2015

    Nuris Games 5

    Momen Ujian Akhir Semester sudah selesai. Tapi, ujian bukan berarti aktivitas pembelajaran usai juga. Pembelajaran harus terus berlangsung. Ujian hanya merupakan saat untuk mengukur capaian dari proses pembelajaran siswa selama satu semester. Untuk melihat bagian mana yang kurang ataukah malah melebihi target. Pekan ini kegiatan tahunan yang sudah dinanti siswa resmi dibuka. Itulah Nuris Games 5.
    Proses pembukaan Nuris Games berlangsung pada hari Senin, 14 Desember 2015. Seperti Nuris Games tahun sebelumnya, kali ini juga dilaksanakan untuk kelas bawah dan kelas atas. Untuk kelas atas dikelompokkan dengan masing-masing kelompok terdiri dari siswa dari berbagai kelas. Di dalam sambutannya, kepala sekolah menyampaikan bahwa kehidupan ini selalu diliputi dengan kompetisi. Bahkan kita semua ini adalah para pemenang dari proses penciptaan manusia. Kita adalah pemenang satu sel sperma yang berhasil membuahi sel telur. Yang mengalahkan berjuta-juta sel sperma lain yang telah kalah dalam kompetisi itu. Begitu juga setelah lahir hingga menjalani kehidupan ini kita akan selalu mengalami kompetisi. Maka selalu diri kita untuk selalu siap dengan mengikuti kompetisi. Di Nuris Games 5 ini semua siswa dilatih untuk siap berkompetisi dengan berbagai permainan. Dan dengan semua permainan itu setiap siswa harus bersikap sportif, semangat, siap kalah dan siap menang. 
    Proses pembukaan diwarnai dengan penyulutan api ke arah balon-balon yang bergantungan. Penggunaan api sebagai simbol semangat yang membara pantang menyerah. Sebagai energi berkompetisi di Nuris Games 5 kali ini. Kelompok kali ini menggunakan nama para shohabat dan shahabiyah Rasul SAW. Setelah prosesi penyulutan balon dilanjutkan dengan penulisan pesan di secarik kertas yang digantungkan balon-balon. Perwakilan kelompok maju untuk menerbangkan balon yang membawa pesan-pesan. Balon-balon itu akan terbang meninggi setinggi harapan dan cita mereka.


      
    Setiap kelompok berjuang untuk mengumpulkan medali-medali kejuaraan. Golden medal, Silver medal dan Bronze medal. Sudah tentu kelompok pengumpul medali terbanyak sebagai juaranya.



    Outing Kelas 5 : Candi Sambisari, Masjid Gedhe Kauman dan Sentra Tenun Lurik Krapyak

    Rupanya kelas 5 melaksanakan kegiatan outing di waktu paling ujung dan menjelang pungkasan pembelajaran di semester 1 ini sebelum masuk ke waktu ujian akhir semester di akhir November. Hari Kamis, 26 November 2015, kelas 5 melaksanakan outing untuk menajamkan pembelajaran tema Sejarah dan Benda. Sejarah yang dipelajarai di kelas 5 ini terkait dengan proses perkembangan kerajaan Hindu, Budha dan Islam. Untuk Benda terkait dengan mempelajari bahan dasar pembuat benda.
    Pertama kali tujuan outing adalah candi Sambisari. Letaknya di wilayah Purwomartani Kalasan Sleman. Candi Sambisari merupakan candi Hindu dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. 
    Candi ini ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari yang sedang mencangkul dan cangkulnya nyangkut pada sebuah batu yang ternyata bongkahan batu dari candi tersebut. Candi dipugar pada tahun 1986 oleh Dinas Purbakala. Nama desa ini kemudian diabadikan menjadi nama candi tersebut.
    Posisi Candi Sambisari terletak 6,5 meter di bawah permukaan tanah, kemungkinan besar karena tertimbun lahar dari Gunung Merapi yang meletus secara besar-besaran pada awal abad ke-11 (kemungkinan tahun 1006). Hal ini terlihat dari banyaknya batu material volkanik di sekitar candi. Butuh waktu yang sangat lama untuk menyatukan serpihan bebatuan candi. Karena memang tidak semua serpihan masih utuh. 
    Dikarenakan candi Hindu banyak arca dan simbol dewa Siwa yang bertebaran di area candi. Diantararanya ditemukannya Lingga sebagai lambang Siwa atau laki-laki dan Yoni sebagai lambang istri Siwa atau perempuan. Ditemukan juga arca Ganesa dan beberapa simbol yang terdapat dalam agama Hindu.
    Perjalanan berlanjut ke masjid Gedhe Kauman. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejarah pembuatan masjid Gedhe. Masjid Gedhe ternyata dibangun pada tahun 1775 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I setelah kurang lebih 18 tahun berdirinya keraton Jogjakata Hadiningrat. Bangunan yang sebagian besar dari kayu ini masih terlihat kokoh meski sudah berumur ratusan tahun. Ada 36 tiang di bangunan utama. Tiang utama setinggi 28 meter utuh tanpa sambungan. Udah kebayang kan gimana cara mendirikannya padahal waktu itu belum ada alat crane?
    Awal mula atap masjid berupa rapak dari daun rami kering. Dikarenakan tidak awet, maka semenjak tahun 1923 atap masjid diganti dengan bahan seng. Dinding masjid dibuat dari batu bata bukan dari tanah liat namun dari batu andesit. Setiap bata dilekatkan bukan dengan semen namun campuran antara putih telur dan air nira. 

