Mei 2016

    Pawai Tarhib Ramadhan 1437 H : Penghancuran Berhala dan Recycling Princess

    Ramadhan 1437 H tinggal hitungan hari lagi. Sudah apa sajakah persiapan yang kita lakukan untuk menyambut tamu agung tersebut? Untuk menyambut Ramadhan 1437 H dan menyeru kepada masyarakat sekitar, SDIT Alam Nurul Islam mengadakan pawai Tarhib yang dilaksanakan pada hari Senin, 23 Mei 2016.

     
    Setiap kelas mempersiapkan tema kostum pawai sendiri-sendiri. Bermacam kostum dengan satu tujuan, keceriaan menyambut datangnya Ramadhan. Kostum yang disiapkan dilengkapi dengan pesan-pesan untuk mengajak bergembira akan datangnya Ramadhan.
     Tema buah dengan asesoris warna-warni menambah daya tarik penonton. Karena misi untuk mengajak masyarakat maka menarik perhatian menjadi syarat yang harus dipenuhi supaya khalayak terkesan di awal pada pawai.
    Nama-nama buah pun bisa secara kreatif dibuat pesan yang mengajak pada kebaikan. Pesan yang ringan, unik tanpa menggurui tentu menjadi daya tarik untuk bersama ceria sambut Ramadhan.
     Kostum tema futuristik dan etnik tak ketinggalan juga. Gembira dan ceria adalah suasana. Namun suasana bisa dibuat sehingga membuat setiap orang mengikuti suasana tersebut. Meski diawali dengan hujan rintik-rintik, mari kita mohon kepada Allah supaya hujan yang turun menjadi berkah. Allah maha Tahu jika kita ingin mengajak orang-orang bergembira sambut Ramadhan. Begitu ajak ustadz Ariefuddin dalam sambutannya. Dan Alhamdulillah, meski harus berteduh sebentar, hujan mulai mereda.
    Di tengah menunggu redanya hujan, tiba-tiba dari arah selatan muncul rombongan berbaju aneh. Hitam-hitam dan putih-putih mengunakan topeng. Di depan ada satu orang yang membawa satu tampah pernak-pernik lengkap seperti sesaji. Di sampingnya ada sesuatu yang dibakar seperti punyanya para dukun-dukun itu. Baunya pun wangi, tak salah lagi itu wangi dupa. Di belakangnya ada pasukan putih-putih yang mengangkat 2 buah patung besar berwarna hitam. Yang depan patung mirip manusia berkepala ular, sedang belakangnya seperti patung manusia berkepala gorila. Dua patung tersebut di tangannya membawa gambar gadget dan gambar game online. Mereka berjalan sambil nyebut, Huba . . . huba . . .huba . . .
    Setelah kedua patung diletakkan di tengah-tengah, pimpinan rombongan tersebut berkeliling untuk mengajak menyembah 2 patung itu . . . Huba . . . huba. sambil menawari iming-iming uang agar menjadi pengikutnya.
     Untuk menarik khalayak, mereka memberikan pertunjukan sulap yang memukau. Bagi hadirin yang tertarik dan terkagum-kagum langsung ditarik ke tengah dan diajak untuk menyembah Huba . . . huba
     Rupanya ada satu anak yang berhasil dipengaruhi dan diajak untuk menjadi pengikut Huba. Tampak para pengikut Huba sedang mempersilahkan si anak untuk menyembah Huba.
    Tiba-tiba datanglah seorang pemuda sholih sendirian dengan penuh keberanian menyeru supaya para rombongan tidak menyembah berhala nan sesat tersebut. Tapi pemuda tadi justru dicemooh oleh para pengikut Huba. Si pemuda semakin berani mengatakan bahwa berhala ini adalah kesesatan yang harus dijauhi. Mendengar perkataan si pemuda, para penyembah Huba marah besar. Si pemuda kemudian ditangkap dan dibakar hidup-hidup.
    Kemudian si pemuda sholih berdoa kepada Allah supaya memberikan perlindungan kepadanya. Dilindungi dari siksaan yang diberikan oleh orang-orang sesat penyembah berhala.
     Allah mengabulkan permohonan si pemuda sholih, api yang menyala tak mempan membakar tubuhnya. Dengan sigapnya pemuda tadi melemparkan api tersebut ke arah berhala. Dengan sekejap, berhala menyala terbakar. Para penyembah berhala panik dan menangis karena tuhannya hancur terbakar. Mereka tersadar jika tuhannya tidak mampu menolong dirinya sendiri saat dibakar pemuda Sholih.
