Mei 2011

    dari Pelatihan Komunikasi Edukatif & Mewaspadai Negative Learning

    Ahad 15 Mei 2011, yayasan Nurul Islam menyelenggarakan Pelatihan dan Launching Buku. Pelatihan yang mengangkat topik terkait dengan fenomena Negative Learning. Apaan sih? Apa masih sodara dengan Negative Thinking ya? Hus, jangan ngaco ah. Mau tahu seluk beluknya? Beli aja bukunya, gini loh covernya.

    Murah kok, kalo promonya sih sebuku Rp. 21.000. Oke deh, di pelatihan itu mengundang seluruh wali siswa dari mulai Kelompok Bermain sampai SMPIT Alam Nurul Islam. Juga terundang dari berbagai instansi dan perorangan yang berminat di dunia pendidikan anak. Di awal acara begitu dibuka, ketua yayasan Nurul Islam memberikan sambutan terkait dengan isi pelatihan itu.

    Setelah sambutan, sebentar ada selingan hiburan yang ditampilkan siswa-siswa SMPIT Alam Nurul Islam. Mereka unjuk seni musik dengan gitar dan nyanyian, lagu Insya Allah-nya Maher Zain ditampilkan secara unplugged.

    Pelatihan dibagi menjadi 2 sesi. Ternyata Pak Ery Masruri memberdayakan anggota keluarganya. Istri dan anaknya. Sesi pertama sebagai pemateri adalah istri Pak Ery yaitu bu Siti Mardiyah. Bu Diyah mengupas dan merefleksi kembali terkait dengan energi Cinta. Cinta yang alamiah muncul dari seorang ibu yang melahirkan anaknya. Betapa dengan penuh susah payah semenjak hamil disusul perjuangan melahirkan antara hidup dan mati ditempuh detik demi detik. Berlanjut menyusui, membesarkan dan mendidik. Energi apa yang mampu memback up itu semua. Tidak lain tidak bukan itulah Cinta. Oleh karena itu, suburkan selalu Cinta. Selalu ekspresikan, jangan menjadi sesuatu yang cukup dimaklumi. Harus selalu diungkapkan dengan berbagai bahasa dan kemasan. Sehingga Cinta akan selalu mengawal dalam setiap detik dan jengkal kehidupan. Materi diiringi slide dan potongan film yang dioperasikan putrinya yang ketiga, Zulfa.

    Sedangkan Pak Ery mengawali sesinya dengan mengeksplor para hadirin terkait dengan tujuan berkeluarga. Jika di instansi pekerjaan dibiasakan dengan perencanaan untuk menuju tujuan, apakah keluarga sudah mempunyai rencana kedepan menyangkut apapun. Income, tempat tinggal (bagi yang belum punya), pendidikan, dan lain-lain. Ternyata dari hadirin yang hadir boleh dibilang segelintir saja yang sudah pernah melakukan perencanaan. Lalu, pak Ery menyinggung terkait dengan mimpi atau hal yang paling ideal yang ingin dicapai keluarga. Sudah pasti setiap keluarga akan mengharapkan kebaikan. Kondisi yang lebih baik. Itu sudah pasti tak terbantahkan. Namun, giliran ditanya, apakah mimpi itu udah dibawa dalam bentuk praktis dengan wujud berupa usaha dan rencana untuk menuju kesana belum? Hampir mayoritas mengakui belum. Mimpi selain butuh usaha yang nyata masih butuh energi yang besar dan sanggup menggerakkan dengan waktu yang lama. Energi itu adalah CINTA. Kemudian hadirin diminta untuk mengekspresikan dengan berpasangan.

    Terbukti, banyak hadirin masih malu-malu untuk mengekspesikan cinta. Apalagi bapak-bapak. Cuma senyam-senyum aja. Nah, Cinta akan menjadi energi yang dahsyat untuk melakukan perubahan. Ya itu tadi, berubah menuju mimpi yang sudah menjadi cita-cita bersama keluarga. Tanpa cinta ini, di perjalanan menuju mimpi bersama itu akan dijumpai banyak sandungan. Seorang Ayah akan mengira bahwa dengan marah itu adalah usaha untuk memperbaiki anak agar sesuai dengan mimpi yang diharapkan. Padahal yang dirasakan anak justru berbalik 180 derajat. Anak bukannya menjadi baik sesuai yang dimaksud si Ayah itu, tapi justru ia sedang belajar menjadi seorang yang pemarah, berkata kasar dan bahkan merendahkan. Itulah fenomena Negative Learning itu muncul.