    Ini adalah prasasti setelah masjid Gedhe selesai dibangun yang membutuhkan waktu selama 2 tahun. Prasasti dibuat dalam 2 versi, yaitu bahasa Arab dan bahasa Jawa. Setiap kegiatan renovasi juga menyertakan prasasti sebagai penjelas setiap aktivitas pembangunan masjid.
    Di dalam masjid Gedhe suasana nampak gelap dan senyap, namun bersih dan wangi. Di depan sisi utara ada bangunan kayu yang ada tangga di tengahnya, itu adalah mimbar khotib Jum'at. Di sebelah selatan ada sebuah bangunan mirip sangkar dari kayu. Namanya maksurah, itu adalah tempat Sri Sultan sholat jika berjama'ah di masjid. Namun, sekarang Sri Sultan tidak lagi bertempat di maksurah tapi sudah bergabung dengan jama;ah lainnya.
    Lokasi outing terakhir adalah di industri tenun lurik di daerah Krapyak Jogja. Lokasinya berada di sebelah timur bangunan panggung Krapyak. Di lokasi kita disambut oleh mas Yosi sebagai pengelola Kain Tenun Lurik tersebut. Kami dijelaskan terkait proses pembuatan kain tenun lurik. Bahan utama tenun adalah benang yang berasal dari kapas. Benang-benang itu pertama dipintal atau digulung dahulu sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya gulungan benang diberi pewarnaan untuk menyesuaikan dengan warna desain tenunan.  Setelah diwarna, digulung lagi dan siap untuk ditenun. Alat tenun yang digunakan masih tradisional. Masih mengandalkan tenaga terampil manusia. Satu meter kain tenun kurang lebih membutuhkan 3000 benang yang akan ditenun.
    Yang mengagumkan adalah, kebanyakan penenun tradisional disitu sudah berusia lanjut. Namun masih mempunyai pandangan yang tajam untuk memasukkan dan mencari benang yang kusut. Dalam satu hari rata-rata bisa menyelesaikan kain tenun sepanjang 8 meter.
    Beberapa anak penasaran ingin mencoba menggulung dan menenun benang. Baru beberapa detik saja sudah ada benang yang putus. Butuh ketelitian dan ketekunan yang tinggi. Pantesan saja ya harga kainnya juga mahal. Karena memang hasil senin tenun dari tangan langsung.

