2010

    Mukhayyam (Berkemah) 2010

    Menutup kegiatan pembelajaran semester ganjil 2010/2011 ini, sudah menjadi tradisi jika diadakan Mukhayyam atawa Kemah Pandu. Ada yang lain untuk pelaksanaan tahun ini. Jika Mukhayyam tahun-tahun sebelumnya dimulai sore, trus pulang paginya. Nah, giliran sekarang, diajukan. Mulainya pagi trus selesai pagi hari berikutnya. Kurang lebih 24 jam lah. Kalo biasanya makan peserta sudah 'dijamin' sama ustadzah dapur. Sudah disediakan tinggal ambil. Nah sekarang setiap regu Mukhayyam harus masak dulu. Kalo dulu-dulu boleh bawa snack sesukanya, sampe bawaan berat semuanya hampir diisi snack. Nah, sekarang yang boleh dibawa adalah barang-barang alami. Artinya belum matang dari alam. Yang instan-instan dilarang.

    Alhamdulillah, dengan aturan main yang baru ini anak-anak justru suka sekali. Mereka bisa berimprovisasi mau masak apa. Sesuai yang mereka suka. Trus, yang jelas waktu tinggal di tenda makin lama. Yang tentunya makin asyik.

    Seluruh peserta hadir jam 07.00, diawali dengan presensi peserta per regu. O iya, untuk kegiatan Mukhayyam ini diperuntukkan bagi siswa-siswi kelas 3 sampe 6. Untuk siswa-siswi kelas 1 dan 2 hanya mabit saja. Hadirnya juga sore, pulang pagi. Tinggalnya pun di ruangan. Setelah semua peserta presensi, panitia langsung mengumpulkan di lapangan sesuai dengan regunya. Mereka akan mengikuti Apel Pembukaan Mukhayyam 2010.

    Kegiatan Apel Pembukaan berlangsung penuh semangat. Apalagi ditambahi dengan menyanyikan nasyid Jejak yang dinyanyikan Izzatul Islam  (download disini ) dan Bingkai Kehidupan yang dinyanyikan Shoutul harokah (download disini). Semangat dibakar seperti memasuki arena pertempuran.

    Apel selesai, setiap regu diundi kavling tempat mereka mendirikan tenda. Setiap regu mendapat jatah 2 paket tenda. Meski ada pemandu, secara mandiri akan mendirikan tenda tempat tinggal mereka senyaman mungkin. Mengingat selama 24 jam kedepan disitulah tempat tinggal mereka.

    Tenda sudah kokoh berdiri. Saatnya Olimpiade Pandu. Kompetisi antar regu dengan kompetensi Pandu yang selama ini menjadi materi pembelajaran mereka. Ada Tsaqofah (Pengetahuan), Tali temali, Renang, Panjat Pohon, P3M (Pertolongan Pertama Pada Musibah), Denah dan Peta. Setiap regu membagi anggotanya, siapa jagoannya yang akan dikirim di tiap mata lomba. Sedangkan yang lain bertugas menyiapkan menu makan siang regu.

    Olimpiade Pandu selesai saat Sholat Dhuhur tiba. semua peserta menuju GOR untuk berjama'ah sholat Dhuhur. Selesai sholat, peserta dibakar lagi dengan kultum hamasah (penyemangat) tentang heroisme dalam menegakkan kebenaran oleh ustadz Hamdan. Dengan menceritakan kisah Ashabul Ukhdud, kisah penyiksaaan ratusan manusia yang dibakar di parit yang menyala api karena mereka mengikuti ajakan seorang pemuda untuk mengingkari rajanya yang kafir. Meski nyawa menjadi taruhan. Di sela-sela kutum, ustadz Hamdan memberikan yel-yel yang dinyanyikan sesuai nada lagu 'Garuda di Dadaku' tapi diganti syairnya menjadi "Al Qur'an di dadaku, Al Islam Kebanggaanku, Kuyakin hari esok Pasti Menang" . . .

