Mei 2010

    Polisi Sahabat Anak

    Hujan deres banget hari ini. Tapi di tengah hujan deres, anak-anak pada ramai. Ramai berkerumun di ruang ustadz. Apa sih yang dikerumuni anak-anak tu. Rupanya, sekolah alam Jogja kedatangan tamu spesial. Mobilnya pun spesial. Warna putih ada garis-garis birunya. Trus ada tulisan besar sekali. Dibaca POLISI. Yah benar, tamu itu polisi. Tapi polisinya seorang ibu-ibu. Jadinya POLWAN dong.

    Rupanya ibu-ibu polisi atau polwan tuh mau ngajarin tentang pentingnya lalu lintas. Semua siswa berkumpul di GOR. Semuanya menyimak dengan seksama tentang pentingnya dalam berkendaraan di jalan raya.

    Anak-anak juga dikasih tahu bagaimana cara menyeberang jalan raya yang bener. Ada nyanyiannya lagi. Satu, berdiri di pinggir jalan. Dua, tengok kanan. Tiga, tengok kiri. Empat, tengok kanan lagi. Lima, berjalan lurus ke depan dengan hari-hari.

    Ibu-ibu polwan ngasih hadiah banyak bagi yang berani maju nyanyi atau praktek cara nyeberang jalan yang bener. Hadiahnya, macem-macem. Ada tempat air mineral dengan bentuk yang macem-macem. Nah, yang dahsyat ada hadiah berupa helm standar nasional.

    Wah, anak-anak jadi pada tertarik sama polisi. Yang sebelumnya takut atau belum kenal, kini semakin deket. Jadi, kalo pas di jalan mereka bisa menyapa ramah kalo dulu pernah berkenalan.

    Dalang and The Sugar Factory

    Wah judulnya kayak film. Charlie and The Chocolate Factory. Emang sengaja dibuat gitu. Sebab postingan ini akan berkisah gak jauh kok sama gula dan dalang. Begini ceritanya. Kelas 4 kan baru saja ngadain outing tuh. Tempatnya ngambil obyek di pabrik gula Madukismo Jogja. Kebayang kan gimana pabrik gula tu. Nah, yang masih gelap belum kebayang, ikuti terus kisah ini.



    Di pabrik gula Madukismo, temen-temen kelas 4 disambut di aula. Di aula mereka diterangkan tentang gimana sih proses pembuatan gula dari bahan asalnya. Yak bener dari batang pohon Tebu.  Pohon-pohon Tebu yang sudah masak diangkut menuju pabrik gula. Sebelum masuk penggilingan ditimbang dahulu. Untuk mengangkut Tebu menuju mesin penggilingan ada sebuah kendaraan seperti kereta api tapi mini ukurannya. Orang menyebutnya Lori. Bagi tamu yang berkunjung diberi fasilitas naik Lori menuju pabrik.

    Sepanjang perjalanan bisa dinikmati pemandangan mesin-mesin pengolah Tebu. Buesar-buesar deh ukurannya. Ya iyalah lha wong Tebu yang diolah juga banyak. Berton-ton jumlahnya.

    Begitu masuk pabrik. Subhanalloh, lebih gede-gede lagi mesinnya. Banyak pipa-pipa besar bergelantungan ke sana ke mari. Bau agak kurang sedap juga memenuhi ruangan pabrik. Bau itu berasal dari limbah Tebu yang sudah diperas sari manisnya.

    Ini dia gula yang udah jadi. Mmm . . . so sweeet. Manis banget deh. Lebih mantep karena kluar langsung dari mesin pengristal. Cairan perasan Tebu tadi rupanya harus dikristalkan dulu sehingga bentuknya seperti pasir. Makanya kemudian banyak orang menyebutnya gula pasir

    Untuk pengemasan mash dibutuhkan tenaga manusia. Dimasukkan plastik, ditimbang dan disegel. Banyak supermarket besar di Jogja yang meminta pesanan di Madukismo. Gak krasa waktu udah siang. Begitu pada puas, perjalanan outing berlanjut ke Godean. Tujuannya untuk mendatangi rumah mbah Harjo. Seorang dalang yang sudah berpengalaman dalam dunia pewayangan. Temen-temen akan belajar tentang wayang, gamelan. Eh, mereka akan dikenalkan juga dengan mas Banar. Dalang yang juga baru menginjak kelas 4 SD.