    Selamat Hari Guru 2015

    Setiap 25 November menjadi hari spesial bagi setiap guru. Selalu di setiap tanggal tersebut diperingati sebagai hari Guru Nasional. Hari di saat setiap orang mengingat jasa dan peran setiap orang yang telah menjadi guru di kehidupannya. Guru yang sudah ditempatkan di ruang hati dan menjadi ingatan di setiap saat. 
    Meski banyak sekolah lain libur tidak mengadakan proses pembelajaran, namun SDIT Alam tetep masuk dan menyelenggarakan peringatan hari Guru dengan acara performance para guru dan siswa. "Kita harus selalu ingat bahwa libur hakiki kita ada dimana . . .?" Tanya ust. Ariefuddin dalam sambutannya. Beberapa siswa menjawab, " Surga !!"  . . . Betul ! Karena di surga memang sudah tidak berlaku lagi kegiatan yang berujung pada kelelahan dan kepayahan. Tidak ada lagi belajar bahkan ibadah, bisa jadi kalo gak mandi pun badan kita tetep harum. Beda kalo liburnya di dunia. Sering kan anak-anak males mandi jika libur, betul kan? Dan bau badan sudah pada hafal sendiri kan? Di hari spesial untuk guru ini mari kita kenang dan sampaikan terima kasih untuk para guru kita. Guru yang sudah membuat diri kita tahu dan mampu. Bahkan para siswa, anak sekalian merupakan guru bagi kami. Karena dengan mengenal para siswa setiap guru diajari untuk memahami bahwa setiap anak mempunyai keunikan yang tidak bisa digeneralisir dan disamakan. Anak-anak telah menjadi guru bagi ustadz-ustadzah bagaimana harus bersabar mendampingi dan mendidik.
     Sebagai simbolisasi ucapan terima kasih perwakilan guru meju ke atas panggung, kemudian kepala sekolah memberikan masing-masing satu buah kue tart yang dihiasi dengan angka 1. Apa ya maknanya? Ternyata maknanya adalah You always number one for me. Kemudian bareng-bareng siswa dan guru menyanyikan lagu Number One for Me nya Maher Zain. Suasana menjadi syahdu dan haru jika betapa besarnya para guru-guru kita telah berbuat banyak untuk kita.
    Ada juga penampilan ustadz Maulana dan ustadzah Dyah disertai dengan ilustrasi tarian oleh siswa kelas 2. Mereka menampilkan lagu dan puisi. Kolaborasi ini sangat menarik meski tanpa persiapan yang lama karena dengan semangat untuk memperingati hari guru, akhirnya jadi oke juga.


    Di acara itu digelar pemutaran perdana film karya siswa kelas 5B berjudul Kanibal 2. Karena ini menjadi sequel dari film pertama yang berjudul Kanibal. Kisahnya terkait dengan usaha sekumpulan anak-anak kampung dalam mencegah juragan kayu untuk menebangi pohon di hutan yang akan dieskport ke China. Nha usaha para anak kampung itu unik, mereka mengembangkan mitos bahwa di hutan itu ada suku primitif yang suka memakan daging manusia alias kanibal. Trus, gimana lanjutannya, tonton  sendiri aja ya filmnya.

    Selain itu ada juga performance dari ustadzah, ada grup Lakepri Band yang terdiri dari ustadzah Wiwid, Nurul dan Sitikho. Lakepri Band menampilkan lagu karya ustazah Wiwid berjudul Laa Taghdhab. Tampil juga ustadzah Khusnul yang membacakan tembang macapat tentang guru. Nah, yang ditunggu-tunggu dan penampilan terakhir adalah Elekyo band. Grup band yang terdiri dari ustadz-ustadz ini menampilkan 4 lagu, Kun Anta, Sebiru Hari Ini, IT Alam covering dari lagu Sayyidan dan Berlapang Dada. Dan juga pada kesmepatan kali ini diumumkan kategori ustadz/ah favorit.
    Penentuannya melalui polling pemungutan suara dari seluruh siswa. Kita ingin tahu seberapa favorit ustadz/ah di mata siswa. Untuk tahun ini kategori guru paling Rapi adalah ust. Budi Suprayitno, Guru paling Lucu adalah ust. Yunarko, guru paling Kreatif adalah ust. Ginong, guru paling rajin adalah ust. Hardi, guru paling Ramah adalah ust. Budi Suprayitno dan guru paling tegas adalah ust. Bintara. Untuk tahun ini belum masuk nominasi ustadzah di kategori guru favorit. Selain itu ada kesempatan juga dibacakan surat-surat yang ditulis para siswa untuk para gurunya. Ada satu kejadian yang mengharukan, salah satu siswi, mbak Khalida kelas 6 maju membacakan suratnya untuk ustadzah Dina, kemudian mbak Khalida turun panggung menuju usth Dina dan memberikan ucapannya diiringi dengan pelukan haru. Para hadirin terbawa suasana haru ditambah mbak Khalida memberikan suapan kepada usth Dina. Jika cinta sudah bersemayam di hati, tak butuh lagi banyak kata-kata untuk saling menggerakkan.