    Saatnya Lunch, makan siang. Saatnya menikmati menu hasil masakan yang rata-rata baru pertama kali mereka lakukan. Tentu tidak seindah yang dihidangkan ustadzah dapur. Tidak seharum makan siang selama ini. Ada yang beraroma gosong, jika digigit bunyi 'kletuk', jika ditelan nyangkut di tenggorokan, ada yang cuma pake nasi dan tempe saja, nasi dan kentang saja dan berbagai pengalaman yang akan menempel kuat di memori mereka. Meski ada juga sih yang menunya lengkap, lauk, sayur dan nasi yang harum. Kebanyakan dijumpai di regu putri. Udah pengalaman kali ya.

    Selesai makan siang, saatnya penjelajahan. Mencari Jejak. Setiap regu diharuskan mencari pos yang jumlahnya ada 5 buah. Untuk mencarinya mereka harus menguikuti petunjuk berupa anak panah berwarna merah. Di tiap pos mereka diberi tugas terkait dengan pembelajaran yang selama ini mereka dapatkan. Seperti ketrampilan berbahasa Arab dan Inggris, Matematika, Sains, Pengetahuan Sosial dan Kreasi Seni. Track yang dilalui dari perkampungan, persawahan, hutan, perumahan, nyeberang sungai yang lumayan dalem,  lengkap banget deh.

    Saking lamanya penjelajahan, sholat 'Ashar harus mereka lakukan di perjalanan. Entah di tengah hutan, sawah. Alhamdulillah jika pas ketemu masjid atau mushola. Sampai lokasi Mukhayyam, menjelang Maghrib. Segera peserta bersih diri untuk persiapan sholat Maghrib berjama'ah di GOR.

    Kultum Maghrib kali ini diisi kultum oleh ustadz Irman. Peserta diminta bereksplorasi mengapa mereka harus berMukhayyam. Dengan Mukhayyam mengasah hidup mandiri. Mandiri artinya bukan menjadi seorang yang individualis, egois. Tapi, mandiri adalah mampu melakukan semuanya dengan sendiri dan bisa menolong saat orang lain minta pertolongan. Sehingga dengan Mukhayyam yang tumbuh adalah suasana berbagi bukan saling menguasai, saling bantu bukan saling menyalahkan. Trus juga dengan Mukhayyam peserta diasah Tanggung Jawab. Karena Rasulullah SAW bersabda : bahwa setiap kita adalah pemimpin. Artinya seorang menjadi pemimpin jika dia bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang menjadi milik dan amanahnya.

    Setelah makan malam dan sholat 'Isya dilanjut acara Api Unggun dan Haflah atawa pentas seni. Setiap regu harus menunjukkan bakat penampilan di acara Api Unggun. Ustadz Gusdul dan Yunarko sebagai pembawa acara mengawali dengan meluruskan niat dan memaknai  kegiatan Api Unggun. Api sebagai zat yang mempunyai kekuatan jangan sampai membelokkan niat hingga menjadi syirik. Apalagi api adalah zat pembentuk syetan musuh terkutuk abadi manusia. Dan juga, api adalah materi terbanyak yang mengisi neraka. Meski, juga kita tidak pungkiri bahwa ada banyak manfaat dari api. Penerang, pemanas ketika masak, pengusir hewan liar bahkan untuk industri.

    Pagi hari, kegiatan diawali dengan sholat Shubuh dan kultum oleh ustadz Budi yang mengajak kita untuk menghitung dan merenung betapa banyak nikmat Allah yang telah kita terima. Kemudian lanjut dengan jalan pagi menyusuri perkampungan sekitar SDIT Alam. Seluruh kegiatan selesai ditutup dengan Apel penutupan dan penyematan pin tanda lulus Mukhayyam 2010.

    Qurban 1431: Buktikan Cintamu !

