Juli 2011

    Gembira Ramadhan

    Gembira. Ungkapan yang akan muncul pada setiap siapa yang menemui, mendengar bahkan mengalami sesuatu yang membuat hati bahagia, berbunga-bunga. Raut yang terukir di wajah adalah garis-garis melengkung ke atas hingga membuka deretan gigi putih, sedikit dan banyak dibarengi dengan suara tawa.  Sementara itu, anggota tubuh lain mengimbangi dengan gerakan tanpa sadar. Bergerak-gerak, melonjak, tangan ke atas . . . Siapa sih yang gak gembira didatangi Ramadhan.

     Jadi gembira itu gak bisa deh dibuat-buat. Liat aja banyak muka penuh seri di pawai Tarhib Ramadhan SDIT Alam pagi ini. Satu-satu dari mereka pingin diakui gembiranya. Makanya, segala energi dikerahkan untuk tampil menarik. lain daripada yang lain. Ssst . . tentunya, biar fotografer juga kesengsem untuk menarik pelatuk shutter kameranya. Hihihihi . . . .

    Coba tebak, yang pake topeng monyet tuh laki pa perempuan? Berhasil deh narik perhatian fotografer. Cekrek . . . jadilah ekspresi gembiranya ketangkep. Kira-kira ide apa yang lewat di benaknya kok gak malu pake topeng gituan. Sudah pasti sih, temen-temen yang berada di sekitarnya pasti tergelitik syaraf ketawanya. Termasuk yang nulis, kik . .kik . .kik . . . . . . . . . . . mau tahu siapa anaknya, cari aja deh, tuh udah ada petunjuknya. Wali kelasnya ustadzah Apri, pasti tuh anak warga kelas 3A.

    Pawai Tarhib Ramadhan serentak diselenggarakan oleh siswa-siswa SDIT dan SMPIT Alam Nurul Islam. Lebih dari 500 anak dan guru ikut serta memeriahkan menyambut gembira Ramadhan 1432. Acara pawai diawali dengan prosesi pembukaan. Sekaligus membuka program pesantren Ramadhan oleh ustadz Budi Suprayitno. Sewaktu sesi penjelasan oleh ustadz Hamdan, ditengah pembicaraan tiba-tiba datang 3 kawanan makhluk yang mengendararai sepeda motor yang diblombong knalpotnya. Jadi, tau sendiri kan gimana suaranya. Dijamin pekak deh telinganya. Trus 2 orang turun merebut mikrofon ustadz Hamdan, seperti preman trus bilang "Acara pawai bubar!" Nah loh, apa-apaan ini?" Dua orang itu terus marah-marah. Salah satunya lagi lebih mirip iblis. habisnya pake hitam-hitam, mukanya merah trus giginya lancip semua nongol kedepan.

    Kemudian, masuklah, sepertinya dari pakaian orang ini seorang yang sholih. Orang itu menemui si preman. "He . . apa yang kalian lakukan?" Si preman mengaku cuma lewat dan mampir liat-liat. Semua siswa protes, dan bilang sama orang sholih tadi kalo si preman mau mengacaukan acara pawai Ramadhan. Lalu, si sholih mengancam mau panggil polisi jika gak mau ngaku dan meninggalkan tempat itu. Tapi dasar preman, Mereka malah ngejek dan gak takut. Dipanggillah polisi untuk menindak preman kurang ajar itu.



    Panggilan itu memang benar. Bukan main-main. Datanglah 2 polisi yang gagah berani. Keduanya langsung menindak tegas prilaku 2 preman nakal itu. Tapi, si preman tak habis akal. Mereka ternyata bawa banyak duit. Ratusan ribu lagi. Waduh, gimana ya. pak polisi tergiur nggak ya? Ternyata kedua polisi itu tergiur dengan iming-iming duit ratusan ribu. Bahkan preman mau janjikan nambahin uang lagi. Waduh gimana nih? Tapi, hidayah Allah datang. Malaikat membisikkan kekuatan kebaikan kepada kedua polisi tersebut. dan akhirnya, berhasil!! Kedua polisi langsung balik kanan, menolak mentah-mentah uang suap kedua preman. Mereka berjanji di depan ratusan peserta pawai. Bahwa mulai saat itu mereka akan menjadi Polisi yang Anti Suap. Allah sebagai saksi.Kemudian dengan penuh perwira kedua polisi langsung meringkus preman tak tau diri. Malaikat pun juga ikut membelenggu iblis laknatullah. Rupanya hawa Ramadhan sudah mulai tercium. Segera Allah kan bukakan pintu kebaikan tanpa batas di bulan Ramadhan ini. Bergembiralah menyambutnya !