    Outing Kelas 1 : Pabrik Bakpia, Museum Sonobudoyo dan Taman Lalu Lintas

    Untuk menajamkan pembelajaran dengan tema Keberagaman serta tema Aku Suka Hidup Tertib, Kelas 1 pada hari Selasa, 10 November 2015 mengadakan outing ke 3 tempat. Pabrik Bakpia untuk mengetahui proses pembuatan makanan khas Jogja, Bakpia. Lalu ke Museum Sonobudoyo tempat menyimpan berbagai artefak dan seni. Dan terakhir di Taman lalu lintas.
      Pusat industri pembuatan bakpia ada di Pathuk Jogja. Mumpung masih pagi, outingnya pertama ke sentra bakpia dulu. Di sini anak-anak menyaksikan bagaimana proses pembuatan bakpia dilakukan. Ternyata bahan utama bakpia adalah tepung terigu. Meskipun untuk isi bakpia kini sudah mulai bermacam-macam bentuknya. 
     Di Bakpia Pathuk usai, outing berlanjut ke museum Sonobudoyo. Di museum ini anak-anak menyaksikan benda-benda seni dari seniman keraton Jogja dan seniman lainnya. Mungkin anak-anak masih merasa abstrak ya mendengar penjelasan dari pemandu, tapi pasti deh ada kesan sewaktu menikmati karya seni para seniman itu.
      Selesai dari museum Sonobudoyo, perjalanan berlanjut ke daerah Giwangan. Deket dengan terminal bus Jogja. Di sana ada wahana taman Lalu Lintas. Anak-anak  bisa bermain sambil belajar memahami aturan lalu lintas. Memahami bahwa ketertiban itu wajib ditegakkan supaya keselamatan berkendara terjadi. Jika dalam berlalu lintas tidak mentaati aturan, tidak saja diri sendiri yang mungkin akan kena celaka. Orang lain pun bisa jadi akan turut terkena akibatnya. Maka selalulah untuk tertib berlalu lintas.




     
     Setiap nilai dan karakter akan lebih mudah diserap jika anak-anak ikut melakukan. Bukan hanya guru menerangkan saja meski juga sudah dilengkapi gambar dan video. Karena merasakan itu termasuk pembelajaran yang lebih banyak porsi dipahami karena dengan melakukan akan muncul kesan dan pengalaman.

    Outing Kelas 2 : Kerukunan di Desa Wisata Grogol

    Mengangkat tema Kerukunan dan Perubahan Sifat Benda, kelas 2 mengadakan kegiatan outing untuk memperdalam pembelajaran memilih lokasi di desa Wisata Grogol Seyegan Sleman. Di Hari Selasa, pas Hari Pahlawan 10 November 2015 bersamaan dengan outingnya kelas 1. Tema kerukunan sangat abstrak untuk hanya disampaikan dengan ceramah saja. Butuh dilakukan, dipraktekkan bersama. Pilihan di desan wisata Grogol yang menyediakan wahana wisata berupa permainan kerjasama, dan wisata kuliner cukup tepat.
    Kegiatan di awal yang diikuti siswa adalah mengikuti fun games yang dibawakan oleh kakak-kakak instruktur outbound di sana. Fun Games yang berisi permainan yang bertujuan untuk mengasah kerukunan antar siswa. Mereka diuji melalui permainan tersebut apakah ada anak yang bisa bekerjasama ataukah malah egois ingin nyaman atau menang sendiri. Seperti game duduk bersama. Jika siswa saling tenggang rasa sudah pasti bisa melakukan duduk semua. Tapi, satu anggota saja yang gak mau tenggang rasa, mengalah, pasti deh semua gk bakalan dapat kedapatan duduknya. 
     Permainan berikutnya adalah tarik tambang di atas kolam. Kekuatan penuh menjadi kunci kemenangan permainan ini. Begitu juga dengan kekompakan dalam menarik. Jika gak kompak, bisa jadi kelompok lawan yang akan menang.
    Jika di awal permainan secara kelompok, setiap individu siswa juga diasah keberaniannya untuk meniti tali yang terukat dengan bambu di atas kali. Koordinasi antara keseimbangan dan kekuatan menahan badan menjadi penting supaya bisa meniti tali hingga ujung. 
    Selesai permainan dilanjutkan dengan mencari ikan di kolam. Kerjasama antar siswa juga penting supaya ikan yang ditangkap dengan mudahnya bisa diperoleh. Belum tentu banyaknya penangkap ikan kemudian bisa cepat menangkap ikan. Karena ikan lebih gesit ditambah lagi air kolam yang gelap membuat ikan mudah untuk melarikan diri.
    Selesai menangkap ikan, secara berkelompok kemudian siswa memasak ikan hasil tangkapannya. Pilihan menunya adalah ikan bakar. Sambil memasak, setiap siswa mengamati bagaimana perubahan ujud ikan sewaktu diberi energi panas. Dari warna, bau, dan yang terakhir rasanya. . . . hi . hi
     
