Oktober 2016

    Tutup Tema : Pentas Produksi Teater 'Anak Ingusan berSUMPAH PEMUDA'

    Bulan Oktober merupakan bulan yang bersejarah untuk negeri kita. Tepatnya setiap tanggal 28 Oktober peristiwa Sumpah Pemuda menjadi peristiwa penting dalam perjalanan kemerdekaan Republik Indonesia ini. Untuk memahamkan pengetahuan sejarah dan menanamkan nilai-nilai Sumpah Pemuda, kelas 3 menjalankan pembelajaran dengan tema Sumpah Pemuda. Sudah menjadi rahasia umum, jika pembelajaran menyangkut sejarah pasti dominan berupa hafalan. Tanggal, nama tempat, nama tokoh dan kronologi peristiwanya. Yang suka hafalan untuk menghafal semua itu bukan merupakan masalah. Tapi bagi yang butuh energi dalam menghafal, semua materi itu menjadi beban untuk dipelajari. Supaya siswa senang dan mencintai sejarah bangsa tentu pembelajaran diformat dengan metode yang menyenangkan. Dipilihlah metode teater untuk mempelajari terkait dengan pengatahuan dan nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda. Karena teater pilihannya, produk akhir dari pembelajaran tema ini adalah pertunjukan teater.
    Pentas teater dilaksanakan di gedung Pertunjukan 2 Tejakusuma Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Acara ini bisa terselenggara berkat dukungan penuh para orang tua siswa yang memberikan bantuan berupa finansial dan material. Sehingga anak-anak mampu mendapatkan pengalaman yang kaya melalui pentas teater di panggung teater beneran. 
    Pentas teater tersebut disertai dengan rangkaian penampilan dari beberapa anak yang mempunyai bakat seni. Seperti drummer, biola dan nanyanti. Tidak ketinggalan penampilan ustadz/ah kelas 3 juga turut serta menyemarakkan pentas. Ustadzah Sri dan Tari berduet menyanyikan lagu Gebyar-gebyar. Sedangkan ustadz-ustadznya turut tampil dengan menampilkan lakon 'Londo ndeso' sebagai pembuka pentas inti teater anak-anak. 

     
    Tetaer terdiri 5 adegan. adegan pertama menceritakan kondisi para pribumi yang merupakan bangsa Indonesia yang mempunyai mata pencaharian sebagai petani mencoba berusaha untuk mempertahankan tanah air mereka dari penjajah. Sejurus kemudian datanglah pasukan penjajah Belanda yang merebut dan terlibat konflik dengan pribumi.
    Adegan selanjutnya berupa perjumpaan noni-noni belanda dengan gadis pribumi. Noni-noni dengan sikap kesombongan meremehkan permainan yang dilakukan oleh gadis pribumi. Pesan penindasan sangat tampak dari adegan ini. Bahwa kapanpun dan dimanapun yang namanya penjajahan tidak pernah akan menghadirkan kebaikan.



    Berkat perjuangan para pemuda yang tergabung dari jong-jong organisasi pemuda senusantara, mereka hingga membuat 2 kali konggres pemuda baru pada satu kesepakatan bahwa : seluruh pemuda senusantara mengakui bahwa bertanah air satu, tanah air Indonesia. Berbangsa yang satu bangsa Indonesia dan, Berbahasa yang satu bahasa Indonesia. Peristiwa sumpah pemuda tersebut merupakan tonggak penting Indonesia mampu membebaskan diri dari penjajahan yang sudah sangat lama mengungkungi negeri kita tercinta ini.


    update :

    Outbound Periode September - Oktober 2016

    Menjadi media pembelajaran untuk menghadirkan impact sehingga setiap siswa terinspirasi untuk berubah, Outbound harus didesain dengan kegiatan yang menarik, seru, menggembirakan, menantang, dan tak ketinggalan penuh inspirasi sehingga memotivasi setiap siswa untuk berubah menjadi lebih baik. Hakikatnya outbound merupakan miniatur kehidupan. Sehingga manakala kita jumpai permasalahan menyangkut perilaku, kebiasaan, adaptasi, demotivasi dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa membuat terapinya dalam outbound. Dalam outbound bisa dilakukan intervensi kepada siswa dengan reward dan punishment misalnya untuk memunculkan semangat saat mandeg dan bosan.

    Permainan Bersama : Burung Magpay
     Di permainan burung Magpay, semua siswa diwajibkan untuk mengumpulkan barang-barang yang tidak diletakkan pada tempatnya. Barang-barang yang tentunya keberadaannya menjadi sumber gangguan. Besi, pecahan kaca, sampah, batu. Setiap barang mempunyai nilai atau harga. Setiap kelompok berkompetisi mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya. Dengan batasan waktu setiap anak menyapu bersih lapangan dari keberadaan benda yang tidak seharusnya berada di lapangan. Refleksinya : Segala sesuatu yang diletakkan bukan pada tempatnya (dholim) cenderung menjadi sumber gangguan, apapun itu. Menanamkan cinta lingkungan, menghargai berdasarkan usaha dan jerih payahnya, kepedulian sesama dengan saling membantu dan kemandirian.

