April 2010

    dari Parenting School VI

    Topik parenting kali ini adalah Kerjasama Apik Ayah dan Ibu dalam Mendidik Anak. Kali ini nara sumbernya gak jadi ust. Puji Harto, namun diganti oleh seorang Psikolog Bapak Drs. Romli Susanto. Beliau pengasuh acara psikologi di RBTV Jogja.

    Perempuan diciptakan sangat berbeda dengan pria. Dengan perbedaan itulah mereka disatukan dalam rumah tangga. Nah, masalah akan timbul manakala masing-masing egois menonjolkan ketidaksamaannya. Padahal sebuah keluarga adalah institusi terkecil proses kelanjutan generasi dibentuk pondasinya.  Apa jaminan anak terbentuk karakternya dengan baik jika orang tuanya selalu memperselisihkan perbedaan.

    Ada kiat untuk mengatasinya. Bahasa yang menyatukan perbedaan itu adalah 'saling memahami'. Upayakan menyediakan satu waktu untuk melupakan anak sejenak. Untuk membangun kesaling pahaman satu dengan yang lain. Istri pingin  dimengerti, berkomunikasi dengan penuh perasaan. Suami dihargai dan dihormati atas apa yng tlah diperbuat untuk keluarga.

    Jika komunikasi sudah bagus. Nah, berikutnya yang dibangun adaah kekompakan dalam mendidik anak. Ketidakkompakan ayah dan ibu akan membuat anak tidak disipli. Hal itu gagalnya pembentukan karakter baik. Ia akan pilih-pilih. Orang tua mana yang selalu memuluskan semua permintaannya. Atau, menggunkan bahasa mengancam sebagai senjata permintaan.

    Descending

    Pekan ini outbound semua kelas ngambil materi resiko tinggi yaitu descending. Menuruni menara Sekolah Alam Nurul Islam. Lebih akrabnya Rappling.

    Ketinggian turunan disesuaikan dengan kelas. Untuk lantai paling atas untuk kelas 5 dan 6. Lantai 3 untuk kelas 4 dan 3. Lantai 2 untuk kelas 1 dan 2. Untuk safety tool-nya menggunakan tali hernes berikut tali carmantel , sarung tangan, carabiner dan figur x-nya.

    Bagi yang belum biasa emang rada menakutkan. Soalnya kerasa mau jatuh. Habisnya tubuh cuman ditahan sama tali carmantel. Tangan kiri di atas untuk pegangan. Sedng tangan kanan di bawah sebagai pengontrol kecepatan turun. Jadi seperti rem lah. Perlahan, kaki menapak lurus. Tangan kanan sedikit-sedikit ngendori tali. Jalan deh.

    Pokoknya tenang aja deh. Di bawah udah ada ustadz yang akan menahanmu saat mendarat. Kalo udah sampe bawah plong bener. Dinding takut yang sepertinya tebal, sulit ditembus langsung saja sirna. Meski ada juga yang pake nangis sgala sih.

    Berita Bahagia

    Pas dengan hari Kartini 21 April 2010 kemarin, keluarga besar Sekolah Alam Nurul Islam bertambah lagi. Ust. Sri Siammini melahirkan putra keduanya di RS Queen Latifa Gamping. Sungguh sebuah kebahagiaan baru mempunyai putra baru apalagi pas dengan momen Kartini. Sayang, yang lahir putra sehingga tidak pas kalo dikasih nama Kartini. Ada usulan kalo namanya Kartono saja. Ah ada-ada saja . . . .

    Toys Fair Kelas 1

    Mengakhiri tema pembelajaran Mainan, kelas satu mengadakan pameran mainan. Pameran Mainan itu serentak diselenggarakan oleh kelas 1 A, B dan C. Bertempat di selasar kelas 1 menggunakan meja-meja kecil. Seluruh Mainan hasil karya mereka dipajang menanti apresiasi dan tentu saja rupiah yang akan membelinya.

    Ini stand-nya mbak Diva. Mainan buatannya adalah wayang kupu-kupu kertas. "Ini semua aku yang buat lho Ust" Akunya. "Trus idenya dari siap?" tanya ustadz. Dari baca buku di perpustakaan. Ck. . ck. . bener-bener trampil nih anak

    Bahan yang digunakan bermacam-macam. Mulai dari kertas, logam, kayu, plastik hingga kulit jeruk. Dari yang tradisional hingga yang modern. Dari yang kecil mungil hingga yang gede mantep.

    Memang sih, beberapa ada yang masih dibuatin sama orang tuanya. Gak apa-apa deh, ayng penting bisa ikut pameran dan memajang Mainannya.

    Nah, untuk yang ini, satu perangkat pakaian perang. Mulai dari pedang, tameng hingga baju besinya yang semuanya terbuat dari kertas.

