonesia, lalu UGM dan Pemda Bantul. Lokasinya berada di antara pantai Depok dan Parangtritis agak ke utara. Jalan masuknya, sebelum pos retribusi pantai Depok belok ke kiri. Masuk kurang lebih 300 meter, Lab ada di kiri jalan. Bangunannya kerucut mirip Monumen Jogja Kembali. Kami disambut di depan oleh Bu Sri yang memandu kami berkeliling Lab.


    Pertama, kami diajak keliling lingkungan Lab. Ternyata di sini juga ada Pembangkit Listrik Tenaga Kincir. Selain itu, Lab dikelilingi oleh hamparan pasir. Kita bisa sebut Gumuk. Artinya tumpukan pasir. Eh, ternyata tumpukan pasir itu bisa berubah-ubah sewaktu-waktu. Faktor pengubahnya adalah hembusan angin. Karena butirannya yang sangat lembut sangat mudah dibawa terbang.



    Nah, gumuk yang satu ini terbentuknya membutuhkan waktu yang cukup lama. Ini satu-satunya Gumuk Pasir di Lab Geospasial. Untuk Gumuk yang lain yang lebih luas ada di dekat pantai Parangtritis. Keberadaan Gumuk Pasir tersebut merupakannya satu-satunya di Asia Tenggara. Hebat nggak tuh ? Gak usah jauh-jauh ke gurun Sahara, cukup ke pantai Parangtritis nemu deh gumuk pasirnya.



    Setelah puas berkeliling di luar, kemudian kami dibawa ke dalam Lab. Ternyata di dalam banyak terdapat berbagai macam alat untuk survei dan pemetaan. Kami bingung dan belum paham cara menggunakannya. Selain itu ada juga dokumentasi foto bekas Tsunami dan gempa. Di pengakhiran kami diputarkan film dokumenter di sebuah ruangan yang mirip bisokop.



    Setelah, pembelajaran di Lab Geospasial, perjalanan lanjut menemukan Gumuk pasir yang lebih luas. Wuih, anak-anak sangat heran dan gembira bermain apalagi matahari mulai condong ke barat. Tidak panas. Pasir menghangat berlarian.



    Finish, Alhamdulillah . . . .

    Anak SD Menjadi Anggota Dewan

    Setelah outing dari Lapas Sleman, kelas 4 SDIT Alam melanjutkan tujuan outing selanjutnya ke DPRD Kabupaten Bantul. Disini mereka akan belajar lebih nyata tentang lembaga legislatif. Kenapa dipilih Bantul, karena biar satu jalur dengan tujuan outing terakhir yaitu Laboratorium Geospasial Parangtritis. Lagi-lagi kami merasa bahagia, karena meski masih SD akan berkesempatan menduduki kursi yang hanya bisa diduduki oleh orang Bantul dengan syarat harus dipilih 12.000 orang. Karena penduduk bantul berjumlah 930.000 an orang. Aturannya kabupaten dengan jumlah penduduk di bawah 1 juta, anggota dewannya berjumlah 45 orang. Jadi di ruang dewan Bantul kursi yang disediakan khusus berjumlah 45 buah.



    Bener khan, tidak semua orang Bantul bisa berkesempatan duduk di kursi 'mahal' itu. Alhamdulillah kami bisa merasakannya. Di DPRD Bantul kami disambut oleh Pak Arif Haryanto (wakil III DPRD) kemudian pak Sarminto dan Pak Jupri. Pertama-tama Pak Arif menjelaskan tentang apa itu DPRD dan siapa saja yang berhak untuk menjadi anggota dewan. Harus sudah berumur 17 tahun atau berKTP untuk mendaftar jadi calon anggota dewan. Lalu harus punya partai politik. Kemudian memperkenalkan diri ke masyarakat supaya ada yang milih saat pemilu. Nah, tugas anggota dewan itu ada 3 kata pak Arif. Pertama, Penyusunan peraturan daerah, penyusunan anggaran dan pengawasan jalannya pemerintahan. Kegiatan yang paling sering dilakukan anggota dewan adalah rapat dan musyawarah.



