Oktober 2015

    Pesta Siaga Pramuka SIT Gudep 05071-05072 SDIT Alam Nurul Islam

    Dear SDITAlamania, jika untuk kelas atas, kelas 4 -6 ada kegiatan Mukhayyam, nah tidak ketinggalan untuk kelas 1 hingga 3 juga ada kegiatan namanya Pesta Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan di sekolah tanpa menginap. Mereka melakukan aktivitas dikelompokkan menjadi barung-barung. Setiap hari dari pagi hingga siang mulai tanggal 19 hingga 21 Oktober 2015, siswa kelas bawah mengikuti rangkaian kegiatan Pesta Siaga di sekolah.
     Pesta Siaga dibuka oleh Kamabigus gudep 05071-05072 SDIT Alam Nurul Islam. Dalam sambutannya, kak Ariefuddin menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah Pesta Siaga. yang namanya pesta semua harus dalam kondisi gembira. Bahkan jika hati mungkin dalam keadaan tidak mood bisa dibuat gembira. Caranya? Wajah dikemas dengan penuh senyum. Tarik bibir ke kanan dan ke kiri 3 cm. Pasti suasana hati akan ngikut senang. Bukankah Rasul saja menilai senyum adalah sebagai shodaqoh? Di kegiatan Pesta Siaga ini setiap siswa dikelompokkan dalam barung yang anggotanya beragam kelas. Dengan begitu setiap anggota bisa dimungkinkan untuk lebih mengenal secara mendalam. Kenal tidak semata nama saja tapi kenal sifatnya, kenal kebiasaannya, kenal kesukaannya.
     Setelah istirahat para anggota Siaga mengikuti acara selanjutnya yaitu Baris Berbaris. Terlebih dahulu setiap siswa mendapatkan contoh gerakan yang dipraktekkan oleh kakak Pembina. Untuk Siaga, materi baris-berbaris baru pada gerakan di tempat. Seperti hadap kanan-kiri, balik kanan, lencang depan, lencang kanan-kiri. Kegiatan baris berbaris mengasah konsentrasi setiap siswa. Memahami perintah kemudan melakukan dengan kompak beserta lainnya dalam satu barisan. Bukan hanya asal bergerak. Sehingga untuk melakukan gerakan perlu hitungan, satu . . dua . . tiga. Selain itu perasaan siswa juga diasah saat mereka harus meluruskan barisan. Sudah tentu ketahanan tubuh ikut dilatih supaya kuat menahan terik panas, berdiri dalam waktu yang relatif lama.
     Setelah berpanas-panas dan berpeluh-peluh dengan kegiatan baris berbaris, acara dilanjut dengan kegiatan cinta lingkungan. Dalam kegiatan ini anggota Siaga menyimak penjelasan ust. Rahmad, petugas K6, tentang bagaimana merawat tanaman yang ada di SDIT Alam Nurul Islam. Di sekolah alam, siapapun merupakan guru. Termasuk ibu-ibu yang berada di dapur, mereka adalah guru masak yang mahir. Setelah menyimak cara merawat tanaman, anggota Siaga langsung praktek melakukan perawatan tanaman.
    Menyiram air, membersihkan sampah, mencabut tanaman liar, menambah pupuk, semua dilakukan sesuai pembagian barung bagian mana yang menjadi tugasnya. Aktivitas ini ditujukan untuk menanamkan cinta lingkungan melalui perawatan tanaman. Tanaman bukan semata dinikmati keindahan serta hasilnya. Namun, secara jangka panjang untuk mempertahankan lingkungan dari kerusakan.
     Hari kedua full satu hari adalah kegiatan Wide Game. Semua anggota Siaga di setiap barung akan melakukan jelajah atawa tracking rute yang mana di sepanjang rute mereka akan menemui pos-pos. Di setiap pos ada penugasan yang harus dikerjakan tuntas setiap barung.
    Setiap barung siap untuk menuntaskan tugas di setiap pos. Kerjasama anggota dituntut kompak supaya tugas yang diberikan bisa terselesaikan dengan baik.
     Tidak semata tugas secara tertulis, tugas fisik juga menyertai di pos. Seorang Siaga siap untuk menyelesaikan tugas dengan berbagai bentuk. Bukan semata cerdas secara pikiran namun tangkas dan sigap juga dalam melaksanakan.
     Bahkan ketrampilan seperti menjahit juga harus dikuasai. Memasukkan benang dalam lubang jarum yang sangat kecil butuh ketenangan dan ketelitian. Ditambah kerapihan jahitan supaya pakaian yang dijahit tidak semata rapat tertutup namun juga tetap indah meski ada jahitannya.
     Ekspresi seni dan bakat siap ditampilkan untuk menunjukkan kemampuan serta menghibur teman. Penampilan di depan khalayak butuh energi keberanian untuk menarik perhatian. Karena sekali tak dapat perhatian sudah pasti para penonton akan bosan dan melakukan aktivitas sendiri-sendiri seperti ngobrol atau bahkan meninggalkan tempat pertunjukan.
     Hari kedua selesai, masuk hari ketiga acara pertama adalah kegiatan mengenal Pertolongan Pertama pada Musibah. Di kegiatan ini, anggota Siaga dikenalkan dengan obat-obat penting untuk menolong manakala terjadi musibah seperti luka gores, kesleo, mimisan, luka bakar dan lain-lain. Sehingga manakala di keseharian dirinya atau teman terkena musibah, dengan sigap siap untuk membantu.
    Pesta Siaga memang padet acaranya, setelah acara pengenalan obat dilanjutkan dengan kegiatan hasta karya dengan bahan dari stik es krim. Setiap barung diminta membuat karya bebas sesuai dengan keinginannya. Tentu di kegiatan ini mereka dilatih untuk bagaimana bisa merencanakan bersama kemudian pembagian tugas untuk menyelesaikannya.
     Acara dilanjut dengan memasak kacang tanah. Terlihat memang mudah ya, tapi bagi anggota Siaga terutama yang masih pertama kali masak pasti butuh konsentrasi tinggi. Menghidupkan kompor, mengisi air sebarapa banyak, hingga menunggu kacang sudah matang. 
     Seluruh rangkaian kegiatan Pesta Siaga sudah dilalui, tentu banyak pengalaman dan kesan yang membekas siap untuk dibagi dan diceritakan. Bisa secara lisan maupun tertulis menjadi cerpen yang seru. Di akhir kegiatan kak Kamabigus memberikan tanda kecakapan bagi anggota Siaga yang lulus dalam beberapa kegiatan kecakapan. Kecakapan menjahit, memasak dan merawat tanaman. Menjadi kebanggaan seorang Siaga manakala sudah memiliki tanda kecakapan tersebut. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana kecakapan itu menjadi kebiasaan sehingga menjadikan setiap Siaga mandiri tidak bergantung pada orang lain.

