2012

    Mukhayyam : Terus Tetap Asah Kekuatan

    Mukhayyam di akhir semester ganjil sangat pas dengan dukungan musim hujan yang saat deras-derasnya. Lho, pas gimana. Maunya berkemah kan pingin senang-senang bisa tidur di tenda bareng temen-temen. Ngobrol asyik hingga larut malam. Nah, kalo hujan deras melanda, semua itu jadi bubar deh. Sedih dong. Itulah kesan yang sering dipahami anak-anak. Padahal mengapa harus ada kegiatan mukhayyam, justru sebenarnya jika ikut kegiatan tersebut harus siap mendatangi ketidaknyamanan. Dari mulai tidur di alam terbuka, dingin, beralas tikar, makan masak sendiri, harus sabar antri, siap disuruh, banyak tugas baik yang fisik maupun pikir, bangun malam, harus siap tampil percaya diri di pentas seni. Pokoknya seperti mendatangi penyakit deh bagi yang biasa enak-enak dimanja selalu dilayani dan dilindungi. Kita siap untuk menempa diri, menyiapkan diri untuk menghadapi kondisi paling kritis sekalipun. Kita harus selalu mengasah segala kekuatan yang kita miliki. Itulah perintah Allah SWT dalam surah Al Anfal : 60, begitu amanat ust. Ariefuddin dalam pembukaan apel Mukhayyam. Sedini mungkin kekuatan harus kita asah. Apa hasil yang akan didapat? Di jaman Rasulullah ada seorang shohabat yang sangat belia bernama Usamah bin Zaid. Di usia 18 tahun sudah dipilih Rasulullah untuk menjadi panglima perang memimpin para shohabat senior. Tentu pilihan rasul bukan tanpa pertimbangan, karena Usamah sudah mengasah kekuatannya terutama di bidang perang sejak dini. Kita juga mengenal Imam Syafi'i yang baru 14 tahun sudah berani berfatwa di Makkah, tempat dimana banyak ulama besar tinggal. Bahkan, terakhir ada seorang bocah bernama Husain Tabataba'i yang sudah hafal Qur'an hingga tafsirnya di usia 5 tahun sehingga ia digelari Doktor Honoris Causa. Tentu mereka sudah siapkan kekuatan itu sejak dinin mungkin. Jangan sampai kebiasaan ikut-ikutan selalu dilakukan. Seperti sekarang banyak trend Ngepop bahkan menghafal syair lagunya, koleksi posternya, bergaya seperti artisnya tapi giliran diminta untuk menyanyi malu, gak mau. Nah bukankah hal itu mubazir saja. Maka mulailah saat ini untuk fokus terhadap bakat dan kegemaran sehingga kekuatan itu menjadi terasah baik sedini mungkin. Begitu sekali lagi pesan pembina apel.


    Di awali dengan mendirikan bivak yang berasal dari plastik terpal setiap suku memastikan kekuatannya. Memastikan ikatan tali kuat, tancapan patok dalam tak tergoyah.


    Bivak sudah berdiri kokoh, saatnya mengangkut barang ke dalam bivak. Juga menikmati istirahat sambil santap makanan ringan. Tak begitu lama berselang, hujan datang mengguyur deras. Kekokohan bivak diuji. Memang sih kokoh tapi yang kurang diperhitungkan belum dibuatnya saluran air. Sehingga air bebas menggenangi bivak. Seluruh tikar hingga kasur. Beberapa tas tergenang. Yang paling parah ada satu bivak yang tak sejumputpun terlihat lapisan tanah di dalam bivak. Rupanya lokasi yang didirikan bivak itu tempat paling rendah dibanding yang lainnya. Semua peserta merelokasi barang ke kelas. Ustadz-ustadzah berkeliling melihat situasi yang mendadak itu. Namun tak satupun siswa yang panik hingga terekspresikan dalam tangisan. Mereka tetap tenang menyelamatkan setiap barang kepunyaan sukunya.


    Setelah berbenah dari ujian pertama, tak terasa betapa kosongya perut. Tanpa melihat kondisi sekitar asal ada makanan langsung disantap dengan lahapnya. Tapi, jangan santai dulu, boleh jadi hujan yang tak kalah dahsyat kan datang lagi. Tapi tekad di awal sudah terpatri, kita akan bertahan apapun yang terjadi akan tetap di tenda.


    Subhanallah, rupanya seluruh air tlah Allah tumpahkan di hujan siang tadi. Malam ini Allah anugrahkan untuk dinikmati bersama dalam kegiatan pentas seni yang dilengkapi api unggun. Namun, kewaspadaan tetap penuh. Boleh jadi tengah malam saat terlelap hujan datang membangunkan tidur nyenyak kita.


    Pentas seni berjalan lancar. Berikut penyulutan api unggunnya. Selama nyalanya berpijar, satu per satu suku menampilkan pentas seninya di depan khalayak. Di sini kekuatan percaya diri dan spontanitas diuji. Karena, tak ada waktu persiapan untuk melatihnya. Hanya kekuatan ide dan keberanian tampil di depan. Setelah selesai, segera setiap suku diminta untuk segera mempersiapkan diri mengistirahatkan badannya. Tengah malam di tengah kumpulan penat akan tetap dibagunkan untuk berjama'ah sholat Tahajjud.