    Nah, selesai pawai, masih ada loh agenda Tarhib Ramadhan. Seperti biasa setiap tahun setelah pawai dilanjut dengan bersih lingkungan. Meliputi ruang kelas dan halaman. Yang paling dinanti oleh siswa adalah siapa ya yang mau jadi tim penilai kebersihan kali ini. Tahun lalu karakter yang dipakai adalah Sultan Jogja. Nah kira-kira apa ya karakter yang dipakai sekarang.

    Eh, ternyata para sunan tho. Wah mirip bener ya. Tapi kok cuma 8 orang sih. Mungkin karena personilnya kurang kali. Ayo satu-satu pada kenal gak. Anak-anak pada antusias plus deg-degan didatangi oleh para sunan. Menang gak ya kelasnya di lomba kebersihan kali ini.  Sambil berjalan menuju kelas-kelas para sunan menyanyikan lagi "Yaa . . . Hanana . . . Yaa . . . Hanana"

    Galeri Fotonya  klik disini

    Rabu Apresiasi

    Tahun lalu, setiap Rabu adalah hari 'berkeringat'. Mengapa berkeringat? Habisnya tiap Rabu adalah hari yang diisi dengan senam. Jika mendengar lirik lagu "Baersatu Tegakkan keadilan . . ." Nah udah pada hapal tuh kalo senam segera dimulai. Tapi tahun ini semuanya lain.  Karena khusus Rabu tidak lagi diisi dengan senam. Tapi diubah menjadi Rabu Apresiasi. Maksudnya? Sengaja selama 5 hari pembelajaran khusus disediakan waktu untuk mengapresiasi. Seperti yang dilakukan Rabu ini. Yaitu Tanam Masal Rumput Gajah Mini.

     Hajatan ini sengaja dilakukan untuk mengubah wajah lapangan SDIT Alam. Sudah banyak siswa yang memberi masukan tentang kondisi lingkungan SDIT Alam yang kini sudah bukan Sekolah Alam lagi katanya. Habisnya, pohon-pohon banyak yang ditebangi. Justru bangunan yang ditanam. Ya jadinya suasananya gak seger nan hijau lagi.

    Tanam massal rumput dilaksanakan pagi bener supaya rumputnya gak kepanasan. Semua siswa dibariskan sesuai kelas. Kemudian mereka ditata hingga memenuhi lapangan. Setelah itu siswa diminta jongkok. Di area kanan-kiri dan depan menjadi area yang wajib ditanami  oleh siswa tersebut. Mereka harus menggali tiap lubang, kemudian rumput yang sudah dipotong-potong ditanam hingga ujungnya tidak sampai menyembul di permukaan.

    Nah proyek penghijaun kembali SDIT Alam dimulai dari yang kecil dulu. Nanam rumput gajah mini. Moga dengan kegiatan ini, rasa kepemilikian dan tanggung jawab untuk menghijaukan lingkungan SDIT Alam makin cepat tumbuh. Segera deh, doain bersama juga pembangungan di SDIT Alam cepet selesai. Biar segera kita banyakin pohon untuk ditanam. Pinginnya sih pohon buah. Buah dengan berbagai macam jenisnya. Sembari berimajinasi sekolah di perkebunan penuh buah, layaknya surga seperti yang digambarkan Allah dalam Qur'an-Nya.

    Parenting School Perdana bersama Bunda Kurnia

    Mengawali program Parenting School, SDIT Alam Nurul Islam menghadirkan pembicara dari Jakarta. Bunda Kurnia Widiatuti. Beliau adalah trainer dari Sygma Smart Parenting Club. Sebuah klub yang dibawahi oleh penerbit Sygma yang beraktivitas terkait dengan pendidikan para orang tua dalam membina putra-putrinya.Peserta yang diundang adalah para orang tua wali siswa SDIT Alam Nurul Islam. Selain itu juga hadir beberapa anggota Sygma Smart Parenting Club. Acara dikemas semi seminar, dimulai jam 08.00 dan berakhir sekitar jam 13.00.

    Diawal acara, para peserta diajak untuk pemanasan dahulu dengan BrainGym, Senam Otak. Biar seimbang dulu otak kanan dna kirinya, gitu kata pembawa acara. Meski berupa gerakan-gerakan sederhana, namun ternyata banyak peserta yang cukup kesulitan melakukannya. Seperti, gerakan jemari yang ditautkan diurutkan mulai dari kelingking terus pindah jari manis, tengah, telunjuk, balik ke kelingking. Ada lagi, gerakan pukul dan elus paha kaki yang bergantian. Trus, gerakan tembak dan telunjuk bergantian tangan kanan dan kiri.Bunda Kurnia mengawali sesinya dengan menceritakan persiapan keluarga dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang sebentar lagi tiba. Ramadhan sebagai bulan penuh berkah dan pahala seharusnya menjadi lahan panen yang tidak semata dilakukan orang perseorangan semata dalam keluarga. Tapi haruslah menjadi lahan panen bersama.