    Mukhayyam Pramuka SIT Gudep 05071-05072 di Youth Centre

    Dear SDITAlamania, setelah menjalani evaluasi tengah semester, para siswa sudah langsung bersiap untuk mengikuti kegiatan Mukhayyam semester ganjil. Mukhayyam semester ganjil berlokasi di luar sekolah dan beralngsung selama 3 hari. Kali ini pelaksanaannya mulai hari Senin hingga Rabu, 19-21 Oktober 2015. Berlokasi di bumi perkemahan Youth Centre, Mlati Sleman Yogyakarta. Peserta untuk mukhayyam adalah kelas atas, kelas 4 hingga kelas 6. Mereka dibagi menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan kelompok penggalang. Satu regu beranggotakan 10 siswa. Kegiatan mukhayyam ini merupakan rangkaian kegiatan Pramuka SIT dengan tujuan setiap peserta dibangun kemampuan dalam mengasah ketrampilan hidupnya berupa memasak, bertahan diri dari cuaca terutama malam dan kecukupan istirahat, mengendalikan diri dari rasa takut, menahan diri untuk berbagi makan, tempat istirahat, bersih diri, ketahanan diri dengan aktivitas jalan jauh. Hingga pada kemampuan antar personal, bekerjasama, komunikasi, pembagian tugas, ketaatan. 
    Upacara pembukaan diikuti oleh semua peserta sejumlah 216 siswa anggota penggalang beratribut penggalang lengkap berikut dengan bendera regunya masing-masing. Yang unik, ada sebuah regu yang tidak umum digunakan, regu Naga. Akhirnya mereka agak kesulitan untuk mendapatkan logo Naga sebagai bendera regu. Tapi tak kehilangan akal, mereka mencetak sendiri logo bendera Naga sebagai bendera regunya. Sebagai ketua regu adalah mereka yang merupakan anggota pasukan khusus yang akan dikirim dalam event Kemah Nasional Pramuka SIT yang ke-3 di Malang Jawa Timur pada tanggal 3 hingga 7 November 2015. 
    Mukhayyam dibuka oleh Kamabigus Gugus Depan 05071/05072 SDIT Alam Nurul Islam, Kak Ariefuddin. Di dalam amanatnya, Kak Ariefuddin mengingatkan kembali tujuan dari kegiatan Mukhayyam ini. Bahwa Mukhayyam sama pentingnya dengan pembelajaran lain, sama pentingnya dengan pelajaran Matematika, Bahasa dan SBK. Setiap aktivitas pembelajaran sangat penting untuk membentuk kepribadian dan karakter siswa. Kita bukan semata hanya ingin membentuk penampilan semata. Bisa diibaratkan, penampilan itu seperti kita membuat pewarnaan dengan air. Dengan hanya memasukkan warna tertentu ke dalam air, warna yang terlihat langsung berubah. Sangat cepat dan segera bisa dilihat. Tapi dari segi waktu bisa jadi tidak bertahan lama. Dengan dibiarkan beberapa jam atau hari warna dalam air akan berubah karena pengaruh warna itu sendiri atau ada makhluk hidup mikro yang sudah mulai tumbuh dalam air tersebut. Tapi kita ingin membentuk karakter dan kepribadian. Ibarat batu yang dipahat dalam bentuk tulisan karya seni lainnya. Memang sangat butuh waktu lama, ketelitian, banyak energi bahkan pengorbanan. Namun hasilnya bisa bertahan lama. Candi Borobudur, Piramide di Mesir, menjadi bukti bangunan yang mampu bertahan lama, mampu melawan perubahan cuaca dan aktivitas manusia. Kita ingin karakter yang lebih abadi ketimbang penampilan. Hingga kelak mau meneruskan belajar di sekolah manapun, mau menjadi apapun yang tetap dan terus bersinar adalah karakter jujur, berani, peduli, survive, kreatif, rendah hati, pantang menyerah . . . .
    Selesai upacara pembukaan, diteruskan dengan aktivitas mendirikan tenda. Setiap regu diberi satu paket tenda utama dan satu tenda dapur. Setiap regu dipersilahkan untuk mengeset tenda serapi dan seefektif mungkin untuk dijadikan tempat berlindung selama 3 hari. Perlengkapan seperti gapura dan pagar juga harus dibangun sebagai kelengkapan kapling tenda. Kemampuan tali temali menjadi sangat penting untuk kekokohan tenda yang didirikan. 
     Selanjutnya adalah memasak. Setiap regu harus merencanakan menu dan bahan apa saja yang akan dimasak 3 hari kedepan. Pembagian tugas terutama bagi yang punya kemampuan masak menjadi andalan regu supaya menu yang disantap memang sedap. Pembekalan pada saat Pra-Mukhayyam menjadi gambaran awal masakan apa saja yang akan disajikan selama Mukhayyam.