    Pagi hari setelah sholat Shubuh diteruskan dzikir al-Ma'tsurat dilanjut jalan pagi keliling kampung dan jalan di wilayah sekitar SDIT Alam. Udara yang masih jernih membuat segar menghirupnya. Tempaan selama mukhayyam seharusnya terus berlanjut. Seperti besi yang ditempa dengan bara api, ia akan keras dan kokoh membaja. Seperti otot yang dilatih terus, ia akan kuat menahan dan mengangkat beban. Seperti batu bara yang meski hitam kelam saat mengalami tempaan terus akan berubah memutih cemerlang nan keras, jadilah intan batu permata nan mahal.

    Nuris Chef Competition

    Tak kalah dengan para siswa yang sedang menjalani perhelatan Nuris Games 2012, para ustadz/ah dan karyawan juga disediakan media kompetisi. Yang akan dilombakan diantara mereka adalah kemampuan dalam meramu, mengolah hingga menyajikan masakan. Para ustadz/ah dan karyawan dibagi dalam beberapa tim. Tim kelas 1, tim kelas 2-3, tim Qiroaty, tim tata usaha - security - K3, tim kelas 6.


    Masak tidak asal masak. Peraturannya, semua bahan harus alami dan di dapatkan dari sekitar kampus sekolah Alam Nurul Islam. Karena beberapa kebun sudah layak untuk dipanen beberapa tanamannya. Tapi, meski ada tim yang terpaksa harus import bahan dari luar meski tetap harus yang alami. No bahan kimia.


    Liat tuh sebagai pelengkap dibutuhkan daun melinjo. Tinggal petik aja meski juga pake tangga. Anak-anak heran tapi trus bantu setelah tahu kalo ternyata ustadzahnya butuh bahan tuk masak.


    Wah, kolaborasi antara K3 dan security ini boleh juga. Bisa sampingan buka warung bakmi nyemeg kala malam tiba. Atau mau dipromosikan jadi koki di dapur ya :). Namun yang jelas kita tunggu hasil penampilannya sesuai keputusan juri nanti.


    Pepaya jenis Red Lady ni hasil bumi kebun Nuris juga loh. Kita bermimpi mau tanam 1000 pohon pepaya di bumi Nuris. Yang di sebelah sono tuh Terong Crispy juga hasil kebun sendiri.


    Tak hanya yang nabati, yang hewani seperti lele-lele ini juga hasil kolam sendiri. Wah lengkap deh pokoknya. Tinggal nunggu mateng, sentuhan tangan siapa yang membuat bahan-bahan alam tu jadi sesuatu yang mancing selera makan?

    Nuris Games 2012 Begins . . .

    Satu acara yang paling ditunggu di penghujung semester ganjil ini adalah Nuris Games. Kegiatan tahunan yang bertujuan untuk mengaktifkan potensi dan bakat anak yang dikemas dalam kompetisi permainan. Tidak hanya berupa permainan cabang olahraga. Tapi juga permainan-permainan yang sengaja dihadirkan untuk mengakomodasi setiap potensi anak. Sehingga tidak saja hanya yang terkuat, yang tercepat saja yang jadi juara. Tapi bagi yang lemah tapi teliti ada lomba memasukkan benang dalam lubang jarum. Bagi yang ulet dan sabar ada lomba memisahkan biji-bijian.


    Selain itu, tentang permainan kita diingatkan Allah bahwa seluruh kehidupan di dunia ini sejatinya adalah permainan (Al-An'Am ayat 32, Al-Ankabut ayat 64, Muhammad ayat 36) ada yang menang, ada yang kalah. Ada aturan yang harus diikuti. Allah mengingatkan yang paling penting bukanlah saat di dunia ini tapi kelak di akhirat. Dan yang  akan memenangkan permainan di dunia ini adalah mereka yang beriman dan bertaqwa. Pesertanya meliputi siswa-siswi dari kelas 1 hingga kelas 8. Mereka dikelompokkan ke dalam kontingen-kontingen yang kali ini menggunakan nama suku-suku di Indonesia. Setiap kelompok diminta untuk menyiapkan atribut sesuai ciri khas sukunya. Hingga membuat yel-yel penyemangat. Khusus untuk kelas 1 dan 2 mereka kompetisi antar kelas dengan mata lomba tersendiri. Pilihan suku-suku bukanlah tanpa kesengajaan. Apalagi komposisi setiap suku yang berasal dari berbagai kelas. Yup tepat, supaya terjadi proses saling kenal mengenal untuk menuju bangunan ukhuwah yang kokoh.