    Trusfall Net
      Permainan ini termasuk yang beresiko tinggi. Dilakukan untuk mengukur seberapa kepercayaan diri tiap peserta kepada rekan-rekannya. Setiap peserta menjatuhkan diri ke belakang, sedangkan teman-teman lainnya menangkap bersama menggunakan jaring. Untuk menjatuhkan butuh konfirmasi dahulu antara yang jatuh dan yang nangkap. Yang menangkap pertama mengatakan "siap jatuh?", yang jatuh menjawan "Siap !!" lalu konfirmasi "Siap tangkap?" yang menangkap jawab "Siap !!" Baru menjatuhkan diri. Bagi yang percaya penuh sikap tubuhnya akan jatuh lurus. Tapi, yang masih ragu cenderung pantatnya dahulu yang dijatuhkan.

    Ascending
    Untuk sesi High Impactnya adalah Ascending. Yaitu naik ke atas menggunakan tali dan pengaman. Posisi peserta menggantung, mendaki tapak demi tapak pada tali webbing yang diinstall ke atas bangunan.

     Permainan ini membutuhkan koordinasi antara kekuatan kaki dan tangan. Sebagai kuncinya ada di tumpuan kaki. Jika kaki sudah kuat menapak, maka tangan tinggal mengangkat tubuh ke atas. Sedangkan untuk menahan berat badan tinggal menggantungkan saja pada tali pengaman.

    Permainan Bersama : Penjual Minyak
    Di kegiatan outbound bulan Oktober, permainan bersamanya adalah Penjual Minyak. Minyak tanah bukan minyak wangi. Kunci utama si penjual minyak agar mempunyai kredibilitas yang baik di penjual, dia harus menakar jumlah minyak pas. Tidak lebih dan kurang. Di sinilah kunci permainan ini. Setiap kelompok diminta untuk memenuhi galon mineral dengan air. Setiap anggota kelompok dibekali satu buah gelas. Mereka diminta mengambil air dari sungai di bawah. Semua kelompok berkompetisi untuk mendapatkan yang paling awal memenuhi galon. Bagi yang menuang air ke galon tidak dengan gelas penuh maka akan ditolak. Belum lagi kondisi jalan naik turun dengan berjubelnya peserta. Inilah titik peliknya.


    Air Bridge
    Permainan yang bisa digunakan untuk mengukur tanggung jawab bersama dalam kelompok. Kombinasi antara kekuatan, ketrampilan menyusun konstruksi jembatan dan keseimbangan. Dikarenakan kerja kelompok akan bisa dilihat anggota kelompok yang memegang tanggung jawab penuh dan yang terlihat supaya kelihatan kerja.

    Mini Rafting 

    Pada permainan yang termasuk High Impact ini, nyali peserta diuji. Ditambah lagi aliran sungai yang deras, peserta secara berpasangan melakukan rafting dengan ban truk. Pegangan yang bisa dilakukan hanya dengan pasangannya. Sehingga kerjasama dibutuhkan untuk mengendalikan laju ban.