    Para penyembah berhala menyingkir dan yang tersisa hanya onggokan berhala yang sudah mulai menjadi abu. Anak-anak bergembira, si pemuda Sholih mampu menghancurkan berhala sesembahan sesat yang mengajak orang menjadi pengikut sesatnya. Selanjutnya, pawai Tarhib bersiap untuk berjalan keliling kampung menyerukan kegembiraan menyambut Ramadhan.
    Barisan pawai bergerak mengular satu-satu. Sepanjang jalan mereka tebar senyuman, bunga dan jadwal Imsakiyah Ramadhan 1437 H kepada masyarakat sekitar. Masyarakat bermunculan dari rumah-rumah setelah dibuka oleh mobil perintis yang melantunkan lagu-lagu Ramadhan.
    Istirahat dulu, rombongan berkumpul di masjid pinggir jalan. Bekal air minum dan roti donat dikeluarkan disantap untuk menambah energi jalan selanjutnya. Selesai rehat, perjalanan dilanjut. Alhamdulillah Allah memberikan cuaca yang bersahabat. Meski mendung namun tidak turun hujan sepanjang perjalanan rombongan pawai Tarhib. Sampai di sekolah, istirahat sebentar untuk menunggu Dhuhur tiba. Adzan Dhuhur berkumandang, segera siswa dan guru mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat Dhuhur berjama'ah. Setelah kultum siswa dilaksanakan, ustadz Ariefuddin memberikan pemaknaan terkait dengan aksi teatrikal sebelum pawai Tarhib Ramadhan. Di dunia ini ada 2 hal yang harus menjadi perhatian dan kesadaran kita. Ada sesuatu yang memang sudah pasti kebaikannya, maka sudah layak kalau kita meneladaninya, menjadikannya qudwah. Tapi ada juga yang meski ada baiknya, keburukannya mendominasi. Maka hal itu harus kita jadikan pelajaran supaya jangan sampai terjebak mengikutinya. Menjadikannya ibrah bagi kita. Teatrikal patung hitam yang dibakar tadi merupakan bentuk pelajaran/ibrah supaya kita tidak ikut sesat menyembah berhala. Coba kalian amati, apa yang dibawa oleh berhala tadi. "Gadget ustadz, GTA ustadz" yap betul. Maksudnya adalah mungkin saat ini sudah tidak ada lagi orang yang mengajak menyembah berhala yang bentuknya patung hitam seperti yang dibakar tadi. Tapi, bentuk berhala sekarang berubah menjadi gadget, game online, teman bahkan orang-orang dekat di sekitar kita. Dahulu berhala itu memalingkan perhatian orang dari fokus menyembah Allah menjadi menyembah berhala. Nah, jadi apabila sesuatu itu sudah membuat seseorang menjadi berpaling dari Allah, berpaling dari kebaikan maka jadilah sesuatu itu menjadi berhala bagi orang itu. Jika anak-anak ditugaskan untuk belajar karena mau ujian, sampai rumah malah mengambil gadget dan main game sampai lupa belajar, jadilah gadget itu menjadi berhala. Teman yang mengajak pada keburukan menjadi berhala, bahkan orang tua kita jika memalingkan kita dari Allah dan kebaikan, mereka berubah menjadi berhala. Sehingga doa yang sering kita lantunkan setiap mau pulang sekolah itu, "Ya Allah tunjukkanlah yang benar itu benar, dan berilah kekuatan diriku untuk mengikutinya. Dan tujukilah yang bathil itu bathil dan berilah kekuatan diriku untuk menjauhinya."  Dan di surah Al Falaq ayat ke-2 kita minta perlindungan kepada Allah dari keburukan makhluk ciptaan-Nya.
    Setelah makan siang, anak-anak melakukan bersih kelas dan lingkungan. Nanti akan ada tim penilai kebersihan. Kali ini, tim penilai merupakan dewi-dewi yang berpakaian unik. Pakaian mereka terbuat dari bahan bekas. Seakan memberikan pesan bahwa jangan sampai membuang-buang bahan menjadi sampah. Gunakan kembali menjadi barang yang lebih bernilai. 
    Penampilan para dewi-dewi ini menarik para siswa yag sudah bersiap diri kelasnya dinilai kebersihannya. Sambil terheran-heran, dalam hati anak-anak bertanya, siapa ya di balik topeng dan gaun unik itu?
    Demikian satu hari rangkaian kegiatan tarhib sambut Ramadhan. Ya Allah sampaikanlah umurku bertemu dengan Ramadhan-Mu sehingga bisa kureguk berkah, keutamaan, ridhoMu hingga ketaqwaan paripurna menjadi pakaian yang layak kusandang. Amiin. 