    Kami sempat kaget, tiba-tiba ada beberapa orang bawa kamera dan BB mendatangi kami dan menghujani dengan pertanyaan. Oo, ternyata mereka para wartawan baik dari media cetak maupun televisi. Waduh bakan masuk TV nih. Aduh malu deh . . . Setelah pak Arif menjelaskan tentang latar belakang DPRD, giliran anak-anak dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan. Bahkan diajak langsung simulasi saat rapat anggota dewan. Untuk yang ingin mengajukan pertanyaan harus tunjuk tangan kemudian setelah dipersilahkan pimpinan memencet mikrofon didepan mereka. Bermacam dan variasi pertanyaan yang diajukan. Mulai dari kemanfaatan anggota dewan, hak dan kewajiban, kenapa harus pake uang untuk jadi dewan sampe ada nggak anggota dewan disini yang berkorupsi. Yah, namanya anak-anak agak bisa nutupin kepolosan akan keingintahuan.



    Tak terasa jatah waktu molor dan banyak pertanyaan yang belum sempat tersampaikan. Rupanya anak-anak keasyikan menjadi anggota dewan meski hanya cuma 1 jam. Tapi karena perjalanan harus berlanjut jadinya pertanyaan harus distop dulu. Anak-anak tambah pengalaman tidak semata pengetahuan tentang lembaga bernama Legislatif. Mereka bisa lebih merasakan, betapa berat tugas anggota dewan di samping ada fasilitas yang diperoleh para dewan. Ayo siapa yang mau bercita-cita jadi anggota dewan ?


    Ini nih hasil liputan dari media cetak :





















    Ke Obyek Outing Terakhir : Laboratorium Geospasial dan Gumuk Pasir klik >>>

    72 Siswa SDIT Alam Masuk Penjara

    Hah yang bener, anak-anak SD udah dimasukin penjara. Emang kriminal apa sih yang dilakuin sampe segitunya? Weits, jangan kaget bin Shock dulu. Siswa-siswi kelas 4 SDIT Alam baru saja melakukan outing ke Lapas. Lembaga Pemasyarakatan atau orang lebih akrabnya penjara. Ternyata penjara ada 2 macam loh. Lapas dan Rutan. Trus, apa bedanya ? Kalo Lapas diperuntukkan bagi mereka yang sudah dijatuhkan vonis atau hukuman dari proses pengadilan. Nah, kalo Rutan atau Rumah Tahanan diperuntukkan bagi mereka yang masih mengikuti proses hukum, jadi belum ada vonis hukuman.



    Satu per satu anak-anak dan ustadz/ah masuk. Penjaga menghitung dulu jumlahnya. Ada 72 anak dan 4 guru. Tas dan Handphone dilarang dibawa sehingga dititipkan ke penjaga depan. Ada beberapa anak yang takut karena bayangan akan penjara yang serem, sehingga masuknya sambil takut-takut gitu.



    Kami diterima langsung oleh Kalapas Sleman Bapak Drs Sukamto Harto BcIP beserta stafnya. Sungguh penghormatan yang tak terkira bagi kami. Pesan Pak Kamto, bahwa Lapas Sleman tidaklah seperti yang diberitakan di media. Banyak narkoba, banyak pelanggaran, disini aman dan tertib, begitu penjelasan pak Kamto. Setelah Bapak Kalapas memberikan sambutan dilanjutkan oleh Pak Suwarto. Beliau menjelaskan tentang apa itu Lapas. Lapas Sleman berdiri tanggal 27 April 2003, wah udah cukup lama ya. Penghuninya berjumlah sekitar 350 orang nara pidana. Dari segi umur, yang termuda berumur sekitar 10 tahun hingga yang usia lanjut. Bahkan anehnya, tidak semua penghuni Lapas itu orang yang bodoh atau dianggap bodoh. Orang yang pinter pun ada yang menghuni disitu. Ada Doktor, ada dokter, lebih aneh ada oknum polisi, oknum tentara. Bahkan yang baru saja keluar mantan Bupati juga ada. Ternyata kepintaran tidak menjamin perbuatannya baik. Bukankah koruptor itu cerdas-cerdas semua ? Di Lapas itu para napi tidak hanya bengong saja menanti hukuman mereka habis. Tapi disitu mereka digiatkan dengan aktivitas sesuai dengan minat bakat mereka. Ada budidaya burung, tanaman, perbengkelan kayu maupun otomotif, masak. Bahkan yang hobi olahraga maupun musik sudah disediakan sarananya.