    Secara lengkap Jadwal lomba sebagai berikut :

    a. Kamis, 13 Desember 2012



    • Pembukaan Nuris Games 2012

    • Untuk kelas 1 dan 2 (Memasukkan benang dalam jarum, Holahop)

    • Untuk kelas 3 sampai 8 (Lari 2000 meter, Futsal, Bulutangkis, Catur, Volly Jarik)

    b. Jum'at, 14 Desember 2012

    • Untuk kelas 1 dan 2 (Maraton kelereng, Tarik tambang)

    • Untuk kelas 3 sampai 8 (Futsal, Rubik, Tarik tambang, Volly Jarik)

    c. Senin, 17 Desember 2012

    • Untuk kelas 1 dan 2 (Lari cepat 50 m,Pazzle)

    • Untuk kelas 3 sampai 8 (Futsal, Rubik, Tarik tambang, Volly Jarik)

    d. Selasa, 18 Desember 2012

    • Untuk kelas 1 dan 2 (Memisahkan biji-bijian, Mencari dan memisahkan sampah)

    • Untuk kelas 3 hingga 8 (Futsal, Volly Jarik,Balap Egrang, Menata Kartu)

    Untuk lomba hari pertama ini yang sangat seru baik permainan dan penontonnya adalah Futsal. Di partai antara suku Jawa dan Ternate terjadi hasil pertandingan yang fantastis, 16-1 untuk kemenangan Ternate.


    Suku yang juara adalah mereka yang berhasil mengumpulkan medali emas terbanyak. Setiap harinya kompetisi ditutup dengan pemberian medali bagi para pemenang.

    medali2

    Ayo jangan lewatkan kompetisi-kompetisi berikutnya, dijamin seruuu . . .

    Terong Crispy

    Ada kegiatan lain di kegiatan Ujian Akhir Semester kali ini. Meski UAS tapi tetep full day school. Tetep pulangnya sore. Nah trus ngapain setelah ulangan? Untuk menjadi siswa yang SIP, sholih-ilmuwan-pemimpin tidaklah cukup dengan hanya proses pembelajaran kelas setelah itu dites pake ulangan trus udahan. Ulangan tu kan untuk mengevaluasi hasil serapan belajar terutama secara kognitif. Makanya tesnya berbentuk tertulis. Sedangkan di SDIT Alam memaknainya lain. Evaluasi ya tetep evaluasi untuk mengetahui hasil capaian kompetensi yang dibelajarkan. Setelah tes tidak lantas selesai semuanya. Untuk menjadi siswa SIP masih terus berlangsung. Makanya pilihan sekolahnya adalah Full Days, maksudnya, supaya waktu di sekolah lebih banyak. Dengan begitu kesempatan belajar untuk menjadi manusia SIP akan lebih banyak pula. Makanya, setelah melakukan tes anak-anak tetap pulang sore untuk meneruskan pembelajaran menjadi manusia SIP. Walaupun ada kekhawatiran orang tua, bukankah waktu tes justru anak-anak harus pulang lebih pagi supaya bisa istirahat dan ada kesempatan belajar? Tapi bukankah dengan mereka di sekolah untuk beristirahat juga diberi kesempatan, trus untuk belajar justru ada guru dan teman yang bisa dijadikan partner berdiskusi memecahkan persoalan dan informasi yang kurang ketimbang belajar sendiri di rumah.

    Beberapa kelas setelah melakukan tes mengadakan agenda pembelajaran yang lebih fleksibel. Bukan pembelajaran materi karena sudah habis. Tapi pembelajaran yang bermuatan lifeskill. Ada BTAQ, untuk kelas bawah ada acara nonton bareng film motivasi penuh nilai, kelas atas ada yang melakukan pembahasan soal. Bahkan ada kelas yang melakukan panen dari hasil berkebun. Tapi, tak cukup panen saja. Kemudian dilanjut dengan pengolahannya.

    https://fbcdn-sphotos-a-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/533523_443127129076984_491010236_n.jpg

    Weits, masak apaan tuh? Ada tren masakan baru nih. Namanya terong krispi. Terong yang kalo orang Jawa dikenal sebagai sayur yang tidak banyak yang suka karena yang bentuknya kenyal-kenyal giman gitu. Bahkan ada tokoh raksasa dalam cerita Jawa yang namanya Buto Terong, makin menambah kurang ngepop saja sayur ini. Tapi karena inovasi, terong ini jadi masakan yang lumayan punya gengsi. Terong Crispy.

    https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc7/481590_443127185743645_1536062559_n.jpg

    Terong diiris-iris bunder, lalu diberi adonan tepung crispy. Setelah digoreng hingga kering. Udah deh jadilah terong crispy. Mudah kan! Anak-anak kelas 4B ini mengisi waktu setelah ulangan akhir semester. Jadi, UAS tidak harus tegang meski juga dipastikan bahwa materi sudah dipahami dengan jelas dan gamblang.

    https://fbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/65113_443127279076969_117357415_n.jpg

    Begini nih hasilnya. Cleguk . . . bikin kelenjar Eksokrin mengeluarkan air liur memenuhi mulut. Apalagi pas nih udah siang menjelang makan siang. Sangat cocok nemenin menu makan siang nanti.

    https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/61420_443127289076968_979325782_n.jpg