    Negative Learning (NL) merupakan sebuah interaksi yang akan menyebabkan bertambahnya nilai-nilai negatif dan berkurangnya nilai-nilai positif pada anak. Menurut pak Ery, NL bisa terjadi akibat adanya pengaruh secara Emosional dan Pemikiran yang Linier. Interaksi yang melibatkan emosi yang negatif, marah misalnya sebenarnya bukan pesan marahnya yang diserap tapi gaya marah dan berbagai nilai negatif yang terucap saat seseorang sedang marah. Sedangkan Pemikiran yang Liniear maksudnya adalah, terkadang sesorang menganggap bahwa komunikasi yang disampaikan kepada anak tidak mempertimbangkan aspek atau nilai lain. Padahal boleh jadi anak akan menangkap kesan lain dari sebuah pesan yang disampaikan. Sifat NL itu bisa terjadi secara tersamar (silent process), berlangsung dimana saja dan kapanpun (flexible) dan efeknya baru bisa terlihat setelah beberapa waktu lamanya (accumulative). NL bisa terjadi karena Interksi karakter langsung antar individu, Mass Media ataupun Aturan/Tradisi. Ada sebuah rumusan untuk menangkal NL ini. Rumus itu disebut RAC. R adalah Respon yang diberikan kepada anak atas sebuah fenomena, A adalah Action yaitu fenomena perbuatan yang dilakukan anak dan C adalah Character yaitu karakter baru yang timbul. Rumusnya RxA=C. Mirip operasi Perkalian. Jika R negatif dan A negatif maka C yang timbul adalah positif. Jika R positif dan A positif maka C yang timbul positif. Jika R negatif dan A positif maka C yang timbul negatif. Jika R positif dan A negatif maka C yang timbul negatif. Misal, anak kita tidak suka meminjamkan mainan (A=negatif) kemudian kita biarkan saja (R=positif)  jadinya anak kita akan berkarakter negatif (C=negatif) menjadi anak yang kikir. Begitu seterusnya. Nah untuk lebih lengkap dan dalamnya beli yach bukunya. . . . .

    Do'a Menjelang UASBN

    Sebuah tawakal akan lengkap sempurna manakala usaha ikhtiar ditutup dengan permohonan do'a. Termasuk kesuksesan menempuh Ujian Akhir Nasional. SDIT Alam menyelenggarakan momen Do'a bersama. Bersama siswa, orang tua dan ustadz-ustadzah.Acara dibuat informal, setelah sholat Maghrib berjama'ah setiap siswa dan orang tuanya berkumpul duduk berhadapan. Dipastikan setiap siswa bersentuhan dan bertatapan dengan orang tua. Maksudnya, supaya yang selama ini siswa dan orang tuanya belum dekat harus dekat dahulu. Ada juga sih yang masih malu-malu, meski dengan orang tuanya sendiri. Ketahuan nggak akrab ya selama ini ? hihihihi.Ust. Budi memandu dengan kata-kata yang lembut menyentuh hati. Meminta siswa dan orang tua untuk menghadirkan kedekatan di saat itu. Menghadirkan perasaan sangat membutuhkan, memohon kepada Allah Dzat Pengabul segala permohonan.Suasana mulai syahdu. Di sela-sela isak tangis mulai terdengar. Bahkan ada yang mulai sesenggukan, tidak kuasa menahan luapan emosi antara anak dan orang tua. Mereka dituntun untuk benar-benar memohon bantuan agar Allah membuka semua pintu kemudahan. Melancarkan segala urusan dan akhirnya sampai pada tujuan yang diinginkan dengan perasaan tawakal pasrah atas segala ketentuan-Nya.Acara ini adalah salah satu rangkaian kegiatan Supercamp yang digelar untuk mempersiapkan mental mereka dalam menghadapi Ujian Nasional. Malamnya mereka mendapatkan materi penyemangat oleh Ust. Dhuhri Setiawan, trainer Nurul Islam Learning Center. Dini harinya ada tahajud secara berjama'ah dan ditutup dengan outbound di pagi harinya. Mari kita do'akan semoga para siswa kelas 6 mendapatkan harapan dan dimudahkan perjalanan menuju suksesnya.