    Qurban tahun ini sedikit berbeda. Pelaksanaannya digabung serempak dengan TKIT dan SMPIT. Sehingga praktis merupakan Qurban Kolosal pertama kali. Bisa kebayang kan berapa orang yang akan terlibat di hajatan Qurban kali ini. Agar pelaksanaannya bisa sukses dan lancar harus diadakan pengaturan. Untuk siswa TKIT dan siswa SDIT kelas 1 dan 2 diadakan acara khusus. Mereka tidak dilibatkan dalam proses dari penyembelihan hingga pengemasan daging Qurban. Sedangkan siswa SDIT kelas 3 hingga 6 berikut siswa SMPIT, dilibatkan dalam pengelolaan daging Qurban. Mereka dibagi dalam kelompok-kelompok. Kelompok Penyembelihan dan Pengulitan, Pengirisan Daging, Pencucian Jerohan, Penimbangan dan Pengemasan.



    Alhamdulillah Qurban tahun ini ada 28 kambing. Dari TKIT 13 ekor, 14 dari SDIT dan 1 ekor dari SMPIT. Semua digarap dengan penuh kewalahan. Biasanya selesai sebelum Dhuhur, kali ini sudah adzan masih ada beberapa hewan yang masih dikuliti.



    Bagian ini nih yang paling butuh banyak pengorbanan. Mereka harus bergumul dengan yang bau-bau. Habisnya yang jadi tugasnya adalah membersihkan kotoran dari organ dalam si Kambing. Kebayang kan gimana baunya. Tapi sangat salut bagi mereka. Justru mereka senang tak terpaksa. Asyik satu per satu membersihkan kotoran.

    Nah bagi siswa yang tidak ikut menggarap daging, diajak ustadzah berkeliling secara kelompok melihat proses penggarapan daging Qurban. Mereka diperkenalkan Anatomi Kambing, dari tulang, organ dalam, daging. Satu persatu diminta memegang dan membaui.

    Kegiatan kali ini  serasa rame dan akrab, bisa menyatukan seluruh ustadz/ustadzah dan karyawan dari TKIT hingga SMPIT. Semoga kegiatan seperti ini dapat berlangsung terus agar ukhuwah semakin erat.

    Belajar Mencangkok

    Belajar tumbuhan Monokotil dan Dikotil tidak cukup hanya dengan menghafal ciri-cirinya. Harus ditambah dengan melihat langsung bentuk tanamannya. Sampai fasih setiap kali liat tanaman bisa nebak dengan tepat apakah Monokotil ataukah Dikotil. Ternyata pengetahuan Monokotil dan Dikotil ternyata bermanfaat. Salah satunya bermanfaat untuk memperbanyak tanaman. Selama ini tanaman diperbanyak melalui bijinya. Untuk tanaman yang umurnya panjang jadi lama deh nunggunya untuk dapetin hasilnya. Tanaman buah misalnya. Ada satu cara untuk memperbanyak tanaman buah tanpa nunggu lama. Begitu ditanam bisa langsung berbuah seperti induknya. Kok bisa ? Ya iyalah. Gimana tuh caranya ? Cara itu disebut dengan Mencangkok.

    Tidak semua tanaman bisa dicangkok. Yang bisa dicangkok khusus tanaman Dikotil saja. Nah lihat dulu bagaimana penampang batang Monnokotil dan Dikotil dulu.


    sumber : http://gurumuda.com/bse/organ-tumbuhan

    Liat letak Phloem dan Xylem. Phloem adalah jaringan untuk mengangkut makanan hasil yang dimasak oleh daun. Sedangkan Xylem adalah jaringan untuk mengangkut bahan makanan hasil pencarian akar dari tanah. Pada tanaman Monokotil, letak Phloem dan Xylem tersebar tidak teratur. Sedangkan pada tanaman Dikotil, teratur melingkar. Antara Phloem dan Xylem dibatasi oleh kambium. Kambium ini berperan sebagai yang membuat batang makin besar. Yang tidak dipunyai pada tanaman Monokotil. Makanya tanaman Monokotil gak pernah besar.