    Ini dia stand-nya mas Abit kecil. Liat betapa banyak dan variasi boneka kertas. Tuh bonekanya mas Fahim. Lucu ya. Boneka Sponsebob tu bisa digerakin lidahnya naik-turun loh. Katanya, itu murni buatannya. Idenya liat-liat di internet. Wuih . .wuih cakep bener. Sukses deh buat anak-anak kelas 1. Moga-moga besar kelas bisa buat pameran yang lebih besar lagi. Bisa mendatangkan penonton ribuan. Amiin.

    Buat Telur Asin

    Masih di tema Tanah, kelas 3 kali ini berkreasi menggunakan tanah. Cuman, tanah yang digunakan adalah tanah olahan. Yaitu, tanah yang diambil dari batu bata. Good, tebakan yang jitu ! Tanah itu digunakan untuk membuat telur asin.



    Nah, untuk bahan telur asin ini, tidak semua telur bisa digunakan. Dibutuhkan telur yang bercangkang teba. Digunakanlah telur bebek. Jangan keliru loh. Telur bebek tu warnanya biru.



    Pertama kali, semua telur dicuci. Untuk memastikan semua kotoran hilang. Supaya selama proses pengasinan steril. Kalo masih ada kotoran, jangan-jangan kotoran tu ikut masuk ke dalam telur. Nyucinya pake sabun cuci supaya bersih bener.



    Setelah bersih, telur kemudian digosok. Nggosoknya pake daun pohon jati yang kasar selama 5 menit. Tujuannya, supaya pori-pori cangkang telur terbuka dengan baik. Ati-ati loh, jangan terlalu kuat nggosoknya. Biar gak retak ato pecah.

    Selanjutnya, menyiapkan bahan untuk mengasinkan. Batu bata merah ditumbuk hingga halus. Bahan ini akan digunakan untuk membungkus telur selama proses pengasinan.

    Serbuk tanah merah kemudian dicampur dengan garam dapur. Pastikan tercampur dengan merata. Tuh, liat sampai harus dicicipi untuk membuktikan sudah asin bener rasanya.

    Campuran tanah dan garam kemudian diberi air. Campur hingga menjadi adonan yang bisa dibentuk. Airnya secukupnya. Bila terlalu banyak akan sulit untuk membungkus telur.

    Nah, telur-telur kemudian dibungkus. Serapat mungkin. Setelah itu, semua telur-telur itu dimasukkan ke dalam gelas mineral. Tunggu 2 pekan mendatang proses pengasinan berlangsung. Ah, udah gak sabar nih ingin nyicipi telur asin. Apalagi hasil karya sendiri.

    Belajar dengan Main Kartu

    Terkadang, tidak sedikit siswa yang kurang berhasil dalam memahami materi pembelajaran ketika di kelas. Disebabkan tidak semua siswa enjoy dengan gaya belajar harus duduk, diam dan menyimak. Ada anak yang harus dengan gerak untuk bisa paham. Yang lain bahkan harus ada musik baru paham pelajaran.

    Nah game kartu yang ini sebenarnya sudah sangat dikenal. Domino perkalian. Permainan ini sangat cocok bagi anak untuk menghafal perkalian dengan bermain. Cukup bermain, tanpa sengaja jadi hafal deh perkalian. Ada 8 seri perkalian. Mulai seri 2 hingga seri 9. Domino Matematika ini juga bisa dibuat untuk pembagian, pecahan, desimal, persen dll. Untuk download template kartunya download klik di perkalian dan pembagianAda Matematika, ada Bahasa Inggris. Untuk menghafal vocabulary ato kosa kata bahasa Inggris dengan bermain. Beraneka variasi jenis kartu bisa digunakan. Nah, yang atas tu mirip juga cara mainnya dengan domino.

    Inggris ada, tak kalah juga dengan bahasa Arab. Nah kalo yang Arab ni pake metode kwartet. Tujuannya juga untuk mengenal kosa kata Arab. Wah, paten abnget deh. Anak-anak makin tambah terus koleksi kosa kata Inggris-Arabnya.

    Hayo siapa yang mau ngikut. Tunggu, inovasi baru ustadz/ah. Bakalan makin rame dan asyik belajarnya.

    Menggoreng Kacang dengan Tanah

    Pembelajaran SBK paling disuka siswa. Apalagi kalo acara masak. Nah, SBK kali ini dengan semangat tema tanah, bareng-bareng siswa kelas 3 menggoreng kacang tanah. Tapi gorengnya gak gunain minyak goreng. Tapi pake tanah. Loh, kok bisa?

    Sengaja tanpa minyak supaya kacang yang digoreng bener-bener kering dan renyah. Yang baru pertama ketemu terlihat aneh. Tapi setelah nyoba hasilnya, suedep tenan.