    Meski bukan menjadi kewajiban, ada juga anggota penggalang yang menyempatkan diri untuk melakukan aktivitas cuci baju. Dengan cuaca yang selalu terik di siang hari, tidak dilewatkan untuk menjemur pakaian yang dicuci selama waktu senggang tidak ada tugas.
    Acara wide game tiba. Semua anggota diharuskan ikut. Mereka akan menemukan 6 pos dengan menyusuri rute yang sudah ditentukan oleh kakak-kakak pembina. Di pos awal mereka diminta untuk menterjemahkan pesan dari bendera Semapore yang dikibarkan oleh ustadzah. Bagi regu yang selesai duluan, ia yang berhak jalan pertama.
    Kemampuan baris berbaris peserta diuji di pos kedua. Mereka diminta untuk melakukan gerakan di dan pindah tempat secara serempak. Konsentrasi dan kekompokan menjadi kunci penting keberhasilan baris berbaris setiap regu.
    Kemampuan menangkap pesan melalui sandi morse juga diuji untuk setiap regu. Daya hafal dan kecermatan morse yang disampaikan melalui suara peluit menentukan keutuhan isi pesan. Jika tidak, bisa jadi pesan yang harus dipecahkan malah membuat bingung atau harus ditebak-tebak. Bayangkan jika pesan itu merupakan kode sandi peluncuran rudal, salah sedikit bisa berabe kan?
     Nah, di pos ini setiap regu diuji KIMnya (Kemampuan Indra Manusia). Setiap peserta diuji untuk mengidentifikasi nama benda melalui penciuman, peraba dan pengecap. Dengan mata tertutup peserta diharuskan fokus pada indranya untuk menebak benda dengan benar.
    Kemampuan komunikasi setiap peserta diuji melalui permainan pesan berantai. Setiap peserta diminta meneruskan pesan yang disampaikan oleh kakak pembina kepada teman seregunya. Ketrampilan dalam mengingat dan menyampaikan pesan dengan benar merupakan hal yang penting terutama dalam kerja yang harus dituntaskan secara kelompok. Setelah itu, setiap regu diminta untuk menaksir tinggi sebuah pohon. Kemampuan matematis dibutuhkan disini. Dikarenakan yang harus dilakukan bukanlah mengukur, tapi menaksir. Kemampuan ini penting terutama diperlukan saat melakukan aktivitas di lapangan yang mengharuskan membutuhkan ketinggian sebuah benda.
     Kemampuan masak setiap regu juga diuji. Mereka diminta untuk memasak sebuah menu dan memberi nama masakannya. Pemilihan bahan, rasa masakan dan sajian menjadi poin penilaian dari kakak pembina. Yang tidak ingin repot, pilihan bahan dan bumbu instan menjadi pilihan cepat. Tapi ada juga yang menuangkan kreativitas masakan baik dari segi tampilan maupun namanya. 
    Kegiatan yang tak kalah serunya ada pioneering atau tali temali, pentas haflah peserta dan kakak pembina, malam terakhir ditutup dengan kegiatan Jurit Malam. Kegiatan yang paling dinanti dengan penuh debar-debar. Dikarenakan setiap peserta akan diuji keberaniannya untuk melakukan perjalanan menembus malam. Mereka dibangunkan setiap regu pas jam 00.00. Setelah diminta sholat tahajud beregu, mereka diminta untuk berjalan menyusuri rute penuh kegelapan. Mereka diuji kemampuannya dalam mengendalikan rasa takut. Ditambah lagi sepanjang rute Jurit Malam banyak dijumpai hewan anjing piaraan yang siap menggonggong siapapun yang lewat. Pengalaman dan kesan tentu sangat bisa ditambang dari kegiatan mukhayyam ini. Dengan sharing dan pengikatan makna tentu apa yang dirasakan dan dialami akan mengendap menjadi pengetahuan dan kesadaran baru setiap siswa. Yang tidak kalah penting, evaluasi perilaku peserta selama kegiatan mukhayyam. Karena mukhayyam yang memakan waktu 3 hari, interaksi setiap peserta menjadi sangat alami. Potensi dan kepribadian aslinya tidak lagi bisa ditutupi dan dimanipulasi supaya kelihatan indah nan bagus. Sehingga tidak heran jika pelanggaran tata tertib dan budaya sekolah muncul selama mukhayyam. Sehari setelah mukhayyam, kesiswaan meminta tanggung jawab dan pengakuan bagi mereka yang telah melakukan pelanggaran budaya dan tata tertib. Buang sampah sembarangan, berkata kotor, jajan, paling banyak dilakukan sebagai pelanggaran tata tertib. Pelaporan dan pengakuan itu sendiri sudah merupakan bentuk tanggung jawab yang juga perlu diapresiasi.