     Selesai memasak dilanjutkan dengan sholat Dhuhur berjama'ah. Ah, perut kosong sudah berbunyi, selesai sholat secara bareng-bareng, seluruh kegiatan ditutup dengan kegiatan makan bersama. Nampak, kerukunan sudah mereka wujudkan selama satu hari outing kali ini. Semoga kesan dan pengalaman tersebut membekas kuat dan akan terus dibawa hingga menyertai pertumbuhannya. Amiin.

    Outing Kelas 3 : Mie Lethek, Kasongan dan Benteng Vredeburg

    SDITAlamania, hari Selasa, 17 November 2015, kelas 3 mengadakan outing yang mengangkat tema pembelajaran Benda dan Perjuangan. Dipilihlah 3 tempat outing untuk ekplorasi lebih mendalam terkiat 2 tema tersebut. Pertama, pabrik Mie Lethek di Srandakan Bantul, Sentra kerajinan tanah liat Kasongan Bantul dan terakhir di Museum Vredeburg. 
     

    Di mie lethek anak2-anak melihat proses pembuatan mie lethek yang proses pembuatannya dibantu dengan tenaga sapi untuk memutar roda besar pencampur adonan mie yang bahan dasarnya dari tepung ketela. Pertama, tepung dicampur kemudian dicampur dengan bantuan sapi Jawa. Setelah dicampur kemudian diinjak-injak dengan menggunakan tenaga manusia yang dialasi karung. Setelah itu, adonan yang sudah jadi mie kemudian dipanaskan memakai oven besar dengan bahan bakar kayu. Selesai dipanaskan, langsung dijemur selama 2 hari sampai kering. Dijemur di atas papan bambu. Setelah kering, mie lethek diambil (dirontokkan) & siap di packing....

    Tempat yang kedua, kita ke Kasongan di tempat pembuatan gerabah dari tanah liat. Anak-anak mengikuti workshop pembuatan benda-benda untuk souvenir dari tanah liat. Tanah liat dibentuk sesuai keinginan kita, ada bentuk hewan (seperti kura-kura, katak, gajah, dll). Bisa bentuk vas bunga, gelas, mobil-mobilan, bunga dll. 
    Setelah mendapatkan contoh cara membuat gerabah, anak-anak langsung praktek membuat benda kesukaannya. Jadilah benda-benda yang mewakili imajinasi dan kesayangan. Setelah dibentuk menjadi benda-benda, dilakukan penghalusan menggunakan air dengan cara digosok pelan. Setelah permukaan menjadi halus, siap untuk dibakar supaya keras. Sebagai finishing setelah dibakar, benda-benda tadi kemudian diwarnai dengan cat.
     Untuk kegiatan di benteng Vredeburg, anak-anak berkeliling dengan dibantu pemandu untuk melihat diorama seputar perjuangan kemerdekaan khususnya di daerah Yogyakarta. Pembentukan TKR, diangkatnya jenderal Sudirman sebagai panglima besar TKR. 
     Perjuangan yang dilakukan panglima besar Sudirman, jenderal A.H Nasution yang bergerilya dari daerah Boro, Kulon Progo, lewat Turi, Ngemplak, Pakem, Kalasan, Prambanan sampai Klaten. Berdirinya Budi Utomo serta sejarah berdirinya benteng Vredeburg. Terakhir anak-anak nonton film 3 dimensi tentang perjuangan kemerdekaan di wilayah Yogyakarta. Yogyakarta sebagai kota perjuangan serta sejarah berdirinya benteng Vredeburg.