    Selain ada yang dimakan sendiri bisa juga dikemas untuk jualan nanti di marketday. Wah jadilah kegiatan wirausaha. Dari berkebun kemudian dipanen trus proses produksi, pengemasan dan berakhir di penjualan. Ayo siapa yang mau ngikut . . . . .

    https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/151064_443127322410298_97813337_n.jpg

    Panen Terong

    Menjelang akhir semester selain ustadz/ah panen nilai lewat ujian akhir semester,tak ketinggalan anak-anak juga melakukan panen. Panen dari hasil berkebun terong. Semenjak ditanam bulan September, kini terong-terong itu mulai membesar dan mengungu.

    https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/577816_441626569227040_1725785049_n.jpg

    Tapi, anehnya hanya di tempat tertentu saja yang buahnya cepet membesar. Di ladangnya kelas 4B disusul kemudian ladangnya kelas 6C. Apa mungkin ya tingkat kesuburan ikut menentukan cepatnya perbesaran buah terong. Dengan panen perdana ini menyuntikkan semangat ustadz/ah dan anak-anak untuk lebih merawat tanamannya. Bahkan kalo perlu ditambah dan diperluas lagi ladangnya.

    https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/319552_441626535893710_1315819367_n.jpgYang mendahului panen bahkan sudah 3 kali petik yaitu tanaman kangkung darat. Langsung dimasak jadi menu santap siang. Menyusul kemudian ada cabe, pepaya jenis red lady, lobak. Wah makin semangat berkebun nih. Yuk berkebun tuk . . . . . .

    Educating Ownership

    Jenjang pendidikan dasar atau tingkat SD merupakan tahap pendidikan yang paling lama, 6 tahun. Anak-anak mengalami proses pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologi yang pesat. Di masa proses tersebut bentuk pendidikan yang tepat adalah adanya pembentukan life skills.


    Menurut definisi World Health Organization (WHO), life skills atau  ketrampilan hidup adalah kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan  positif yang membuat seseorang dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif. Definisi itu adalah menurut World  Health Organization (WHO).




    Salah satu ketrampilan hidup yang harus dibangun pada anak adalah adanya Self-Awarenes, kesadaran diri. Termasuk di dalamnya adanya kesadaran akan hak miliknya. Ketrampilan untuk menyimpan, menjaga, merawat hak milik pribadi. Dalam diri anak-anak masih saja belum tumbuh kesadaran untuk menjaga hak miliknya. Sering dijumpai dalam aktivitas pembelajaran di sekolah tidak sedikit barang-barang miliknya tertinggal. Terutama saat aktivitas yang mengharuskan membawa pakaian ganti. Ditambah lagi, karena kelas-kelas di SDIT Alam mengharuskan lepas alas kaki, sering banyak sandal yang tak bertuan tergeletak di beberapa tempat parkir sandal.


    Saking banyaknya barang-barang yang tertinggal dan anak-anak pada tidak peduli mencari meski kehilangan, dengan terpaksa diadakanlah pameran barang-barang tertinggal. Begitu diumumkan, anak-anak terus berhamburan menuju lokasi pameran. Di situ sudah berjajar barang-barang yang tak bertuan. Mulai, sandal, sepatu, kaos kaki, celana, baju. Baru ketahuan siapa tuannya setelah beberapa anak berkeliling dan menjumpai barang miliknya.

    Agar bisa menghargai hak orang lain, terutama yang menyangkut milik publik, mereka harus terlebih dahulu sadar untuk menghargai dan merawat hak milik pribadinya.

    Doktor ke-150 UNY Berhasil Pertahankan Disertasi tentang SDIT AlamNurul Islam

    Senin 29 Oktober 2012 menjadi hari yang bersejarah bagi Bu Rukiyati. Pasalnya, ujian akhir disertasi beliau yang berjudul Pendidikan Nilai Holistik untuk pembentukan karakter siswa di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta berhasil dipertahankan di depan dewan penguji. Yang terdiri dari  Prof. Wardan Suyanto, Ed.D yang merupakan direktur Pascasarjana UNY, Prof. Noeng Muhadjir, Prof. Dr. Siti Partini S, Prof. Dr. Shodiq A Kuntoro dan Prof. Suyata, Ph D Ujian dimulai dari pukul 13.00 diawali dengan paparan singkat tentang hasil penelitiannya.


    Setelah selesai paparan, giliran para penguji memberikan pertanyaannya. Banyak pertanyaan kritis yang dilontarkan. Seperti, yang holistik itu pendidikan atau nilainya? Yang dimaksud terpadu itu apanya? Bagaimana keakuratan data yang diambil sehingga mempengaruhi kepercayaan. Trus, kebebasan apakah yang dimaksud, bebas tanpa batas ataukah yang bagaimana. Tentang hukuman, ada penguji yang kurang menyepakati tapi ada juga yang mendukung dengan argumen bahwa di alam pun juga berlaku hukuman alam. Bisakah sekolah ini digeneralisir untuk sekolah lain? Sebagian boleh jadi bisa tapi ada sisi unik yang tidak ada di sekolah lain, jelas bu Rukiyati. Bagaimana ukuran keberhasilan dengan diukur dengan nilai UAN? Mana yang lebih penting cerdas atau karakter. Bu Rukiyati tegas menjawab lebih penting karakter.


