Februari 2015

    Sosialisasi Kurikulum SIT JSIT Korwil Jogja

    Dear SDIT Alamania,di tengah dinamika kurikulum yang berubah salah satu yang harus cepat menyesuaikan adalah unit pendidikan tingkat sekolah. Karena sekolah adalah unit terkecil pelaksana teknis proses pendidikan. Sedangkan untuk melaksanakan sebuah kurikulum banyak hal yang harus dilakukan. Mulai dari sosialisasi ke berbagai pihak yang berkepentingan seperti guru, orang tua dan stake holder yang berhubungan dengan sekolah. Melakukan pelatihan terkait baik untuk pembuatan administrasi pembelajaran maupun metode pengajaran guru. Penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran. Paling awal yang harus dilakukan sebelum semuanya dalam perubahan kurikulum yaitu perubahan paradigma. 

    Sekolah Islam Terpadu sebagai sekolah yang hadir di tengah masyarakat membawa paradigma baru konsep pendidikan. Yaitu konsep keterpaduan itu sendiri. Keberadaan SIT tidak lepas dengan proses yang sinergi dengan tujuan pendidikan nasional : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (Undang-undang No. 20 Tahun 2003).
    Yang mana banyak disinyalir tujuan pendidikan tersebut di lapangan belum banyak sekolah yang menjalankan. Sekolah masih banyak yang hanya mengandalkan aspek kognitif saja. Meski sudah ada perhatian di dalam pembentukan karakter, hal itu belum dilakukan secara terpadu dan sistematis.

    Sekolah Islam Terpadu sejak awal kemunculannya membawa sebuah  kurikulum dengan modifikasi baru. Meski tetap menggunakan kurikulum pendidikan nasional tapi SIT memodifikasinya dengan menambahkan nilai agama (keislaman) di setiap mata pelajaran. Kemudian pelaksanaan proses pendidikannya yang Full Day memang sengaja dilakukan dalam rangka upaya membangun pembiasaan anak. Dan itu merupakan cara paling jelas dalam membentuk karakter baik anak. Sehingga SIT tidak begitu kaget manakala pemerintah memberlakukan kurikulum pendidikan 2013. Karena memang sejak awal subtansinya sudah dilakukan.
    "Kurikulum 2013 merefleksikan apa yang sudah dilakukan sekolah Islam terpadu yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)," ujar Musliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan (http://www.republika.co.id, Februari 2014).

    Namun, sewaktu proses politik harus mengubah para pengambil kebijakan, dan hal itu pula ikut merubah kebijakan tentang kurikulum. Akibatnya, pelaksanaan kurikulum 2013 yang sudah berjalan harus dihentikan. Terkhusus bagi sekolah yang baru melaksanakannya selama 1 semester. Tentu SIT juga tak lepas dari kebijakan tersebut. Lagi-lagi SIT bisa tetap eksis dengan bentuk awalnya. Karena cetakannya sudah jadi semenjak kemunculannya. Sehingga bagi SIT, pergantian kurikulum adalah 'hanya' pergantian dokumen dan administrasi semata. Bukan merubah platform SIT.

    Untuk menegaskan hal tersebut, JSIT Pusat melakukan roadshow sosialisasi kurikulum SIT ke setiap daerah. Tujuannya, untuk menguatkan prinsip dan cita-cita sekolah-sekolah yang sudah secara sadar bergabung ke dalam JSIT, Jaringan Sekolah Islam Terpadu. Sehingga di seluruh nusantara keberadaan SIT akan mempunyai konsep, metode, rasa dan bahkan bau yang sama. Itulah yang disampaikan Dr, Sudiyatno, MM ketua JSIT wilayah Yogyakarta, dalam sambutan di acara pembukaan Sosialisasi Kurikulum SIT Wilayah Yogyakarta.