    Nah, mencangkok tanaman itu adalah sama aja dengan melukai kulit batang Dikotil hingga lapisan Phloem. Lapisan Phloem dibersihkan. Tujuannya, aliran makanan dari daun dihentikan pada cangkokkan tersebut.


    Kulit batang yang terbuka itu kemudian ditutup dengan tanah yang dicampur pupuk. Perbandingannya 1 : 1. Lalu, ditutup dengan sabut kelapa atau plastik. Bagian atas dan bawah dibuat supaya air bisa keluar dan masuk.


    Aliran makanan yang terhambat kemudian bertemu dengan tanah+pupuk selanjutnya akan menumbuhkan akar. Tapi akar yang tumbuh bukanlah akar tunggang. Meski tumbuhan Dikotil, akar yang muncul pada cangkokkan adalah akar serabut.






    Kultum Pake Masker

    Meski jarak kampus SDIT Alam Nurul Islam cukup jauh untuk terkena serangan Awan Panas Merapi, namun tidak begitu saja aman. Allah sangatlah Adil. Sabtu 30 November 2010 dini hari, terjadi erupsi eksplosif, erupsi disertai ledakan dari gunung Merapi. Akibatnya seluruh Jogja rata dengan hujan abu Vulkanik. Abu atau debu ini bukanlah debu biasa. Tapi kandungannya yang membuat ngeri. Ada Silika, Arsen, Belerang. Semuanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Abu itu masih saja menempel di berbagai benda yang terkena langsung oleh jatuhnya hujan abu tersebut. Genting, dedaunan, bahkan jalan raya dibuat memutih. Manakala ada angin yang bertiup, debi-debu itu akan mudah terbang. Jika terhirup atau masuk mata disitulah bahaya mulai mengancam.

    Untuk itu seluruh siswa diharuskan untuk mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut. Kemanapun mereka pergi, apalagi ke tempat yang keberadaan debu sangat banyak. Anehnya, saat kultum setelah sholat 'Ashar, saking hati-hatinya, mas Ageng masih menggunakan masker. Baru kali ini deh, ada kultum pake masker he . . he . . he.

    yang lain pun tidak ketinggalan. Bahkan ada yang sholat juga menggunakan masker demi mencegah bahaya yang mengancam akibat masuknya debu Vulkanik ke organ-organ kita.

    Aksi Solidaritas Mentawai-Merapi

    Perasaan sedih bercampur pilu gak kan mungkin ditahan lagi. Kejadian bencana yang menimpa negeri tercinta ini bertubi dan silih berganti. Banjir Wasior, Gempa-Tsunami Mentawai dan Erupsi gunung Merapi. Harta benda, saudara, orang tua, anak, habis meninggalkan tangis yang mengiris. Siapa lagi yang bisa diandalkan oleh mereka yang ditinggal. Kalau bukan kita saudara, sebangsa yang sama hidup di bumi yang sama ini.

    Empati tumbuh merekah waktu kita bisa membayangkan jika kita yang berada di lokasi bencana itu. Pikiran apa yang akan berkecamuk saat rumah kita hancur. Saat orang tua kita hilang. Saat kita mengungsi dan berpisah dengan seluruh anggota keluarga. Apalagi jika mengetahui kondisi detail bencana. Gelombang Tsunami setinggi 10 meter, awan panas bersuhu 600 derajat berkecepatan 300 kilometer per jam. Pastilah kita tidak dalam kondisi senyaman di tempat duduk kita sekarang ini.

    Senjata mukmin yang paling ampuh adalah do'a. Berdo'a bukan berarti lemah. Justru ia adalah 'rayuan halus' kepada Yang Maha Pengabul Permintaan. Membuka berbagai harapan kebaikan yang Allah turunkan karena ridho-Nya. Berharap bahwa musibah ini adalah ujian. Ujian yang akan meluluskan siapa saja yang akan naik derajat keimanannya. Bukannya adzab atas berbagai pelanggaran yang membuat Allah murka.

