Mei 2014

    Mukhayyam : Siap Siaga !

    Dear SDIT Alamania, agenda Mukhayyam semester genap ini berlangsung di sekolah. Dikarenakan kegiatan yang super padat. Dari kelas 6 yang Ujian Sekolah Daerah, mau lulus. Ujian kenaikan kelas, Lomba pustaka, Imtas Qiroaty, Gelar Potensi Siswa. Wah pokoknya super padat. Dan sudah biasa semester genap penuh dengan kegiatan di penghujungnya. Belum lagi, pas libur nanti bulan suci Ramadhan pas tiba. Jadi sebelum liburan harus tarhib dulu dong. 
    Peserta mukhayyam dibagi 2 bagian. Kelas besar, kelas 4 sampe 6. Dan kelas kecil, 1 sampe 2. Kelas atas mukhayyam dengan tenda, sedangkan kelas kecil tinggal di kelas-kelas. Kelas 6 meski baru saja selesai menjalani Ujian Sekolah Daerah, tetep langsung on ikut Mukhayyam. Bukan berarti sudah ujian terus gak belajar. Di SDIT Alam Nurul Islam, semua aktivitas adalah belajar. Mukhayyam dibuka dengan upacara yang dipimpin inspekturnya ust. Ariefuddin. 
     Di amanatnya, ust. Ariefuddin mengingatkan kembali akan pentingnya acara mukhayyam. "Tidak semata ritual, tidak semata rutinitas". Tapi mukhayyam adalah alat untuk mengasah kesiapsiagaan. Kita tak kan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Sebulan, sepekan, sehari bahkan semenit kedepan. Nah, yang bisa kita lakukan adalah kesiapsiagaan. Terjadi musibahkah, laparkah, dinginkah. Meski hanya 24 jam tapi seluruh peserta dituntut untuk penuh disiplin, taat dan patuh. Seperti jadwal acara jam 20.00 sudah harus tidur, meski gak bisa tidur harus dipaksa tidur juga. Itulah disiplin. Saat bangun jam 01.00, juga harus siap bangun. Taat dan Patuh. Jika disiplin ini diasah maka siap keluar mukhayyam akan selalu siap siaga.
    Selesai upacara langsung dilanjut mendirikan tenda. Setiap regu diberi jatah satu paket tenda. Untuk pathok dan tongkat serta tikernya dilengkapi sendiri. Nama regu di mukhayyam kali ini mengambil nama-nama ilmuwan dan ulama muslim. Seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Ibnu Batuthah, Imam Syafi'i, Ibnu Qayyum, dan seterusnya. 
    Kapling tertata rapi. Kontur SDIT Alam Nurul Islam yang bertingkat, sehingga lokasi mukhayyam ada 3 tingkat. Atas, tengah dan lower ground. Untuk bagian atas dipergunakan peserta putri. Sedangkan tengah dan bawah khusus peserta putra. Dari segi jumlah, peserta putra memang lebih banyak.
    Acara setelah istirahat siang adalah pengisian SKU. Syarat Kecakapan Umum Pramuka SIT. Dalam buku SKU ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai Pramuka SIT sesuai jenjangnya. Di level SD ada 3 jenjang, yaitu cikal Mula, CIkal Muda dan Cikal Utama. Kompetensi yang harus dikuasai itu meliputi Diniyah (keagamaan), Tsaqofah (Pengetahuan), Qiyadah wa Jundiyah (Kepemimpinan) dan Fanniyah (Ketangkasan). Termasuk dalam ketangkasan adalah memanjat pohon, tali temali. 
     Kemampuan baris-berbaris juga harus dikuasai. Mulai dari gerak di tempat dan geser beberapa langah. Hadap dan lencang.


    Wudhu dan Sholat diuji juga meski secara reguler juga ada penilaiannya melalui pengamatan ustadz/ah kelas. Di mukhayyam ini sebagai penilaian akhir untuk menentukan layak naik jenjang ataukah belum.
    Tidak terkecuali juga pengetahuan akan obat-obat untuk pertolongan pertama pada musibah. Baik obat herba maupun kimia. Sehingga Pramuka SIT dituntut kesiapsiagaannya.
    Tak terduga, dari cuaca yang cukup panas dengan tiba-tiba meredup dengan mendung. Langsung jatuhlah hujan yang sangat deras. Disertai angin. Lebat. Dengan cepat seluruh tenda terguyur air. Lapangan belum sempat dibuat parit sehingga air masuk ke dalam tenda. Kondisi darurat diberlakukan. Seluruh tas dan bahan makanan dievakuasi di kelas. 
    Yang bisa diselamatkan segera diselamatkan. Apa yang disampaikan ust. Ariefuddin untuk bersiap siaga terhadap segala sesuatu akhirnya terjadi. Dan kesiapsiagaan di kondisi ini harus diwujudkan. Dan pembelajaran ini tidak bisa hanya diwujudkan dalam tekstual saja.
     Meski semua tenda terendam banjir air, tapi raut muka anak-anak tidak menampakkan kesedihan. Bahkan ada beberapa diantaranya berusaha menyelamatkan tenda dari genangan air. Meski usahanya jauh dari berhasil jika tidak pantas untuk dikatakan sia-sia. Jempol deh untuk anak-anak.
     Dari beberapa anak yang sibuk mengevakuasi banyak yang kebasahan. Jadinya pas sholat harus di emperan masjid takut karpet masjid basah.
     Bahkan ada yang masih pasang pose ceria di 'puing-puing' tenda basahnya. Mungkin kesempatan ini hanya bisa dialami saat mukhayyam. Dan saat hujan lagi.