    Jambore Sekolah Alam Nusantara 3

    Dear SDITAlamania, Alhamdulillah, kegiatan Jambore Sekolah Alam Nusantara (JSAN) yang ke-3 sudah sukses dilaksanakana. Even 2 tahunan yang mengikutsertakan para guru, pengelola dan orang tua siswa Sekolah Alam seluruh Indonesia pada kesempatan kali ini berlangsung di bumi Ruwai Jurai, Lampung. Sebagai tuan rumah dan penyelenggara adalah Sekolah Alam Lampung dan Sekolah Alam Palembang. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 9 hingga 12 Oktober 2015 itu berlokasi di kawasan wisata Laguna Helau, Kalianda Lampung Selatan. Pada kegiatan JSAN kali ini diikuti oleh 56 sekolah dan 184 peserta dari seluruh Indonesia.
    Seluruh peserta mengikuti pembukaan kegiatan yang bertempat di Sekolah Alam Lampung. Peserta disuguhi beberapa tampilan seni dari para siswa. Mulai dari tari selamat datang hingga grup musik yang mengkolaborasikan alat musik perkusi dan alat musik moderen. Hadir pula saat itu Bang Lendo Novo, pencetus Sekolah Alam pertama kali di Indonesia. Para peserta dipersilahkan mengikuti sesi foto bareng dengan maestro sekolah alam itu.
    Sekolah Alam Nurul Islam Jogja mengirim perwakilannya 3 orang. Dari yayasan, SMP dan SD. Tampak peserta antusias bisa berfoto dengan bang Lendo. Bisa jadi kesempatan jambore ini saja minimal bisa ketemu bang Lendo sembari sharing perkembangan sekolah alam di masing-masing daerah.
    Setelah selesai pembukaan, semua peserta dibawa ke lokasi Jambore. Perjalanan selama kurang lebih 2 jam cukup melelahkan namun semangat Jambore tetap membara, apalagi saat tiba di lokasi yang pemandangannya sungguh menakjubkan. Laguna Helau merupakan danau yang berada di pinggir pantai pasir putih. Di sekitar laguna berdiri cottage baik yang terbuat dari bangunan permanen maupun dari kayu berupa panggung. Semua peserta menginap di cottage dan beberapa di tenda Doom. 
    Sesi materi dilaksanakan di aula yang terbuat dari kayu berupa bangunan panggung. Di awal, acara diisi dengan kegiatan perkenalan. Setiap peserta berdasarkan koordinasi regional maju untuk mengenalkan diri dan asal sekolahnya. Sesekali diiringi dengan prakata untuk mendeskripsikan kondisi dan sejarah sekolah alam masing-masing. Ada yang sudah sejak tahun 2000 berdiri, ada juga yang baru 3 bulan berjalan dengan semangatnya ikut kegiatan JSAN ke-3 ini. Perkenalan usai, dilanjut dengan sesi bersama bang Lendo Novo. Para peserta sedang menunggu proyeksi atau konsep baru apa yang akan menyegarkan di kesempatan JSAN ke-3 kali ini. Bang Lendo mengawali paparannya dengan memutar video tentang apa dan bagaimana nusantara negeri kita tercinta ini.
     