    Setelah berondongan pertanyaan dilontarkan dan dipertahankan dengan argumen yang kuat, dilanjutkan dengan sidang hasil ujian. Hanya sebentar saja dewan penguji bersidang dan langsung diumumkan. Hasilnya bu Rukiyati dinyatakan lulus dengan nilai yang memuaskan. Beliau menjadi Doktor ke-150 UNY dan Doktor ke-14 di fakultas Ilmu Pendidikan. Slamat ya bu Rukiyati . . .

    Qurban adalah Pembuktian

    Dalam surat al-Kautsar, Allah tlah mengingatkan kita betapa besar dan banyaknya nikmat yang diberikan kepada kita, Kautsar dari kata katsir, banyak. Tak satupun pernah Allah perintahkan atas itu semua kita diminta untuk membalasnya. Jangankan membalas, ngitungin satu-satu saja mana bisa dan sempat. Tapi Allah hanya minta kita bersyukur. Dibuktikan dengan sholat dan qurban, Anhar.


    Bukankah iman tu gak cukup di hati atau lisan saja, tapi harus sampe 'amal. Action. Bahkan 'amal itu harus yang terbaik, ikhlas dan sesuai tauladan Rasul SAW kalo yang umum. Kalo 'amal yang berupa ibadah, ritual harus persis sama dengan juklak dan juknis Rasul SAW.  Tambah lagi harus istiqomah, kontinyu. Syukur lagi dilakukan secara jama'i, kerja tim.


    Kegiatan qurban meski pelaksanaannya persis dengan tahun lalu, tapi tidak sekedar rutinitas tahunan semata asal terlaksana. Terkadang kegiatan yang rutin bisa menggerus tujuan awal mengapa kegiatan itu dilakukan sehingga asal terlaksana saja. Qurban kali ini semua unit, KBTKIT-SDIT dan SMPIT bersatu untuk melaksanakan qurban bersama. Dari penawaran ke wali murid tiga unit terkumpul ada 25 shohibul qurban. Diwujudkan dalam 2 sapi dan 10 kambing, satu kambing dari lembaga. Siswa dari KBTKIT dan kelas 1-2 dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan dongeng dan keliling pos kerja untuk melihat proses penanganan daging qurban. Sedangkan siswa kelas 3 SDIT hingga kelas 9 SMPIT dikelompokkan ke dalam regu kerja. Regu pencucian jeroan, pengirisan daging, pemotongan tulang, pengirisan jeroan, penimbangan dan pembungkusan serta regu distribusi. Kelompok bawah memang orientasi pengenalan untuk menarik keingintahuan, munculnya pertanyaan. Sedangkan kelompok atas memang sudah diterjunkan dengan aktivitas kerja, bekerja sama, taat prosedur dan hasil terbaik secara kualitasnya. Dari aktivitas ini sangat bisa kita amati. Ternyata beberapa anak menunjukkan perilaku masing-masing. Ada yang hanya mencukupkan kerja beberapa menit saja, yang penting sudah pegang. Ada yang harus diberi perintah berulang, pengingatan akan tugas, baru bergerak. Ada yang hanya bermain. Tapi tidak sedikit anak yang berpindah-pindah pos dengan melakukan kegiatan sesuai dengan pos tersebut. Sewaktu ditanya, "Lho, emangnya kamu masuk pos mana sih?". "Aku anggota pos distrubusi, ust". "Lho ngapain sekarang udah kerja, energimu kan nanti untuk keliling distrubusi paket qurban?". "Gak papa ust, aku senang kok ngebantuin". Bisa dilihat kan, satu perintah bisa berbagai hasil pelaksanaan. Sekali lagi 'amal, Action adalah pembuktiannya.

      Muatan pendidikan dasar di tingkat SD dominan berupa lifeskill. Ketrampilan hidup. Dan ketrampilan hidup bisa dibentuk dengan pembiasaan. Pendidikan dasar yang miskin dengan pembiasaan akan kurang sempurna dalam pembentukan ketrampilan hidup anak. Prosesnya akan terjebak pada ranah kognisi saja yang disasar. Jadi anak banyak tahu informasi tapi sebatas hafalan. Rasa tanggun gjawab, mandiri, kritis, dialogis, sikap menghargai, motivasi tinggi, ingin tahu hampir terlewat tak sempat dibentuk.

