April 2008

    Trustfall Net (Jaring Jatuh-Percaya)

    Untuk mengetahui teman kita itu percaya atau tidak sama kita terkadang sulit. Tidak bisa langsung dengan kata-kata. Baru terlihat manakala semua hal telah terjadi. Saat teman kita memaksa untuk menyimpan uang kas kelas dengan usaha kerasnya pasti ia akan melancarkan rayuannya supaya disetujuai seluruh teman sekelas. Baru ketahuan saat kemudian hari si teman tadi berusaha mencari banyak alasan agar tidak disalahkan karena menghilangkan uang kas kelas yang sejak awal teman-temannya mempercayakan padanya. Tapi, tidak usah khawatir. Dengan outbound 'penyakit' ketidakpercayaan itu bisa terlihat sebelum memang terjadi. Yaitu dengan trustfall net, artinya menjatuhkan diri di atas jaring yang dipegang beberapa orang.



    Orang yang akan menjatuhkan diri harus terlipat kedua tangannya di dada dengan posisi lipat terbalik. dengan membelakangi jaring, orang itu menjatuhkan dirinya di atas hamparan jaring yang telah ditarik oleh beberapa orang. Tidak asal menjatuhkan. Harus menggunakan aba-aba. Pemegang jaring mengawali dengan "Siap Jatuh", Orang yang yang akan jatu menjawab " Siap", diteruskan dengan "Siap menangkap", pemegang jaring menjawab "Siap". setelah hitungan 1, 2, 3 baru menjatuhkan.



    Dengan mengamati posisi orang yang jatuh akan bisa dilihat seberapa besar kepercayaan orang yang jatuh kepada orang pemegang jaring. Yang percaya penuh akan menjatuhkan diri dengan posisi tubuh lurus, jatuh pasrah. Bagi yang tidak percaya, posisi tubuh akan bengkok, lutunya akan dilipat, dan jatuhnya dengan meletakkan pantatnya dahulu. 'Lebih parah' lagi adalah yang rasa takutnya mengalahkan nyalinya. Ia hanya berdiri lama dengan penuh keraguan untuk menjatuhkan diri.



    Alhamdulillah, bagi yang sudah bisa memberikan kepercayaan penuh kepada teman-temannya. Semoga yang masih takut lebih terpacu untuk mengalahkan rasa takutnya. Menghancurkan tembok takut yang mengungkung nyalinya. Bagi yang ingin tambah tantangan, teman-temannya juga melayaninya dengan tambahan ayunan ke atas jaring berulang-ulang.

    Tanam Padi Merah-Putih (bagian 2)

    Kalo di awal dahulu kita baru dikenalkan tentang ciri-ciri biji padi. Mana yang Rojolele, mana yang Merah-Putih. Terus, kita juga dikasih tahu cara memilih biji padi yang bagus untuk disemai. Lha, kesempatan kali ini kita akan merasakan bagaimana menanam bibit padi itu.



    Masa tunggu tumbuhnya bibit padi sempat terhenti. Habisnya, tanpa diduga, biji-biji yang kita semai habis dimakan oleh ayam-ayam. Alhamdulillah, pak Aji membantu kita untuk menumbuhkan bibit-bibit itu di laboratoriumnya. Terima kasih Pak Aji. Kita diberi kesempatan satu persatu untuk menancapkan satu biji padi ke sawah buatan di depan kelas 1 B. Meski terlihat agak jijik karena banyak lumpur tapi asyik banget. Rasanya ternyata gimanaa . . gitu. Anak yang semula jijik jadi berani dan ternyata tidak apa-apa.



    Yang lucu, Abrori terlalu semangat. Sewaktu memegang bibit yang kecil mungil terlalu kuat, saat dibenamkan ke tanah tidak mau namcap, dibenamkan lagi, tidak nancap. Yang terakhir, bibit padi tadi tinggal batang kecil bawahnya. Putus oleh jepitan jemari mas Abrori.



