2022

    Backpacker Ke Semarang

     








    Nuris Channa MiniContest : Even Perdana Yang Diorganisir Oleh Siswa

     

    Setiap selesai evaluasi akhir semester ganjil ada kegiatan Nuris Games. Tapi di momen akhir semester kali ini ada sebuah kejutan. Mengapa kejutan ? Karena di luar agenda kegiatan Nuris Games, siswa kelas 6A membuat even yang menarik.

    Even itu adalah Nuris Channa MiniContest. Berawal dari beberapa siswa yang punya hobi memelihara ikan Channa, mereka sepakat untuk membuat even yang perdana diorganisasi oleh siswa itu. 

    Semua panitia dari ketua, bendahara sampai yang cari desain poster digital oleh siswa. Begitu disepakati even itu, siswa yang menguasai aplikasi desain Canva langsung browsing model poster digital. Kemudian dengan segera poster itu diubah sesuai dengan ketentuan.


    Termasuk pesan piala kejuaraan juga mereka sendiri yang melakukan. Karena waktu sudah mepet sehingga desain piala hanya bisa memilih yang ada di lapak pembuatan piala. Mereka memilih piala berbentuk kayu kemudian ditempel stiker identitas even minicontest.

    H-1 even, para peserta sudah mulai loading aquarium dan ikan Channanya. Mengapa harus H-1? Karena dalam contenst Channa itu yang dibutuhkan adalah performa Channa. Untuk mendapatkan Channa yang atraktif dibutuhkan adaptasi lingkungan dahulu. Proses pengangkutan beresiko membuat Channa terganggu secara adaptasinya. Sehingga dengan didiamkan selama 24 jam harapannya Channa akan segera beradaptasi dan bisa atraktif saat dinilai.



    Dari publikasi yang dibagi ternyata yang minat bukan hanya siswa kelas 6 saja. Tercatat peserta ada yang dari kelas 1, 2, 3, 5 bahkan kelas 9. Mereka masing-masing membawa Channa jagoannya sendiri-sendiri untuk ditandingkan saat kontes nanti.
     

     

    Saat kontes pun tiba. Agar proses penilaian kondusif untuk sementara para penonton tidak diperkenankan masuk ruangan dahulu. Agar para Channa bisa menunjukkan gayanya dengan maksimal. Tanpa terganggu oleh penonton. Sebagai juri, siswa kelas 6A menunjuk ustadz Ginong yang memang sebagai pecinta binatang. 
    Setelah proses penilaian dilakukan akhirnya sebagai pemenang kontes dan meraih juara 1 adalah Channa milik mas Razan kelas 6C kemudian disusul Channa milik Dzulnan kelas 6A dan urutan ketiga Channa milik mas Fadlin kelas 9.

    Setelah kontes selesai di arena even mendapat kunjungan pak Fathoni yang merupakan ayah dari salah seorang siswa kelas 1 yang ikut kontes. Sungguh surprise ternyata pak Fathoni ini merupakan salah seorang ahli dalam perChannanaan. Saat ini pak Fathoni sedang membuat konten dan sangat mengejutkan lagi ternyata pak Fathoni ini kenal baik dengan Fajar Arif. Bagi para pecinta Channa pastilah kenal bener siapa Fajar Arif. Kemudian anak-anak diberi kesempatan video call dengan Fajar Arif semua nampak gembira penuh kejutan.
      

    Backpacker Ke Solo


     Kata siapa kalo jalan-jalan itu hanya untuk healing. Senang-senang. Hura-hura. Saja ?

    Tour, perjalanan itu salah satu metode experiential learning yang paling nendang banget. Kenapa?
    Di sini bukan semata teori. Bukan semata omongan dan ceramah.
    Pelakunya akan sangat nyata mengalami setiap detik dan detail kejadian.
    Banyak kemungkinan di luar rencana sangat terbuka untuk terjadi.
    Jika terjadi salah tak bisa di tip-ex. Atau dihapus. Tapi terus dihadapi.
    Setiap orang dipaksa untuk siap melakukan antisipasi. Mitigasi.
    Meski bisa juga banyak kejutan yang membahagiakan muncul tiba-tiba.
    Tentu belajar meodel ini super dinamik dibanding manakala duduk manis di bangku kelas yang bersih dan dingin karena AC.
    Mentaati aturan untuk antri. Menggunakan masker. Duduk mendahulukan yang manula dan ibu hamil. Tidak makan minum saat di kereta. Itu semua harus dilakukan.
    Adab langsung bisa diuji di metode ini. Jika tak beradab, teguran langsung dari siapapun akan didapatinya.
    Antisipasi hajat pribadi harus diseting beda dengan saat tak dalam perjalanan.
    Manajemen perbekalan dan cara membawanya.
    Menyusun itinerary tujuan perjalanan berikut membaca peta wilayah dan moda transportasi yang dipilih.
    Tak lupa manajemen keuangan supaya tidak boncos dan setiap rupiah efektif dikeluarkan.
    Sungguh indah Allah memberi fasilitas kepada para musafir. Boleh menjama' qashar sholat, boleh tidak puasa saat Ramadhan, boleh tidak jum'atan, doanya diijabah selama perjalanan, bahkan masuk dalam satu dari 8 asnaf penerima zakat.