    Kunjungan Bupati Siak, Riau

    Siang menjelang sore (17/10/2012) telepon dari protokoler pemprov DIY masuk. Bahwa rombongan bupati Siak, Riau, Drs.H.Syamsuar,M.Si akan datang ke SDIT Alam Nurul Islam. Betapa kaget diliputi perasaan diburu. Tidak siap mempersiapkan penyambutan. Kemudian, pertanyaannya kenapa harus ke SDIT Alam? Tapi kewajiban tuan rumah adalah menyambut tamu sebaik-baiknya seperti yang disunnahkan Rasul SAW. Pas waktunya anak-anak bubar sekolah, setelah sholat 'Ashar berjama'ah, rombongan datang. Bapak Drs.H.Syamsuar,M.Si langsung masuk dan disambut pimpinan sekolah. Beserta rombongan disambut di ruang tamu. Begitu duduk, Bapak bupati langsung tak tahan untuk menanyakan keingintahuannya akan SDIT Alam. Mulai dari kapan berdirinya, bagaimana cara pembelajarannya, apa programnya, bagaimana kurikulumnya, hingga tak sabar untuk melihat kondisi dan suasana sekolah bahkan kelas. Di Siak rupanya sedang akan dibuka sekolah yang berbasis Islam. Rupanya beliau berkeinginan melihat dan mengetahui pengalaman SDIT Alam yang merupakan sekolah berbasis Islam namun dengan programnya yang unik. Yang menjadi ketertarikan Bapak Bupati adalah terkait dengan Islam Terpadu. Rupanya pembelajaran umum bisa diintegrasikan ke dalam nilai-nilai keislaman. "Jadi jika kita belajar tentang gunung di pelajaran IPA, Allah juga hadir disana", begitu penjelasan kepala sekolah. Bapak bupati juga tertarik dengan program berkebun dan beternak, bahwa setiap anak ditugasi untuk memelihari satu tanaman dan satu hewan untuk dipelihara. "Ini untuk menanamkan tanggung jawab mereka agar menjaga kelestarian alam ini yang telah diberikan Allah sebagai failitas manusia", begitu uraian kepala sekolah. Begitu dirasa sudah cukup Bapak bupati dan rombongan pamit, meski sebentar cukup menjadi inspirasi untuk menghadirkan pendidikan berbasis Islam di Siak, Riau.

    Marketday Begin, Go Go Buy !

    Satu hal yang sangat beda dengan sekolah lain di SDIT Alam adalah susahnya untuk jajan. Dan memang, itulah aturannya dan saat istirahat pun tak satupun penjual jajanan yang nongol ngetem di depan sekolah. Makanya sempat bingung sewaktu ada sidak dari BP POM yang mau meriksa sampel jajanan. "Lha, disini gak boleh jajan tu Bu". Akhirnya si ibu cukup meriksa sampel snack yang Alhamdulillah hasilnya negatif borax, negatif formalin. Apalagi si babi hi . . hi . .hi. Tapi bukan berarti kegiatan wajib anak-anak, ya jajan tu, gak bisa dilakukan. Masih bisa. Sekolah punya program Marketday. Hari berjualan. Untuk semester ini berlaku untuk semua siswa. Berlangsung setiap hari Jum'at jam 14.00 sampe selesai.


    Acara launching berlangsung di GOR. Semua penjual dan pembeli tumplek blek di GOR. Belum dimuali acara, anak-anak sudah berebut antri di lapak yang menjual barang favorit. Kebanyakan makanan sih. Jika dilihat kayaknya memang penjualnya masih terlalu sedikit dibanding dengan para pembeli. Padahal tiap kelas sudah dijadwal siapa yang harus jualan. Pasti deh ada yang gak jualan, ya jadinya penjualnya kurang.


    Untuk membeli di pasar ini tidak bisa menggunakan uang rupiah. Karena mata uang yang berlaku disini adalah mata uang Nuris. Jadinya setiap penjual dan pembeli kudu menukar uang rupiahnya ke Bank Nuris yang terletak di pojok utara pasar Nuris. Gubernur Bank Sentral Nurisnya adalah ustadz Bintara yang dibantu beberapa karyawan dari siswa kelas 6 yang mengenakan seragam rompi biru. Para penjual yang sudah selesai jualannya juga bisa menukar hasilnya di Bank ini dan menuliskan laporan lab ruginya.


    Meski udha dapet jajanannya tidak berarti makannya tanpa adab. Harus tetap dengan adab, pake tangan kanan dan ucap bismillah. Bahkan ada juga yang berbagi karena teman yang tak bawa uang jajan. Untuk pelaksanaan kali ini tidak semata makanan saja yang boleh dijual. Akan dikenakan aturan, untuk kelas 1 hanya baru boleh sebagai pembeli. Kelas 2 menjualkan. Mulai kelas 3 dan 4 sudah diharuskan benda yang dijual adalah hasil dari produksinya sendiri. Nah kelas 5 dan 6 penjualan dilakukan secara korporasi. Kerjasama ada pembagian tugas, siap yang produksi, penjualan pun siapa manajernya. Miniatur sebuah perusahaan. Sehingga di akhir tahun nanti akan dipilih siapakah Top Sells atau Top Marketing, prestasi terbanyak menjual berikut untungnya. Ayo maju businessboy and businessgirls Nuris !!

    Berkebun Resmi Mulai

    Setelah lama ditunggu, apalagi di tahun lalu hanya kelas 2 saja yang melakukan, bersyukur kegiatan Berkebun bisa dimulai tahun ini. Tepat resminya hari Rabu kemarin. Ust. Ahmad Shidiq selaku bos berkebun kali ini sudha menyiapkan lahan berikut tanaman untuk tiap level kelas.