    Mukhayyam Semester Ganjil 2016

    Bulan Oktober ini adalah jadwalnya kegiatan mukhayyam atau kemah berlangsung. Seperti tahun yang lalu, kegiatan mukhayyam ini dibagi dua. Untuk anggota pramuka SIT siaga, kelas 1 hingga 3 dan anggota penggalang, kelas 4 hingga 6. Untuk anggota siaga dilaksanakan di sekolah, mulai hari Kamis, 13 Oktober 2016 sore hingga Jum'at sore harinya. Sedangkan untuk anggota Penggalang berlokasi di bumi perkemahan Payaman di daerah Argosari Sedayu Bantul. Untuk anggota Penggalang dimulai hari Kamis hingga sabtu pagi.
    Pemilihan lokasi tentu juga mengikutkan pertimbangan tantangan yang akan diberikan oleh setiap anggota Pramuka SIT. Bulan Oktober adalah saatnya memasuki musim penghujan. Turunnya hujan juga ikut menjadi komponen yang akan digunakan sebagai pembentuk tantangan pembelajaran setiap anggota. Target kegiatan mukhayyam ini secara umum adalah untuk membentuk karakter yang mandiri, bertanggung jawab. Kerjasama dengan orang lain, mampu menahan diri dan kemampuan bertahan dengan tantangan dan cobaan yang dihadapi.
     Kemandirian yang dibangun menyangkut aspek ketrampilan hidup dan relijiusitas. Ketrampilan hidup sebagai bekal mereka untuk survive alias bertahan hidup dalam menjalani kehidupan. Dengan menguasai ketrampilan hidup mereka diharapkan akan bisa menyelesaikan kesulitan-kesulitan praktis kehidupan. Setiap masalah praktis akan ditangani dengan baik. Relijius menjadi pondasi yang akan menyertai kemanapun di kehidupan ini berada dan menjadi apa. Sehingga dalam kondisi apapun, longgar, sibuk, kurang-lebih, sulit-mudah, mereka akan senantiasa dekat dan mendekat kepada Pencipta Jagat Raya.
    Tentu bukan semata hanya formalitas kecakapan dan kompetensi pramuka yang dikejar. Harapan jauhnya, peserta mengalami pembelajaran dengan mengalami langsung. Mengalami dan merasakan setiap masalah alami yang muncul. Hujan, masak untuk memenuhi makan, kerjasama untuk menyelesaikan tugas, kenyamanan tidur, lelah, capek. Yang kesemuanya pasti akan memberi bekas yang kuat di dalam setiap pribadi siswa. Membuat lapisan mental yang akan memperkokoh keutuhan jiwanya dalam menghadapi kehidupan di masa depan.

    Buka Tema : Menyimak Cerita Perjuangan dari Veteran

    Bulan Oktober adalah bulan yang mempunyai nilai sejarah bagi bangsa kita, bangsa Indonesia. Tanggal 28 Oktober adalah waktu diperingatinya hari Sumpah Pemuda. Peristiwa tonggak awal kemerdekaan negara Republik Indonesia. Bersamaan dengan momen tersebut, tema pembelajaran siswa kelas 3 juga pas dengan peristiwa Sumpah Pemuda. Untuk membuka tema pembelajaran, siswa kelas 3 mengadakan kegiatan nonton film Sumpah Pemuda dan menyimak cerita perjuangan dari nara sumber.
    Para siswa melihat film sejarah singkat terjadinya peristiwa Sumpah Pemuda. Diawali dari masuknya para penjajah Belanda yang sangat lama melakukan penguasaan terhadap wilayah di Indonesia. Penjajah melakukan pemecahan wilayah dan kekuasaan sehingga kekuatan untuk membebaskan diri dari penjajah tidak berarti. Baru setelah Belanda memberlakukan politik Etis dengan membangun beberapa lembaga pendidikan bagi anak-anak Indonesia serta memberi kesempatan pendidikan ke negeri Belanda, hasilnya, mereka tercerahkan dan menyadari untuk melakukan gerakan membebaskan diri dari penjajahan. Hasil didikan Belanda menghasilkan pemuda yang justru membentuk perkumpulan seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatra, Jong Bataks dan lain-lain. Mereka berkumpul mengadakan Konggres Pemuda hingga 2 kali kesempatan yang akhirnya melahirkan Sumpah Pemuda, sebuah tekad persatuan untuk bergerak bersama membebaskan diri dari penjajahan.
    Selesai menonton film, anak-anak kehadiran tamu dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yaitu lembaga yang mewadahi mantan prajurit angkatan bersenjata republik Indonesia yang telah berjasa dalam perjuangan kemerdekaan maupun mempertahankan kemerdekaan RI. Beliau adalah Kapten (Purn) Suwarno. Pak Suwarno bercerita tentang sejarah kemerdekaan Republik Indonesia, mulai dari awal mula dijajah hingga mampu memproklamirkan diri sebagai negara merdeka.
    Pak Suwarno sewaktu masih aktif sebagai tentara pernah menjalani penugasan ke luar Jawa. Diantaranya ke pulau kalimantan. Program yang dilaksanakan saat itu adalah ABRI masuk desa, untuk mengadakan pembangunan di wilayah-wilayah terpencil. Menyimak terlalu lama memang untuk anak terasa membosankan, sehingga acara dilanjut dengan tanya jawab.
     Begitu dibuka sesi tanya jawab, siswa-siswa langsung segera mengacungkan jari. Namun pertanyaan yang mereka sampaikan unik-unik dan tidak ada hubungannya dengan yang dibicarakan pak Suwarno tadi. Seperti, dahulu bapak pernah kena peluru belum, warna seragam bapak dulu apa, dulu TKnya dimana, polos dan lucu-lucu.
    Unik lagi, di akhir acara setelah ditutup, tanpa diperintah, tanpa ada penugasan, anak-anak meminta tanda tangan pak Suwarno. Bahkan saking banyaknya yang mau minta tanda tangan mereka harus antri memanjang. Rasa nasionalisme memang harus tertanam sejak dini di era global tanpa batas antar negara ini.