        sumber : www.jsitjogja.org
    Acara yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Februari 2015 itu bertempat di gedung MMTC Jl. Magelang Yogyakarta. Peserta yang diundang adalah guru, kepala sekolah dan pengurus yayasan Sekolah Islam Terpadu tingkat SD, SMP dan SMA se-Yogyakarta. Hadir dalam tersebut pengurus JSIT Pusat, Ust. Athoillah dari SDIT Nurul Islam Sidoarjo, ketua departemen pengembangan lembaga. Ust. Abdul Hakim, kepala sekolah SDIT Insan Mandiri Jakarta, dan Ust. Ari Ariansyah kepala sekolah SMPIT Ummul Quro Bogor.
        sumber : www.jsitjogja.org
    Dalam acara sosialisasi kurikulum SIT, para peserta mengikuti 2 sesi utama. Sesi pertama penyampian platform SIT di tengah dinamika perubahan kurikulum, dan tantangan global. Ust. Athoillah lebih banyak menreview kembali platform Sekolah Islam Terpadu. Apapun kondisi dinamika yang terjadi SIT harus tetap eksis dengan cita-cita awal berdiri. Sewaktu adanya dinamika pergantian kurikulum dari KTSP menjadi 2013 dan kemudian balik lagi menjadi KTSP sempat para pengelola SIT di beberapa wilayah sempat 'galau'. Bagaimana kurikulum yang harus diberlakukan. Ust. Athoillah dengan sederhana menjawab, "Dari dulu Al Qur'an dan As-Sunnah gak pernah berubah, kenapa hanya perubahan kurikulum saja kita menjadi bingung. Teruskan proses pembelajaran dengan Islam Terpadunya. Masalah administrasi bisa mengikuti sambil jalan".
     Di sesi kedua, forum dipisah antara jenjang SD dan SMP-SMA. Untuk jenjang SD dibersamai oleh Ust. Abdul Hakim dan jenjang SMP-SMA bersama Ust. Ari Ariansyah. Di sesi kedua ini merupakan forum penajaman bagaimana kurikulum SIT harus dijalankan. Apapun bentuk kurikulum nasional yang berlaku. Supaya terjadi keseragaman pelaksanaan kurikulum Islam Terpadu, setiap SIT harus menjalankan Prinsip pembelajaran SIT yaitu : SAJIKAN, INTERNALISASIKAN dan TERAPKAN.
    Selain Prinsip, setiap SIT harus menjalankan Model Pembelajaran TERPADU yaitu : TELAAH, EKSPLORASI, RUMUSKAN, PRESENTASI, APLIKASIKAN, DUNIAWI DAN UKHROWI. Kurikulum 2013 hanya sampai Presentasi. sedangkan dari Aplikasi hingga Ukhrowi itu menjadi ciri model pembelajaran SIT. Model TERPADU tersebut disarikan dari QS. Ali Imron ayat 190-191 dan Al Jumu'ah  ayat 2.
        sumber : www.jsitjogja.org
    Untuk jenjang SDIT ada ciri khas yang harus diselenggarakan. Diantaranya adalah :
    a. Jam belajar sekolah berlangsung 5 hari, dari hari Senin hingga hari Jum'at. sabtu dan Ahad anak-anak diberikan penugasan pembiasaan aktivitas yang baik.
    b. Beban pembelajaran kelas 1 - 3 sebanyak 41 jam per pekan sedangkan kelas 4-6 sejumlah 55 jam per pekan.
    c. Pembelajaran dilakukan secara tematik untuk kelas 1 - 4, sedangkan kelas 5-6 dilakukan per mata pelajaran.
    d. Mata pelajaran Bahasa Arab dilakukan sejak kelas 1, Tahfidh juz 30 dan surat pilihan dan tahsin wajib
    e. Pramuka wajib bagi setiap kelas
    f. Dalam satu hari setiap kelas harus dilakukan pembukaan dengan Majelis Pagi, yang berisi motivasi dan pra kondisi serta mutaba'ah hafalan. Kemudian di siang hari ada makan bersama serta ada mutaba'ah di penutupan kelas. Seluruh aktivitas pembelajaran di sekolah diupayakan diadakan pembiasaan perilaku baik.