    Dari tayangan di atas kita bisa mengambil pesan bahwa, sudah sejak lama masyarakat nusantara kita memiliki adat dan tata kelola yang bertujuan untuk memelihara ekosistem yang ada di bumi nusantara ini. Artinya, bisa jadi dengan mulai hilangnya local wisdom, adat budaya di beberapa tempat dikarenakan gerusan budaya global, hal tersebut turut menyumbang mulai berkurangnya kesadaran masyarakat untuk memelihara ekosistem di daerahnya. Lebih parah lagi, saat kegiatan industri terutama di daerah yang kaya akan sumber daya alam dan hutan tidak dibarengi dengan usaha untuk melakukan konservasi dan edukasi supaya sumber daya alam bisa berkelanjutan.
    Kondisi inilah yang seharusnya mengilhami sekolah alam untuk membuat kurikulum. Kurikulum yang berdasarkan in situ development, kurikulum yang ditarik dari nilai-nilai lokal di mana setiap sekolah alam berada sehingga proses pendidikan yang dilakukan akan menghasilkan insan yang paham kondisi daerah dan secara jauh mempunyai tujuan dalam mempertahankan keberlanjutan sumber daya alam. Bisa disimpulkan bahwa, tentu setiap sekolah alam akan mempunyai kurikulum yang berbeda tergantung kondisi potensi lokalnya. Namun begitu, bukan berarti antar sekolah alam tidak lantas bisa melakukan koordinasi dan jaringan. Setiap sekolah alam dalam pelaksanaannya akan bersama berpegang teguh pada core values, nilai prinsip yang menjadi pondasi pelaksanaan setiap program sekolah alam.
    Ada 4 core values yang menjadi lingkup sekolah alam, yaitu sebagai berikut:
    1. KURIKULUM
    Kurikulum secara luas dan definisi terbuka, seperti yang dikemukakan Hasan Langgulung dapat diartikan sebagai “Sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olah raga dan kesenian yang disediakan oleh sekolah untuk siswa-siswa baik di dalam maupun di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan”.
    Sehingga dalam artian bebas di sekolahalam, kurikulum yang dimaksud adalah program-program pendidikan yang difasilitasi sekolah untuk memberi berbagai pengalaman sejati kepada siswa dalam rangka mencapai misi sekolahalam. Program – program tersebut berada di dalam dan tidak keluar dari  6 (enam) komponen berikut ini :
    1. a.      Akhlaq dan Leadership
    Pendidikan Akhlaq dan Leadership menjadi bagian terbesar dari program-program pendidikan yang harus ada di sekolah alam. Pemberian pengalaman dan pembelajaran akhlaq yang paling dasar adalah melalui pembiasaan, yang didukung oleh upaya penyadaran dan keteladanan dari lingkungan sekitar siswa terutama orang tua dan guru. Untuk itu, di sekolah alam sudah seharusnya pendidikan melibatkan pendidik utamanya yaitu orang tua. Komponen Leadership dalam rangka mencapai misi khalifah fil ardh, dilakukan melalui program-program kepanduan/scouting dan proyek-proyek leadership (Project Based Learning).
    1. b.      Bakat dan Lifeskill
    Misi menjadi rahmat bagi semesta bisa dilakukan oleh setiap individu, saat ia mampu memunculkan dan mengoptimalkan potensi yang diberikan Allah SWT pada dirinya. Setiap individu diciptakan berbeda, dan setiap individu adalah Bintang. Untuk itulah, sekolah alam cukup concern dengan pengasahan bakat dan lifeskill ini, dan berprinsip  pendidikan untuk semua.Tentunya penemuan bakat peserta didik terutama usia SD, perlu usaha dan proses yang berkesinambungan. Sebagian besar anak diketahui bakatnya, saat ia sudah mendapatkan beragam pengalaman dari sekian banyak aktivitas dan difasilitasi perangkat-perangkat assesment, seperti talents maping, MIR, finger print, dan tools lainnya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
    Lifeskill dapat dilakukan melalui magang, proyek bisnis dan pembiasaan.
    1. c.       Seni dan Kreativitas
    Program-program seni dan kreativitas merupakan salah satu modal siswa mampu berinovasi dan kreatif, sehingga dengan inovasinya tersebut, saat dewasa ia mampu menjadi solusi masalah atas kehidupan diri dan bangsanya.
    1. d.      Lingkungan dan Konservasi
    Menjadi keunikan sekolahalam, karena sekolahnya mengeksplorasi alam, menggali potensi lokal alamnya kemudian melakukan banyak penelitian, eksperimen, konservasi sampai menciptakan teknologi yang ramah lingkungan. Siswa pun perlu dikenalkan dengan kegiatan konservasi lingkungan, tempat-tempat/ miniatur dari pelestarian hewan langka dan tumbuhan, karena kelak merekalah yang bertanggung jawab memelihara dan menjaga bumi.
    1. e.       Logika dan Akademika
    Seperti halnya sekolah lain, di sekolah alam ada keilmuan yang perlu dipelajari, seperti IPA, Matematika, IPS. Pembelajaran mata pelajaran ini  diolah sekreatif mungkin agar kemampuan logika siswanya terasah, tidak terbatas pada hafalan tetapi mencapai kemampuan high order thinking.