    Acara dipungkasi dengan galang dana untuk dikirim ke lokasi bencana. Meski belum semua, Alhamdulillah  perolehan dana sementara adalah Rp.2.300.000. Semoga sedikit meringankan beban mereka sebagai ungkapan solidaritas kami

    [Parenting School VIII] : Segelas Susu Panas Mengantarkan Sukses Anak-anak

    Sudah menjadi tekad bahwa para orang tua juga harus sekolah. Karena prinsip keterpaduan dalam Sekolah Islam Terpadu termasuk didalamnya adanya keterpaduan pendidikan antara sekolah dan rumah. Jangan sampai ada kontradiksi antara ustadz-ustadzah di sekolah dan orang tua di rumah. Sehingga Sekolah Orang Tua akan menghadirkan para orang tua sukses mendidik putra-putrinya yang patut dibagikan pengalaman kepada para orang tua wali dan ustadz-ustadzah.

    Kali ini, menghadirkan Ibu Hj. Sri Muslimatun, M. Kes. Bagi kalangan ibu-ibu, ibu satu ini pasti banyak dikenal. Bu Muslimatun adalah pimpinan Rumah Bersalin Sakina Idaman. Beliau adalah ibu dari 3 putra. Dua putra kandung dan seorang putri asuhnya. Kedua putranya seorang dokter. Putra pertama seorang dokter Spesialis Anak. Yang kedua seorang dokter umum. Bersuamikan Pak Damanhuriyang sekarang menjabat sebagai lurah di Sinduadi Mlati.

    Menurut beliau, kebiasaan adalah kegiatan yang dilakukan berulang sama persis atau mirip. Karena berulangnya jadilah kebiasaan. Lama kelamaan akan membentuk karakter pada diri seseorang. Begitu, beliau mengawali dalam membagi pengalamannya mendidik kedua anaknya.

    Beliau merupakan anak ke 10 dari 11 bersaudara. Yang sudah hidup menjadi anak yatim sejak kecil. Sehingga kehidupan yang penuh keprihatinan ditempuhnya sejak kecil. Pun setelah nikah dengan suaminya, pak Damanhuri. Termasuk sewaktu hamil anak pertama, pak Damanhuri melakukan ibadah (meski tidak ada tuntunannya) yaitu puasa selama 40 hari. Hanya dengan maksud agar keturunannya harus lebih baik dari kondisinya sekarang. Sebenarnya pendidikan yang diterapkan kepada kedua putra beliau sederhana saja. Cuma ada kebiasaan yang menarik selalu dilakukan sejak kecil. Bahkan hingga sekarang kedua putranya sudah menikah. Kebiasaan itu adalah, bu Muslimatun selalu membangunkan kedua anaknya untuk sholat Tahajud dengan segelas air Susu Panas. Sehingga sempat agak diprotes putra keduanya sewaktu anak pertama sudah beristri, bu Muslimatun masih saja membangunkan dengan segelas air Susu Panas. Sekaligus menantunya juga.

    Rupanya kebiasaan ini melekat kuat di keluarga bu Muslimatun. Sewaktu putranya belajar di Eropa, bu Muslimatun masih saja membangunkan untuk Tahajud. Di seberang sana, putranya sudah bangun meski tanpa Susu Panas. Saat ada acara Talkshow yang mengundang putranya di sebuah stasiun radio, putranya ditanya "Kenikmatan apa yang paling nikmat dirasakan hingga saat ini di usia 24 tahun?", putranya menjawab "Saat dibangunkan dengan segelas Susu Panas"