    Outing Kelas 4 : Museum TNI AD, Langgar KH Ahmad Dahlan dan Kantor Dinas Bupati Sleman

    Dear SDITAlamania, menjelang berakhirnya kegiatan pembelajaran di semester ganjil ini, agenda kegiatan outing baru saja beberapa kelas. Masing-masing kelas menentukan tempat outing disesuaikan dengan tema pembelajaran. Tujuannya, tema yang dipelajari nantinya bisa lebih mendalam. Siswa lebih nyata dalam mengeksplorasi informasi. Mereka bisa secara langsung 'menginderai' obyek pembelajaran. Bukan sekedar katanya, dari tayangan film maupun hanya dalam buku. Karena dengan kesempatan bisa mengeksplorasi langsung, siswa bisa menemukan informasi yang boleh jadi belum terungkap secara umum, lebih detail bahkan privasi. Sehingga dengan itu mereka akan mempunyai kemerdekaan untuk menyimpulkan ditopang dengan argumen dan bukti informasi dari ekplorasinya. Jadi, outing bukan sekedar senang-senang, piknik, habisin snack atau ngobrol seharian ya. Tapi tetep pembelajaran karena My Learn is My Adventure, begitu kan?
    Siswa kelas 4 pada hari Rabu 11 November 2015 melaksanakan outing, kesempatan kali ini mengangkat tema tentang Sejarah Kemerdekaan dan Pemerintahan. Mereka akan mennelusuri bekas-bekas proses usaha dalam meriah kemerdekaan negeri ini terkhusus di wilayah Yogyakarta. Dipilihlah museum Dharmawiratama. Museum yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman Jogja ini dahulunya merupakan markas tentara angkatan darat, museum ini mempunyai koleksi benda dan dokumen semasa proses perjuangan meraih kemerdekaan lumayan banyak. Kebanyakan orang mengenal museum ini dengan sebutan museum TNI AD. Siswa diajak berkeliling untuk melihat sekaligus mendapatkan penjelasan terkait dengan koleksi benda dan dokumen museum. Mengingat Jogja pernah juga menjadi ibukota negara serta beberapa peristiwa besar selama proses perjuangan meraih kemerdekaan, bersyukur banyak benda dan dokumen yang berhasil diselamatkan sehingga bisa menjadi pengingat peristiwa semasa perjuangan.
    Satu bangunan yang menarik perhatian siswa di museum ini adalah adanya Bunker. Sebuah ruangan bawah tanah yang berfungsi sebagai tempat perlindungan manakala terjadi serangan berupa ledakan yang menghancurkan markas pasukan yang berada di atasnya. Sehingga meski markas telah hancur tapi komandan dan pimpinan pasukan masih bisa selamat untuk melanjutkan koordinasi dengan pasukan lainnya.
     
     Perjalanan berlanjut ke sebuah bangunan tempat dahulu yang digunakan Kyai Ahmad Dahlan memulai dakwahnya. Yaitu Langgar Kidoel Kyai Ahmad Dahlan. Di tempat ini para siswa disambut dan dijelaskan oleh cicit (generasi ke-4) dari KH Ahmad Dahlan. Siswa menyimak penjelasan cerita sejarah dari dakwah yang dilakukan KH Ahmad Dahlan.
     Bertemu langsung dengan keturunan tokoh dan pahlawan nasional kemerdekaan Indonesia tentu mendapatkan kesan tersendiri. Apalagi KH Ahmad Dahlan adalah pendiri ormas besar Muhammadiyah yang sudah berumur 1 abad lebih. Siswa antusias menyimak dan bertanya untuk memuaskan keingintahuan mereka.
    Selesai dari Langgar KH Ahmad Dahlan, perjalanan berlanjut kekantor Dinas Bupati Sleman. Menjadi sebuah kehormatan para siswa dan guru diterima dan disambut kehadirannya di kantor Dinas Bupati Sleman.
     