     2. METODE
    Dalam meramu keenam komponen kurikulum tersebut diatas, perlu 2 metode dasar yang berlaku untuk semuanya, yaitu :
    1. Metode Belajarnya  menggunakan metode Belajar Bersama Alam (BBA), yakni  “sekolah yang menggunakan media potensi sumber daya lingkungan  sebagai media utama dalam KBM dengan ciri utama di sekolahnya adalah green lab sebagai tumpuan KBM. Aktivitas belajar dari pengalaman dan dengan melakukan adalah aktivitas utama dalam proses KBM ditandai dengan  pendidik yang punya karakter senang bereksperimen. Pembelajaran yang khas sekolah alam (ekplorasi, eksperimen, ekploitasi sumber daya lingkungan, cultur dan outing adalah metode utama dalam penyampaian KBM”, demikian disampaikan Pak Suhendi suatu ketika saat pelatihan di tahun 2011.
    2.  Metode Komunikasinya menggunakan metode Bahasa Ibu/bahasa kasih sayang.
    Yaitu cara-cara tepat mengkomunikasikan kasih sayang dan cinta kita kepada anak/siswa, sehingga anak/siswa tersebut merasa ia memang kita cintai. Dengan tumbuhnya kecintaan antara siswa dan guru selayaknya ibu dan anak, maka proses pendidikan di sekolahalam akan lebih efektif dan tepat sasaran.

    3. FISIK DAN LINGKUNGAN
    Meliputi 2 aspek :
    1. Bersih
    2. Konservasi, mencerminkan keanekaragaman hayati
    3. In situ Development, Pengembangan sekolah berbasis kondisi dan potensi lokal
     4. KOMUNITAS
    Sekolah sebagai sebuah komunitas pembelajar yang tidak hanya untuk warga sekolah, tetapi juga masyarakat luar. Dan sekolah berinteraksi dengan komunitas (masyarakat) sebagai sumber belajar, semuanya didasarkan pada partisipasi kontributif.

