November 2010

    Qurban 1431: Buktikan Cintamu !

    Qurban tahun ini sedikit berbeda. Pelaksanaannya digabung serempak dengan TKIT dan SMPIT. Sehingga praktis merupakan Qurban Kolosal pertama kali. Bisa kebayang kan berapa orang yang akan terlibat di hajatan Qurban kali ini. Agar pelaksanaannya bisa sukses dan lancar harus diadakan pengaturan. Untuk siswa TKIT dan siswa SDIT kelas 1 dan 2 diadakan acara khusus. Mereka tidak dilibatkan dalam proses dari penyembelihan hingga pengemasan daging Qurban. Sedangkan siswa SDIT kelas 3 hingga 6 berikut siswa SMPIT, dilibatkan dalam pengelolaan daging Qurban. Mereka dibagi dalam kelompok-kelompok. Kelompok Penyembelihan dan Pengulitan, Pengirisan Daging, Pencucian Jerohan, Penimbangan dan Pengemasan.



    Alhamdulillah Qurban tahun ini ada 28 kambing. Dari TKIT 13 ekor, 14 dari SDIT dan 1 ekor dari SMPIT. Semua digarap dengan penuh kewalahan. Biasanya selesai sebelum Dhuhur, kali ini sudah adzan masih ada beberapa hewan yang masih dikuliti.



    Bagian ini nih yang paling butuh banyak pengorbanan. Mereka harus bergumul dengan yang bau-bau. Habisnya yang jadi tugasnya adalah membersihkan kotoran dari organ dalam si Kambing. Kebayang kan gimana baunya. Tapi sangat salut bagi mereka. Justru mereka senang tak terpaksa. Asyik satu per satu membersihkan kotoran.

    Nah bagi siswa yang tidak ikut menggarap daging, diajak ustadzah berkeliling secara kelompok melihat proses penggarapan daging Qurban. Mereka diperkenalkan Anatomi Kambing, dari tulang, organ dalam, daging. Satu persatu diminta memegang dan membaui.

    Kegiatan kali ini  serasa rame dan akrab, bisa menyatukan seluruh ustadz/ustadzah dan karyawan dari TKIT hingga SMPIT. Semoga kegiatan seperti ini dapat berlangsung terus agar ukhuwah semakin erat.

    Belajar Mencangkok

    Belajar tumbuhan Monokotil dan Dikotil tidak cukup hanya dengan menghafal ciri-cirinya. Harus ditambah dengan melihat langsung bentuk tanamannya. Sampai fasih setiap kali liat tanaman bisa nebak dengan tepat apakah Monokotil ataukah Dikotil. Ternyata pengetahuan Monokotil dan Dikotil ternyata bermanfaat. Salah satunya bermanfaat untuk memperbanyak tanaman. Selama ini tanaman diperbanyak melalui bijinya. Untuk tanaman yang umurnya panjang jadi lama deh nunggunya untuk dapetin hasilnya. Tanaman buah misalnya. Ada satu cara untuk memperbanyak tanaman buah tanpa nunggu lama. Begitu ditanam bisa langsung berbuah seperti induknya. Kok bisa ? Ya iyalah. Gimana tuh caranya ? Cara itu disebut dengan Mencangkok.

    Tidak semua tanaman bisa dicangkok. Yang bisa dicangkok khusus tanaman Dikotil saja. Nah lihat dulu bagaimana penampang batang Monnokotil dan Dikotil dulu.


    sumber : http://gurumuda.com/bse/organ-tumbuhan

    Liat letak Phloem dan Xylem. Phloem adalah jaringan untuk mengangkut makanan hasil yang dimasak oleh daun. Sedangkan Xylem adalah jaringan untuk mengangkut bahan makanan hasil pencarian akar dari tanah. Pada tanaman Monokotil, letak Phloem dan Xylem tersebar tidak teratur. Sedangkan pada tanaman Dikotil, teratur melingkar. Antara Phloem dan Xylem dibatasi oleh kambium. Kambium ini berperan sebagai yang membuat batang makin besar. Yang tidak dipunyai pada tanaman Monokotil. Makanya tanaman Monokotil gak pernah besar.



