Sosialisasi Kurikulum SIT JSIT Korwil Jogja

» » » Sosialisasi Kurikulum SIT JSIT Korwil Jogja

Dear SDIT Alamania,di tengah dinamika kurikulum yang berubah salah satu yang harus cepat menyesuaikan adalah unit pendidikan tingkat sekolah. Karena sekolah adalah unit terkecil pelaksana teknis proses pendidikan. Sedangkan untuk melaksanakan sebuah kurikulum banyak hal yang harus dilakukan. Mulai dari sosialisasi ke berbagai pihak yang berkepentingan seperti guru, orang tua dan stake holder yang berhubungan dengan sekolah. Melakukan pelatihan terkait baik untuk pembuatan administrasi pembelajaran maupun metode pengajaran guru. Penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran. Paling awal yang harus dilakukan sebelum semuanya dalam perubahan kurikulum yaitu perubahan paradigma. 

Sekolah Islam Terpadu sebagai sekolah yang hadir di tengah masyarakat membawa paradigma baru konsep pendidikan. Yaitu konsep keterpaduan itu sendiri. Keberadaan SIT tidak lepas dengan proses yang sinergi dengan tujuan pendidikan nasional : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (Undang-undang No. 20 Tahun 2003).
Yang mana banyak disinyalir tujuan pendidikan tersebut di lapangan belum banyak sekolah yang menjalankan. Sekolah masih banyak yang hanya mengandalkan aspek kognitif saja. Meski sudah ada perhatian di dalam pembentukan karakter, hal itu belum dilakukan secara terpadu dan sistematis.

Sekolah Islam Terpadu sejak awal kemunculannya membawa sebuah  kurikulum dengan modifikasi baru. Meski tetap menggunakan kurikulum pendidikan nasional tapi SIT memodifikasinya dengan menambahkan nilai agama (keislaman) di setiap mata pelajaran. Kemudian pelaksanaan proses pendidikannya yang Full Day memang sengaja dilakukan dalam rangka upaya membangun pembiasaan anak. Dan itu merupakan cara paling jelas dalam membentuk karakter baik anak. Sehingga SIT tidak begitu kaget manakala pemerintah memberlakukan kurikulum pendidikan 2013. Karena memang sejak awal subtansinya sudah dilakukan.
"Kurikulum 2013 merefleksikan apa yang sudah dilakukan sekolah Islam terpadu yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)," ujar Musliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan (http://www.republika.co.id, Februari 2014).

Namun, sewaktu proses politik harus mengubah para pengambil kebijakan, dan hal itu pula ikut merubah kebijakan tentang kurikulum. Akibatnya, pelaksanaan kurikulum 2013 yang sudah berjalan harus dihentikan. Terkhusus bagi sekolah yang baru melaksanakannya selama 1 semester. Tentu SIT juga tak lepas dari kebijakan tersebut. Lagi-lagi SIT bisa tetap eksis dengan bentuk awalnya. Karena cetakannya sudah jadi semenjak kemunculannya. Sehingga bagi SIT, pergantian kurikulum adalah 'hanya' pergantian dokumen dan administrasi semata. Bukan merubah platform SIT.

Untuk menegaskan hal tersebut, JSIT Pusat melakukan roadshow sosialisasi kurikulum SIT ke setiap daerah. Tujuannya, untuk menguatkan prinsip dan cita-cita sekolah-sekolah yang sudah secara sadar bergabung ke dalam JSIT, Jaringan Sekolah Islam Terpadu. Sehingga di seluruh nusantara keberadaan SIT akan mempunyai konsep, metode, rasa dan bahkan bau yang sama. Itulah yang disampaikan Dr, Sudiyatno, MM ketua JSIT wilayah Yogyakarta, dalam sambutan di acara pembukaan Sosialisasi Kurikulum SIT Wilayah Yogyakarta.