    Outing Kelas IV : Journey to The Temples

    Dear SDIT Alamania, belajar tentang sejarah tidak akan lepas dengan benda atau situs purbakala. Karena itu semua penting sebagai alat untuk membuktikan adanya sebuah kejadian atau keberadaan di masa lalu. Salah satu yang bisa dijadikan bukti sejarah adalah candi. Untuk itulah outing siswa kelas 4 kali ini mengambil obyek pembelajaran berupa candi. Tapi sebelum ke candi mereka akan singgah dahulu di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) yang letaknya di Prambanan Sleman. 
    Di BP3 anak-anak mendapatkan penjelasan terkait dengan pentingnya benda-benda purbakala yang ditemukan banyak di Yogyakarta. Setiap benda ataupun situs itu sebenarnya menunjukkan kejadian masa lalu yang terus berlangsung dan bersambung hingga masa kini. Boleh jadi orang-orang yang lahir di masa kekinian tidak begitu paham dan sempurna mendapatkan informasi terkait dengan kejadian masa lalu. Orang biasanya mendapatkan informasi sejarah hanya berdasarkan mitos, cerita dan hikayat yang penyebarannya melalui komunikasi lisan. Tahu sendiri kan komunikasi lisan itu sangat beresiko penambahan atau pengurangan informasi. Sehingga sangat memungkinkan terjadinya pelunturan dari versi aslinya. Nah, benda purbakala sebagai pembuktian. Para ilmuwan memberikan definisi bahwa masa sejarah itu dimulai sejak adanya budaya tulisan. Karena dengan tulisan sangat otentik dijadikan sebagai alat bukti. Rumit ya sejarah itu.
     Banyak sekali koleksi patung batu yang terdapat di gedung BP3. Anak-anak mencatat informasi terkait dengan setiap benda purbakala. Karena hal tersebut menunjuk pada sebuah peristiwa maupun keberadaan di masa lalu.
    Selesai dari BP3, perjalanan berlanjut menuju candi Barong. candi yang landscapenya mirip dengan piramid mesir ini terletak dari candi Prambanan ke selatan. Tepatnya di bukit selatan kraton Ratu Boko. Di sini anak-anak mengidentifikasi bentuk candi.
    Candi Barong merupakan candi Hindu, yang secara administratif terletak di dsn.Candisari-Bokoharjo Kec. Prambanan. Nama Barong di ambil karena adanya hiasan kala/raksasa di relung tubuh candi. Keberadaan candi ini seperti apa yang dituliskan dalam prasasti Ratu Baka-856M. Dalam bahasa sansekerta di ceritakan “seorang raja bernama Sri Kumbaja atau Sri Kalasodbhava yang membangun tiga ‘lingga’, yaitu Krttiwasalingga dengan pendamping Dewi Sri, Triyarbakalingga dengan pendamping Dewi Suralaksmi, dan Haralingga dengan pendamping Dewi Mahalaksmi”.
     Dari candi Gebang lanjut kemudian menuju Kraton Ratu Boko. Dari candi Gebang tinggal mnegikuti jalan aspal ke arah utara satu-satunya jalur menuju Kraton Ratu Boko.
    Riwayat pendirian dan penggunaan bangunan di kompleks Ratu Boko antara lain dapat diketahui dari prasasti yang ditemukan di kompleks ini. Berdasarkan sumber prasasti Walaing yang berangka tahun 792 M, berisi tentang peringatan pendirian Abhayagiriwihara oleh Rakai Panangkaran. 
     Berdasarkan struktur bangunan dan prasasti yang ditemukan, kompleks Ratu Boko awalnya adalah sebuah wihara untuk pendeta Buddha yang bernama Abhayagiri. Selanjutnya pada tahun 856 M, kompleks tersebut difungsikan sebagai kraton oleh Rakai Walaing Pu Khumbayoni yang beragama Hindu. Oleh karena itu tidak mengherankan bila unsur agama Hindu dan Buddha tampak bercampur di bangunan ini.
    Unsur Hindu dapat dilihat melalui yoni, tiga miniatur candi, arca Ganesha dan Durga, serta lempengan emas dan perak bertuliskan mantera agama Hindu. Sedangkan unsur Buddha dapat dilihat dari adanya arca Buddha, reruntuhan stupa, dan stupika.

    Kompleks bangunan di Bukit Boko disebut sebagai kraton karena memang disinggung dalam prasasti dan juga karena kemiripannya dengan gambaran sebuah kraton. Dalam kitab kesusasteraan Bharatayudah, Kresnayana, Gatotkacasraya, dan Bhomakawya, disebutkan bahwa kraton merupakan kompleks bangunan yang dikelilingi pagar bergapura.
    Di dalamnya terdapat kolam dan sejumlah bangunan lain seperti bangunan pemujaan dan di luar kraton terdapat alun-alun. Adanya sejumlah umpak serta batur-batur dari batu andesit di kompleks ini, mengindikasikan bahwa dahulu bangunan yang berdiri di atasnya terbuat dari bahan kayu.