    Yang aneh, menanam padi itu harus berjalan mundur. Lho kok? Ya iya habisnya kalo maju padi yang udah kita tanam kan jadi keinjak. Untuk meluruskan barisan tanaman digunakan satu batang bambu.



    Sungguh pengalaman yang berharga. Bisa merasakan betapa keras usaha para Bapak-Ibu Petani kita. Kita jadi bisa merasakan betapa setiap nasi yang kita makan adalah hasil dari usaha keras para petani.

    Air Bridge (Jembatan Udara)

    Outbound hari Rabu, kelas III dan IV berkompetisi dalam permainan Air Bridge. Jembatan Udara. Setiap kelas dibagi menjadi 2 kelompok putra-putri. Setiap kelompok dibagi 2 barisan. Setiap kelompok diberi peralatan berupa 4 buah jerigen dan 2 papan kayu. Tugasnya, setiap kelompok diminta menyeberang menggunakan peralatan yang diberi dengan pembagian tugas. Saat berangkat salah satu barisan jadi tim pembangun jembatan, barisan lainnya menyeberang di atasnya. Tidak boleh menyentuh tanah, jika jatuh, diulang dari awal. Setelah, sampai di tujuan, bergantian barisan satunya yang menjadi pembangun dan satunya yang melewati jembatan.



    Setiap kelas berlomba untuk menjadi yang terdepan. Cepat tapi juga harus cermat. Kegagalan, jatuhlah jika teledor. Dan harus mengulang dari awal. Suasananya sangat tegang. . . .



    Sangat bisa diketahui. Siap yang penakut, takut jatuh. Siapa yang maunya kerja sendiri. Siapa yang lambat bekerja. Siapa yang emosian. Siapa yang cuek . . . Payahnya, anak penakut pas ditempatkan di barisan yang menyeberang di bagian paling depan. Ketakutannya menghambat laju teman-teman dibelakangnya. Berarti dalam pembagian tugas kurang cermat. Atau bisa ketahuan bahwa si fulan itu ternyata penakut to.



    Bagi kelompok yang merasa sangat optimis untuk menang, jika terlena juga kegagalan juga yang didapat. Seperti kelompok kelas IV putri. Paling pertama sampai ditujuan, namun lupa akan larangan menginjak tanah, akhirnya harus mengulang dari awal. Kemenangan didepan mata jika terlena, kegagalan justru akan menggantikannya.



    Untuk menjadi juara, harus berusaha melebihi dari usaha sang lawan. Jika sang lawan memasang jembatan rapat karena takut jika jatuh, maka untuk melebihinya, jembatan harus dipasang agak lebar jaraknya. Jika perlu penyeberang berani untuk melompat. Suatu kesuksesan terkadang memang harus bisa diraih dengan suatu kenekatan. Tapi sekali lagi, harus cermat.

    Sikat Gigi yang Benar

    Rabu kemarin, seluruh siswa kelas 1 mengikuti kegiatan belajar menyikat gigi. Lho, emangnya pada belum bisa sikat gigi ? Sebagian ada bahkan banyak. Buktinya, meski ngakunya rutin sikat gigi,tapi kok giginya tetap aja hitam.



    Tu, bener kan, tapi anehnya mereka gak malu dan bersemangat untuk belajar menyikat gigi lebih baik lagi. Untuk belajar menyikat, pertama-tama anak harus dilumuri larutan warna merah untuk menandai sudah benar belum cara sikatnya. Jika masih terlihat merah-merah pada gigi berarti cara sikatnya belum benar.



    Setelah itu, baru mereka menyikat gigi yang kotor dengan pewarna merah tadi. Berjajar di bawah rindangnya pohon dengan asyik mereka menyikat gigi mereka. Dengan berbagai gaya, sikat tegak, sikat miring, sikat atas, sikat bawah . . .





