Februari 2008

    Outing Go to Campus

    Mengakhiri satu tema pembelajaran di semster II ini, kelas IV mengadakan outing dengan obyek di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan kerajinan keramik di Bantul. Di UMY, anak-anak melihat dan dipandu untuk memahami alat percobaan di fakultas teknik.

    sekolah alam

    Keheranan nampak di wajah mereka manakala mengamati setiap instrumen percobaan. Ada perasaan yang timbul, betapa percobaan yang dilakukan penuh kesungguhan, terlihat dari mahalnya peralatan yang dipakai. Setelah memuaskan keingintahuan di fakultas teknik, oleh pemandu anak-anak dibawa ke fakultas kedokteran. Pas banget momennya, karena saat itu sedang ada praktikum Anatomi. Tentu dengan menggunakan mayat sungguhan. Keingintahuan anak-anak mengalahkan rasa takut mereka. Dengan semangat mereka masuk ke ruang praktek mahasiswa yang sedang membedah mayat.

    sekolah alam
    Bagi yang belum ada gambaran bagaimana dokter bekerja, sedikit terbagi pengalaman tantangan untuk mengalahkan takut mayat. Semoga menjadi tekad yang semakin memperjelas cita-citanya.

    sekolah alam
    Di akhir perjalanan transit di industri keramik di Bantul. Anak-anak merasakan keuletan sambil melakukan aktivitas pembuatan keramik. Untuk mengetahui betapa tanah akan bertambah nilainya manakala dikemas dan dibentuk menjadi hiasan yang apik.

    sekolah alam

    Berburu Informasi

    Untuk mendapatkan gambaran proyek pembuatan kincir air listrik, siswa SDIT ALam melakukan perburuan informasi. Pertama mereka mengandalkan koleksi buku yang ada di perpustakaan. Seluruh buku disearching untuk mendapatkan langkah-langkah pembuatan kincir air listrik.

    sekolah alam

    Dengan kerja secara kelompok, setiap siswa berburu buku. Mereka harus memastikan bahwa informasi yang didapatkan harus mampu memberi kejelasan gambaran pembuatan kincir air listrik.

    sekolah alam

    Dirasa masih kurang, perburuan informasi diteruskan menggunakan internet. Kebetulan, sudah satu pekan ini SDIT Alam sudah mengaktifasi jaringan internetnya.

    sekolah alam

    Setiap anak berkesempatan merasakan kemudahan mencari informasi di dunia maya. Dunia yang baru bagi mereka. Cukup dengan mengetikkan kata kunci yang disukai, langsung muncul sederetan informasi sekaligus dilengkapi dengan gambar terkait dengan informasi yang dicari.

    sekolah alam

    Jika sendiri sepi, enaknya memang rame-rame. Setiap anak berlomba untuk mendapatkan informasi yang dituju dengan melatih memilih kata kunci. Pembelajaran ini menyumbang pengalaman siswa untuk terampil berburu informasi sebagai obat pemuas keingintahuan.

    Dari Talk Show Bersama Ust. Fauzhil Adhim

    Adalah sebuah kerancuan manakala kecerdasan emosi itu disebut sebagai EQ, Emotional Quotient. Satuan ukur yang pasti. Padahal kecerdasan emosi seseorang tidak bisa diukur satuan pastinya. Jadi lebih tepatnya, Emotional Intelegence (EI). Jika IQ diibaratkan dengan kendaraan, maka EI adalah pengmudinya. IQ bisa dibentuk dari bayi lahir hingga Usberhenti di usia 12 tahun. Setelah 12 tahun, sel otak sudah tidak bisa berkembang lagi, hanya isinya saja yang bisa ditambah. Maka menjadi suatu keharusan untuk mempersiapkan otak anak sedini mungkin sejak bayi. Sedangkan kecerdasan emosi bisa optimal terasah dengan pembelajaran yang bersifat afektif.

    sekolah alam
    Menurut ust. Fauzhil Adhim, tes-tes seperti THB itu bukanlah alat yang tepat untuk mengetahui kompetensi siswa. Sistem rangking lebih tepatnya bukan dengan membandingkan anak per anak, namun membandingkan satu anak diantara hasil pembelajaran bidang studi. Sehingga kemampuan dominan anak bisa diketahui. Yang menjadi penting dalam perkembangan anak dalam pembelajarannya adalah bagaimana

    membentuk kebiasaan belajar. Kebiasaan berpikir matematis, bukan menghafal rumus. Kebiasaan berpikir ilmiah bukannya menghafal fakta-fakta sains. Kebiasaan untuk memiliki sense sosial, bukannya sekedar hafal teori-teori sosial.

    sekolah alam