    Tak ketinggalan seru, arena prosotan dijadikan medn permainan. Mereka bergantian meluncur dari atas untuk merasakan sensasi seluncur sambil basah-basahan. Semoga pengalaman mukhayyam kali ini membekas kuat. Dan sikap kesiapsiagaan menempel di pribadi mereka.

    Outing Kelas 2 : Menyaksikan Sunset 'n Sunrise di Pantai Trisik

    Dear SDITAlamania, tema yang dipelajari kelas 2 kali ini adalah mengenal benda langit. Tahu kan kalian apa saja benda langit itu? Benda langit termasuk tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Karena ciptaan yang super canggih itu bisa bergerak dengan sangat teratur. Bergantian. Dan sempurna !! Nah, untuk melihat kesempurnaan itu, siswa-siswi SDIT Alam Nurul Islam mengadakan outing. Namun outing yang dilakukan kali ini sangatlah berbeda dari kebiasaan. Outingnya pake nginep. Lho? Kok bisa. Jadi mabit dong itu namanya. Begini, karena yang mau diamati tu proses saat terbenam dan terbit matahari, mau gak mau kan kita harus cari tempat yang sangat lapang tanpa penghalang. Trus waktunya juga pas senja dan di pagi buta. Ndak mungkin kan kalo kita bisa liat di rumah masing-masing. Sudah pasti di rumah akan banyak penghalang. Entah bangunan apa pepohonan. Makanya bareng-bareng kelas 2 menuju ke pantai Trisik. Pantai yang terletak di daerah kabupaten Kulonprogo.
    Hadir di lokasi pas saat matahari terbenam. Siswa-siswa langsung menuju ke tanah yang lapang untuk leluasa mengamati proses terbenam matahari. Bagi yang belum pernah menyaksikan, prosesi sunset sangat menakjubkan. Tak heran jika para fotografer menyebut momen ini dengan sebutan golden momen. Waktu emas untuk mengambil gambar. Para penggila foto landscaper selalu menantikan momen ini. 
    Setelah selesai pengamatan, dilanjutkan dengan sholat Maghrib berjama'ah. Sholat di tanah terbuka apalagi saat senja gini menjadi sensasi tersendiri bagi anak-anak. Beralaskan plastik bershaf menghadap ke arah qiblat. Udara malam pantai mulai menerpa tubuh. Semilir setelah siang tadi terasa panas dan gerah. Alhamdulillah . . . .
    Setelah makan malam, anak-anak bersiap untuk mengikuti acara Jurit Malam . . . . eh bukan. Tapi jalan malam yang mana anak-anak akan dibariskan satu-satu dengan syarat tidak boleh mengeluarkan suara dalam bentuk apapun. Puasa bicara. Anak-anak dibawa berjalan menyusuri persawahan yang sangat luas. Anak-anak diminta untuk mendengarkan berbagai suara binatang malam. Melihat berbagai kerlip sumber cahaya. Baik dari lampu maupun hewan malam.
    Ust Hamdan memberikan mengajak untuk merenung. Coba dengarkan berbagai suara binatang itu. Ada kodok, jangkrik, burung . . . kalo cuma sekedar bersuara, mereka sangat bisa melakukan. Kita, sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna ini dibuat tidak semata hanya bisa bersuara. Tapi mampu berbicara. Berkomunikasi. Menyampaikan pesan. Nah, kalo yang kita lakukan hanya bersuara tanpa makna, tentu tidak beda kita dengan binatang malam itu. Maka, bersuaralah dengan penuh kemanfaatan. Kapan saat harus bersuara, kapan saat harus diam. Untuk mendengarkan.
    Semua anak pada bawa jagungnya satu-satu. Meski buat bara apinya cukup lama, tapi pada sabar nunggunya. Apalagi saat mbakarnya yang juga harus sabar. Habisnya panas dan bau apek dari asep arang. Malam makin larut tapi tak membuat anak-anak lekas ngantuk. Ngantuknya kalah dengan tak sabarnya merasakan barbeque jagung.
     Menikmati jagung bakar sambil menikmati pemutaran film. Smua jagung kerasa enak. Dengan berbagai hasil bakaran, gosong nan hitam tapi tetep lahap termakan soalnya lapernya perut.
    Saatnya tidur. Masing-masing anak mengambil posisinya. Dengan bekal alas dan selimut, mereka rebahkan tubuh lelah di atas lantai di pendopo. Alhamdulillah ndak ada yang rewel pingin pulang.
    Pagi menjelang. Setelah sholat shubuh berjama'ah. Bergegas jalan menuju pantai sambil menunggu bus datang yang muter di jalan sempit kampung. Tujuannya untuk melihat proses matahari terbit. Kita akan langsung menuju di pinggir pantai yang lapang.
    Alhamdulillah langit cerah. Di arah timur agak ke utara tampak buletan warna kuning kemerahan. Yang makin lama menaik diiringi cerahnya langit.
    Acara dilanjut dengan lomba membuat gunung pasir secara kelompok. Anak-anak berlomba dengan berbagai cara mengumpulkan dan menumpuk pasir. Yang semangat udah tampak dari ketinggian dan ukuran gunung pasirnya.
    Terakhir acara di pantai yaitu menyusuri sepanjang pinggir pantai. Dengan batas yang harus dilewati di bagian yang masih kering. Karena ombak yang belum sampe menggulung. Ditakutkan tiba-tiba ombak datang mengguyur anak-anak.Ufh . . . seru sekali outing kali ini . . . . kelas lain boleh ngikut deh . . . . outing plus mabit

    Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2014

    Dear SDITAlamania, 2 Mei selalu kita ingat sebagai hari peringatan Pendidikan secara Nasional. Mengingat tentang bagaimana setiap rakyat bangsa kita tercinta ini menjalani proses pendidikannya. Seperti biasa, SDIT ALam Nurul Islam memperingati hari pendidikan Nasional tidak dengan upacara bendera. Tapi melalui media kumpul bersama dan memberikan ekpresi dan refleksi Pendidikan.
    IMG_02052014_131534 
    Di hari Jum'at, 2 Mei 2014. Setelah ibadah jum'ah dan istirahat serta makan siang. Semua siswa berkumpul di GOR SDIT Alam. Di sana sudah disiapkan perangkat pendukung acara peringatan hari Pendidikan Nasional. Ust. Bintara langsung menghandle acara. Dimulai dengan pembukaan dan tilawah secara hafalan oleh mas Ghofar kelas 2C yang menyampaikan surah Al Ghasyiah secara lancar dan tartil.
    IMG_02052014_132801Acara dilanjut dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars SDIT Alam Nurul Islam. Anak-anak bersemangat bernyanyi. Sebagai sambutan kepala sekolah menyampaikan pesan akan pentingnya Pandidikan. Ust. Ariefuddin membuka pertanyaan dengan "Kapan kita butuh Air?" "Kapan kita butuh makan?" Kita butuh air hanya saat haus atau mau mandi. Kita butuh makan saat lapar. Saat perut kita kenyang, bahkan di hadapan kita disajikan banyak makanan enak pasti deh kita gak pingin. Tapi jika ditanya kapan kita butuh Pendidikan, kita butuh ilmu, sudah pasti setiap saat bahkan sampe akhir hayat kita. Dunia akan selalu berkembang, dulu belum ada Handphone kini sudah berkembang smartphone. Jika kita tidak butuh pendidikan, kita sudah pasti menjadi orang yang ketinggalan jaman. Pendidikan itu tidak semata dapat nilai 8 atau 9. Pendidikan tidakm semata rapotnya nilainya baik. Tapi yang paling penting adalah bahwa Pendidikan itu harus bisa merubah. dari dulu yang egois, males, penakut, tidak percaya diri menjadi bersemangat, hangat, percaya diri, peduli . . .
    IMG_02052014_131700 
    Di sesi terakhir ditampilkan Nasyid acapella SDIT Alam serta mini orkestranya dari klub Musik. Tak ketinggalan ust. Abdullah Imaduddin, pujangga SDIT Alam menyampaikan bait-bait puisinya. Ust. Lubis menyampaikan lagu terkhusus dipersembahkan untuk guru.

    Pentas Gelar Ragam Budaya HUT Sleman ke-98

    Dear SDITAlamania, menjadi kegiatan tahunan dalam rangka peringatan hari jadi kabupaten Sleman, SDIT Alam selalu turut serta mengisi dalam acara pentas Ragam Budaya. Untuk kali ini SDIT Alam menampilkan 2 penampilan. Klub Nasyid dan Klub Musik. Acara yang diadakan di lapangan Denggung Sleman sebagai pusat kegiatan Pameran Potensi Daerah Sleman.
    IMG_01052014_162057Kamis 1 Mei 2014 adalah jadwal untuk penampilan dari SDIT Alam. Acara dimulai pukul 16.00 saat cuaca baru saja turun hujan lebat, sehingga area panggung dipenuhi dengan genangan air. Tapi kondisi tersebut tidak menyurutkan tim SDIT Alam untuk tampil menghibur.

    Klub nasyid menjadi nomor pertama yang memberikan tampilan. Personilnya ada 6 yang semuanya siswa kelas 5. Lead vokalnya mas Bimo yang meski bertubuh kecil tapi suaranya luar biasa.

     Tampilan selanjutnya adalah Klub Musik SDIT Alam Nurul Islam. Meski tergolong klub baru, namun sudah berani unjuk gigi. Dengan jam terbang yang banyak nantinya mini orkestra ini menjadi cikal bakal orkestra SDIT Alam.