    Khotmil Qur'an dan Imtihan Qiroaty Ke-6

    Patut selayaknya mengungkapkan kesyukuran kepada Allah SWT, hari Ahad, 22 Mei 2016 Alhamdulillah, SDIT Alam Nurul Islam bisa melaksanakan kegiatan Khotmil Qur'an dan Imtihan metode Qiroaty yang ke-6. Yang mana di tahun yang lalu, 2015, acara tersebut tidak bisa dilaksanakan dikarenakan dinamika pelaksanaan pembelajaran baca tulis qur'an sehingga siswa yang sedianya menjalani ujian akhir baca qur'an tidak bisa dilaksanakan. Untuk kesempatan kali ini, dari siswa yang mengikuti ujian Ebtaq Qiroaty, berhasil lulus 22 siswa yang kemudian menjalani kegiatan Imtihan atau uji publik baca qur'an.
     Kegiatan Khotmil dan Imtihan ini adalah bentuk tanggung jawab lembaga atas pelaksanaan kegiatan pembelajaran Qur'an dengan menggunakan metode Qiroaty. Setelah siswa-siswa yang sudah selesai menempuh ketuntasan jilid, mereka diuji melalui kegiatan Ebaq, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Imtihan untuk uji publik. Demikian sambutan kepala sekolah
     Dari perkembangan ketuntasan, dari awal mengalami perkembangan secara kuantitas. Pernah di awal-awal siswa yang lulus Ebtaq dan mengikuti Imtihan hanya 2 anak. Alhamdulillah sekarang meningkat signifikan, tentu dengan dukungan sekolah, guru dan orang tua. Di awal banyak yang merasakan metode Qiroaty ini sangat sulit, namun dengan ketekunan dan pengembangan metode akhirnya semakin banyak siswa yang lulus. Targetnya, siswa kelas 4 nantinya sudah bisa lulus semua sehingga bisa mendukung kegiatan tahfidh secara mandiri. 
     Kegiatan Khotmil ini diawali dengan prosesi khataman, siswa membacakan surah dari Adh-Dhuha hingga An-Naas. Para tamu undangan bisa menyimak, meski tidak begitu mendalami ilmu Qur'an, cukup dengan mendegarkan akan bisa mengetahui perbedaan bacaan yang dilantunkan. Setelah itu, para siswa menunjukkan pembelajaran Gharib. Yaitu cara membaca ayat di beberapa tempat Al Qur'an yang mempunyai hukum bacaan secara khusus. Setiap ayat yang dibaca, siswa menguraikan hukum bacaan yang terdapat pada ayat tersebut serta disebutkan ayat, surah dan juznya.
    Setelah prosesi khataman, dilanjutkan dengan kegiatan Imtihan. Para hadirin dipersilahkan untuk memberikan pertanyaan terkait dengan bacaan Qur'an. Mereka bisa memilih siswa perorangan ataupun semua peserta. Meski dengan sedikit grogi karena sedang diuji oleh hadirin, alhamdulillah semua peserta mampu menjawab dengan cekatan hukum bacaan serta bacaan yang benar pada ayat yang dipilih oleh para hadirin. Bukan hanya peserta saja yang deg-degan, hadirin terutama orang tua peserta ikut berdebar juga.