    Berdasarkan letaknya, bangunan di kompleks Ratu Boko dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu kelompok barat, tenggara, dan timur. Bangunan tersebut terletak pada teras-teras yang dibuat pada punggung hingga puncak bukit, dengan halaman paling depan terletak di sebelah barat, terdiri atas tiga teras.
    Masing-masing teras dipisahkan oleh pagar batu andesit setinggi 3,50 meter, dan tebing teras diperkuat dengan susunan batu andesit. Batas halaman sebelah selatan juga berupa pagar dari batu andesit, namun batas utara merupakan dinding bukit yang dipahat langsung.
    Bagian tenggara meliputi struktur lantai, gapura, batur pendopo, batur pringgitan, miniatur candi, tembok keliling, dua kompleks kolam, dan reruntuhan stupa. Kedua kompleks kolam dibatasi pagar dan memiliki gapura sebagai jalan masuk. Di dasar kolam, dipahatkan lingga yoni, langsung pada batuan induk (bedrock). Bangunan kelompok timur meliputi satu buah kolam dan dua buah gua yang disebut Gua Lanang dan Gua Wadon.

    sumber  :
    http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2015/01/10/candi-barong-tempat-pitarah-memuja-dewa-wisnu-dan-dewi-sri-715831.html
    https://gudeg.net/id/directory/13/373/Candi-Ratu-Boko-Yogyakarta.html

    Parenting School ke-4 : Bahaya Bullying pada Perkembangan Psikis Anak.

    Dear SDIT Alamania, Parenting School kali ini merupakan kali yang ke-4 di tahun pelajaran 2014-2015. Di Jum'at 27 Februari 2015 kali ini, topik yang diangkat adalah terkait dengan bahaya Bullying. Bersama pemateri Pak Bayu Satriyo Wicaksono mengupas tetang aktivitas bullying paling sering dijumpai di sekolah. Meski juga tidak menutup kemungkinan bullying juga terjadi di rumah dan lingkungan sekitarnya. Yang paling awal harus dipahami adalah apa itu yang dinamakan bullying. Bullying adalah salah satu bentuk kekerasan yang dengan sengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang merasa kuat/ berkuasa dengan tujuan menyakiti atau merugikan seseorang atau sekelompok orang yang merasa tidak berdaya, dapat berbentuk verbal, fisik dan sosial. Dari definisi tersebut tampaklah bahwa bullying bukanlah masalah yang sederhana.
    Beliau sebagai terapis korban bullying memulai materi dengan memaparkan kasus nyata yang sedang beliau tangani. Ada seorang mahasiswa yang tanpa alasan yang jelas selalu marah-marah dengan membentur-benturkan kepala ke tembok. Setelah digali lebih dalam terungkap, ternyata si mahasiswa tersebut menjadi korban bullying sejak SD dengan selalu mendapatkan ejekan dan kekerasan fisik. Ada juga seorang pelajar yang selalu cemas dan takut manakala menghadapi ujian akhir. Akibatnya ia harus mengulang 2 tahun karena selalu gagal mengikuti ujian akhir. Terungkap bahwa dirinya menjadi korban bullying dengan selalu diolok-olok karena nilainya selalu jelek. Rupanya ia terpancing untuk membuktikan bahwa ia harus bisa menunjukkan nilai lebih yang berakibat selalu takut menghadapi ujian.
    Ciri sebuah kenakalan termasuk dalam kategori bullying adalah manakala terjadi, pertama, adanya ketidakseimbangan power. Artinya yang merasa lebih (lebih kuat, kaya, pinter) berpotensi menjadi pelaku bullying kepada yang lebih lemah. Kedua, aktivitas itu terencana dan terselubung dengan baik. Artinya memang sudah diperhitungkan. Dan ketiga, korban mempunyai persepsi bahwa perbuatan itu akan terulang dan berlanjut. Sehingga korban semakin lama semakin takut untuk menyampaikan keluhan akibat dibully.