    Tepat di Rabu Apresiasi kegiatan Berkebun dilaunching. Setiap anak diberi tugas untuk memelihara satu buah tanaman. Mereka diharuskan untuk memastikan kehidupannya setiap hari. Memastikan selalu segar dengan menyirami di pagi dan sorenya. Memastikan kekokohannya dari gangguan baik manusia maupun hewan.


    Secara praktis Ust. Shidiq menjelaskan bagaimana cara menanamnya. Memelihara tanaman memberi pelajaran untuk penanaman karakater tanggung jawab ke anak. Seakan-akan mereka ambil hak hidup bebas tanaman di alam bebas untuk ditanam di kebun. Satu hal penting yang harus menjadi perhatian. Jika kita pelihara hewan, manakala si hewan dalam kondisi sekarat secara jelas bisa kita ketahui melalui kondisi badan yang lemes, tiduran saja, gak mau makan, bersuara karena sakit, kadang keluar cairan, akhir tak bergerak. mati. Tapi beda pada tanaman, cukup sulit kita memahami apakah tanaman kita itu masih sehat ataukah sedang sakit. Karena tidak bersuara, boleh jadi diam terus kala tak ada angin, atau saat ditanam masih segar esok harinya sudah kering kerontang.


    Nah, saat ada tanaman di salah satu siswa jika kebetulan mati, ustadz/ah segera menanyakan sebabnya. Peristiwa ini tidak saja dianggap biasa. Persis saat kejadian beberapa pekan lalu ada pohon yang terpatahkan rantingnya. Segera diumumkan di kelas-kelas dan setelah sholat berjama'ah. Kemudian, dilakukan penggalangan dana untuk mengganti tanaman yang rusak tadi. Terkumpullah uang 200an ribu rupiah. Begitulah, dengan menanam kita ingin tumbuh tanggung jawab dan kesyukuran atas segala fasilitas yang sudah diberikan Allah kepada manusia. Makhluk yang dicipta untuk pemakmur bumi-Nya.

    SDIT Alam di Pameran Lingkungan FOKAL

    Dalam rangka HUT ke-2 nya FOKAL (Forum Keluarga dan Anak Cinta Lingkungan) mengundang SDIT Alam untuk mengikuti pameran lingkungan yang diselenggarakan pada hari Sabtu-Ahad, 22-23 September 2012, mulai jam 08.00 sampai jam 17.00. Di samping pameran juga ada acara pendamping yang ikut menyemarakkan perayaan HUT tersebut.


    Di pameran tersebut SDIT Alam akan menampilkan dokumentasi kegiatan anak yang merupakan program peduli dan penyelamatan lingkungan. Serta beberapa contoh tanaman yang sedang ditanam untuk mewujudkan hutan raya mini. Baik berupa tanaman keras, hias dan obat. Yang mana tanaman tersebut ada yang dibudidayakan menggunakan botol mineral yang terkumpul dari program pemilahan sampah sekolah.

    Untuk mengetahui denah lokasi pelaksanaan bisa klik peta di https://maps.google.com/maps/ms?msid=209368420219946185943.0004ca058612eea121fee&msa=0

    serta denah stand kami di


    Syawalan Keluarga Besar Nurul Islam

    Sudah menjadi agenda tahunan yayasan Nurul Islam untuk mengadakan acara syawalan. Tidak sekedar rutinitas, acara ini dilaksanakan untuk seluruh keluarga besar. Baik dari KBTKIT, SDIT Alam hingga SMPIT Alam. Plus keluarganya. Nah di tahun ini giliran pelaksanaannya dilakukan dengan format rihlah atawa piknik. Tujuannya, jika 2 tahun lalu di lokasi penuh air alias pantai, sekarang dipilih daerah dataran tinggi. Diputuskanlah lokasi yang akan didatangi adalah dataran tinggi Dieng, atau Dieng Plataeu.


    Jauhnya perjalanan menyebabkan diharuskannya para peserta berkumpul jam 05.00 di halaman SDIT Alam. Melihat medan yang naik penuh tanjakan serta lebar jalan yang kecil, dipilihlah armada yang kuat namun tidak besar. Sehingga dengan total peserta 200 orang membutuhkan 8 bus bermuatan 30an kursi. Setiap peserta dikelompokkan menjadi 8 kelompok yang komposisinya diatur merata ada dari komponen yayasan, unit KBTKIT, SDIT maupun SMPIT. Sehingga ukhuwah bisa dibangun selama baik di perjalanan maupun di lokasi. Ust. Nur Ahmad memandu pemberangkatan dengan do'a. Agar bernilai ibadah maka aktivitas syawalan plus rihlah ini harus diluruskan niatnya. Berdo'a supaya sempurna selama aktivitas safar.


    Perjalanan melalui rute Jalan Magelang, Magelang, masuk melalui Temanggung dengan jalan di antara gunung Sumbing dan Sindoro, terus masuk wilayah Wonosobo dengan jalanan mulai menanjak curam. DI kanan - kiri sungguh tersuguh pemandangan yang indah. Hijau penuh dengan tanaman sayuran, terutama tanaman kentang yang menjadi andalan. Air sungai dipompa ke atas dan disemprotkan untuk menyirami ladang hijau. Bersap-sap menghias indah badan perbukitan.