     Setelah prosesi Imtihan selesai, dilanjutkan dengan penyerahan syahadah atau sertifikat Qiroaty, sebagai tanda sudah lulus pembelajaran Qur'an Qiroaty. Tapi meski sudah lulus, kewajiban untuk selalu mengulang-ulang bacaan harus terus dilakukan. Seperti yang ditausyiahkan ustadz Fadhlan Abu Yasir, Lc yang memberikan motivasi kepada para hadirin tentang Qur'an. Pernah para shohabat diherankan oleh pernyataan Rasulullah SAW. Bahwa Ahlul Qur'an merupakan keluarga Allah. Allah mempunyai kelurga? Ya seperti pada hadits berikut :
    إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
    Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad)
    Simak penjelasan Syaikh Shalih Al-Fauzan –hafizhahullah– berikut:“Yang dimaksud ahlul qur’an  bukan orang yang sekedar menghafal dan membacanya saja. Ahlul qur’an (sejati) adalah yang mengamalkannya, meskipun ia belum hafal Qur’an. Orang-orang yang mengamalkan Al-Qur’an; menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta tidak melanggar batasan-batasan yang digariskan Al-Qur’an, mereka itulah yang dimaksud ahlul qur’an, keluarga Allah serta orang-orang pilihannya Allah. Merekalah hamba Allah yang paling istimewa.
    Adapun orang yang hafal Al-Qur’an, membaguskan bacaan Qur’an nya, membaca setiap hurufnya dengan baik. Namun jika ia menyepelekan batasan-batasan yang digariskan Al-Qur’an, ia bukan termasuk dari ahlul qur’an. Tidak pula termasuk dari orang-orang khususnya Allah.
    Jadi ahlul qur’an adalah orang yang berpedoman dengan Al-Qur’an (dalam gerak-gerik kehidupannya), ia tidak menjadikan selain Al-Qur’an sebagai panutan. Mereka mengambil fiqih, hukum-hukum dari Al-Qur’an, serta menjadikannya sebagai pedoman dalam beragama..”.
     Sebagai bentuk pernghormatan Allah kepada orang yang membaguskan dan berusaha belajar Qur'an dengan benar, Allah janjikan malaikat akan selalu membersamainya. Malaikat akan selalu membisikkan kebaikan, melindungi dari marabahaya. Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW dalam haditsnya : Orang yang pandai membaca Al-Qur’an (tartil) akan ditempatkan bersama kelompok para Malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan mendapat dua pahala.” (H.R Bukhari & Muslim). Bahkan orang yang selalu disibukkan dengan Al-Qur'an lebih diistimewakan oleh Allah dibandingkan orang yang selalu orang yang selalu berdzikir dan berdoa. Seperti sabda Rasulullah SAW :