      Untuk mengenali anak korban bullying bisa kita identifikasi sebagai berikut.
           Tadinya ceria menjadi pendiam dan cenderung menyendiri
           Takut diajak keluar rumah karena khawatir ketemu dengan pem-bully-nya
           Tidak suka pergi ke sekolah dan prestasi akademisnya menurun
      Tidak berangkat sekolah dengan alasan keluhan fisik yang setelah diperiksakan ternyata tidak ditemukan penyebab keluhan dan biasanya sakit hanya dirasakan hanya ketika akan berangkat sekolah
           Di sekolah anak cenderung murung dan tidak mau bercengkerama dengan teman
     Banyak informasi yang tersembunyi, lebih tepat disembunyikan oleh korban bullying karena rasa takutnya jika ketahuan oleh pelaku bully. Di titik inilah kesulitannya upaya penolongan korban bully, apalagi jika orang tua juga belum menyadari benar akan bahaya yang mengancam akibat perbuatan bullying.
    Sedangkan selama ini penanganan kasus bullying masih ala kadarnya. Penanganan baru dilakukan jika sudah ada fenomena yang terlihat. Misal anak mogok sekolah, sering sedih. Belum pada taraf penggalian informasi. Lalu, kekerasan fisik lebih serius ditangani ketimbang kekerasan verbal maupun sosial. Padahal dampaknya bisa sangat parah kekerasan berupa verbal maupun sosial. Menghukum pembully juga bukan solusi paling baik. Pembully biasanya melakukan aksinya karena butuh pengakuan. Jika sekolah menghukum dia bisa jadi merasa ia semakin eksis untuk melakukan aksi yang lebih hebat. Jika dikeluarkan dari sekolah juga bukan akternatif penyelesaian yang baik. Karena hal itu justru malah meninggalkan contoh yang tidak baik. "Lho kan sekolah punya kuasa untuk melakukan apapun, Aku pun harusnya bisa !"
    Sebagai penanganan awal kepada si korban, pertama kali lakukan intervensi secara psikologis. Bisa menggunakan terpis psikologi untuk membuka komunikasi. Karena komunikasi yang baik itu manakala meletakkan tanggung jawab komunikasi pada diri yang ngajak komunikasi. Bukan yang diajak berkomunikasi. Sehingga bisa menentukan cara yang pas supaya informasi banyak tergali. Orang tua menciptakan lingkungan yang aman, mendukung kepercayaan diri korban untuk tumbuh sehingga bisa nyaman menjalani kehidupannya. Jika tidak memungkinkan, isolasi dahulu si korban dari pengaruh lingkungan yang membuatnya tertekan akan efek pembully. Misalnya pindah kelas, pindah tempat tinggal.
    Untuk penanganan pelaku, dilakukan dengan memberikan perhatian lebih kepada pelaku. Menggali pengalaman apa yang sudah dirasakan karena boleh jadi dia melakukan itu karena dahulu ia juga merupakan korban. Bangun mediasi dengan korban, menemukan dan bisa berubah sikap bahwa kelakuannya sebenarnya juga bukan murni dari sifatnya. Dengan tujuan akhir meminta maaf pada si korban.
    Sedangkan upaya pencegahan supaya tidak terjadi bullying bisa dilakukan dengancara sebagai berikut.

           Hindari pola asuh yang HANYA bersifat Authoritative
           Meminimalisir akses film atau berita kekerasan baik lewat media cetak maupun elektronik, online maupun offline
           Meningkatkan keterbukaan komunikasi dengan anak
           Memfasilitasi pengalaman sosial yang positif
           Menyamakan aturan-aturan di sekolah dengan di rumah
           Orang tua dan guru menjadi model percontohan (Tidak mengejek, menyindir, melakukan hukuman fisik, bicara kasar)
           Memberikan edukasi tentang Bullying di rumah dan disekolah (aturan jelas dsb)