    Sambil menerangkan, Pak Suwarto memberikan jeda dengan sesi doorprize. Pak Warto memberikan pertanyaan, bagi yang cepat menjawab dengan benar ada hadiah berupa minuman jus buah dan senter kecil. Anak-anak antusias menjawab dan memberikan pertanyaan. Ternyata para napi sebelum menghuni di Lapas ada proses dulu yang harus dilewati. Jika ada seorang pelanggar hukum. Mencuri, memeras, Merampok, Narkoba ataupun perbuatan kriminal lain terlebih dahulu diproses oleh polisi. Polisi akan menyerahkan tersangka ke Lembaga Kejaksaan. Disini tersangka akan dilakukan penuntutan disesuaikan dengan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) atau kalau masalah Perdata pake KUHAP. Setelah dilakukan penuntutan proses selanjutnya adalah diadili di Pengadilan Negeri. Disitu setiap saksi, bukti dan informasi dikupas secara terbuka. Sehingga akan diketahui kebenaran pelaku. Hakim yang memimpin pengadilan akan memutuskan perkara. Jika tersangka punya duit bisa menyewa pengacara jika tidak dia membela sendiri. Nah begitu diputus statusnya sudah terpidana atau napi. Kemudian dikirim ke Lapas. Di Lapas para napi baru harus menjalani Mapenaling atau Masa pengenalan lingkungan selama sebulan. Agar para napi paham dengan aturan main Lapas. Setelah itu dilakuakn cek kesehatan dan dijajaki piliahan minat bakatnya.



    Setelah sesi tanya jawab dalam ruangan, anak-anak dibawa keliling melihat lingkungan Lapas. Namun tidak diperkenankan masuk di tempat sel para napi tinggal, cukup diluar pagar saja. Di dalam Lapas, identitas berupa seragam wajib dikenakan. Karena untuk membedakan siapa napi, tamu atau petugas Lapas. Napi biasanya menggunakan kaos warna biru tua bertulis WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) di punggung, para petugas juga ada sendiri. Napi diperkenankan melakukan ibadah, di dalam terdapat sebuah masjid dan kapel. Merawat tanaman, Memasak, Menelpon bahkan ada jam kunjung keluarga. Mereka dapat makan sehari 3 kali, gratis. masih bisa beraktivitas seperti orang bebas, kecuali keluar Lapas, membawa alat komunikasi. Di akhir kunjungan kami berfoto bareng dengan para pejabat dan staf Lapas Sleman.



    Ini nih liputan darai salah satu media cetak



    Menuju Obyek Outing ke-2 DPRD Bantul klik >>>

    ImTaS (Imtihan Akhir Santri) 2012

    Siapa yang pernah denger apa itu Imtas ? Pasti deh yang ikut metode Qiroaty dalam melatih bacaan Qur'annya tahu bener tu Imtas. Kepanjangannya Imtihan Akhir Santri, artinya Ujian Akhir yang harus ditempuh oleh setiap santri Qiroaty agar dinyatakan lulus dan telah mampu tidak hanya membaca secara benar, namun paham aturan cara baca al-Qur'an.



    Di dalam Imtas ini, setiap peserta yang sudah layak untuk ikut Imtas pertama harus mengikuti pra Imtas dulu sebelum Imtas sebenarnya. Nah, kalo sudah lulus di pra Imtas baru deh boleh ikut Imtas. Di Imtas yang diuji tidak semata kemampuan baca Qur'an semata, namun juga ikut dinilai adalah akhlaq peserta. Sehingga meski lihai dalam baca Qur'an tapi tidak serius bisa jadi tidak lulus. Setiap peserta Imtas akan diuji segi Fashohah-nya yaitu makhroj dan sifatul huruf, bagaimana pengucapan setiap huruf Qur'an itu seharusnya, Harokat dengan suara yang jelas, lalu Tartil yang menyangkut ahkamul huruf atau tajwid, membaca dengan teneng sesuai dengan kaedah tajwid sambil ditadaburi artinya. Kemudian tidak sebata s Qur'an saja yang diujikan, ditambah doa harian, bacaan sholat dan wudhu. Wuih lengkap deh.



    Nah untuk tahun 2012 ini, SDIT Alam alhamdulillah bertambah peserta. Tahun sebelumnya yang lulus hanya 2 anak. Sekarang peserta Imtas ada 8 anak yang kesemuanya putri. Doakan ya temen-temen semoga semua lulus. Setelah dinyatakan lulus Imtas masih ada satu prosesi yang harus dilakukan yaitu Khataman Qur'an. Disini setiap peserta akan diuji secara publik. Beberapa undangan baik dari tokoh maupun orang tua diundang. Mereka dipersilahkan mengajukan soal yang harus dijawab dengan benar oleh peserta. Yah semacam uji desertasi lah. Bagi adik-adik kelas, ayo deh semangat lagi terutama yang laki-laki nih supaya Imtas tahun depan bisa bertambah banyak. Amiin.