November 2007

    Catatan Outing : Tour de Rawa Jombor

    sekolah alam

    Pekan akhir November adalah saat dilaksanakan Outing untuk setiap kelas. Pada kesempatan ini sengaja Outing dilaksanakan bersama-sama seluruh kelas, dari kelas 1 hingga kelas 6. Tentu dengan mempertimbangkan tema pembelajaran yang sedang berlangsung. Setelah ustadz-ustadzah bereksplorasi, jatuhlah obyek wisata Rowo Jombor dan sentra industri makanan ringan menjadi tujuannya. Keduanya terletak di wilayah Klaten Jawa Tengah.

    Pagi itu sengaja buka kelas dilakukan bersamaan di lapangan sekaligus pengarahan Outing. Jam 08.00 rombongan berangkat menuju tujuan pertama di sentra industri makanan ringan di Jogonalan Klaten.

    sekolah alam

    Di Jogonalan, seluruh siswa mengamati proses pembuatan bermacam makanan ringan yang hampir semuanya matang dengan digoreng. Ada krupuk, rambak, pangsit, karak, dan makanan kecil lain yang sering mudah ditemui saat lebaran.

    sekolah alam

    Para pembuatnya rata-rata sudah berumur tua, bahkan ada terlihat seorang nenek yang sedang mengiris gendar, adonan dari nasi dicampur dengan pengawet, tipis-tipis untuk kemudian dijemur. Setelah kering digoreng dan jadilah yang disebut karak.

    sekolah alam

    Bapak Yanto terlihat senang sekali untuk menjelaskan bagaimana proses pembuatan kerupuk. Tidak bosan dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan siswa. Bahkan Kami juga malah dijamu dengan minuman dan kerupuk serta rambak yang sudah matang satu plastik besar, seberat kira-kira 1 kg.

    sekolah alam

    Kami juga penasaran bagaimana menggorengnya. Eh, ternyata nggorengnya pake wajan besar. Harus dua kali penggorengan. Satu untuk mematangkan dan satunya lagi agar kerupuk bisa mekar. Lihat betapa minyak gorengnya harus banyak. Berapa liter ya ?

    sekolah alam

    Wah, ustadzah pada borong nih. Mau untuk lauk makan apa dijual lagi Ust. Kalo untuk lauk pasti gak akan habis selama sebulan. Kecuali, untuk camilan juga.

    sekolah alam

    Setelah selesai dari sentra industri. Perjalanan berlanjut menuju Rowo Jombor, di wilayah Bayat Klaten. Setelah masuk di lokasi, langsung menuju di bukit Turis, bukit sebelah utara Rawa Jombor. Kami akan tracking di bukit hingga waktu Dhuhur tiba.

    sekolah alam

    Sebelum tracking berlangsung, seluruh siswa dikelompokkan secara acak dengan kelas besar, 5 dan 6 sebagai pemimpinnya. Setiap ketua kelompok bertanggung jawab terhadap ketertiban dan keselamatan anggota selama tracking.

    sekolah alam

    Lihat betapa setiap kelompok berlomba menjadi yang tertib, agar bisa berangkat dahulu. Bahkan mas Muflih, ketua kelompok 1 sudah siap dengan senjatanya, pancing. Siap membawa anak buahnya untuk menjalankan misi menghabiskan nila bakar dan mancing ikan.

    sekolah alam

    sekolah alam

    Subhanalloh, pemandangannya sungguh indah. Seluruh permukaan rawa Jombor terlihat di sebelah selatan. Di sebelah utara, terlihat kota Klaten yang ramai. Kami berjalan satu per satu, setiap anggota harus peduli terhadap anggota yang lain termasuk bagi anggota yang kepanasan, kehausan, tersandung ataupun hal-hal lain yang mengganggunya.

    sekolah alam

    sekolah alam

    Setelah di ujung tracking, pas sampai di depan masjid. Pas juga waktu Dhuhur tiba, anak-anak sambil istirahat berteduh mulai mengguyur wajah, tangan dan kaki dengan air wudlu. Untuk berwudlu beberapa anak harus menimba di sumur rumah penduduk.

    sekolah alam

    Setelah selesai sholat Dhuhur, bagi kelompok yang sudah lengkap langusng menuju ke pondok makan apung. Ada banyak pondok makan apung, untuk menuju ke lokasi harus menggunakan gethek, semacam kapal sederhana untuk menyeberang menuju pondok makan.

    sekolah alam

    Karena memang lelah, panas, ditambah lagi lapar, maka hidangan Nila bakar menjadi sajian yang super nikmat. Bahkan anak yang biasanya susah makan 'terpaksa' harus lahap menyantap Nila bakar ditemani dengan jus buah jambu.

    s

    Setelah acara makannya selesai, tinggallah acara santai bebas, ada yang mempertunjukkan improvisasi dengan bernasyid bersama, bermain bebek apung, ada juga yang asyik menyalurkan hobi dengan memancing.