    Outing Kelas V : Dari Lihat Kadaver sampe Spa Ikan

    Dear SDIT Alamania, kesempatan outing kelas 5 kali ini mengusung topik pembelajaran Organ dan Pesawat Sederhana, Kamis, 26 Februari 2015. Butuh nuansa tempat yang akan memberikan pengalaman yang dalam bagi siswa dalam mempelajari 2 hal tersebut. Setelah diskusi panjang di tim guru kelas 5 akhirnya pilihan jatuh di FKIK UMY, Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan UMY untuk topik Organ dan Museum Gula untuk Pesawat Sederhananya.
    Tiba di FKIK UMY pagi hari bersamaan dengan waktu mbak dan mas mahasiswa juga masuk untuk kuliah. Begitu sampai, anak-anak langsung berjalan menuju laboratorium Anatomi. Di sana sudah ditunggu dr. Rizal selaku kepala Laboratorium yang akan membersamai dan menjelaskan tentang organ tubuh manusia.
      Kebetulan laboratorium tidak sedang dipakai. Sehingga anak-anak langsung diminta untuk duduk di tempat dimana para mahasiswa calon dokter praktikum. Wah udah kayak mahasiswa kedokteran nih. Di lab tersebut tersedia meja praktikum yang tengahnya terbuat dari alumunium. Posisinya agak miring dan di ujung ssalah satu sudutnya ada lubang saluran air. Ternyata meja itu adalah tempat untuk praktikum bedah kadaver. Belum tahu kadaver? itu tu jenazah yang sudah diawetkan dengan tujuan untuk bahan praktikum.
    Di salah satu meja sudah tersedia tengkorak manusia. Beneran !! Terbelah menjadi 3 bagian. Atas seperti bathok kelapa, tengah terlihat penampang wadah otak tersimpan dan paling bawah rahang dilengkapi gigi-giginya. Karena sudah diawetkan jadinya kerasa gak begitu ngeri. Lebih cenderung seperti marchandise gitu. Di situ dr. Rizal menjelaskan secara runtut tentang fungsi organ. Mulai dari Sistem Pernapasan, Peredaran Darah, Indra, Pencernaan, Reproduksi hingga Sekresi. Anak-anak antusias karena diajar oleh dosen kedokteran. 
    Salah satu uji nyali yang oleh dr. Rizal diperkenankan kesempatannya adalah melihat kadaver. Di dalam lab tersebut ternyata tersimpan beberapa jenazah yang sudah diawetkan dengan tujuan untuk bahan praktikum. Satu per satu anak-anak bergantian untuk melihat wujud kadaver tersebut. Di dalam ruang yang terdapat sekitar 5 kotak penyimpan kadaver tersebut berbau sangat menyengat. Bau formalin yang memang digunakan sebagai pengawet mayat. Saking kentalnya formalin, sewaktu anak-anak melongok melihat wujud kadaver, mereka merasa matanya perih. Itu terjadi akibat uap formalin yang keluar dari dalam kotak. Yang ngeri cukup lihat dari foto saja, takutnya teringat terus sampe rumah.
    Di akhir sesi perwakilan peserta menyampaikan kesan dan pesannya belajar bersama di Laboratorium Anatomi UMY. Mereka sangat senang dan terkesan bisa berkesempatan belajar di Fakultas yang tergolong bonafid tersebut. Selesai dari FKIK UMY perjalanan berlanjut ke Klaten. Tepatnya di Museum Gula Gondang Winangoen. Di sana anak-anak akan mengamati berbagai bentuk Pesawat Sederhana.
    Setelah sholat Dhuhur berjama'ah di lokasi, pertama kali anak-anak akan diajak berputar keliling menggunakan kereta loko yang biasanya digunakan untuk mengangkut tebu. Tapi untuk kereta yang ini sudah didesain untuk penumpang. Anak-anak diajak mengelilingi area Museum. Sewaktu melewati bagian belakang terlihat banyak lori, sebutan kereta gandeng untuk mengangkut tebu, yang diparkir secara panjang.
    Dikarenakan saat itu bukan musim giling sehingga lori-lori tersebut tidak sedang beroperasi. Beberapa dari lori sedang dilakukan perbaikan sehingga saatnya dipake bisa lancar digunakan.
     Begitu juga dengan kondisi pabrik gula yang letaknya di sebelah timur museum gula. Sewaktu anak-anak diajak keliling terlihat mesin-mesin yang super besar yang juga sedang direparasi. Tampak para petugas yang sedang mengelas, membubut mesin-mesin yang terlihat sangat tua. Bau besi dan pelumas bercampur sisa gilingan tebu bersatu menyengat baunya. Anak-anak menyimak dan mencatat setiap penjelasan dari pemandu yang menerangkan setiap bagian mesin beserta fungsinya. Di parbik ini pula anak-anak juga mengamati berbagai bentuk mesin yang bisa digolongkan menjadi pesawat sederhana. Mulai dari katrol, pengungkit, bidang miring, roda, dan lain-lain.
    Di dalam museum terpampang banyak koleksi benda-benda yang terkait dengan proses pembuatan gula. Di pintu masuk terlihat peta besar Jawa Tengah yang dilengkapi dengan lampu-lampu yang menandakan lokasi terletaknya pabrik gula di Jawa Tengah. Dari 14 pabrik, hingga saat ini tinggal 5 pabrik saja yang beroperasi. Selain itu terdapat juga berbagai macam peralatan pertanian untuk menanam tebu. Juga ada macam-macam jenis tebu yang diawetkan. Miniatur mesin pemeras tebu juga terlihat sangat kuno sekali.
     Yang unik lagi ada alat pemeras tebu yang menggunakan tenaga hewan berupa Sapi di depan museum. Alat itu terbuat dari glondongan kayu besar berbentuk 2 roda yang berdiri yang bisa berputar dengan dorongan Sapi. Sedangkan tebu-tebu yang akan diperas dimasukkan diantara roda kayu.
    Setelah selesai belajar mengenal sejarah pabrik gula dan pesawat sederhana, anak-anak langsung menuju wahana permainan di Green Park Gondang Winangoen. Yang letaknya di sebelah barat museum gula. Di sini tersedia berbagai wahana permainan. Dari mulai flying fox, kolam renang, bola, jembatan penyeberang. Yang paling menarik di sini adalah wahana terapi spa ikan.
    Kita bisa merasakan sensasi dipijit, lebih tepatnya digigiti ikan-ikan yang memakan kulit mati di kaki-kaki kita. Rasanya geli-geli gimana gitu. Anak-anak pada senang sekaligus fresh. Dingin, segar dan dipijit ikan. Cukup dengan tiket Rp. 32.000 per anak semua hal di atas bisa kita dapatkan.Tak terasa hari sudah menjelang sore. Setelah berbilas dan ganti pakaian siap pulang setelah berjama'ah sholat 'Ashar. Wuih, lengkap deh pengalaman outing kali ini. Dari yang ngeri, seru, sampe yang geli lengkap dirasakan. Alhamdulillah.
    Untuk alamat Agrowisata Gondang Winangoen ada di Jl. Raya Jogja - Klaten Km.5 Plawikan Jogonalan
    Klaten, Jawa Tengah, Indonesia Telepon (0272) 326057

