Mukhayyam : Siap Siaga !

» » » Mukhayyam : Siap Siaga !

Dear SDIT Alamania, agenda Mukhayyam semester genap ini berlangsung di sekolah. Dikarenakan kegiatan yang super padat. Dari kelas 6 yang Ujian Sekolah Daerah, mau lulus. Ujian kenaikan kelas, Lomba pustaka, Imtas Qiroaty, Gelar Potensi Siswa. Wah pokoknya super padat. Dan sudah biasa semester genap penuh dengan kegiatan di penghujungnya. Belum lagi, pas libur nanti bulan suci Ramadhan pas tiba. Jadi sebelum liburan harus tarhib dulu dong. 
Peserta mukhayyam dibagi 2 bagian. Kelas besar, kelas 4 sampe 6. Dan kelas kecil, 1 sampe 2. Kelas atas mukhayyam dengan tenda, sedangkan kelas kecil tinggal di kelas-kelas. Kelas 6 meski baru saja selesai menjalani Ujian Sekolah Daerah, tetep langsung on ikut Mukhayyam. Bukan berarti sudah ujian terus gak belajar. Di SDIT Alam Nurul Islam, semua aktivitas adalah belajar. Mukhayyam dibuka dengan upacara yang dipimpin inspekturnya ust. Ariefuddin. 
 Di amanatnya, ust. Ariefuddin mengingatkan kembali akan pentingnya acara mukhayyam. "Tidak semata ritual, tidak semata rutinitas". Tapi mukhayyam adalah alat untuk mengasah kesiapsiagaan. Kita tak kan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Sebulan, sepekan, sehari bahkan semenit kedepan. Nah, yang bisa kita lakukan adalah kesiapsiagaan. Terjadi musibahkah, laparkah, dinginkah. Meski hanya 24 jam tapi seluruh peserta dituntut untuk penuh disiplin, taat dan patuh. Seperti jadwal acara jam 20.00 sudah harus tidur, meski gak bisa tidur harus dipaksa tidur juga. Itulah disiplin. Saat bangun jam 01.00, juga harus siap bangun. Taat dan Patuh. Jika disiplin ini diasah maka siap keluar mukhayyam akan selalu siap siaga.
Selesai upacara langsung dilanjut mendirikan tenda. Setiap regu diberi jatah satu paket tenda. Untuk pathok dan tongkat serta tikernya dilengkapi sendiri. Nama regu di mukhayyam kali ini mengambil nama-nama ilmuwan dan ulama muslim. Seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Ibnu Batuthah, Imam Syafi'i, Ibnu Qayyum, dan seterusnya. 
Kapling tertata rapi. Kontur SDIT Alam Nurul Islam yang bertingkat, sehingga lokasi mukhayyam ada 3 tingkat. Atas, tengah dan lower ground. Untuk bagian atas dipergunakan peserta putri. Sedangkan tengah dan bawah khusus peserta putra. Dari segi jumlah, peserta putra memang lebih banyak.
Acara setelah istirahat siang adalah pengisian SKU. Syarat Kecakapan Umum Pramuka SIT. Dalam buku SKU ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai Pramuka SIT sesuai jenjangnya. Di level SD ada 3 jenjang, yaitu cikal Mula, CIkal Muda dan Cikal Utama. Kompetensi yang harus dikuasai itu meliputi Diniyah (keagamaan), Tsaqofah (Pengetahuan), Qiyadah wa Jundiyah (Kepemimpinan) dan Fanniyah (Ketangkasan). Termasuk dalam ketangkasan adalah memanjat pohon, tali temali. 
 Kemampuan baris-berbaris juga harus dikuasai. Mulai dari gerak di tempat dan geser beberapa langah. Hadap dan lencang.


Wudhu dan Sholat diuji juga meski secara reguler juga ada penilaiannya melalui pengamatan ustadz/ah kelas. Di mukhayyam ini sebagai penilaian akhir untuk menentukan layak naik jenjang ataukah belum.
Tidak terkecuali juga pengetahuan akan obat-obat untuk pertolongan pertama pada musibah. Baik obat herba maupun kimia. Sehingga Pramuka SIT dituntut kesiapsiagaannya.
Tak terduga, dari cuaca yang cukup panas dengan tiba-tiba meredup dengan mendung. Langsung jatuhlah hujan yang sangat deras. Disertai angin. Lebat. Dengan cepat seluruh tenda terguyur air. Lapangan belum sempat dibuat parit sehingga air masuk ke dalam tenda. Kondisi darurat diberlakukan. Seluruh tas dan bahan makanan dievakuasi di kelas. 
Yang bisa diselamatkan segera diselamatkan. Apa yang disampaikan ust. Ariefuddin untuk bersiap siaga terhadap segala sesuatu akhirnya terjadi. Dan kesiapsiagaan di kondisi ini harus diwujudkan. Dan pembelajaran ini tidak bisa hanya diwujudkan dalam tekstual saja.
 Meski semua tenda terendam banjir air, tapi raut muka anak-anak tidak menampakkan kesedihan. Bahkan ada beberapa diantaranya berusaha menyelamatkan tenda dari genangan air. Meski usahanya jauh dari berhasil jika tidak pantas untuk dikatakan sia-sia. Jempol deh untuk anak-anak.
 Dari beberapa anak yang sibuk mengevakuasi banyak yang kebasahan. Jadinya pas sholat harus di emperan masjid takut karpet masjid basah.
 Bahkan ada yang masih pasang pose ceria di 'puing-puing' tenda basahnya. Mungkin kesempatan ini hanya bisa dialami saat mukhayyam. Dan saat hujan lagi.

Tak ketinggalan seru, arena prosotan dijadikan medn permainan. Mereka bergantian meluncur dari atas untuk merasakan sensasi seluncur sambil basah-basahan. Semoga pengalaman mukhayyam kali ini membekas kuat. Dan sikap kesiapsiagaan menempel di pribadi mereka.

Share

You may also like

Tidak ada komentar