    Agar lebih yakin kalo kotoran sudah hilang, nyikat giginya pake cermin. Sekalian melihat gimana bentuk wajah orang yang sedang sikat gigi itu. Kegiatan ini dilakukan atas usulan orang tua wali siswa kelas 1 C yang kebetulan ada 3 dokter gigi yang menjadi ibunya siswa. Kegiatan yang sama juga akan diikuti oleh siswa kelas 2, rencananya Kamis ini.

    Demam Thomas-Uber Cup

    Menjelang pelaksanaan pertandingan Bulutangkis piala Thomas dan Uber cup, demamnya ikut tertular ke SDIT Alam Nurul Islam. Apalagi ditambah dengan selesainya gedung olahraga baru bantuan dari pak Menteri Olah Raga. Pas dan klop. Setiap anak yang berada di kampus timur setiap hari membawa raketnya sendiri-sendiri. Setiap istirahat, banyak anak berpasangan untuk saling memukul dan mengembalikan cock. Tidakhanya di dalam gedung, ada juga yang berbulutangkis ria di lapangan terbuka.



    O . . . ternyata mereka sedang berlatih to. Ust. Siswo mengadakan pertandingan bulutangkis piala Thomas-Uber Cup ala SDIT Alam. Banyak anak yang tertarik dan mendaftar, kebanyakan dari kelas VI dan V. Tidak peduli yang sudah mahir maupun yang baru merasakan pegang raket. Semua mempunyai semangat sama. Ingin memenangkan pertandingan.



    Pertandingan dilakukan secara berganda. Tidak dibedakan asal kelas. Yang ikut cuma anak kelas V dan VI, siswa di kampus barat tidak tertular demam badminton ini. Waktu istirahat tiba, anak-anak langsung berhamburan menuju gedung olahraga untuk mengikuti dan mendukung siapa yang sedang bertanding.



    Sewaktu jadwal putri bertanding, anak-anak putra berlatih di lantai atas. Eh, ternyata lumayan luas juga loh kalau cuman untuk melatih pukulan. Dari lantai atas sini pertandingan di bawah kelihatan lebih seru, seperti penonton VIP.



    The Nature of Mathematics

    Pelatihan Sabtu ini, para ustadz-ustadzah direfreshkan dengan pemahaman akan matematika. Yang hadir sebagai pematerinya, Dr. Rar. Net. M Farchani Rosyid (fisikawan UGM dan orang tua wali siswa SDIT Alam Nurul Islam). Ternyata, persepsi yang kurang tepat terhadap matematika akan melahirkan metode pengajaran matematika yang keliru. Selama ini yang dirasakan banyak kalangan, matematika adalah sebuah ilmu hitung. Semata. Siswa hanya menghafalkan cara mengerjakan sebuah soal matematika. Cara itupun berasal dari guru. Padahal jika dikembalikan dalam pemahaman awal tentang matematika, bahwa matematika merupakan sebuah konsep untuk memecahkan persoalan kehidupan. Artinya, matematika tidak boleh terlepas dengan urusan kehidupan nyata. Sehingga siswa merasa terbebani dengan matematika, padahal jika keingintahuan siswa dalam memecahkan masalah kehidupan dibangun, niscaya matematika akan menjadi sesuatu kebutuhan siswa. Untuk lengkapnya bisa klik slide berikut untuk mendownload. . .

    the-nature-of-mathematics.ppt

    Mengenal Pekerjaan

    Di sekitar kita, ayah-ibu kita, tetangga kita, mereka semua bekerja. Bekerja untuk mendapatkan hasil berupa uang. Ada banyak jenis pekerjaan. Ada yang diluar ruangan, ada yang di dalam ruangan. Ada yang harus berpindah tempat, ada yang diam di tempat saja. Ada yang menghasilkan uang banyak dan ada yang uang yang dihasilkan hanya pas-pasan saja. Untuk mengenal lebih dekat kita harus wawancara kepada mereka. Eh, ternyata di sekitar SDIT Alam banyak loh jenis pekerjaan yang dapat ditemukan.