    Para peserta sewaktu masuk forum dibekali dengan balon satu-satu. Sewaktu acara, peserta diminta meniup balon itu sesuai dengan gaya dan kekuatan masing-masing. Hasilnya, ada balon yang berhasil tertiup besar, ada yang biasa, ada kecil saja bahkan ada yang meletus. Pemaknaannya, dalam mendidik anak harus dengan ilmu dan pengetahuan yang tepat. Tanpa ilmu dan pengetahuan bisa jadi ada orang tua yang tergesa-gesa sehingga hasil didikannya justru tidak ideal, rusak, balon meletus. Atau karena sering banyak menahan boleh jadi potensi anak tidak maksimal, balon hanya kecil saja tertiup. Menjadi orang tua juga harus berani bermimpi. Mimpi yang tergambar nyata untuk bisa diraih realitanya. Kemudian, kehidupan ini janganlah cukup dijalani saja. Tapi, selalu meminta Allah untuk memperjalankan kehidupan kita. Sehingga setelah mimpi besar sudah terputuskan, biarkan Allah yang menuntun kita untuk menuju mimpi itu. Persis seperti Allah saat memperjalankan nabi Muhammad SAW pada peristiwa Isra' Mi'raj. Rasulullah SAW mengalami kejadian luar biasa jauh dari nalar manusia. Jadi, para orang tua, segeralah bermimpi besar !

    Di materi yang bertajuk 'Harmoni Keluarga : Indahnya Warna Pengasuhan Anak' ini, bunda Kurnia mengupas bagaimana kita mendidik anak yang merujuk pada siroh Rasulullah SAW.  Seperti yang pernah diutarakan oleh sahabat Ali Radliallohu'anhu, bahwa perkembangan anak itu bisa dibagi menjadi 3. Tahap 7 tahun pertama, anak diposisikan sebagai raja. Artinya orang tua harus selalu siap untuk melayani kebutuhan dan permintaan anak. Untuk melayaninya, orang tua harus selalu bersifat SHIDIQ, jujur. Selalu jujur dalam segala hal. Jujur dalam perkataan setiap kali komunikasi dengan anak. Jujur dalam unsur-unsur makanan yang diberikan anak. Makanan harus mengandung zat-zat yang sehat bukan rekaan, penuh pengawet, dan bahkan bahan berbahaya lainnya. Tahap 7 tahun kedua, anak diposisikan sebagai TAWANAN. Artinya, pendidikan yang diberikan harus ketat, 'mengekang'. Tentu kekangan dalam rangka untuk membentuk karakter baik. Sudah tentu, hukuman sudah berlaku pada tahap perkembangan ini. Orang tua harus menerapkan pendidikan yang dipenuhi dengan AMANAH. Anak sudah saatnya diberi penugasan-penugasan yang harus dilakukan dan ditaati. Tentu, semuanya diberi kerangka pendidikan bukan semata suasana yang justru malah membuat anak down, rendah diri bahkan phobi, takut. Tahap 7 tahun ketiga, anak diposisikan sebagai teman atau mitra. Artinya pola pendidikan kepdanya harus dalam perlakuan sebagai orang dewasa. Orang tua harus memenuhi karakter FATHONAH dalam perlakuan kepada anak. Artinya anak yang sudah menginjak usia dewasa sudah saatnya diakui daya pikir mereka. Dan, aspek-aspek rasional dan logis harus selalu menjadi landasan di setiap pemecahan masalah.






    MOS (Masa Orientasi Siswa)

    Masuk tahun ajaran baru semua serba baru. Sepatu, baju, buku, tas dan perlengkapan lain. Teman, kelas dan guru yang baru. Sesuatu yang baru pasti lah butuh adaptasi dulu. Maklum belum biasa. Biar kenal dan gak canggung gitu. Untuk mengatasi kecanggungan karena yang baru itu pentingnya diadakan MOS (Masa Orientasi Siswa). Umumnya sih MOS dilakukan oleh siswa baru. Kalo SD ya siswa kelas 1. Tapi di SDIT Alam lain. Yang ngikuti MOS tidak cuma kelas 1 saja. Tapi semua. Hah, semua ? Maksudnya? Eits, jangan shock gitu deh. Bener kok di SDIT Alam, MOS berlaku untuk semua siswa. Dari siswa kelas 1 sampe siswa kelas 6. Cuma bentuknya laen. Kalo siswa kelas 1 aktivitasnya sea kenalan. Kenal temen baru, kenal ruang kelas, kenal guru, kenal kebiasaan, kenal pelajaran dan kenal-kenal yang lain. Nah, untuk siswa kelas 2 sampe kelas 6 tentu tidak kenal-kenal lagi. Tapi ada 3 hal tujuan MOS untuk siswa-siswa lama. Pertama, pengkondisian setelah lamaaa libur. Trus, membangun semangat lagi belajar. Nah, bagi guru yang dapet siswa baru, belum pernah diajar, ya mengenal lebih dalem karakter dan sifatnya. Biasanya tuh, anak-anak fanatik sama ustadz iniiiii terus. Atau ustadzah ituuuuu terus. Ada lagi tuh, membangun budaya sekolah. Nah, di SDIT Alam budayanya namanya SIP (Sholih, Ilmuwan dan Pemimpin).