    Beberapa nilai yang diterapkan bu Muslimatun dalam mendidik anaknya :

    a. Anak akan mudah sekali melakukan apa yang ia lihat bukan yang ia dengar. Dibuktikan dengan keduanya anaknya yang berprofesi menjadi dokter. Karena dari kecil selalu melihat aktivitas ibunya yang melakukan pelayanan pada ibu melahirkan. Bahkan anaknya yang kedua berkata "Ma, sudahlah nanti aku akan gantikan Mama"

    b. Tidak ada Anak yang Nakal. Beri cukup 'Kesejahteraan' pada anak. Dengan memberikan pendampingan dan kepedulian dengan aktivitasnya terutama sekolah. Putra pertamanya dulu sempat dikatakan nakal oleh guru dan teman-temannya atas kelakukan yang ditunjukannya. Bahkan sempat dibawa ke psikolog anak untuk mencari tahu penyembuhannya. Ternyata, selama ini anaknya merasa kurang diperhatikan dikarenakan sibuknya aktivitas beliau. Begitu didampingi, bahkan saat mengikuti lomba pidato tingkat propinsi bisa juara. Mulai tumbuhlah eksistensinya. Percaya diri muncul, mulailah berubah sikapnya lebih 'menep', bijak dan tidak 'liar' lagi.

    c. Berilah Peringantan bukan Larangan. Terlalu banyak melarang akan membuat anak menjadi takut untuk mencoba. Sedikit-sedikit takut salah. Takut gagal. Berilah pemahaman bahwa hal yang buruk akan dirasakan jika dilakukan, sehingga memunculkan sikap kehati-hatian dalam berbuat.

    d. Marahlah dengan Bijak bukan untuk Pelampiasan. Anak yang dibentuk selalu dengan kelembutan terkadang membuat manja. Tidak mandiri dan kurang percaya diri jika harus tampil. Marah bisa jadi sebagai pemerkaya emosi anak, sehingga jika menghadapi kondisi serupa tidak kaget.

    Pameran Kaktus

    Memasuki tema Batu di pembelajaran kali ini, kelas 3 mengadakan event pameran. Pameran Kaktus. Loh apa sih hubungannya dengan tema batu? Kaktus adalah tanaman yang bisa bertahan di daerah yang sangat sedikit air. Artinya di daerah yang dipenuhi bebatuan yang sangat sulit air, seperti di gurun pasir adalah tempat hidup yang pas untuk Kaktus.
    Banyak macamnya dan unik-unik bentuknya. Harganya berkisar dari Rp. 5000 untuk yang sederhana, sedangkan yang berwarna dan unik sekali bisa sampai Rp. 20.000.

    Ternyata banyak juga peminatnya. Begitu dibuka, langsung banyak siswa yang berkumpul. Ada yang sekedar melihat, tapi banyak juga yang memang bener-bener beli.

    Sepertinya trend pameran akan sering diadakan. Selain mengasah sense menjual, anak-anak juga belajar bagaimana membuat kemasan menarik supaya dilirik oleh calon pembeli.

    Outing Kelas 6 : Tour di Lereng Merapi

    Pembelajaran di luar ruang kelas 6 kali ini mengambil tema ”Perkembangbiakan tumbuhan dan Bencana Alam”. Hari ini Kamis, 21 Oktober 2010 kami merasa bersemangat sekali, tidak seperti hari biasa. Ya, tidak lain kegiatan yang kami tunggu-tunggu tiba juga. Kelas 6 dapat yang terakhir, bukan apa-apa sih, Cuma agak gimana gitu kelas 1-5 sudah outing, kita kok belum…..