    Outing Kelas I : Bertani di Desa Wisata Pentingsari

    Dear SDIT Alamania, ingin mengalami hidup sebagai petani, itulah tema outing kelas 1 kali ini. Sebagai pilihan tempatnya adalah desa wisata Pentingsari. Desa di kaki gunung Merapi ini memang menawarkan wisata pertanian yang sangat menarik. Bagi yang baru tahu tentang pertanian hanya sebatas gambar atau video, nah bolehlah desa Pentingsari jadi destinasi wisata pertanian kamu. Wah, redaksinya malah seperti tabloid wisata aja.
    Landscape sungai yang penuh bebatuan dengan gemericik air yang jernih sangat desa sekali suasananya. Tentu sangat pas sekali bagi mereka yang kesulitan mengusir stres karena rutinitas kerja. Tapi anak-anak kesini bukan karena stres lho, tapi memang sedang belajar dan menambang pengalaman jadi petani. Pertama mereka diajak untuk berpetualang di kali kuning. Menyusuri sungai yang bersumber langsung dari gunung Merapi.
    Disini mereka berkesempatan untuk mencari ikan di sela-sela batu. Senjata yang digunakan sudah pasti saringan yang sudah tersedia. Dengan menggulung celana, lengan kaos, mencari bebatuan yang cukup teduh. Disitulah tempat nyaman ikan-ikan menetap. Dengan penuh kesabaran dan siap pasang gerakan reflek mendekat di batu-batu sasaran.
    Selesai berpetualang di kalikuling berlanjut menuju sawah yang sudah siap untuk dibajak. Di sana sudah siap Sapi dan bajaknya yang menunggu manis. Bagi yang berani bisa ikut pak tani naik bajak bergerak mengelilingi sawah. 
    Sejuknya air dan kotornya lumpur melengkapi pengalaman anak-anak dalam bertani. Tentu, tak ketinggalan mainan basah-basahan otomatis rame-rame dilakukan. Berlari dengan penuh canda riang menikmati kolam sawah. Sungguh merupakan pengalaman yang mengasyikkan di outing kali ini. Kalian mau?