    Hari pertama, ada pembukaan MOS. Berisi penyampaian harapan-harapan baik dari guru maupun siswa. Lalu, dilanjut dengan permainan mencari kelas dan wali kelas. Rupanya anak-anak belum tahu mana ruang kelas dan walinya. Mereka diberi waktu pendek untuk menemukannya. Di tiap ruang sudah tertulis daftar nama siswa penghuni kelas berikut nama guru wali kelasnya. Setelah berkumpul, mereka diminta mencari guru wali kelas. Dengan syarat, kondisi kelas harus bersih dan nyaman. Guru memandu untuk memaknai terkait dengan game barusan. Ternyata, ketidakaturan dan ketidakjelasan itu melahirkan kebingungan. Lalu, guru mengajak untuk membuat aturan kelas sebagai usaha mencipta keteraturan. Yang sebelumnya harus dipilih dulu ketua kelas. Karena syarat keteraturan juga mengharuskan adanya pemimpin. Akhirnya, guru mengajak untuk membuat kontrak belajar secara tertulis. Sebagai pengingat mereka satu tahun kedepan. Di hari itu juga ada sosialisasi aturan umum sekolah, budaya SIP berikut sanksi bagi pelanggarnya.

    Hari kedua. Di hari ini khusus Clean n Clear Day. Apaan tuh? Dikhususkan satu hari ini untuk menciptakan SDIT Alam bersih dari sampah. Gini yel-yelnya. Nurul Islam ! dijawab SIAP !. Nurul Islam bersih ! dijawab YESS. Nurul Islam Indah ! I like it !. Itu semangat untuk membuat SDIT Alam bersih dan indah. Setiap kelas diberi wilayah tanggung jawab yang harus dijaga kebersihan dan keindahannya. Setiap pekan akan diumumkan, kelas mana yang Terbersih dan kelas mana yang Terjorok.

    Hari ketiga, menjadi hari untuk simulasi budaya SIP. Untuk kelas 2 dan 3, simulasi SIP di kamar mandi. Setiap anak satu per satu melakukan praktek BAK. gak beneran loh. Ustadz/ah memberikan cairan kuning di lubang WC. Siswa harus memastikan saat BAK nanti tepat masuk di lubang tersebut. Trus memastikan air di lubang sudah bening dengan guyuran air. Sudah pasti lah masuk-keluar kamar mandi dengan adab Islami.


    Nah, untuk kelas 4 dan 5 simulasi SIP di perpustakaan. Setiap siswa melakukan program TUNURISBA. Tujuh Menit Nurul Islam Membaca. Baca buku apapun yang disuka. Trus, secara acak ustadz/ah akan memanggil anak dan menceritakan kembali apa yang sudah dibacanya. Untuk kelas 6 simulasi SIP dikelas. Membuat pengkondisian awal gaya belajar menyongsong Ujian Akhir Sekolah.


    Di hari akhir MOS ini ditutup dengan nobar, nonton bareng film Taare Zameen Par (Bintang Kecil di Bumi). Sebuah film yang berkisah tentang seorang bernama Ishaan yang mengalami gangguan disleksia. Ia gak bisa mengenal huruf dan angka, sehingga gak bisa baca dan nulis meski sudah kelas 3 SD. Orang tua, teman dan gurunya mengecap dia bodoh, idiot, nakal dan berbagai ucapan menyakitkan hati lainnya. Hingga ia bertemu seorang guru bernama Nikumb yang bisa memahami keadaannya. Kemudian mengajarinya cara membaca dan menulis. Bahkan mengasah bakatnya dalam melukis. Penasaran kan ? Liat aja deh sendiri. Seperti biasa film India, selain panjang durasi putarnya juga dipenuhi dengan musik yang semangat, sedih, dan lucu. Lengkap deh pokoknya kalo liat film ini. Nah, setelah MOS ini, diharapkan semua siswa sudah siap untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.