    عَن اَبٍي سَعيدٍ رَضَي اللٌهُ عَنهٌ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللٌه صَلٌى اللٌه عَلَيهٍ وَسَلٌمَ يَقُولُ الرَبُ تَبَاَركَ وَتَعَالى مَن شَغَلَهُ الُقرُانُ عَن ذَكرِي وَمَسْئلَتيِ اَعطَيتُه اَفضَلَ مَا اُعطِي السْاَئِلينً وَفَضلُ كَلآمِ اللٌه عَلى سَائِرِ الكَلآمِ كَفَضلِ اللٌه عَلى خَلقِه (رواه الترمذي والدارمي والبيهقي في الشعب ).
    Dari Abu Sa’id r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Allah berfirman, ‘barang siapa yang disibukan oleh al Qur’an daripada berdzikir kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka Aku berikan kepadanya sesuatu yang lebih utama daripada yang Aku berikan kepada orang-orang yang memohon kepada-Ku dan keutamaan kalam Allah diatas seluruh perkataan adalah seumpama keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” (Hr. Tirmidzi, DArami, dan Baihaqi)
     Bagi yang sudah mahir membaca Qur'an secara tartil, kewajiban selanjutnya adalah bagaimana menjaganya. Karena membaca itu merupakan ketrampilan yang selalu senantiasa diasah. Belajar Qur'an yang benar harus dengan metode talaqqi, bertatap muka langsung dengan guru. Dikarenakan bagaimana membunyikan setiap huruf dan bacaan harus dipandu dan diluruskan dengan baik. Bahkan pernah suatu waktu ada seorang ustadz yang sudah 'terkenal' namun setelah diuji bacaannya banyak sekali kesalahannya. Sehingga ustadz tersebut harus mengoreksi bacaanya kepada seorang syaikh. Dan terus bacaan qur'an tersebut harus terus dijaga dengan selalu mengeceknya kepada seorang guru Qur'an. Para shohabat juga dicek bacaannya dihadapan Rasul. Rasul pun juga setiap tahun dicek bacaan Qur'annya di depan malaikat Jibril.
    Semoga mereka menjadi generasi Qur'an yang akan selalu bersama Qur'an di setiap saat. Menjadi keluarga Qur'an dan menginspirasi yang lain untuk lebih mencintai dan bersama Al Qur'an.

    Proyek Tabung Pohon : Kebun Tanaman Buah dalam Pot (Tabulampot)

    Menjalankan pembelajaran bertema Lingkungan, siswa kelas 5 membuat proyek tabung pohon berupa Kebun Buah Tabulampot. Proyek ini berlangsung di bulan April - Mei 2016. Kenapa yang ditabung itu pohon bukan uang. Iya, tabungan berupa pohon maksudnya adalah menanam pohon yang akan memberikan manfaat. Selain pohon tersebut bermanfaat akan menghasilkan oksigen, dari kayunya pun juga bermanfaat. Apalagi pohon yang dipilih adalah pohon buah. Terlebih lagi Rasulullah SAW menganjurkan setiap kita untuk menanam pohon, Rasulullah bersabda  :

    مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
    “Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya”. [HR. Al-Bukhoriy]

    Untuk program tabung pohon ini, aktivitas yang dilakukan anak-anak adalah, mereka dikelompokkan menjadi 5 kelompok setiap kelas. Sehingga ada 15 kelompok. Setiap kelompok berkompetisi mengumpulkan barang bekas berupa kertas, kardus bekas serta botol-botol bekas. Semua barang bekas tersebut dikumpulkan untuk kemudian dijual kepada pengepul barang bekas. 
     
    Anak-anak bersemangat untuk mengumpulkan kertas bekas. Tampungan sampah khusus kertas di setiap kelas menjadi sasaran pengumpulan. Kantor TU juga tak luput dari sasaran pengumpulan kertas bekas. Yang luar biasa lagi, ada siswa yang membawa fotocopy Thesis ayahnya yang super tebal ke sekolah untuk dijual di pengepul.
     
