Januari 2008

    Meneliti Pengaruh Energi

    Salah satu ciri kalau energi itu ada adalah gerakan. Berbagai bentuk gerakan. Bertiup, berdetak, mengayun, menggelinding, bergetar, mengalir, dll. Untuk meneliti pengaruh lain selain gerakan yang timbul dari energi. Anak kelas III A melakukan aktivitas membuat jelly dengan sumber energi panas bervariasi. Kompor gas, kompor minyak, water heater, arang dan kayu bakar.

    sekolah alam
    Sebelum memasak, ust. Udin menerangkan dahulu apa yang ingin dipahami dari kegiatan eksperimen tersebut. Serta menerangkan proses eksperimen, baik persiapan, pengukuran, hingga penyelesaian. Setiap kelompok diminta mengambil undian untuk mendapatkan bahan bakar apa yang akan diteliti pengaruh energinya.

    sekolah alam
    Bagi yang mendapatkan energi kayu bakar, butuh usaha ekstra terutama untuk menghidupkan api, belum lagi bau asap.

    sekolah alam
    Untuk kelompok yang menggunakan arang, butuh juga usaha keras. Untuk membuat bara butuh energi lain. Yaitu otot untuk menggerakkan kipas.

    sekolah alam
    Kelompok yang menggunakan kompor gas terlihat lebih santai. Tinggal colok, dipantik, nyala deh.

    sekolah alam
    Begitu pula, bagi kelompok yang menggunakan kompor minyak.

    sekolah alam

    Apalagi kelompok yang menggunakan water heater. Tinggal colok, langsung panas deh.

    Suhu air diukur, sebelum dimasak dan saat mendidih. waktu yang dibutuhkan untuk mendidih diukur juga. Setelah mendidih, larutan jelly dimasukkan dan diaduk hingga larut. setelah dipanaskan sebentar, kemudian dimasukkan di atas cetakan berbentuk kotak. Tugas tiap kelompok selanjutnya adalah membagi jelly yang sudah keras menjadi 2, 3, 4, 5 dan 6 sama besar. Untuk menujukkan seberapa besar bilangan pecahan 1/2, 1/3, 1/4, 1/5 dan 1/6.

    sekolah alam
    Seperti biasa, diakhir sesi eksperimen diadakan presentasi dan sharing pengalaman selama kegiatan membuat jelly untuk menghantarkan pada kesimpulan eksperimen.

    Rubah Terbang

    "Wuih, . . . tinggi sekali ust. Aku takut. Takut jatuh" Begitu ungkapan anak begitu sampai rumah pohon setinggi 7 meter. Rumah pohon sebagai tempat awalan meluncur di wahana flying fox baru SDIT Alam yang sengaja dibuat permanen dari kawat baja.

    sekolah alam

    Agar tidak menumpuk, anak-anak diminta untuk mencari rumput yang siap tanam dari kampus timur. Begitu selesai langsung antri berbaris. Satu per satu naik ke atas pohon melalui tangga yang terbuat dari satu batang bambu dengan mata tangga kiri dan kanan.

    sekolah alam

    Sebelum meluncur, pose dulu ah. Biar gak tahu kalo grogi. Habis, tinggi dan panjang seklai sih.

    sekolah alam

    Setelah seluruh pengaman terpasang, siaplah meluncur. "Lapor ! Nama Vina, kelas empat, siap meluncur, Allohu Akbar !!!"

    Beternak Kelinci

    Untuk memulai pembelajaran beternak kali ini, ust. Irman sebagai pengampu pembelajaran beternak menyediakan sekitar 30an kelinci baru.

    sekolah alam

    Setiap kelas dipercayai satu kandang dengan isi 3 - 4 kelinci. Setiap anak bertanggung jawab untuk memantau baik kondisi kelinci maupaun ketersediaan makanannya. Untuk mendapatkan makanan berupa rumput, anak-anak berlomba mencari di padang rumput di sekitar sekolah.

    sekolah alam

    Pengalaman menjadi peternak akan terasa betapa butuh kesungguhan meski sekedar dalam mencari pakan rumput. Berikutnya akan tumbuh rasa tanggung jawab. Beternak sejatinya, anak telah mengambil hak kebebasan hewan dan melimpahkan usaha hewan tersebut untuk bertahan hidup ditumpukan kepada anak.

    Riset Gerak

    Setiap yang hidup pasti bergerak, karena salah satu ciri makhluk hidup itu adalah bergerak. Bahkan yang benda dianggap 'hidup', pasti cirinya harus bergerak. Robot, bergerak atas perintah mesin. Debu, bergerak atas sapuan angin. Dan seterusnya. Dengan keingintahuan tentang gerak, kelas III A melakukan kegiatan riset beberapa bentuk gerak. Gerak jatuh, gerak menggelinding dan gerak memantul.

    sekolah alam

    Setiap benda yang akan dijatuhkan ditimbang dahulu untuk didata berapa beratnya. Dari ketinggian kurang lebih 1 meter, benda dijatuhkan. Dihitung berapa kecepatan sampai menyentuh tanah. Dari hasil presentasi bersama didapatkan bahwa makin berat suatu benda, kecepatan jatuhnya semakin cepat.

    sekolah alam

    Untuk gerak menggelinding, dipakai bola pingpong yang digelindingkan di jalur miring. Dengan membuat variasi kemiringan kemudian dihitung kecepatannya. Didapatkan , makin besar sudut kemiringan makin cepat bola bergerak.

    sekolah alam

    Untuk gerak memantul, menggunakan bola pingpong yang dijatuhkan dari beberapa macam ketinggian. Ternyata didapatkan, semakin tinggi jatuhnya bola pingpong, semakin banyak pantulan yang terjadi.

    Presentasi untuk mengungkap segala hal yang unik saat penelitian diadakan di akhir pembelajaran. Cerita pengalaman kemudian ditanggapi, lontaran pertanyaan dan pengembangan dengan contoh dalam kehidupan. Kesimpulan makin terang setelah seluruh pengalaman diungkapkan. Siap untuk meneliti lagi . . . .