    Sebagai contoh, pak Surijo. Pak Surijo setiap harinya pergi ke sawah. Kalau tidak menyiangi tanaman, ya sekedar memeriksa air yang mengalir di sawahnya. Katanya, modal awal untuk menanam padi sebesar Rp. 75.000. Dipake untuk membeli bibit dan membajak tanah. Tambahnya lagi, untuk memanen harus menunggu selama tiga bulan, hasilnya dijual dengan harga per kwintalnya Rp. 250.000. Sewaktu ditanya bagaimana rasanya menjadi petani, Pak Surijo menjawab, "Ya, enak saja".



    Lain ceritanya bu Waluyanti. Setiap hari ia harus mengolah susu mentah untuk dijadikan minuman susu siap minum. Untuk memuali usahanya, bu Waluyanti membutuhkan modal empat juta. Dengan penghasilan tiap bulannya sebesar satu juta. Wah cepet balik dong modalnya. . .



    Beda lagi cerita mas Ajun. Mas Ajun seorang pekerja di pengolahan bahan bangunan berupa kapur. Kotor sekali bajunya mas Ajun. Meski berkotor-kotor, penghasilan tiap bulannya besar juga. Rp. 600.000, wah di atas Upah Minimum Regional dong. Sewaktu ditanya berapa modal awal yang dibutuhkan, mas Ajun menjawab sebesar dua juta.

    Ada banyak lagi ternyata yang bisa ditemukan. Mas Aan si tukang kayu yang baru membuat atap di kelas 1 A dan B. Bu Walidi si tukang penjual jam. Bu Ngadinah baby sitter di SDIT Alam. Dan tentu ustadz dan ustadzah sebagai guru di SDIT Alam.

    Rivering on Bedog (Main di Kali Bedog)

    Bukan sebuah kebetulan semata jika SDIT Alam terbelah dengan sungai. Sungai Bedog. Sungai yang hulunya berasal dari gunung Merapi. Meski seringnya beraliran kecil, manakala hujan deras menerpa, cepat sekali berubah menjadi aliran yang besar dan kencang. Tapi Bedog bukanlah ancaman, siswa senang sekali beraktivitas di sungai Bedog. Dari aktivitas berenang, mencari kepiting/udang/ikan, mencari batu aneh, membuat keramba ikan, hingga masak sate di tengah sungai sewaktu alirannya kecil dan terlihat ada pulau kecil di tengah Bedog.





    Aktivitas outbound sering menggunakan Bedog. Flying fox dari kampus barat ke timur, merakit, hingga arung jeram. Ada rencana kelak akan dibuat jembatan penghubung kampus barat dan timur, rancangan gambarnya sih katanya sudah ada dibuat oleh mahasiswa UNY. Ya . . . tinggal nunggu donatur/investor yang mau nyumbang/invest.



    Tepat dibawah lereng kampus timur ada mata air yang super jernih. Dulu pernah dipasang pompa air biar ngirit tidak buat sumur. E . . . ternyata ada yang tertarik ngambil pompa, gak jadi deh mau ngirit. Tapi rencana terbaru, di lokasi tersebut mau dibuat kolam renang dengan sumber dari mata air itu. Wah pasti jernih terus dan gak butuh alat penjernih air. Tapi, lagi-lagi masih menunggu datangnya para donatur dan investor yang mau memperberat timbangan amalnya untuk SDIT Alam.



    Sungguh, banyak sekali inspirasi yang muncul dari sungai Bedog. Dan sudah selayaknya hasil dari bacaan kita terhadap ayat kauniyah berupa benda-benda di alam semesta ini harus menghasilkan pemikiran untuk melahirkan amal nyata. Perubahanlah yang akan terjadi. Dalam al-Qur'an sebagai muslim, kita diperintah oleh Allah untuk membaca dalam surat al-'Alaq dan perintah menulis dalam surat al-Qalam.