    2 Mei : Hari Pendidikan Nasional, Puisi Guru

    Hari ini 2 Mei 2011, hari Pendidikan Nasional. SDIT Alam memperingatinya dengan acara khusus. Bukan upacara. Meski bukan upacara tapi tidak mengurangi kekhidmatan peringatan Pendidikan Nasional.

    Seluruh siswa, dari kelas 1 sampe kelas 6 dikumpulkan di GOR SDIT Alam. Peringatan dilakukan secara lesehan. Alias duduk bersila, kayak nonton wayang aja. Setelah pembukaan yang dibawakan oleh MC kondang, Ust. Bintara, disusul dengan muroja'ah, menghafal kembali al-Qur'an dari surah An-Naba sampe An-Naas. Muroja'ah hafalan dipimpin langsung oleh Ust. Budi Suprayitno dan disimak oleh Ust. Mukhtasar.

    Suasana syahdu terdengar alunan Qur'an juz 30. Sembari bagi kelas atas mengulang, memanggil kembali memori hafalan yang dulu pernah diukir dari kelas 1. Tiga puluh menit berlalu, acara berlanjut dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Disusul lagu Satu Nusa Satu Bangsa, Hymne Guru. Diakhiri dengan lagu penyemangat Bingkai Kehidupan-nya ShouHar (Shoutul Harokah). Suasana memanas terbakar dentuman lagu yang menyemangat. Setelah memanas semangat, diteruskan dengan pembagian Doorprize untuk siswa. Syaratnya, siswa harus bercerita tentang pengalaman menariknya selama di SDIT Alam Nurul Islam.

    Waduh, ternyata banyak juga yang pingin sharing pengalaman menariknya. Padahal doorprize-nya cuman ada 10 nih. Terpaksa deh Ust. Bintara harus menyeleksi 10 terbaik cerita menarik. Setelah selesai doorprize, diadakan peluncuran perdana buletin SDIT Alam Nurul Islam. Judulnya "AKU SIP". SIP kependekan dari Sholih, Ilmuwan, Pemimpin. Di buletin ini siapapun bisa berpartisipasi mengirimkan tulisannya. Bagi yang ditayangkan akan mendapat imbalan atas karya tulisnya.

    Setelah launching buletin, dilanjut dengan acara pengumuman penghargaan bagi ustadz-ustadzah berprestasi. Yang ditunjukkan dengan karya alat peraga. Banyak karya yang terkumpul. Ada berupa kartu mainan kwartet, domino, ular tangga, dan lain-lain. Ada juga miniatur rumah yang berinstalasi listrik paralel dan seri.

    Selanjutnya, Ust. Yunarko tampil dengan karya puisinya menyambut hari Pendidikan Nasional. Mau tahu gimana puisinya? Simak nih :

    Judul : Puisi Guru

    Sampai kemudian aku tiba di puncak sebuah bukit

    Satu kokoh bangunan bertatakan batu bata merah semerah darah

    Darah dalam jiwaku, ada satu sosok di sana

    Aku tidak bisa menatap wajahnya

    Tetapi dengan seksama aku dengarkan kata-katanya

    Nama asliku di kampung Santoso Budi Yunarko disingkat SBY

    Teman-teman memanggilku Yunarko

    Statusku GTT, bentar lagi GTY terakhir GTS Getas

    Didunia sastra gelarku Megokolosubianto

    Anak-anak buahku memanggilku mas Narko

    Ketika naik karier kumasukkan unsur agamis menjadi Yusuf Narko Budiyono

    Para rekan memanggilku Koko

    Aku siap maju perang

    Apapun jenis pertarungannya

    Mau melawan kebodohan murid, kemalasan murid, pertengkaran murid, aku siap

    Silahkan menggelar brontoyudo, yudoyono, wiroyudo, yudokolo, bowoyudo, ataupun megoyono

    dan aku deklarasikan hari ini

    Sekolahku bernama Sekolahku Islam Terpadu

    Aku minta sekarelawan untuk mengucapkan bersama-sama dalam deklarasiku pada malam hari ini,

    kata sosok di puncak bukit itu, Sekolahku Islam Terpadu

    Seluruh mekanisme dan keputusan Pemerintahan Dinas dan Yayasan harus menuju pencapaian Sekolahku Islam Terpadu

