Di akhir liburan panjang pekan kemarin, di SDIT Alam Nurul Islam ada kegiatan menarik lho. Outbound Kids. Acara yang diadakan setiap tahun pasti heboh deh. Untuk kali ini, ceritanya, suatu saat raja kecurian mahkotanya (lho kok bisa . .), sewaktu istirahat dan sedang berbincang dengan salah satu panglimanya. Begitu mahkota diketahui telah hilang, raja menjadi cemas dan memanggil seluruh panglima untuk mengumpulkan para pendekar tangguhnya. Para peserta berperan sebagai pendekar-pendekar kerajaan. Mereka dikelompokkan menjadi pendekar Merah, Kuning dan hijau. Setiap kelompok pendekar dipimpin oleh panglima Merah, Kuning dan Hijau. Lihat aja, gagah bener para panglima. Tapi siapa ya yang jadi, kok ditutup mukanya . . . .



Kok, suaranya kayak perempuan ya. Panglima kok perempuan, pasti yang jadi ustadzah-ustadzah TKIT Nurul Islam. Setiap kelompok pendekar mempersiapkan diri untuk memecahkan teka-teki dahulu dengan menyusun puzzle yang ternyata . . . eh, jadi gambar mahkota.
Setiap pendekar berjuang keras untuk menyusun puzzle. Bagi pendekar yang berhasil langsung takbir . . . "Allahu Akbar !!" begitu bersemangat. Imbalannya, pendekar mendapatkan snack untuk sarapan sebelum menempuh perjalanan mencari mahkota raja. Setelah, memecahkan teka-teki, setiap kelompok menyusuri terowongan hitam. Sesuai namanya jika lewat di terowongan tersebut hitam gelap. Ternyata, terowongannya cuma terbuat dari bambu dan tali, terus para pendekar ditutup matanya menyusuri jalur sepanjang tali.

Dengan berbagai gaya dan jurus, setiap pendekar menghindari rintangan dalam kegelapan. Mereka saling berpegangan satu sama lain. Merunduk, melompat, merapat . . .
Setelah berhasil menyusuri kegelapan terowongan, misi selanjutnya dalah mencari jejak mahkota. Dengan mengumpulkan tanda bergambar mahkota sesuai dengan warna kelompoknya.
Begitu seluruh jejak didapatkan, tiba saatnya untuk memperdalam jurus andalan. Di padepokan Suhu Lubis siap melatih jurus andalan setiap pendekar.


Lihat, betapa hebatnya jurus yang diajarkan suhu Lubis. Menendang, meninju, menangkis, . . . . Setelah bekal jurus andalan cukup, pendekar harus menyusuri hutan yang penuh dengan halang rintang. Ada yang memanjat, mendaki, merayap, keseimbangan dan menggantung seperti tarzan.

Setiap pendekar berlomba menjadi yang tercepat untuk menemukan mahkota raja. Untuk tantangan terakhir mereka diharuskan meluncur menyeberangi sungai Bedog yang cukup luas. Di sana sudah ada ust. Irman sebagai instrukturnya.

Lha, pendekarwati cilik ini Tsania namanya. Anaknya ust. Irman sang instruktur. Lihat, tanpa pengaman webing. Ck . .ck . . .ck . . .sungguh pemberani bener. Di seberang sana sudah menunggu para pendekar yang sudah berhasil meluncur.

Wow, yang ini malah goncengan alias tandem. Lihat betapa cerianya saat meluncur. Ada juga loh yang takut, udah pake tali pengaman, pas mau diiket ke kawat luncur e . .nangis, ya nggak jadi deh. Ada juga yang nyeletuk "Wah tinggi sekali, kalau jatuh gimana?" "Kalo mati gimana?" teman yang lain menjawab "Kalo mati kan mati syahid" yang pertama jadi inget "Eh, iya ya jadi mati syahid dong". Begitulah macam keberanian para pendekar yang diungkapkan. Pencarian selesai manakala sudah sampai di lapangan Timur SDIT Alam Nurul Islam. Sungguh, pengalaman yang sangat mengesankan. Siapa Mau ?