    Begitu juga untuk yang botol bekas. Begitu tahu snack siswa dan guru hari itu menggunakan kemasan botol, mereka langsung berkompetisi menuju tiap kelas untuk mengambil sampah botol yang sudah dipilah. Setiap barang bekas yang terkumpul dimasukkan ke dalam karung besar dan disimpan di dalam kelas. Sehingga setiap kelompok mengetahui masing-masing perolehannya. Di beberapa pekan dipanggillah pengepul barang bekas. Setiap kelompok membawa barang bekas perolehannya. Kemudian ditimbang dikasih tarif sesuai dengan barangnya. Ada yang dibeli dihargai per kilogram dan ada juga yang per biji.
    Pencarian barang bekas dilakukan kurang lebih selama 2 bulan. Boleh dari rumah maupun sekolah. Secara berkala tukang kepul dipanggil untuk membeli barang bekas supaya tidak menumpuk kotor di kelas. Setelah waktu pengumpulan selesai waktunya untuk menjumlahkan total perolehan hasil jualannya. Dari 15 kelompok, sangat bervariasi penghasilannya. Ada yang sangat giat sehingga hasilnya tertinggi mendapatkan Rp. 167.000 sedangkan yang paling rendah mendapatkan Rp. 25.000. Total omset yang dihasilkan dari penjualan barang bekas adalah Rp. 1.050.300
    Dari penghasilan penjualan barang bekas tersebut, kemudian uangnya akan digunakan untuk membeli tanaman buah yang akan ditanam di dalam polibag besar yang diletakkan di bersamaan menjadi taman buah. Tanamana buah setiap kelompok disesuaikan dengan penghasilan uangnya. Tanaman buah yang paling murah adalah Jambu Kristal, sedangkan yang termahal adalah Klengkeng Mata Lada yang menjadi angka ratusan ribu. Tanaman buah yang dipilih adalah buah yang setiap saat berbuah alias bukan musiman. Dan dalam jangka waktu dekat sudah siap berbuah.
    Yang harus dilakukan setiap kelompok adalah, menyiapkan media tanam pada polibag besar dengan menggunakan campuran antara kompos, sekam dan tanah. Setelah media tanam siap, tanaman disobek dengan penuh hati-hati. Jangan sampai media yang sudah terbentuk rusak terbelah. Karena akar tanaman yang sudah terbentuk sudah pas menyerap zat hara dari media. Sehingga jika media rusak berkeping, dikhawatirkan mengganggua aktivitas penyerapan zat hara di polibag yang baru.
    Setelah tanaman sudah berhasil dipindah, satu per satu tanaman ditata pada lokasi taman buah yang sudah disiapkan. Diupayakan lokasi cukup sinar matahari saat pagi sehingga proses fotosintesis bisa berlangsung dengan baik. Anak-anak saling bantu untuk mengangkat tanaman ke posisi yang tepat sehingga tidak terlalu dekat yang akan mengganggu satu dengan yang lain.
     Dan . . . . .tadaaa
     Tadaa
    Tadaa

    Outing Kelas 4 : Berkereta ke Solo Melihat Warisan Budaya Lokal

    Pembelajaran yang berhasil manakala siswa mampu mendapatkan informasi dan pengalaman yang baru. Terlebih lagi dari penemuan baru itu, siswa mendapatkan inspirasi untuk melakukan perubahan cara pandang, sikap bahkan kebiasaan menjadi yang lebih baik.. Tentu pembelajaran seperti yang tersebut itu haruslah memenuhi daya tarik siswa. Memancing siswa untuk penasaran menggali dan menemukan. Pembelajaran secara langsung dan  mengalami adalah salah satu bentuk cara untuk membuat sebuah pembelajaran bisa dikatakan berhasil.
      Rabu, 4 Mei 2016, siswa kelas 4 mengadakan outing ke Solo. Transportasi yang dipilih untuk menuju Solo adalah dengan menggunakan kereta Prameks. Prambanan Ekspress. Yang memang mempunyai jurusan Jogja - Solo. Untuk berangkatnya, pagi hari jam 06.00, setiap siswa diantar orang tuanya menuju stasiun Tugu Jogja. Dengan tiket seharga Rp. 9000 tiap anak menunggu kedatangan kereta Prameks. Sambil menunggu, anak-anak diberi penugasan pengamatan terkait fenomena sosial yang terdapat di sekitar Stasiun Kereta. Pedaganag Kakilima, para pemudik mengingat sebentar lagi masuk Liburan Long Weekend, pengantar, transportasi.
     Alhmadulillah kereta datang tepat waktu. Para siswa bergegas masuk dan menempati bangku yang masih kosong. Bagi yang tidak kedapatan bangku, bisa duduk lesehan atau berdiri dengan berpegangan pada besi pegangan. Selama perjalanan, anak-anak tidak lepas dari tugas pengamatan. Baik mengamati fenomena sosial di dalam kereta selama perjalanan, maupun fenomena di sepanjang perjalanan jalur kereta dari Jogja ke Solo. Berbeda dengan kereta jarak jauh, kereta Prameks hampir selalu berhenti di beberapa stasiun kereta sepanjang jalur Jogja-Solo. Sehingga bisa diamati penampakan penumpang sesuai dengan tujuannya masing-masing.
    Di Solo, anak-anak berhenti di stasiun Balapan. Dari stasiun Balapan perjalanan berlanjut ke kampung Batik Kauman. Tepatnya di sentra Batik Gunawan. Di sini anak-anak dapat mengamati berbagai macam Batik berikut bagaimana langkah pembuatannya. Tidak luput juga bisa diamati berbagai produk olahan yang berbasis bahan dari Batik. Tidak hanya pakaian saja, da cinderamata yang berbasis Batik. Seperti tas, peci dan lain-lain.
     