    sumber : www.jsitjogja.org
Acara yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Februari 2015 itu bertempat di gedung MMTC Jl. Magelang Yogyakarta. Peserta yang diundang adalah guru, kepala sekolah dan pengurus yayasan Sekolah Islam Terpadu tingkat SD, SMP dan SMA se-Yogyakarta. Hadir dalam tersebut pengurus JSIT Pusat, Ust. Athoillah dari SDIT Nurul Islam Sidoarjo, ketua departemen pengembangan lembaga. Ust. Abdul Hakim, kepala sekolah SDIT Insan Mandiri Jakarta, dan Ust. Ari Ariansyah kepala sekolah SMPIT Ummul Quro Bogor.
    sumber : www.jsitjogja.org
Dalam acara sosialisasi kurikulum SIT, para peserta mengikuti 2 sesi utama. Sesi pertama penyampian platform SIT di tengah dinamika perubahan kurikulum, dan tantangan global. Ust. Athoillah lebih banyak menreview kembali platform Sekolah Islam Terpadu. Apapun kondisi dinamika yang terjadi SIT harus tetap eksis dengan cita-cita awal berdiri. Sewaktu adanya dinamika pergantian kurikulum dari KTSP menjadi 2013 dan kemudian balik lagi menjadi KTSP sempat para pengelola SIT di beberapa wilayah sempat 'galau'. Bagaimana kurikulum yang harus diberlakukan. Ust. Athoillah dengan sederhana menjawab, "Dari dulu Al Qur'an dan As-Sunnah gak pernah berubah, kenapa hanya perubahan kurikulum saja kita menjadi bingung. Teruskan proses pembelajaran dengan Islam Terpadunya. Masalah administrasi bisa mengikuti sambil jalan".
 Di sesi kedua, forum dipisah antara jenjang SD dan SMP-SMA. Untuk jenjang SD dibersamai oleh Ust. Abdul Hakim dan jenjang SMP-SMA bersama Ust. Ari Ariansyah. Di sesi kedua ini merupakan forum penajaman bagaimana kurikulum SIT harus dijalankan. Apapun bentuk kurikulum nasional yang berlaku. Supaya terjadi keseragaman pelaksanaan kurikulum Islam Terpadu, setiap SIT harus menjalankan Prinsip pembelajaran SIT yaitu : SAJIKAN, INTERNALISASIKAN dan TERAPKAN.
Selain Prinsip, setiap SIT harus menjalankan Model Pembelajaran TERPADU yaitu : TELAAH, EKSPLORASI, RUMUSKAN, PRESENTASI, APLIKASIKAN, DUNIAWI DAN UKHROWI. Kurikulum 2013 hanya sampai Presentasi. sedangkan dari Aplikasi hingga Ukhrowi itu menjadi ciri model pembelajaran SIT. Model TERPADU tersebut disarikan dari QS. Ali Imron ayat 190-191 dan Al Jumu'ah  ayat 2.
    sumber : www.jsitjogja.org
Untuk jenjang SDIT ada ciri khas yang harus diselenggarakan. Diantaranya adalah :
a. Jam belajar sekolah berlangsung 5 hari, dari hari Senin hingga hari Jum'at. sabtu dan Ahad anak-anak diberikan penugasan pembiasaan aktivitas yang baik.
b. Beban pembelajaran kelas 1 - 3 sebanyak 41 jam per pekan sedangkan kelas 4-6 sejumlah 55 jam per pekan.
c. Pembelajaran dilakukan secara tematik untuk kelas 1 - 4, sedangkan kelas 5-6 dilakukan per mata pelajaran.
d. Mata pelajaran Bahasa Arab dilakukan sejak kelas 1, Tahfidh juz 30 dan surat pilihan dan tahsin wajib
e. Pramuka wajib bagi setiap kelas
f. Dalam satu hari setiap kelas harus dilakukan pembukaan dengan Majelis Pagi, yang berisi motivasi dan pra kondisi serta mutaba'ah hafalan. Kemudian di siang hari ada makan bersama serta ada mutaba'ah di penutupan kelas. Seluruh aktivitas pembelajaran di sekolah diupayakan diadakan pembiasaan perilaku baik.

Share

You may also like