    Tempat yang pertama, kita akan mempelajari perkembangbiakan tumbuhan khususnya tanaman hortikultura. Apa itu tanaman hortikultura?. Kata Pak sukarman, petugas yang mendampingi kita, tanaman hortikultura adalah tanaman yang termasuk tanaman sayur, buah dan tanaman hias.  Kalian pasti tahu dong! Tanaman sayur, yaitu tanaman yang dimanfaatkan hasilnya untuk sayuran. Bagian yang dimanfaatkan dapat berupa bagian akarnya, batang, daun, buah dan bijinya. Biasanya tanaman ini berumur pendek, 30 hari – 120 hari.Tanaman buah, jelaslah yang diambil adalah bagian buahnya, biasanya daging buahnya. Biasanya umur tanaman ini termasuk tahunan, tapi ada juga yang berumur pendek. Tanaman hias, semua bagian tanaman dapat menjadi daya tariknya. Fungsi utama adalah untuk hiasan taman di rumah, perkantoran, jalan, juga taman kota.

    Berikut ini adalah acara sekolah lapangan kita, seperti pak tani ya? Tapi tidak mengapa supaya teman-teman tahu, besok jika mau jadi petani, petani yang pintar.



    Kami berada di depan kebun anggrek BP2APH Ngipik Sari. Tanaman anggrek tanah ini, tingginya  hampir setinggi kita. Kami berada dibagian atas kebun anggrek,  bunganya  indah lho.. warnanya kuning kecoklatan totol-totol.

    Inilah suasana sekolah lapangan kami, Pak sukarman menjelaskan fungsi mulsa pada tanaman cabai varitas cipanas dan tomat varitas kaliurang. Kemudian juga pada tanaman buncis dan kacang panjang. Secara umum mulsa berfungsi menahan hara supaya tidak pergi kemana-mana jika terkena air hujan, menjaga kelembapan tanah dan juga membatasi pertumbuhan gulma pada tanaman.

    Belajar ditengah sawah dengan petugas penyuluh lapangan(PPL) langsung, selain dapat ilmu mengenai tanaman buncis, tomat, cabai, kacang panjang. Kita-kita juga dapat nasehat banyak supaya rajin belajar, supaya tidak sia-sia pengorbanan ortu.

    Umar sedang mengamati tanaman buncis, eeeh kemarin kita bareng-bareng petik buncis yang masih muda dan langsung kita makan . Tahu nggak rasanya??? Oh, ternyata manis, lho… buncis disana tidak disemprot pestisida jadi langsung makan tidak apa-apa .



    Ahmad sedang merasakan buncis Ngipik Sari, kress nyam-nyam…. Enak. Manis rasanya…..

    Kebun bunga mawar merah….kemarin banyak yang mau memetiknya. Untuk dibawa pulang,  diberikan pada orang tercintanya yaitu ortu masing-masing tapi tidak boleh….. nggak cukup…lagi….

    Di pembibitan tanaman buah, kita diterangkan cara perbanyakan sambung pucuk atau enten. Apa itu enten? Yang pasti bukan kelapa muda yang dimasak dengan gula jawa, itu mah . enten-enten isi makanan pada dadar gulung atau mendut goci. Enten adalah salah satu perbanyakan tanaman secara vegetative buatan artinya perkembangbiakan tidak melalui pertemuan benangsari dan kepala putik dan harus dikerjakan manusia.  Enten adalah upaya memperbaiki mutu tanaman dengan menyambung antara tanaman batang bawah yang berasal dari biji dan pucuk tanaman dari pohon induk sebagai batang atas.  Kita harus memilih tanaman batang bawah yang kuat perakarannya, tahan terhadap hama dari tanah, sedang pucuk yang akan disambung haruslah dari tanaman induk yang mutunya baik seperti buah banyak, rasanya manis, daging tebal, warnanya bagus, jika tanaman hias warnabunga yang berbeda dengan batang bawah



    Kita mengunjungi pusat pembibitan jamur edible. Untuk budidaya jamur bahan baku yang diperlukan adalah  bahan baku serbuk kayu, yang diwadahi plastic dan diberi bibit yang diproses diruangan hangat.

    Bahan –bahan yang dibutuhkan dan yang sudah siap untuk diberi bibit.



    Anak-anak kelas VI  bergambar bersama sebelum pulang.