    Nah, mencangkok tanaman itu adalah sama aja dengan melukai kulit batang Dikotil hingga lapisan Phloem. Lapisan Phloem dibersihkan. Tujuannya, aliran makanan dari daun dihentikan pada cangkokkan tersebut.


    Kulit batang yang terbuka itu kemudian ditutup dengan tanah yang dicampur pupuk. Perbandingannya 1 : 1. Lalu, ditutup dengan sabut kelapa atau plastik. Bagian atas dan bawah dibuat supaya air bisa keluar dan masuk.


    Aliran makanan yang terhambat kemudian bertemu dengan tanah+pupuk selanjutnya akan menumbuhkan akar. Tapi akar yang tumbuh bukanlah akar tunggang. Meski tumbuhan Dikotil, akar yang muncul pada cangkokkan adalah akar serabut.






    Kultum Pake Masker

    Meski jarak kampus SDIT Alam Nurul Islam cukup jauh untuk terkena serangan Awan Panas Merapi, namun tidak begitu saja aman. Allah sangatlah Adil. Sabtu 30 November 2010 dini hari, terjadi erupsi eksplosif, erupsi disertai ledakan dari gunung Merapi. Akibatnya seluruh Jogja rata dengan hujan abu Vulkanik. Abu atau debu ini bukanlah debu biasa. Tapi kandungannya yang membuat ngeri. Ada Silika, Arsen, Belerang. Semuanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Abu itu masih saja menempel di berbagai benda yang terkena langsung oleh jatuhnya hujan abu tersebut. Genting, dedaunan, bahkan jalan raya dibuat memutih. Manakala ada angin yang bertiup, debi-debu itu akan mudah terbang. Jika terhirup atau masuk mata disitulah bahaya mulai mengancam.

    Untuk itu seluruh siswa diharuskan untuk mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut. Kemanapun mereka pergi, apalagi ke tempat yang keberadaan debu sangat banyak. Anehnya, saat kultum setelah sholat 'Ashar, saking hati-hatinya, mas Ageng masih menggunakan masker. Baru kali ini deh, ada kultum pake masker he . . he . . he.

    yang lain pun tidak ketinggalan. Bahkan ada yang sholat juga menggunakan masker demi mencegah bahaya yang mengancam akibat masuknya debu Vulkanik ke organ-organ kita.

    Aksi Solidaritas Mentawai-Merapi

    Perasaan sedih bercampur pilu gak kan mungkin ditahan lagi. Kejadian bencana yang menimpa negeri tercinta ini bertubi dan silih berganti. Banjir Wasior, Gempa-Tsunami Mentawai dan Erupsi gunung Merapi. Harta benda, saudara, orang tua, anak, habis meninggalkan tangis yang mengiris. Siapa lagi yang bisa diandalkan oleh mereka yang ditinggal. Kalau bukan kita saudara, sebangsa yang sama hidup di bumi yang sama ini.

    Empati tumbuh merekah waktu kita bisa membayangkan jika kita yang berada di lokasi bencana itu. Pikiran apa yang akan berkecamuk saat rumah kita hancur. Saat orang tua kita hilang. Saat kita mengungsi dan berpisah dengan seluruh anggota keluarga. Apalagi jika mengetahui kondisi detail bencana. Gelombang Tsunami setinggi 10 meter, awan panas bersuhu 600 derajat berkecepatan 300 kilometer per jam. Pastilah kita tidak dalam kondisi senyaman di tempat duduk kita sekarang ini.

    Senjata mukmin yang paling ampuh adalah do'a. Berdo'a bukan berarti lemah. Justru ia adalah 'rayuan halus' kepada Yang Maha Pengabul Permintaan. Membuka berbagai harapan kebaikan yang Allah turunkan karena ridho-Nya. Berharap bahwa musibah ini adalah ujian. Ujian yang akan meluluskan siapa saja yang akan naik derajat keimanannya. Bukannya adzab atas berbagai pelanggaran yang membuat Allah murka.

    Acara dipungkasi dengan galang dana untuk dikirim ke lokasi bencana. Meski belum semua, Alhamdulillah  perolehan dana sementara adalah Rp.2.300.000. Semoga sedikit meringankan beban mereka sebagai ungkapan solidaritas kami