    Begitu sampe lokasi, anak-anak langsung menyerbu gamelan. Berebut ingin membunyikan. Oleh mbah Harjo langsung diterangkan satu per satu nama gamelan dan bagaimana cara membunyikannya.

    Selanjutnya mereka dikenalkan dengan beberapa tokoh wayang. Siapa yang namanya Bagong, Petruk, Bima dan lain-lain. Di situ juga telah hadir mas Banar, sang dalang cilik. Temen-temen kelas 4 disuguhi unjuk kebolehan mas Banar. Semua menunjukkan wajah heran dan kagum. Ternyata bisa ya, meski kecil tapi mampu menjalankan wayang dan ceritanya.

    Finding Neverland

    Seluruh tema pembelajaran selesailah sudah. Yang terakhir adalah tema Tanah. Untuk memperdalam pembelajaran tentang tanah seperti biasa ada Outing Time ! Dipilih obyek Bebeng Kaliadem. Tepatnya berada di kaki gunung Merapi. Di Bebeng kita akan lihat bekas-bekas letusan Merapi tahun 2006. Tidak ketinggalan, kita akan liat juga bunker, tempat perlindungan letusan Merapi. Tapi bunker itu di letusan terakhir 2006 tidak berfungsi baik. Ada 3 korban meninggal saat berlindung di dalamnya.

    Ini dia bunkernya. Karena ruangannya di dalam tanah, sehingga untuk masuk harus turun dulu

    Beginilah suasana di dalam bunker. Meski anak-anak tahu kalo di dalamnya ada 3 korban meninggal, ternyata keingintahuan mengalahkan ketakutannya. Di dalam bunker dengan luas 7 x 10 meter denga atap bebentuk melengkung. Setelah letusan Merapi, bunker ini tertutup lahar panas. Bahkan ada yang masuk. Terlihat adanya banyak lapisan pasir di dalam bunker bekas lahar yang sudah mendingin. Setelah puas mengamati bunker, perjalanan lanjut untuk menemukan gua Jepang.Sebelum melakukan perjalanan yang cukup jauh, berpose dulu di atas lava yang kini sudah menjai lapisan batu dan pasir.



    Disana banyak ibu-ibu yang kerjaannya mencari rumput untuk dijual. Mereka mencari di tempat-tempat yang tinggi kemudian diusung ke bawah. Karena rumput di lereng Merapi kualitasnya baik sekali.

    Perjalanan berlanjut dengan menyeberangi kali Bebeng. Kali ini dulunya juga dilewati lahar panas. Lihat saja bekas alirannya yang kini sudah menjadi batu dan pasir.

    Masuklah ke dalam hutan. Rupanya disini tidak tampak ada bekas -bekas lahar yang menerjang. Terlihat tetumbuhan yang menghijau. Selama perjalanan setiap siswa harus disiplin. Jalan satu-satu. Serta selalu menunggu saat barisan paling belakang tertinggal.

    Subhanalloh. Betapa hijau dan sejuknya pemandangan di dalam hutan. Di kanan-kiri terdengar bunyi kicauan burung.

    Saatnya jalan curam. Semua berjalan harus penuh kewaspadaan. Dengan jalan selebar dua kaki dan di samping adalah jurang yang curam sekali. Menuruni jurang jalan itu berkelok kanan dan kiri.

    Lihat betapa tingginya jurang. Sempat ragu untuk mengurungkan niat. Tapi keingintahuan mengalahkan kekhawatiran. Seluruh siswa diharuskan berjalan merapat ke dinding.

    Alhamdulillah, sampailah ke dasar jurang. Tapi perjalanan masih berlanjut. Karena gua Jepang memang letaknya sangat tersembunyi. Di area itu ada 3 goa. Dua gua berdekatan terletak dalam sebuah ceruk bukit. Satunya lagi masuk mengikuti aliran sungai.