    Setelah dari BP2APH, kita tafakur alam di Taman Gardu Pandang Kaliurang. Dari gardu pandang yang ada kita dapat menikmati pemandangan menakjubkan disekitar Kaliurang. Jika cuaca cerah puncak Merapi akan sangat jelas sekali, walaupun jaraknya 9 km dari sini. Sayang, kemarin cuaca agak berkabut jadi tidak bias menikmatinya. Ditaman ada salah satu anggota ekosistem yang ada di Taman Gardu Pandang, mendapat berkah makanan. Salah satu dari kami berbagi makan siang dengannya. Bahkan kami sempat bermain-main dengannya, sepertinya dia senang dapat makanan dari kami.



    Bunker yang ada di sini terkunci. Bagaimana, jika Merapi meletus saat ini, dimanakah kita berlindung? Kok terkunci????......maklum saat kita ke sana aktivitas  Merapi meningkat dari biasa.

    Gunung Turgo yang sering disangka Merapi jika dilihat dari gardu pandang. Padahal Merapi yang benar masih 9 km dari sini, dan sering tertutup kabut..



    Inilah tujuan kami selanjutnya, Museum Gunung Merapi. Disini kita dapat belajar banyak mengenai gunung berapi. Dari sisi ilmiah dan mitos-mitos pun ada disini. Untuk yang berkaitan dengan mitos kita harus berhati-hati jangan sampai berbuat syirik, yaa!!

    Di hall setelah pintu masuk kita disambut prototype gunung Merapi, yang jika dipencet tombolnya akan mensimulasikan arah jatuhnya kubah kawah. Terdengar suara gemuruh dan dari puncak akan meleleh lava pijar. Pada tahun 1969 ke arah barat daya, 1994 ke selatan agak sebelah barat dan 2006 kemarin kearah timur.



    Kita mempelajari tahapan terbentuknya benua.  Di sana juga kita dapat belajar berbagai tipe gunung berapi didunia, tipe kawah gunung berapi, tipe letusan dari berbagai gunung berapi di dunia. Manfaat gunung berapi juga diulas, antara lain untuk wilayah pertanian, pariwisata, bahan tambang, sumber mataair, resapan tanah .

    Calon ruang simulasi gempa vulkanik, begitu tombol dipencet, jembatannya akan miring. Tetapi ini belum jadi. Jika tahun 2011 kita  datang lagi katanya sudah jadi.

    Kami mengamati sepeda motor relawan yang meninggal terjebak erupsi Merapi tahun 2006 di bunker Kaliadem. Ngeri… ya.. Semoga relawan itu dapat syahid…



    Kelas VI berpose di halaman depan MGM.



    Seluruh kru kelas VI SDIT ANI kecuali Ustadz Bin yang njepret kami…

    Setelah ini kita jenguk Ina yang lagi sakit di RS PKU Gamping, kelihatannya Ina seperti gak sakit dia senyum terus dan ceria. Tapi kata dokter Bambang yang juga ayah dari Dhila, Mbak Ina harus banyak istirahat tidak boleh turun dari tempat tidur. Karena hasil Labnya kandungan protein di urin masih tinggi…kita doakan semoga ginjal Ina segera berfungsi normal…Amin. Kunjungan kita di sini diakhiri dengan doa bersama dipimpin ustatdz Bintara.



    Outing kita kali ini  paling lengkap lho… kita belajar masalah pertanian di BP2APH, belajar gunung api di MGM, bersantai dan tafakur alam di gardu pandang, wisata kuliner di Mbah Carik dan di akhiri dengan menjenguk Ina yang sakit. Berdialog dengan dr. Bambang Edi, Sp. A. sepertinya masih banyak yang mau diceritain di sini tapi dah capek… nih habis mabit. Minggu ini kelas 6 marathon dari outbound, outing, mabit, tapi asyik kan…? Sampai jumpa, ketemu lagi di outing bulan depan…



    Kontributor : Ustadzah Sunarsih