Gembira Ramadhan

» » Gembira Ramadhan

Gembira. Ungkapan yang akan muncul pada setiap siapa yang menemui, mendengar bahkan mengalami sesuatu yang membuat hati bahagia, berbunga-bunga. Raut yang terukir di wajah adalah garis-garis melengkung ke atas hingga membuka deretan gigi putih, sedikit dan banyak dibarengi dengan suara tawa.  Sementara itu, anggota tubuh lain mengimbangi dengan gerakan tanpa sadar. Bergerak-gerak, melonjak, tangan ke atas . . . Siapa sih yang gak gembira didatangi Ramadhan.

 Jadi gembira itu gak bisa deh dibuat-buat. Liat aja banyak muka penuh seri di pawai Tarhib Ramadhan SDIT Alam pagi ini. Satu-satu dari mereka pingin diakui gembiranya. Makanya, segala energi dikerahkan untuk tampil menarik. lain daripada yang lain. Ssst . . tentunya, biar fotografer juga kesengsem untuk menarik pelatuk shutter kameranya. Hihihihi . . . .

Coba tebak, yang pake topeng monyet tuh laki pa perempuan? Berhasil deh narik perhatian fotografer. Cekrek . . . jadilah ekspresi gembiranya ketangkep. Kira-kira ide apa yang lewat di benaknya kok gak malu pake topeng gituan. Sudah pasti sih, temen-temen yang berada di sekitarnya pasti tergelitik syaraf ketawanya. Termasuk yang nulis, kik . .kik . .kik . . . . . . . . . . . mau tahu siapa anaknya, cari aja deh, tuh udah ada petunjuknya. Wali kelasnya ustadzah Apri, pasti tuh anak warga kelas 3A.

Pawai Tarhib Ramadhan serentak diselenggarakan oleh siswa-siswa SDIT dan SMPIT Alam Nurul Islam. Lebih dari 500 anak dan guru ikut serta memeriahkan menyambut gembira Ramadhan 1432. Acara pawai diawali dengan prosesi pembukaan. Sekaligus membuka program pesantren Ramadhan oleh ustadz Budi Suprayitno. Sewaktu sesi penjelasan oleh ustadz Hamdan, ditengah pembicaraan tiba-tiba datang 3 kawanan makhluk yang mengendararai sepeda motor yang diblombong knalpotnya. Jadi, tau sendiri kan gimana suaranya. Dijamin pekak deh telinganya. Trus 2 orang turun merebut mikrofon ustadz Hamdan, seperti preman trus bilang "Acara pawai bubar!" Nah loh, apa-apaan ini?" Dua orang itu terus marah-marah. Salah satunya lagi lebih mirip iblis. habisnya pake hitam-hitam, mukanya merah trus giginya lancip semua nongol kedepan.

Kemudian, masuklah, sepertinya dari pakaian orang ini seorang yang sholih. Orang itu menemui si preman. "He . . apa yang kalian lakukan?" Si preman mengaku cuma lewat dan mampir liat-liat. Semua siswa protes, dan bilang sama orang sholih tadi kalo si preman mau mengacaukan acara pawai Ramadhan. Lalu, si sholih mengancam mau panggil polisi jika gak mau ngaku dan meninggalkan tempat itu. Tapi dasar preman, Mereka malah ngejek dan gak takut. Dipanggillah polisi untuk menindak preman kurang ajar itu.



Panggilan itu memang benar. Bukan main-main. Datanglah 2 polisi yang gagah berani. Keduanya langsung menindak tegas prilaku 2 preman nakal itu. Tapi, si preman tak habis akal. Mereka ternyata bawa banyak duit. Ratusan ribu lagi. Waduh, gimana ya. pak polisi tergiur nggak ya? Ternyata kedua polisi itu tergiur dengan iming-iming duit ratusan ribu. Bahkan preman mau janjikan nambahin uang lagi. Waduh gimana nih? Tapi, hidayah Allah datang. Malaikat membisikkan kekuatan kebaikan kepada kedua polisi tersebut. dan akhirnya, berhasil!! Kedua polisi langsung balik kanan, menolak mentah-mentah uang suap kedua preman. Mereka berjanji di depan ratusan peserta pawai. Bahwa mulai saat itu mereka akan menjadi Polisi yang Anti Suap. Allah sebagai saksi.Kemudian dengan penuh perwira kedua polisi langsung meringkus preman tak tau diri. Malaikat pun juga ikut membelenggu iblis laknatullah. Rupanya hawa Ramadhan sudah mulai tercium. Segera Allah kan bukakan pintu kebaikan tanpa batas di bulan Ramadhan ini. Bergembiralah menyambutnya !

Nah, selesai pawai, masih ada loh agenda Tarhib Ramadhan. Seperti biasa setiap tahun setelah pawai dilanjut dengan bersih lingkungan. Meliputi ruang kelas dan halaman. Yang paling dinanti oleh siswa adalah siapa ya yang mau jadi tim penilai kebersihan kali ini. Tahun lalu karakter yang dipakai adalah Sultan Jogja. Nah kira-kira apa ya karakter yang dipakai sekarang.

Eh, ternyata para sunan tho. Wah mirip bener ya. Tapi kok cuma 8 orang sih. Mungkin karena personilnya kurang kali. Ayo satu-satu pada kenal gak. Anak-anak pada antusias plus deg-degan didatangi oleh para sunan. Menang gak ya kelasnya di lomba kebersihan kali ini.  Sambil berjalan menuju kelas-kelas para sunan menyanyikan lagi "Yaa . . . Hanana . . . Yaa . . . Hanana"

Galeri Fotonya  klik disini

Share

You may also like

Tidak ada komentar