    Selain itu, sekolah alam harus tetap memegang teguh 3 slogan yang sudah mafhum diantara pegiat sekolah alam : 1. Eksperimen Sampai Mati, setiap sekolah alam akan terus melakukan inovasi dan pengembangan, makanya tidak ada kurikulum baku sekolah alam. Jangan takut untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran kita. 2. Berusaha Murah, Keren Kudu, sebisa mungkin proses yang dilakukan tetap memegang prinsip efisiensi dan inklusif, menjangkau semuanya. Tapi tetap harus berkualitas. 3. Harus Gue Banget, harus punya percaya diri dan menjadi diri sendiri sesuai style. Guru sekolah alam harus tampil dengan bakat yang dipunyai, tidak bisa semua diseragamkan. Dari banyak potensi itu sekolah alam akan kuat saling dukung melalui kerjasama dan sesuai program yang dikembangkan.
     Kegiatan JSAN sengaja diseting semua peserta bisa mengalami. Di hari kedua peserta mengikuti kegiatan outbound dan pengenalan student scouting. Peserta dikenalkan beberapa metode dan skill yang harus diajarkan ke siswa sekolah alam untuk menunjang aspek kepemimpinannya. Pun juga di hari ketiga, ada simulasi Belajar Bersama Alam yang merupakan metode pembelajaran sekolah alam. Semua peserta melakukan tour ke pulau anak gunugn Krakatau dan pulau Sebesi untuk menerapkan metode Belajar Bersama Alam yang kali ini JSAN ke-3 mengangkat tema Maritim. Banyak inspirasi dan semangat terpompa lagi dari JSAN ke-3 ini, dengan harapan sekolah alam ke depan bisa berkembang dan menjadi metode disukai untuk membentuk insan khalifatullah dan ibadulloh yang menjadi cita-cita sekolah alam. Dua tahun ke depan JSAN ke-4 akan berlangsung di Surabaya, sebagai tuan rumahnya adalah Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya.
    Berikut adalah Theme Song JSAN 3

    Sholat Istisqa Berjama'ah

    Dear SDITAlamania, musim kemarau di negeri ini yang cukup berkepanjangan, menyebabkan di beberapa tempat terjadi kekeringan yang berakibat  hasil pertanian yang kurang, bahkan untuk keperluan sehari-hari ada masyarakat yang harus membeli air yang diangkut pakai kendaraaan truk tangki. Kondisi kemarau juga menyebabkan hutan yang mengering. Sehingga bencana kebakaran hutan tak bisa dihindarkan apalagi ditambah ulah oknum yang menggunakan cara murah dan gak mau repot dalam membuka lahan atau mengambil produk hutan. Bencana paling akhir adalah kabut asap yang sudah pada taraf melebihi ambang batas normal yang melanda Riau, Palembang dan sekitarnya. Praktis aktivitas masyarakat banyak yang dihentikan untuk menghindari menghirup zat beracun.
    Jum'at, 9 Oktober 2015 bertempat di lapangan SDIT Alam, siswa dan guru mengadakan sholat Istisqa berjama'ah. Teriring doa supaya Allah turunkan hujan terkhusus di wilayah yang sedang dilanda kebakaran hutan. Supaya asap yang sudah menyebar dan mengganggu jarak pandang dan pernapasan bisa berkurang dan habis.
    Kegiatan ini serentak dilakukan oleh sekolah Islam Terpadu dalam rangka memohon kepada Allah agar dikabulkan diturunkan-Nya hujan. Semoga musibah kabut asap segera berlalu dari negeri kita tercinta ini.

    Inspirasi dari Kecebong

    Dear SDITAlamania, salah satu kemampuan yang harus menjadi senjata seorang ilmuwan adalah menulis. Di SDIT Alam Nurul Islam, kegiatan menulis adalah bentuk lain dari aktivitas bicara. Sehingga untuk menyampaikan informasi dan pesan selain dengan bicara sangat bisa dilakukan dengan menulis. Setiap ilmuwan tak akan lepas dari aktivitas menulis. Karena para ilmuwan akan senantiasa bertemu dengan sesuatu yang baru. Dan yang baru-baru itu harus diikat supaya tidak lepas karena lupa. Persis yang dikatakan sayyidina Ali ra, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya". Sebagai awalan aktivitas menulis dilatih dengan melakukan kegiatan Diary Writing.
     Kegiatan Rabu Ekspresi pekan ini diisi dengan aktivitas Diary Writing. Tapi Diary Writing kali ini agak unik dan beda. Karena kali ini setiap anak diharuskan untuk mencari kecebong. Pasalnya, karena kolam ikan SDIT Alam kebetulan sedang dihuni oleh katak yang sedang bertelur yang jumlahnya banyak sekali. Untuk apa sih kecebong harus ditangkap. Rupanya kecebong itu diharuskan untuk dipelihara di rumah di dalam sebuah botol. Nah setiap hari perubahan yang terjadi pada kecebong itu diminta diamati. Sembari mengamati tentu ada inspirasi yang muncul. Inspirasi itulah yang akan dijadikan sebagai bahan bakar untuk menulis di Diary. Tidak dibatasi harus cerita. Bisa juga digambar loh.
    Dengan mengamati satu obyek jadi fokus gak bingung. Bagi mereka yang masih bingung untuk memulai menulis sesuatu. Karena aktivitas menulis yang merupakan bentuk lain dari bicara harusnya ya lancar seperti saat kita bicara. 
    Manakalah kemampuan untuk menangkap inspirasi sudah kuat, tidak lagi membutuhkan obyek yang riil sudah pasti inspirasi akan bisa dihadirkan dan diciptakan. Mengapa seorang penulis fiksi itu tak pernah habis tulisannya? Mungkin karena ia sudah piawai dalam menciptakan inspirasi dalam pikirannya sebagai sumber dari tulisannya.
    Setelah terbiasa menulis diary, saat kita bepergian kemanapun pasti setiap tempat akan terekam baik dari segi gambaran tempat maupun kesan yang muncul dan masuk di pikiran kita. Nah, tangan sudah seperti otomatis ingin bergerak menggoreskan setiap kesan dan pengalaman dari setiap petualangan kita. dan petualangan terbesar kita adalah kehidupan ini. Sungguh indah manakala setiap tapak di kehidupan ini melahirkan goresan kesan dan ilmu yang bisa kita ambil. Pasti berapa juta, milyar hikmah yang akan berhasil kita ikat sehingga makin bertambah usia, makin bertambah jauh pengembaraan maka kita akan makin tahu diri kita. Artinya kita makin dekat dengan Sang Pencipta.

