Februari 2014

    Kelas 5 : Geguritan

    Kangen

    Karya :  Favian Hukama Fadhlan

    Saben sesawangan
    Kang dak temoni
    Memba wewayanganmu
    Ngeridhu batin

    Mula, kudu dak akoni
    Ora dak selaki
    Pranyata, angel anggone ngilangi


    Udan Siang Iki

    karya Nur Rachmi Widyastuti

    Awan kang biru resik
    langsung ganti petheng dhedhet
    Petir pating sesautan
    Swara manuk ilang, swara pitik ilang
    Sepi . . . sepi . . . sepi tenan
    Njur tak sawang njaba jendela
    Udan siang iki nggawe awal nggigil 

     

    Pakaryan

    Karya : Azhar Luqman Fadhlullah

    Dina Minggu 
    Aku sakaluarga 
    Padha saiyeg saeka praya
    Nggawa paculekrak lan sapu
    Bebarengan lawan para warga

    Enom tuwa jaler estri
    Kabeh padha kerja bakti
    Dalan kebak awu diresiki
    Gotong royong saeka kapti

    Pakaryan abot bisa purna
    Amarga bareng tumandang karya
    Ngasilake dalan padhang


    Pengaosan Sonten

    Karya : Adilista Rizqi Azizi

    Wayah sonten 
    Nalika grimis nelesi
    Telatah ngajeng griya
    Para undangan sami rawuh

    Griya sampun sediya kagem pengaosan
    Para tamu sami lenggah teng klasa
    Pengaosan diwiwiti

    Pak ustadz mimpin panjurung dunga
    Sak sampunipun maos dunga
    Lajeng aken sumene


    Dina Minggu

    karya : Faris Robbani

    Dina Minggu dina libur
    Tangi turu sarapan bubur
    Aja lali nek awan sholat Dhuhur
    Nonton TV pengajiane ustadz Yusuf Mansyur
    Insya Allah dadi wong sing syukur

    Dust Invasion

    Dear SDITAlamania, ini kali kedua Jogja dilanda serangan debu. Debu Vulkanik tepatnya. Kamis (13/2/2014) malam jam 22.55 gunung Kelud di Kediri Jawa Timur mengalamu erupsi. Saking dahsyatnya letusan Kelud yang menyemburkan material vulkanik hingga ketinggian 17 Km mengakibatkan hujan pasir dan kerikil di  daerah sekitar wilayah gunung Kelud. Bahkan di daerah yang sangat jauh pun kebagian efeknya. Semburan debu yang terbawa angin juga terbawa ke Jogja. Praktis di hari Jum'atnya setelah Shubuh, hujab debu menderas melanda Jogja. Hingga waktu masuk pagi mentari tak mampu menembuskan sorotnya hingga menjelang siang. Betapa kagetnya, waktu yang relatif singkat itu mampu meratakan abu vulkanik erupsi gunung Kelud dalam jumlah yang banyak. Di beberapa tempat di Jogja hingga ketebalan 5 cm. Ada yang memprediksi jumlah ini lebih besar dibandingkan semburan debu Merapi sewaktu erupsi besar terakhir. 
      Tak terkecuali di SDIT Alam Nurul Islam. Dengan ciri khas bangunan yang semi terbuka sudah bisa ditebak akibat dari hujan abu vulkanik itu. Seluruh ruangan kelas rata dengan abu vulkanik. Hingga persis seperti bangunan yang sudah ditinggalkan puluhan tahun. 
     Untuk keamanan anak-anak di hari Jum'at pagi sekolah langsung diliburkan. Karena kondisi yang tidak aman untuk proses Pembelajaran. Begitu juga dari dinas Dikpora Sleman juga mengeluarkan maklumat untuk meliburkan sekolah harai Jum'at dan Sabtunya. Ustadz/ah melihat kondisi sekolah dan melakukan tindakan prioritas dalam usahanya menghilangkan debu.
     Dimulai dengan mengurangi debu yang berada di luar bangunan. Termasuk yang ada di lapangan dan pepohonan. Dikarenakan debu yang berada di luar sangat mudah dihembus angin dan dibawa ke dalam ruangan. Selain itu juga menghilangkan debu yang berada menutupi rumput yang baru ditanam supaya tidak mati.
    Nah, masalah yang agak berat memang menghilangkan debu yang ada di genteng. Hujan yang deraslah yang menjadi harapan terbesar untuk menyapu debu-debu di genteng. Meski sudah cukup dikurangi, namun kondisi belum nyaman benar untuk proses belajar-mengajar. Sehingga gubernur DIY megeluarkan instruksi untuk meliburkan siswa dari TK sampe SD di ahri Senin dan Selasa supaya kondisi benar-benar dipastikan aman. Pembersihan debu dilanjut terus oleh seluruh guru dan karyawan Nurul Islam agar benar-benar dipastikan di hari Rabu (19/2) sudah cukup bersih dan nyaman untuk belajar. 

    Nyekar Macapat: Kinanthi Mangu

    Yogyakarta yang diputuskan sebagai daerah yang Istimewa tentulah ada latar belakang penting yang mendukungnya. Meski secara sejarah gak bisa diabaikan bahwa dahulu Yogyakarta merupakan wilayah yang merdeka di bawah kekuasaan keraton Mataram Yogyakarta Hadiningrat. Dikarenakan Indonesia merdeka,Yogyakarta memutuskan untuk bergabung dengan negara Indonesia. Selain itu, Yogyakarta merupakan wilayah dengan budaya Jawa yang kental. Kota dengan lembaga pendidikan cukup banyak sehingga menyebabkan Jogja dikunjungi banyak pelajara dari berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan sekarang juga dikunjungi dari berbagai wilayah luar negeri.

    Dengan status keistimewaan tersebut, gubernur DIY mengeluarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 64/KEP/2013 yang mewajibkan mata pelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal Wajib di seluruh sekolah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga setiap sekolah diharuskan menyiapkan diri untuk menyelenggarakan mapel Bahasa Jawa tersebut dengan sebaik-baiknya.

    Di SDIT Alam, sudah jauh hari menyelenggarakan muatan lokal Bahasa Jawa. Bahkan ada program hari berbahasa yang khusus hari Rabu menggunakan bahasa Jawa. Dalam pelajaran bahasa Jawa ada satu ketrampilan yang harus dikuasai. Yaitu kemampuan dalam menyanyikan tembang. Tembang secara Indonesia disebut lagu. Namun dalam tembang terikat oleh aturan-aturan. Terkhusus untuk tembang Macapat. aturan itu terkait banyaknya bait atau sebutan jawanya gatra. Banyaknya suku kata tiap baris sebutan jawanya guru Wilangan. Dan jenis akhir suku kata di setiap baris atau disebut guru lagu. Nah, kelas 5 SDIT Alam kali ini sedang mengasah ketrampilan nembang tembang Kinanti.

                      Awal mulanya terdengar aneh di telinga anak-anak. Mendayu dan bikin ngantuk. Tapi bisa membuat hati tentram. Apalagi kalo tahu makna isi syairnya. Bisa jadi tembang bisa sebagai alat untuk menyampaikan pesan yang dalam.