    Kita akan menuju gua yang di ujung aliran sungai. Kebetulan sungainya tidak ada aliran air. Meski ada beberapa bekas genangan yang tertinggal.

    Eureka !! Ini dia guanya.  Setelah perjalanan yang cukup melelahkan dan mencengangkan terobati dengan penemuan ini. Wah pose dulu ah !

    Di depan gua terdapat air terjun. Dulunya sengaja dibuat dekat dengan sumber air. Sehingga kebutuhan akan air jadi terjamin. Sengaja kita gak masuk gua. Takut kalo ada hewan berbisanya. Atau gas beracun, karena sudah lama sekali gak dihuni manusia. Apalagi jarang orang yang merambah sekitar situ.

    Merayakan penemuan dengan mengguyur diri dengan air. Ufh . . . dingin sekali.

    Istirahat dulu, sambil mengisi energi untuk perjalanan pulang. Sambil menikmati suasana alam yang masih hijau dengan bunyi-bunyi burung serta serangga. Enak ya kalo menyatu dengan alam.

    Alhamdulillah, penemuan gua Jepang kali ini membawa pengalaman yang tak terlupakan. "Baru kali ini outing yang paling menengangkan" komentar anak-anak.

    Anugrah King and Queen of Market Day

    Semester Genap kali ini sudah mendekati ujung. Program pembelajaran pun hampir paripurna alias selesai. Tapi, mencari ilmunya masih terus go on alias terus menerus (kok alias-alias terus sih). Nah salah satu program yang suah selesai adalah Market Day. Hampir seluruh siswa sudah terjadwal dan merasakan menjadi penjual pun juga pembeli tentunya. Kali ini ada yang lain. Ustadzah Win sebagai boss pasar Market Day membuat acara pemilihan King and Queen of The Market Day.

    Ada beberapa kategori penghargaan Market Day. Penjual Favorit Pilihan Ustadz/ah, Penjual Favorit Pilihan Siswa, Pembeli Favorit, Penjual Kreatif, dan yang terakhir King dan Queen of Market Day.

    Dalam sambutannya, ust. Hamdan memberi motivasi kepada seluruh siswa bahwa menjadi pengusaha sangat dimotivasikan oleh Rasulullah SAW. Sebuah hadist mengatakan, jika pintu rizki itu ada 10, 9 diantaranya didapat dari aktivitas menjadi pengusaha. Dahulu Rasulullah juga pengusaha sejak remaja, sehingga kemudian dipersunting seorang wanita konglomerat, Khadijah.

    Acara diselingi dengan penampilan recorder oleh siswi kelas 4. Mereka membawakan beberapa lagu secara instrumental.

    Yang pertama, penghargaan penjual favorit pilihan ustadz/ah. Beberapa nominasi dipanggil ke panggung. Kemudian dibacakanlah, ternyata penjual terfavorit adalah mbak Acintya kelas 4C.

    Rupanya, penjual favorit pilihan siswa jatuh pada siswa bule tapi kelahiran Jawa. Sindo kelas 1 B. Wah, kira-kira apa yang dijual ya kok pada jagoin dia.

    Untuk ustadz/ah ada anugrahnya juga. Bliau-bliau tu yang udah memotivasi siswa-siswanya untuk jualan sehingga pada tertarik jualan di Market Day.

    Tak lupa ada penghargaan bagi penjual kreatif. Penghargaan jatuh pada mbak Marsya kelas 1B  yang mempunyai jualan yang sangat unik. Mbak Marsya menjual belalang, kepiting dan hewan serangga lain. Meski kurang peminat tapi tetep PD jualan. Slamat ya mbak Marsya, teruskan kreasinya.

    Nih dia wajah The King of Market Day tahun ini. Mas Abyan kelas 4B. Banyak fans tentunya yang ikut seneng dipilhnya Abyan. Tentunya, mereka-mereka yang sudah jadi langganan jualannya Abyan.

    Untuk The Queen of Market Day tahun ini pilihannya jatuh pada mbak Icha kelas 3A. Wah slamat ya mbak. Semoga kelak bener-bener jadi businesswoman yang tangguh dan sukses. Amiin.