Nyekar Macapat: Kinanthi Mangu

» » Nyekar Macapat: Kinanthi Mangu

Yogyakarta yang diputuskan sebagai daerah yang Istimewa tentulah ada latar belakang penting yang mendukungnya. Meski secara sejarah gak bisa diabaikan bahwa dahulu Yogyakarta merupakan wilayah yang merdeka di bawah kekuasaan keraton Mataram Yogyakarta Hadiningrat. Dikarenakan Indonesia merdeka,Yogyakarta memutuskan untuk bergabung dengan negara Indonesia. Selain itu, Yogyakarta merupakan wilayah dengan budaya Jawa yang kental. Kota dengan lembaga pendidikan cukup banyak sehingga menyebabkan Jogja dikunjungi banyak pelajara dari berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan sekarang juga dikunjungi dari berbagai wilayah luar negeri.

Dengan status keistimewaan tersebut, gubernur DIY mengeluarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 64/KEP/2013 yang mewajibkan mata pelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal Wajib di seluruh sekolah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga setiap sekolah diharuskan menyiapkan diri untuk menyelenggarakan mapel Bahasa Jawa tersebut dengan sebaik-baiknya.

Di SDIT Alam, sudah jauh hari menyelenggarakan muatan lokal Bahasa Jawa. Bahkan ada program hari berbahasa yang khusus hari Rabu menggunakan bahasa Jawa. Dalam pelajaran bahasa Jawa ada satu ketrampilan yang harus dikuasai. Yaitu kemampuan dalam menyanyikan tembang. Tembang secara Indonesia disebut lagu. Namun dalam tembang terikat oleh aturan-aturan. Terkhusus untuk tembang Macapat. aturan itu terkait banyaknya bait atau sebutan jawanya gatra. Banyaknya suku kata tiap baris sebutan jawanya guru Wilangan. Dan jenis akhir suku kata di setiap baris atau disebut guru lagu. Nah, kelas 5 SDIT Alam kali ini sedang mengasah ketrampilan nembang tembang Kinanti.

                  Awal mulanya terdengar aneh di telinga anak-anak. Mendayu dan bikin ngantuk. Tapi bisa membuat hati tentram. Apalagi kalo tahu makna isi syairnya. Bisa jadi tembang bisa sebagai alat untuk menyampaikan pesan yang dalam.

Share

You may also like

Tidak ada komentar