    Semua armada bus kompak. Ada satu yang berhenti lainnya juga ikut menunggu. Saling bantu manakala ada sedikit trobel dari salah satu bus, semua awak ikut mengatasi sebelum tanjakan curam. Begitu sudah dipastikan oke mesinnya, baru rombongan merangkak naik. Sopir selalu waspada terutama di tikungan dan saat papasan terutama dengan kendaraan yang agak besar. Sabar.

    Menjelang dhuhur rombongan sampai di lokasi Dieng. Pertama yang dituju adalah kompleks candi Dieng. Di sini seluruh peserta istirahat, rehat untuk santap makan siang dan acara syawalan. Mengingat waktu yang terbatas karena harus kunjungan ke 2 obyek lainnya maka acara dibuat singkat namun tetap bermakna. Tak lupa diadakan juga perkenalan beberapa personel pegawai baru di tiap unit serta sebagai pelengkap dibagikanlah doorprize. Selanjutnya para peserta melihat obyek candi Dieng.


    Disini semua peserta memuaskan diri berfoto untuk membuat dokumentasi, baik keluarga, teman, atau sendiri. Dari segi bangunan mungkin kalah jauh ya sama candi Prambanan atau bahkan Borobudur. Cuma yang membuat asyik dipandang adalah latar pegunungan dan hawa yang sejuk. Sangat menggoda para fotografer mencari angle yang manis.


    Obyek kedua adalah Telaga Warna atau Pengilon. Sebuah telaga yang dari jauh tampak berwarna hijau sebagai hasil pengaruh kandungan belerang yang tinggi. Memasuki lokasi ini sejak di area parkir, bau belerang tercium tajam. Meski saat kunjungan debit air berkurang namun kesan warna di telaga ini terlihat jelas. Di lokasi ini juga dipasang wahana Flying Fox melintas atas telaga. Rupanya keberadaan pohon mati yang teronggok di atas telaga menjadi pelengkap manis pose para model amatir. Serta mainan anak-anak.


    Obyek ketiga atau terakhir dari perjalanan wisata Dieng ini adalah di kawah Sikidang. Yaitu kawah aktif yang berisi cairan belerang yang bergolak mengeluarkan asap putih khas belerang serta bau yang kurang sedap memenuhi hingga radius ratusan meter dari kawah. Begitu tiba di lokasi para penjual masker menawarkan pada para pengunjung. Selain itu, disini juga ditawarkan jasa transport berupa sepeda BMX seharga Rp. 10.000, Motor Trail Rp. 50.000 serta kuda. Juga tak ketinggalan jasa foto kilat naik Trail maupun Kuda. Bagi pengunjung yang beli oleh-oleh tak salah untuk memburu di pasar kecil yang menjual berbagai oleh-oleh khas Wonosobo. Jus Carica, Kentang baik yang mentah maupun sudah digoreng, lombok Paprika, Serbuk jamu Purwoceng yang beberapa sudah dibuat jadi kopi dan susu. Lengkap sudah perjalanan wisata. Syawalan, piknik, ukhuwah, wisata belanja, refreshing, inspirasi bisa dikemas dalam satu kegiatan ini. Alhamdulillah . . .

    Teknologi Informasi, Mulai !

    Sungguh patut disambut gembira. Gembira karena program pembelajaran Teknologi Informasi mulai tahun ini bisa dirasakan sejak di kelas 3. Apalagi dukungan laboratorium komputer yang sudah tidak pake lagi layar CRT (tabung) tapi udah diupdate jadi LCD semua.


    Mengapa dari kelas 3? Ya karena untuk kelas 1 dan 2 masih dikonsentrasikan agar tuntas calistung. Sehingga dikhawatirkan akan mengganggu ketuntasannya jika dimulai dari kelas 2. Termasuk juga program Diary writing, dimulai dari kelas 3.


    Di era informasi ini jika tidak trampil menggunakan teknologinya sudah dipastikan ketinggalan jaman alias kuno. Namun harus diperhatikan rambu-rambunya. Seperti pisau, teknologi informasi jika tidak tepat dalam menggunakannya bisa membahayakan diri sendiri. Pornografi/aksi, kekerasan, sampe penipuan selalu bertebaran di dunia maya.

    Untuk itu harus tepat dalam mengenalkan teknologi informasi ke anak. Anak harus kenal dan tahu komputer itu sebagai alat untuk mengolah tulisan ataukah gambar misalnya. Bukan untuk main game. Atau malah langsung internet. Sehingga benak awal tersebut akan menempel kuat seperti kenalnya pertama telur beber yang pecah dari cangkangnya dan melihat ibunya adalah seekor ayam. Meski beda bentuknya tetep ayam itu dianggap ibunya karena memang pertama kali dikenal. Dengan itu siswa jadi lebih melekat kenal komputer tidak sekedar hanya untuk game tapi benar-benar mengolah dan mendayagunakan informasi demi kemajuan dan kebaikan.