    Penutupan Tema Pembelajaran : Kegiatan Ekonomi



    Dear SDITAlamania, menutup tema pembelajaran yang bertajuk Survival, kelas 5 mengadakan kegiatan bersama berupa Gelar bersama macama-macam kegiatan ekonomi. Kenapa pilihan kegiatan ekonomi, karena sejatinya kegiatan ekonomi itu adalah merupakan upaya manusia untuk mempertahankan hidup, survival. Dengan kegiatan ekonomi setiap orang mampu menghasilkan baik uang maupun barang. Dengan penghasilan tersebut digunakan untuk mempertahankan hidupnya melalui pemenuhan pangan, sandang, rumah, hiburan dan kegiatan-kegiatan lainnya.
    Dalam pelaksanaannya, semua siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok lintas kelas 5. Setiap kelompok dibebaskan untuk mengeksplorasi pilihan kegiatan ekonomi apa yang akan layak dijual di event ekspo. Bisa penjualan barang maupun jasa. Kegiatan ekspo dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Oktober 2015. Setiap kelompok ditantang berjuang untuk mendesain produk yang sebisa mungkin bisa meraup untung sebesar-besarnya. 
    Jasa Pemutaran Film
    Berikut ini adalah tugas yang harus dilakukan setiap kelompok :
    1. Mempraktekkan usaha dagang, usaha jasa, usaha produksi
    2. Saling bekerjasama merancang/merencanakan :
         a. Membagi anggota kelompk pada jenis usaha dagang, jasa, dan produksi
         b. Merencanakan produk apa yang akan dibuat
         c. Merencanakan jasa apa yang akan dilakukan
         d. Merencanakn barang-barang apa yang akan dibeli dari kelompk lain dan dijual kkonsumen
         c. Membuat pengumuman yang ditempel
         d. Membagi dan menyiapkan alat dan bahan
    3. Bekerja dan melaksanakan tugas sesuai jenis usahanya
    4. Mengembalikan modal yang dipinjamkan Rp36.000 per kelompok
    5. Membuat laporan pada worksheet
    6. Dapat menghitung untung /Rugi
     Jasa Cuci Kendaraan
     Semua perencanaan tidak diketahui detail ustadz/ah. Pada hari H ustadz/ah melakukan sensus kegiatan ekonomi berikut income dan aset yang diperoleh. Hasil sensus menunjukkan jenis usaha ekonomi yang dilakukan oleh 6 kelompok adalah : Untuk jenis jasa ada  Pijat, Cuci motor & sepeda, Cuci piring, rumah hantu, Sewa sepeda, Naila art, Nonton film. Untuk jenis usaha Produksi ada Es krem pot, jelly, koko crunch, es sirup selasih, cilok, pop crunch, es susu, es milo, mi bihun.
     Dengan pembelajaran yang memberikan keleluasaan yang lebar bagi anak, setelah anak menguasai maksud dan tujuan kita bisa dapatkan mereka mampu untuk mengorganisasi sendiri kelompoknya. Guru sebagai mediator yang senantiasa memberikan stimulus. Tentu siap juga untuk mendampingi untuk mengawal kelompok manakala mendapatkan kebuntuan.