    Secara langsung anaka-anak juga bisa menyaksikan proses pembuatan batik tulis. Bagaimana membuat pola kemudian melapisi pola tersebut dengan malam cair, kemudian pewarnaan pada batik tulis tersebut. Tentu Batik tulis ini lebih mahal dibandingkan dengan Batik cap. Ketelitian dan kesabaran diharuskan bagi Pembatik yang ingin menghasilkan Batik yang berkualitas tinggi.   
     
    Selesai dari kampung Batik, perjalanan berlanjut ke Museum Radya Pustaka. Di museum ini anak-anak bisa menyaksikan koleksi warisan budaya bernilai dari kebudayaan Surakarta. Kebudayaan tersebut tentu tidak terlepas dari keberadaan Keraton Surakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta.  
      
     
    Secara rapi dan terawat koleksi benda-benda disimpan. Masing-masing menunjukkan fungsi dan kapan tahun pembuatannya. Dari benda-benda warisan tersebut dapat dilihat bagaimana bentuk kebudayaan yang berkembang saat itu.
     
    Selain berupa benda-benda, ada juga koleksi wayang. Sebagai benda seni, wayang mampu menggambarkan sejarah dari sudut budaya masyarakat yang berkembang dan menjadi alat pertunjukan seni saat itu.
      Setelah seluruh agenda kunjugan selesai, perjalanan pulang kembali menggunakan transportasi Kereta Prameks. Sungguh outing yang menarik, kaya dengan informasi dan pengalaman. Tentu sangat menarik temuan-temuan baru itu dikemas dalam bentuk tulisan berupa diary ataupun laporan.

    Outing Kelas 2 : Mengamati Sunset dan Sunrise di Pantai Kwaru

    Pembelajaran Sains yang ideal mengharuskan siswa untuk melakukan observasi atau pengamatan langsung dengan alam. Selain untuk melihat langsung obyek yang diamati secara fisik, juga untuk melihat proses apa yang terjadi. Apalagi untuk siswa kelas bawah, pengamatan secara langsung sangat diwajibkan mengingat perkembangan cara berpikirnya yang masih kongkrit dan nyata. Dengan pertimbangan tersebut, untuk mempelajari karakteristik benda langit dalam hal ini matahari, siswa kelas 2 melakukan observasi proses terjadinya terbenamnya matahari dan terbitnya matahari di pantai Kwaru dalam kegiatan Outing yang dilaksanakan pada hari Selasa - Rabu, 3 - 4 Mei 2016.
     