     Berhubung kabupaten Sleman sedang menjalani proses Pilkada sehingga pelaksana harian pemerintahan bukan dijabat oleh Bupati sehingga yang menyambut para siswa adalah Plt Bupati Sleman. Siswa dijelaskan terkait dengan bagaimana proses kegiatan pemerintahan kabupaten Sleman dibawah koordinasi Bupati. Dinas apa saja yang ada dan mengurusi apa saja dijelaskan dengan detail. Meski bisa jadi ada hal yang masih belum kebayang atau abstrak di benak anak-anak kelas 4, namun secara umum minimal mereka sudah mempunyai kesan bagaimana menjadi seorang bupati itu.
     Di penghujung acara pihak pemerintah kabupaten Sleman memberikan kenang-kenangan kepada rombongan outing begitu juga dari SDIT Alam Nurul Islam.



    Kegiatan Tutup Tema Kelas III dan V

    Dear SDIT Alamania, menjelang semester ganjil ini berakhir, beberapa kelas mulai memungkasi kegiatan pembelajaran tematik. Seperti biasa, setiap pembelajaran tematik akan ditutup dengan kegiatan sebagai proyek yang menghasilkan produk dari hasil pembelajaran tematik tersebut. Di hari Selasa, 10 November 2015 ini pas bersamaan kegiatan tutup tema dilaksanakan oleh kelas III dan V. Kelas III dengan Budaya Nusantara dan Kelas V dengan tema Sejarah.
    Kelas III menampilkan expo berupa panggung penampilan tari-tari dan nyanyian dari daerah seluruh nusantara. Setiap anak sudah menyiapkan kostum sesuai dengan daerah dimana mereka harus tampilkan. Anak-anak nampak antusias menampilkan budaya dari setiap daerah. Meski bukan merupakan asalnya. 
      Yang belum dapat giliran tampil dokumentasikan dulu penampilan temannya. Dengan senyam senyum para audiens menikmati suguhan penampilan. Memberikan apresiasi atas keberanian dan ekspresi dalam menampilkan seni budaya dari daerah nusantara. Selain tampilan nyanyi dan tari, ada juga pameran makanan nusantara.

    Makanan khas daerah ini sengaja dihadirkan untuk memberikan pengetahuan kepada para pengunjung bahwa negeri kita ini kaya dengan potensi kuliner. Hampir setiap daerah mempunyai makanan khas dengan ciri khas bumbu masing-masing. Bukan hanya makanan buatan, pun juga ada buah khas yang memang hanya banyak tumbuh di daerah tertentu, jadilah buah itu menjadi buah khas daerah.
    Ketertarikan pengunjung membuat mereka harus rela antri mengular meski stan makanan belum buka. Banyak yang penasaran dengan yang namanya es Mambo dari Kalimantan. Rasanya gimana ya ?
    Di siang harinya, kelas V mengadakan tutup tema pembelajaran melalui kegiatan bertajuk Pameran 3D History Book. Sesuai dengan judulnya, pameran ini mengupas tuntas terkait dengan sejarah perkembangan kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Indonesia.
    Pameran terdiri dari stan-stan yang berisi berbagai macam permainan bertema sejarah kerajaan. Salah satu stan dijaga oleh siswa berkostum Hasanuddin. Stan yang dijaganya berupa permainan tebak gambar. Bagi pengunjung yang hadir di stan wajib menebak gambar yang berada di stan tersebut. Ada gambar tokoh, prasasti dan kerajaan. Bagi yang berhasil menebak akan mendapatkan satu tiket yang bisa ditukar snack di stan keluar.
    Ada juga stan 3D Book yang berisi informasi tentang kerajaan di Indonesia. Uniknya, buku kliping ini dibuat secara 3 dimensi, sehingga jika dibuka maka beberapa gambar akan muncul secara 3 dimensi.
    Ada juga stan yang memberikan kuiz tebak lokasi kerajaan. Pengunjung diminta untuk menempelkan lokasi kerajaan pada peta nusantara. Sekali lagi bagi yang berhasil akan mendapatkan kupon berhadiah.
    Selain menjawab kuiz, setiap pengunjung juga diminta untuk memilih stan yang paling menarik serta memilih kostum menarik yang dipakai para siswa yang menjaga stan atau berkeliaran di sepanjang pameran. Memang sih, kostum itu seharusnya adalah tokoh kerajaan, tapi karena supaya menarik banyak pengunjung ada juga yang memodifikasi kostum tokoh dengan sesuatu yang mengundang kelucuan. Lucu sih iya tapi juara gak ya?