Mengamati Padi Tumbuh
Meneruskan dari outing kemarin, kelas 2 melakukan pengamatan pertumbuhan tanaman padi. Untuk pengamatan ini mereka harus melakukan pencarian jejak. Tiap anak dikelompokkan dan diberi penugasan. Tiap kelompok dibekali peta perjalanan.
Di lapangan mereka dikumpulkan. Tugas pertama adalah menggambar biji padi. Tiap kelompok dibagikan biji padi. Dengan menggambar tiap anak dengan jelas mengamati bentuk padi yang digambarnya.
setelah selesai di pos awal ini, tiap kelompok diberangkatkan menuju pos selanjutnya. Dengan berbekal peta mereka menyusuri jalan. Menemukan jejak ustadzah-ustadzah penjaga pos berikutnya.
Nah, ini pos 2. Disini ada usth. Sarah. Bliau memberi tugas untuk mengamati tumbuhan padi yang masih kecil. Bliau menerangkan, biji padi yang akan ditanam dijadikan bibit dulu. Butuh waktu 35 hari (hayoo . . . berapa pekan tu). Baru tumbuh bibit padi.
Bibit-bibit itu masih kecil-kecil. Mirip sekali dengan rumput. Kalo gak tahu bisa-bisa keinjek deh. Tapi untung sekarang udah tahu. Dan . . . serius pengamatan dan digambar.
Kalo ini adalah pos 3. Tempatnya usth Wiwid. Tanaman padi disini sudah lebih gede dan tinggi. Tapi biji padinya belum keluar. Ya karena memang baru 2 bulanan.
Di pos 4 ini, tanaman padi sudah nampak lebih bongsor. Meski biji padi belum muncul namun satu dua tanaman sudah mulai muncul biji padi. Seperti biasa, anak-anak diminta mengamati dengan menggambarnya.
Wah kalo yang ini nih udah hampir panen. Di pos 5 ini, tanaman padi udah mulai berubah warna menjadi kuning. Biji padi udah mulai menggerombol sehingga tanaman padi merunduk karena harus menyokong beratnya biji padi. Bener ya kata pepatah, Jadilah seperti padi makin berisi makin merunduk. Pelajarannya, makin kita berilmu makin tawadhu' ato rendah diri. Tidak sombong.
Setelah semua tanaman padi menguning berikut biji padinya, sudah saatnya untuk memanen. Untuk memanen butuh ketrampilan yang tinggi. Apalagi jika dikerjakan secara manual, menggunakan tenaga tangan semata. Liat aja deh, ibu-ibu yang sedang memanen padi. Dengan tekun dan teliti tiap tangkai biji padi dipotong. Butuh berapa hari ya kalo cuman dikerjakan sendiri?
Kelompok yang tepat membaca peta langsung menemukan tiap pos. Bahkan ada yang udah selesai. Tapi bagi kelompok yang salah baca peta, yang didapat ya jalan tersesat. Makin jauh jalannya. Liat aja ekspresi wajah yang sedang kesel karena tersesat jalan.
Nampak dari kejauhan, ust. Lubis berpatroli pake sepeda berkeranjang untuk menyisir kelompok yang tersesat. Alhamdulillah, pengamatan pertumbuhan padi udah selesai. Ternyata nasi yang kita makan tiap hari itu telah mengalami proses yang panjang. Sehingga tak pantaslah jika seenaknya buang-buang nasi gara-gara gak seneng sayur ato lauknya.









