September 2008

    MABIT 2008

    Rangkaian program Ramadhan 1429 di SDIT Alam kali ini ditutup dengan kegiatan Buka Bersama dan MABIT, yang popular dengan sebutan program malam bina iman dan taqwa. Tema Karyaku Taqwaku yang dipilih tahun ini membuat segala pembelajaran fokus pada hasil karya. Termasuk saat acara buka bersama orang tua/wali siswa. Pameran karya siswa digelar disepanjang jalur masuk tamu menuju GOR SDIT Alam. Karya yang dibuat baik secara tim maupun personal. Hari Kamisnya panitia Ramadhan memang sengaja menyediakan waktu khusus kepada setiap kelas untuk berkreasi menghasilkan karya. Karya yang wajib berupa kaligrafi massal. Maksudnya ? Pembuatannya dilakukan secara massal setiap kelas. Sangat tentu, kekompakan tim akan sangat menentukan hasil karya kaligrafi.


    Selain karya wajib, diharuskan membuat karya lain yang bebas sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan. Ada yang membuat kartun Ramadhan Naruto, seluruh karakter dalam film Naruto dilengkapi dengan asesoris muslim. Naruto pake peci, Sasuke pake jilbab (wah jadi nggak dilarang dong kalo gini). Membuat kolase biji dan batu gambar kapal. Bedug, manik-manik, miniatur masjid. Yang banyak diminati adalah karya fotografi bertema ‘membaca ayat kauniyah’. Dengan kamera Nikon D40-nya ustadz, meski belum mahir, hasilnya lumayan kayak fotografer yah baru amatir menuju professional gitu.


    Mabit diawali dengan acara ganda. Orang tua/wali buka bersama di GOR, sedangkan siswa kelas 4 hingga 6 mengadakan bakti sosial dengan mengantar paket sembako ke masyarakat sekitar SDIT Alam.














    Kelas 1 sampai 3 menyaksikan tausyiah berupa fragmen drama 2 kehidupan. Kehidupan seorang sholih dan seorang yang senang berbuat maksiat. Karena sholih dia mendapatkan akhir hidup yang baik. Sedangkan sosok yang suka maksiat sebaliknya, pengakhiran yang buruk.


    Kedua sosok orang yang berbeda perilaku sewaktu di dunia tentu mengalami perlakuan berbeda pula sewaktu di alam kubur. Yang sholih didatangi oleh malaikat yang wajahnya super tampan, super ramah, dan super menyenangkan.


    Sedangkan si maksiat didatangi oleh malaikat dengan rupa yang menyeramkan, hitam, super kejam, super menakutkan dan super menyiksa.


    Siswa-siswa antusias menyimak hingga tidak tahan untuk duduk. Berdiri mendekat mengamati, ikut merasakan setiap sosok dengan perlakuan yang berbeda itu. Menjelang buka, dibagikanlah cocktail agar-agar merah. Air ludah sudah terpancing keluar melihat merahnya cocktail.


    Eh, kita lihat dulu yuk, sebelumnya ustadzah-ustadzah dengan penuh heroik membuat si merah dingin


    Begitu sirine tanda buka puasa berbunyi, bersegera semua anak menyeruput si merah dingin itu. Allohumma laka sumtu wa bika aamantu . . . .

    Setelah sholat isya’ berjama’ah tidak langsung diteruskan dengan sholat Taraweh. Karena sholat taraweh akan dilaksanakan di jam 02.30 dini hari menjelang sahur. Acara intinya adalah nonton bareng film ‘Denias, Senandung di Atas Awan’. Diangkat dari kisah nyata seorang anak Papua yang bermotivasi kuat untuk belajar hingga tingkat yang tinggi berkat motivasi guru dan orang-orang seperti maleo seorang tentara yang ditugaskan di satuan Maleo. Bahkan ibunya sendiri yang meninggal akibat terbakar di dalam rumah. Dengan motivasi yang kuat itu saat ini Denias menunjukkan kemampuannya belajar di Darwin Australia. Acara nonton bareng ditutup dengan pembagian hadiah lomba karya siswa. Terus langsung menuju ke peraduannya masing-masing. Tidur sore agar bangun tidak terlambat. Apalagi mau sholat taraweh dini hari.


    Benarlah kata Allah, jik awaktu sepertiga malam terakhir adalah saat yang paling bagus untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Sepi, hening, meski agak ngantuk dikit, rasanya beda deh dengan waktu-waktu lainnya.




    Selesai sholat, antri satu per satu mengambil makan sahur. Saatnya menguji kesabaran dan itsar (mementingkan saudaranya) akan terlihat. Tapi syukurlah tidak ada yang sampai berebut. Hingga waktu imsak dan shubuh tiba, setiap anak bertanggung jawab terhadap piring yang mereka pake. Seluruh siswa, tanpa kecuali. Dicuci dengan sabun seperti biasa yang mereka lakukan setiap harinya saat setelah makan.



    Sinar mentari menyemburat, saat tepat untuk menggerakkan jasmani. Dengan udara masih sejuk seluruh siswa jalan-jalan mengelilingi kampung sekitar SDIT Alam. Sebelum ditutup acara bersih lingkungan dahulu agar sekolah tetap bersih sewaktu kita tinggalkan selama liburan lebaran. Inget selama 20 hari lho. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan prosesi salam-salamnan dan ucapan maaf lahir bathin menjelang 10 hari menuju Idul fitri. Lengkap dan selesailah sudah program Ramadhan 1429 kali ini. Untuk kemudian dilanjutkan dengan menyempurnakannya melalui kegiatan I’tikaf 10 hari di masjid bersama ayah atau saudara atau teman-teman yang lain. Moga lailatul qadr tidak tahan lagi menahan rindunya untuk bersua dengan kita. Ya Allah, berilah kekuatan untuk mampu mendekat cepat pada-Mu hingga Kau anugrahi ketaqwaan seperti yang telah Kau janjikan. Amiin . . . .