    INFLUENCER - FOLLOWER


    Guru itu harusnya menginspirasi bukan hanya suka beri instruksi.
    Mungkin ada benarnya ungkapan itu.
    Pagi ini, setelah siswa kelas 6 sholat Dhuha dan Ma'tsurat, sengaja aku tak ingin mendahului membuka morning speech. Kuminta guru lain memulainya.
    Alasannya, suasana hati yang sedang diliputi negatif mood saja. Setelah menyaksikan sikap tidak seriusnya beberapa oknum siswa saat dzikir.
    Ternyata teman guru membuka forum dengan memanggil salah satu oknum siswa tak tertib itu maju menemaninya. Si guru bertanya menelisik mengapa ia dipanggil ke depan.
    Persis yang kuharapkan. Si guru tidak lantas marah dengan sikap tidak tertibnya si oknum siswa. Tapi berdialog memandu pelan sehingga si oknum mengakui kesalahannya.
    Aku suka sekali ungkapan yang dipakai si guru. "Kalian itu lebih suka MENGATUR kan daripada DIATUR ?" MAKA, "Aturlah diri kalian sendiri jangan menunggu orang lain untuk mengatur diri kalian!"
    Beberapa waktu berjalan, mood negatifku mulai menghilang. Jadi ingin ikut menambahkan diskusi pagi itu. Si guru pun mempersilahkanku.
    Kuawali pembicaraanku dengan kata-kata yang kucoba mewakili apa yang mereka rasakan.
    "Sebenarnya ustadz gak mau ngomong banyak, karena dengerin orang yang banyak omong itu membosankan, betul ?"
    Kulihat ada beberapa anak menganggukkan kepala. Pelan.
    "Ustadz sedang berpikir keras untuk memilih kata-kata yang tepat. Jadi biar sedikit kalian dengarnya. Sedikit tapi jitu menembus hati"
    Nampak ada satu dua anak menekan pelan dadanya dengan kedua tangannya.
    "Untuk berubah itu memang berat. Bisa saja ustadz marah besar saat ini dan kalian bisa berubah jadi tertib. Tapi bukan perubahan seperti itu yang diharapkan"
    "Perubahan seperti itu tipu-tipu. Hanya formalitas. Action saja. Yang seperti itu berat lho. Karena hati belum mau berubah. Tapi badan dipaksa berubah"
    Kucoba telanjangi apa yang ada di benak kata hati mereka.
    "Yang berubah beneran sama formalitas itu sangat bisa dibedakan lho"
    "Memang yang beneran itu penentunya hidayah. Dan itu misteri hanya kehendak Allah"
    "Ustadz gak muluk-muluk semua harus berubah. Cukup sedikit dari kalian bisa berubah beneran. Berprinsip. Maka yang sedikit itu akan menarik sisanya yang bisa jadi lebih banyak untuk mengikuti kebaikannya"
    *****************************************
    Guru olahraga pas ijin tak berangkat. Rencana awalnya siswa putra akan sepakbola. Karena jumlah siswanya yang terlalu besar, sepakbola urung dilakukan.
    Niat awalku hanya menunggui siswa olahraga. Tapi melihat siswa yang tak jadi sepakbola, kulemparkan pertanyaan.
    "Ayo lari maraton saja supaya bisa semua melakukan" tawarku yang sebenarnya jawabannya sudah ketahuan.
    Lalu, ada siswa yang usul "Jalan-jalan ustadz !"
    Kuiyakan usulnya. Lalu kita beberapa siswa berangkat jalan. Tujuannya belum jelas. Yang penting jalan dulu.


    Sambil jalan kita ngobrol. Ternyata, angkatan ini termasuk yang tak sempat mengalami aktivitas pembelajaran yang 'aneh-aneh'.
    Hal itu ketahuan setelah kuceritakan aktivitas-aktivitas pembelajaran kelas yang pernah kuampu seperti, tangkap ikan lalu dibakar dan makan siang di pinggir kali. Penjelajahan mencari harta karun dan seterusnya.
    Sampailah obrolan kami pada istilah bonek. Aksi nekat para suporter Persebaya.
    "Kira-kira orang tua kalian mengijinkan gak ya kalau ustadz ngajak kalian mbonek"
    "Maksudnya ustadz?" selidik mereka.
    "Ya pokoknya kita pergi tanpa bekal selama 24 jam, nanti kalau butuh makan apapun dilakukan. Kalau butuh transport bisa menghentikan truk atau pick up" jelasku
    "Kayaknya kalo program sekolah diijinkan ustadz" salah seorang menimpali.
    "Ayo ustadz setuju" jawab beberapa anak lain.
    "Ah jangan ah, kita baru fokus untuk nyiapkan ASPD kan" batalku
    "Ya ustadz, gak apa-apa" jawab mereka dengan nada kecewa.
    "Gimana kalo mboneknya sekarang saja?" kataku
    "Maksudnya?"
    "Kita jalan lurus ke selatan sampai jalan godean trus ke arah timur ke ringroad, lalu ke utara menuju sekolah ?" tantangku.
    "Ayo, siapa takut ?" jawab mereka semangat.
    Tak terasa jalan sudah mulai menjauh. Jalan terus tanpa bekal jika haus kita bertekad mampir masjid minum air kran.


    Alhamduillah ada sebuah masjid yang menyediakan air galon. Gak jadi deh minum air kran.
    Dan betapa kagetnya, ternyata yang ngikut semua siswa laki-laki. Hanya 2 siswa saja yang gak ngikut.
    Di akhir perjalanan, kami dapati pemaknaan ngobrol pagi tadi di masjid.
    Bahwa sedikit saja yang berubah jadi baik dan BERPRINSIP KUAT akan mampu menarik mayoritas lainnya mengikuti kebaikan menjadi barisan yang dipimpin oleh influencer.