    Sungguh, outing kali ini merupakan momen yang indah bisa merasakan keindahan rawa Jombor apalagi dapat bersama seluruh warga SDIT Alam Nurul Islam, terasa ukhuwah itu memang sangat indah. Terima kasih Ya Allah, Engkau telah mempertautkan hati-hati kami.

    sekolah alam

    I Believe I Can Fly

    sekolah alam
    Renang, (anak-anak sering nyebutnya sibahah), menjadi outdoor activity kelas III dan IV Rabu kemarin. Dari sekitar, 40 siswa putra, baru beberapa saja yang sudah bisa dan berani berenang di tempat yang cukup dalam. Ust. Dwi memanggil satu-satu siswa untuk meloncat dan berenang dengan gaya sebisa apapun. Ada yang pake gaya Diam seribu Gerak, artinya banyak gerak cibang-cibung, tapi tetap di tempat tak bergerak. Yang udah mahir bahkan untuk meluncur ke kolam (birkatun) nya saja pake salto segala.

    sekolah alam
    Atau ada yang meluncur seperti mau terbang masuk ke air, serta gaya berjalan di udara, seperti gayanya Michael Jordan mau slam dunk. Semua bergaya sesuai dengan keberanian dan kemampuan masing-masing.

    sekolah alam

    Bookaholic (baca=gila buku)

    sekolah alam
    Mbak Hanum namanya, kelas III b. Setiap kemanapun satu hal yang selalu ada di tangannya. Buku. Sedang main, jalan, makan, senam bahkan apel dan salaman dengan ustadz-ustadzah, selalu bawa buku. Apapun judulnya. Komik, novel, atau buku pengetahuan umum. Yang jelas bukan ensiklopedia, habis berat pasti bawanya. Kebiasaan mbak Hanum harus ditiru. Karena Buku kan jendelanya dunia, jendelanya pengetahuan. Pasti kita kan tahu banyak dari buku. Gak usah khawatir, kepala kita muat kok untuk menyimpan pengetahuan bahkan bertumpuk-tumpuk buku. Oke, siap untuk menjadi Bookaholic?

    Berkebun Massal

    sekolah alam
    Di hari Rabu ini, kita ngadain berkebun massal. Proyek penanaman rumput kampus barat. Caranya begini, setiap anak diharuskan mencari sampah anorganik sejumlah kelasnya dikalikan sepuluh. Jadi kalo kelas 4 ya harus cari sampah 40 lembar. Semua sampah tadi ditukar dengan rumput seluas 10 x 10 cm yang ada di kampus timur. rumput tersebut dipindahkan ke barat rame-rame

    sekolah alam

    .sekolah alam
    Setelah dipindahkan, ditanam di area yang masih tandus. Mumpung musim hujan jadinya gak susah-susah nyiramin. Seru lho, coba aja lihat bagaimana temen-temen semangat cari sampahnya.

    sekolah alam

    sekolah alam

    Mufrodat : Kosa Kata Bahasa Arab

    sekolah alam
    Sebagai sarapan pekanan tiap hari Rabu di pembelajaran Outdoor Activity, setelah senam anak-anak mengikuti Mufrodat, yaitu penambahan kosa kata bahasa arab. Setelah benar-benar lancar diulang, mulai saat itu, kata tersebut tidak boleh lagi diucapkan dalam bahasa Indonesia. Seperti senam harus diucapkan 'Jimbazun', Susu harus diucapkan 'Labanon', dan seterusnya. Kata-kata yang diambil sesuai dengan situasi dan kondisi, seperti sekarang sudah musim hujan maka hujan harus dikatakan dengan 'Al-matoru'.

    Lawatan ke Sekolah Alam Arridho

    sekolah alam
    Hari Selasa, 6 Oktober 2007, kami mengadakan silaturrahiim ke Sekolah Alam Arridho Semarang. Arridho sebenarnya salah satu inspirasi berdirinya SDIT Alam Nurul Islam. Selain melihat perkembangan yang terjadi, rombongan juga dalam rangka berta'ziah atas musibah yang dialami saudara-saudara di sekolah alam Arridho. Beberapa ruangan sekolah terbakar di pertengahan Ramadhan kemarin. Rombongan di terima oleh Bu Mia, istrinya Ust. Nurul. Kebetulan Ust. Nurul baru ke Kudus, salah satu ipar beliau meninggal. Pertama, kami melihat-lihat kondisi fisik Arridho, terutama yang terbakar. Di dekat area yang terbakar sudah dibangun lokal yang baru.

    sekolah alam
    Setelah melihat-lihat areal sekolah alam Arridho, kita, kami dan ustadz-ustadzah Sekolah Alam Arridho mengadakan diskusi terkait dengan keberadaansekolah alam dan konsepnya. Tantangan yang cukup membuat berpikir keras adalah bagaimana menghadapi konsep Ujian Nasional. Di satu sisi sekolah alam akan menghadirkan sebuah pendidikan yang akan mengakomodasi kemampuan dan bakat anak, di sisi lain Depdiknas menginginkan bahwa keberhasilan pendidikan diparameteri dengan UN. Diskusi makin seru manakala membahas bagaimana bentuk ideal penerapan konsep Multiple Intelegence untuk pendidikan dasar. Sungguh, silaturrahiim tersebut cukup membuat satu gambaran baru, minimal semangat dan motiasi untuk selalu menghadirkan sebuah bentuk pendidikan yang ideal kepada anak tanpa dicampuri oleh urusan-urusan formal administratif.