    Bersama-sama para jajaran Pemerintahan Kabupaten, UPT, Dinas Dikpora, KKG Gamping, Korcam, kita canangkan keputusan ini untuk satu tujuan Sekolahku Islam Terpadu

    Ini bukan masalah persidennya siapa dan wakilnya siapa, juga tidakpenting apabila mengurus persiden, bambung melarat, kyai, artis, jendral petak asalkan mengetahui bahwa Sekolahku Islam Terpadu

    Siapapun saja yang mengetahui tanah air ini, siapapun yang datang dari luar negeri, mau Sindo, bapaknya Sindo, Mbokne Sindo, Mbahne Sindo, tetapi jika masuk sekolahan ini maka kunyatakan ideologi dasarku Sekolahku Islam Terpadu

    Silahkan berbicara tentang partai, mau PDI, Golkar, PAN, PKS, P3, GPK, PKK, Ibu-ibu Darma Wanita, silahkan daftarkan anak-anakmu kesini, mau anak juragan tanah, anak pejabat, anak pengusaha, anak tukang bubur, anak preman, anak kyai, anak TNI, anak Tani, Anak pungut, Anak jadi-jadian silahkan masuk tapi kun fayakun sekolahku cuma satu adalah Sekolah Islam Terpadu

    Mau Dinas tidak mengizinkan, ruangan sempit, guru tidak sarjana pendidikan, jumlah murid kebanyakan, ruangan tidak standar nasional, walaupun gaji sedikit asalkan Kepala Sekolahku tidak pelit

    Tapi urusan sekolahku cuma satu dan hanya satu Sekolahku Islam Terpadu

    MBR, DBR, DBD, atau silahkan bikin lagi pengawas, penilik, pengunjung, pengikut, dll Lembaga Sayang Masalah, Aktivisme Lembaga Dana Internasional, Majelis Urun Idu disingkat MUI, Komunitas Munafik Liberal silahkan berjoget dipanggung nasional tetapi tidak ada aturan, tidak ada UU, tidak ada rapat, tidak ada surat keputusan kecuali satu tujuan Sekolahku Islam Terpadu

    Disahkan secara transparan kas Negara dengan kas Pemerintah, tidak ada Pegawai Negeri yang patuh pada atasan, tidak boleh. Yang ada pegawai Negara yang taat pada UU.

    Guru adalah pendidik ilmu sejati, dan Guru tanpa dia dimakamkan di Taman makam pahlawanpun dia sudah seorang Pahlawan.

    Tokoh pahlawanku adalah Ki Hajar Dewantoro, ideologiku adalah Manunggaling Kawulo dengan Gusti, guru tidak menghianati murid agar Allah tidak melaknat, Guru taat kepada Allah agar murid tetap soleh dan solihah, Guru mengabdi karena Allah melalui pelayanan kepada murid

    Itulah sejatinya Guru yang dibutuhkan oleh murid Sekolahku

    Itulah sejatinya Guru yang dibutuhkan oleh murid Sekolahku

    Mudah-mudahan akan makin banyak saudara-saudaraku yang siap mati untuk itu
                  Yunarko budi, April 2011

    Gimana bagus nggak? 2 jempol deh untuk Ust. Yunarko.

    Acara ditutup dengan salim siswa dan ustadz-ustadzah. Sebagai ungkapan rasa syukur atas proses pendidikan di negeri ini, semoga pendidikan di negeri ini mampu bangkit dan melahirkan sosok pemimpin penerus bangsa dan negara Indonesia tercinta. Amin.