    Ekspresi Budaya Cinta Al Qur’an

    Salah satu kegiatan Ramadhan di SDIT Alam kali ini adalah Ekspresi Budaya Cinta Al Qur’an. Yaitu berupa unjuk seni hasil dari inspirasi maupun eksplorasi dari Al-Qur’an. Setiap kelas diminta untuk menampilkan hasil cintanya kepada Qur’an melalui ekspresi budaya. Ada yang berupa drama, puisi, nasyid dan penampilan humoris. Untuk tempat penampilan sengaja sudah disediakan di GOR SDIT Alam. Lapangan indoor yang sudah diubah menjadi tempat pertunjukkan sekaligus sebagai tempat sholat berjama’ah.





    Waktu pertunjukkan dijadwalkan setiap hari mulai jam 11.00 hingga waktu sholat Dhuhur tiba. Tentunya para siswa sudah dalam kondisi wudlu untuk kemudian setelah menikmati pertunjukkan langsung melaksanakan sholat Dhuhur berjama’ah. Jadwal pertunjukkan dimulai dari hari Senin 8 September hingga 16 September 2008. Dimulai dari kelas 6 hingga jadwal terakhir kelas 1.



    Setiap anak diberi kartu apresiasi, gunanya untuk menilai setiap pertunjukkan yang ada. Setiap anak bebas menulis ungkapan apresiasinya pada kartu berwarna oranye. Ada yang singkat seperti “lumayan, bagus, jelek sedikit” ataupun yang detail seperti “sudah bareng tapi suaranya kok tidak sama, bisa lebih dtingkatkan lagi”. Penampilan yang paling ditunggu adalah ekspresi kelas 3. Kelas 3 A, B dan C semua menampilkan drama. 3 A drama berjudul Thoriq bin Ziad, sebuah cerita panglima Islam yang menyemangati anak buahnya sewaktu melawan pasukan Romawi dengan membakar kapalnya agar tidak gentar melawan musuhnya. 3 B menggelar drama teatrikal berjudul Satu Malam dengan Ramadhan, sebuah kisah kontras 2 keluarga dalam menjalani Ramadhan, satu keluraga yang kaya berfoya-foya dengan satu keluarga miskin penuh keprihatinan. Sedangkan 3 C menampilkan operet berjudul Ashabul Kahfi, kisah qur’an bercerita tentang 7 pemuda yang ditidurkan Allah selama 309 tahun di dalam gua sewaktu mempertahankan keimanan mereka.





    Pengalaman ini membekas di diri setiap anak. Bagaimana mengungkapkan perasaan mereka, keberanian untuk menunjukkan perasaan itu kepada orang lain. Di depan umum, dinilai lagi. Pengalaman menilai dan memilih pertunjukkan yang menarik. Pengalaman mendapatkan pesan, inspirasi bahkan motivasi dari apa yang baru saja ditontonnya. Untuk membangun kemampuan anak dalam mengemas bagaimana bentuk ungkapan efektif yang bisa diterima orang lain sesuai maksud yang dikehendaki.

    Karyaku Taqwaku

    Ramadhan kali ini adalah saat yang paling dinanti. Ibarat menyambut tamu yang agung, seluruh siswa SDIT Alam bersiap menata lingkungan sekolah untuk menyambut sang tamu. Musim kemarau berakibat berhamburannya debu di halaman SDIT Alam. Agar di saat Ramadhan tidak kotor berdebu, seluruh siswa bekerja bakti mengambil batu dari kali.





    Batu sebesar kepalan tangan. Satu per satu di tata di pinggir kelas. Memanjang dari kelas 1 B hingga depan kantor ustadz. Pas dengan tema yang diangkat Ramadhan kali ini. Karyaku, Taqwaku. Rupanya seluruh siswa bersama menjemput taqwa dengan wujud karya. Diawali dengan membuat peredam debu ini.




    Untuk program Ramadhan kali ini aka nada beberapa agenda. Pembelajaran setiap hari akan dikondisikan full Qur’an. Maksudnya ? Setiap hari siswa akan belajar eksplorasi Qur’an. Baik mulai dari segi bacaannya melalui program Qiroaty 5 kali sepekan. Pembelajaran Sains, Matematika, Bahasa Indonesia, IPS semuanya menggali dari qur’an. Di siang harinya ada alokasi waktu untuk persiapan penampilan ekspresi budaya cinta al Qur’an. Seni lagu, drama, pidato, puisi semua menggali dari qur’an. Wah, pokoknya ditanggung full Qur’ani deh selama sebulan ini. Penampilannya dilaksanakan setiap hari masing-masing kelas selama 8 hari semenjak 8 september 2008

    Di akhir menjelang 10 hari terakhir ditutup dengan mukhayyam dan mabit Ramadhan. Sebagai agenda tahunan merupakan acara yang sangat ditunggu-tunggu. Baik siswa maupun guru. Selain melatih kemandirian terlepas dari orang tua semalam, dipenuhi juga dengan acara ruhiyah. Sholat lail/malam di sepertiga malam terakhir. Meski berperang keras dengan kantuk berat tapi enak juga deh. Dzikir hingga terasa terbang ke awang-awang. Sahur dan ceramah yang menarik. Serasa Ramadhan bukanlah hal yang membebani tapi asyik, apalagi dengan niat yang lurus tiba-tiba kita dapati di akhir Ramadhan, rekening pahala kita penuh. Bahkan luber, suka cita penuh kemenangan. Kemenangan suci yang selalu dijaga dari kembalinya kotoran dosa menempeli jernihnya hati.