      Jika biasanya outing berangkat di pagi hari, karena bermalam, outing kelas 2 ini berangkat siang hari. Siswa berangkat ke sekolah jam 14.00 untuk kemudian siap-siap berangkat menuju ke lokasi outing di pantai Kwaru Bantul. Tiba di lokasi sudah masuk waktu sore menjelang Maghrib. Anak-anak bergegas menuju tepi pantai memilih tempat yang nyaman untuk mengamati dengan jelas proses sunset atau matahari terbenam. Jelas sekali tampak di ujung Barat, perlahan matahari menuju garis pandang atau horizon di tengah laut. Perlahan matahari seperti tenggelam masuk ke dalam laut. Seiring itu pula, suasana langit mulai memasuki gelapnya malam. Suara adzan berkumandang bersahutan. Di tepi pantai anak-anak melaksanakan sholat Maghrib berjama'ah. 
    Selesai pengamatan sunset, anak-anak menuju pondok makan sebagai tempat untuk menginap dan meneruskan aktivitas pembelajaran. Makan malam bersama dengan menu khas laut semakin lengkap dengan suara deburan ombak dari kejauhan. 
    Setelah sholat 'Isya berjama'ah kegiatan dilanjutkan dengan menonton film bersama. Tak terasa waktu sudah larut malam, Selesai pemutaran film, dilanjutkna dengan kegiatan jalan-jalan malam. Anak-anak dibariskan satu-satu kemudian berjalan menyusuri pantai sesekali ustadz/ah memberikan pemaknaan terkait dengan Maha Kuasa-Nya Allah atas penciptaan alam semesta ini. Keteraturan dan ketaatan benda langit tunduk dalam garis edarnya. Bisa dibayangkan jika benda-benda langit tersebut tidak taat dan beredar seenaknya. Tentu musibah akan terjadi di alam raya ini.
    Setelah jalan malam, dilanjutkan dengan kegiatan bakar jagung bersama. Satu per satu anak-anak membawa jagungnya sendiri yang diberi pegangan bambu agar aman saat dibakar. Setelah terlihat matang dan empuk, saatnya menikmati hangatnya jagung bakar bersama.  Beberapa anak sudah menunjukkan wajah ngantuknya tak tahan untuk segera tidur.anak-anak tidur beralaskan tikar dengan perlengkapan tidur masing-masing untuk menghangatkan badan. Meski beberapa anak belum bisa tidur, namun dikondisikan supaya lekas tidur agar esok pagi bisa bangun dan melakukan pengamatan matahari terbit. 
      Adzan Shubuh berkumandang, anak-anak bangun, beberapa masih harus dibangunkan. Segera menuju kamar mandi untuk ambil air wudhu. Beberapa harus baung air kecil dulu. Begitu tersiram air wudhu rasa ngantuk jadi ilang. Jama'ah sholat Shubuh bersama di pondok. 
      Saatnya sunrise tiba. Dari ufuk timur terlihat semburat matahari muncul. Bulat seperti bola berwarna kuning keoranyean. Seiring itu pula langit mulai terang menandakan hari memasuki waktu pagi. 
    Pagi semakin terang beberapa, setelah selesai pengamatan matahari terbit, anak-anak menuju pantai untuk bermain pasir dan aktivitas untuk menggerakkan badan suapaya bugar dan sehat.

    Terlihat, beberapa nelayan mulai bersiap menyiapkan kapalnya untuk melaut mencari ikan. Kapal-kapal yang dilengkapi dengan mesin berbahan bakar bensin. Jaring sebagai penangkap ikan disiapkan dengan baik sehingga pas sasaran saat dilepas di tengah laut.


     Setelah puas bermain di pantai, anak-anak bersih diri dan dilanjutkan dengan kegiatan makan pagi. Wuih . . setelah main di pantai, perut terasa lapar. Hidangan pagi terasa nikmat disantam bersamaan dengan suasana pantai dengan angin semilirnya.
     Kegiatan selesai, anak-anak membawa pengetahuan dan pengalaman baru tentang pengamatan benda langit di lokasi pantai Kwaru. Kebersamaan dan asyiknya main di pantai menjadi pelengkap aktivitas belajar benda langit.