    Outing Kelas II : Markas Pemadam Kebakaran, Taman Lalu-lintas dan PASTY



    Dear SDIT Alamania, Outing kelas 2 kali ini mengangkat tema Energi. Supaya lebih kongkrit dan nyata, anak bisa belajar dengan jelas dipilihlah obyek ke markas Pemadam Kebakaran Kota Yogya,Taman Lalu lintas dan Pasar Hewan dan Tanaman Yogyakarta (PASTY). Dari dua tempat itu berharap tidak semata pengetahuan yang didapat, tapi rasa dan pengalaman yang bisa ditambang. Sehingga tidak sekedar tahu jasa tapi lebih dalam terinspirasi dan termotivasi untuk melakukan sesuatu yang menghadirkan kemanfaatan. Kelas 2 outing hari Senin, 23 februari 2015, berangkat dari sekolah setelah menjalani prosesi buka kelas bersama di masjid. Kunjungan pertama ke Pemadam kebakaran. Tujuannya untuk mengenalkan sumber-sumber panas yg bisa mengakibatkan kebakaran.
     Di markas Pemadan Kebakaran Kota Jogja kita dipandu oleh Pak Timur terkait dengan apa saja yang bisamenjadi potensi penyebab kebakaran. Kemudian tentang tugas yang diemban para petugas pemadam kebakaran, ternyata tidak semata hanya memadamkan kebakaran. Tapi juga terjun menangani musibah yang terkait dengan fenomena alam seperti longsor, banjir dan lain-lain. Dan yang paling penting adalah pengenalan kelengkapan yang dipakai petugas pemadam kebakaran, seperti bajunya yang keren karena gak mempan dimakan api, helm, sepatu dan alat pemadam api.
    Tidak ketinggalan anak-anak juga diajak untuk praktek memadamkan api dengan menggunakan peralatan dari tim pemadam kebakaran. Anak-anak dimasukkan dalam kelompok, kemudian mereka disediakan satu buah tong yang di dalamnya sudah berisi bahan bakar. Tim pemadam kebakaran menyulut api dengan bahan bakar di dalam tong tersebut. Api menyala terang sekali diikuti dengan gumpalan asap hitam. Setiap kelompok diminta untuk memegang selang besar panjang yang disambungkan ke mobil pemadam kebakaran. Dari mobil itu disemprotkan air bertekanan tinggi. Anak-anak diharuskan mengarahkan semprotan air yang keluar ke arah tong yang menyala api berkobar. Kerjasama sangat dibutuhkan dalam pemadaman api ini. Keselamatan dari jilatan kobaran api juga menjadi hal yang penting.
    Lokasi tujuan pembelajaran kedua adalah di taman lalu lintas Giwangan. Disini anak-anak diajak untuk mengenal berbagai tanda lalu lintas dan mengetahui sumber energi yg ada di alat transportasi yg digunakan di taman lalu lintas tersebut. Anak-anak pertama kali dijelaskan tentang kegunaan dari tanda-tanda lalu laintas yang terpampang di taman lalu lintas Giwangan. Setelah itu, mereka diminta untuk praktek langsung menggunakan tanda-tanda itu dari sisi kegunaannya.
    Kalo kita perhatikan, ternyata ada beberapa tanda lalu lintas yang membutuhkan energi listrik. Dikarenakan keberadaannya diharuskan terus menyala, banyak sumber energi yang didapat diperoleh dari sel surya. Sehingga akan selalu on saat kapanpun. Dengan tanda-tanda tersebut tidak lagi membutuhkan peran petugas pengatur lalu lintas. Tapi kunci utama supaya bisa berfungsi seperti itu harus tertanamnya kedisiplinan berlalu lintas penggunanya. Pantesan saja ada sebuah negara yang memasukkan kurikulum pendidikan dasarnya adalah ketertiban berlalu lintas. Karena ketertiban berkehidupan bisa diwujudkan manakala berlalu lintas juga tertib.
    Sungguh indah manakala lalu lintas berjalan secara tertib. Tidak semrawut dan macet yang masih sering terjadi dan tampak di kota-kota besar di negeri kita ini. Memang sungguh memprihatinkan. Memang tidak semata hanya tugas petugas lalu lintas saja untuk mewujudkan ketertiban lalu lintas. Guru dan siapapun manusia di negeri ini jika sudah membiasakan bahkan membudayakan untuk tertib berlalu lintas pasti akan berakibat sangat baik di setiap aktivitas ruang publik kita. Nah obyek terakhir sebagai hiburan adalah mutan mampir ke Pasar Satwa dan Tanaman Yogyakarta atau lebih dikenal dengan sebagai PASTY. Disini bisa dijumpai berbagai jenis hewan dan tanaman hias yang bisa dibudidaya dan dikembangkan baik sebagai hobiis maupun serius.