Tutup Tema : Pentas Produksi Teater 'Anak Ingusan berSUMPAH PEMUDA'

» » » Tutup Tema : Pentas Produksi Teater 'Anak Ingusan berSUMPAH PEMUDA'

Bulan Oktober merupakan bulan yang bersejarah untuk negeri kita. Tepatnya setiap tanggal 28 Oktober peristiwa Sumpah Pemuda menjadi peristiwa penting dalam perjalanan kemerdekaan Republik Indonesia ini. Untuk memahamkan pengetahuan sejarah dan menanamkan nilai-nilai Sumpah Pemuda, kelas 3 menjalankan pembelajaran dengan tema Sumpah Pemuda. Sudah menjadi rahasia umum, jika pembelajaran menyangkut sejarah pasti dominan berupa hafalan. Tanggal, nama tempat, nama tokoh dan kronologi peristiwanya. Yang suka hafalan untuk menghafal semua itu bukan merupakan masalah. Tapi bagi yang butuh energi dalam menghafal, semua materi itu menjadi beban untuk dipelajari. Supaya siswa senang dan mencintai sejarah bangsa tentu pembelajaran diformat dengan metode yang menyenangkan. Dipilihlah metode teater untuk mempelajari terkait dengan pengatahuan dan nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda. Karena teater pilihannya, produk akhir dari pembelajaran tema ini adalah pertunjukan teater.
Pentas teater dilaksanakan di gedung Pertunjukan 2 Tejakusuma Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Acara ini bisa terselenggara berkat dukungan penuh para orang tua siswa yang memberikan bantuan berupa finansial dan material. Sehingga anak-anak mampu mendapatkan pengalaman yang kaya melalui pentas teater di panggung teater beneran. 
Pentas teater tersebut disertai dengan rangkaian penampilan dari beberapa anak yang mempunyai bakat seni. Seperti drummer, biola dan nanyanti. Tidak ketinggalan penampilan ustadz/ah kelas 3 juga turut serta menyemarakkan pentas. Ustadzah Sri dan Tari berduet menyanyikan lagu Gebyar-gebyar. Sedangkan ustadz-ustadznya turut tampil dengan menampilkan lakon 'Londo ndeso' sebagai pembuka pentas inti teater anak-anak. 

 
Tetaer terdiri 5 adegan. adegan pertama menceritakan kondisi para pribumi yang merupakan bangsa Indonesia yang mempunyai mata pencaharian sebagai petani mencoba berusaha untuk mempertahankan tanah air mereka dari penjajah. Sejurus kemudian datanglah pasukan penjajah Belanda yang merebut dan terlibat konflik dengan pribumi.
Adegan selanjutnya berupa perjumpaan noni-noni belanda dengan gadis pribumi. Noni-noni dengan sikap kesombongan meremehkan permainan yang dilakukan oleh gadis pribumi. Pesan penindasan sangat tampak dari adegan ini. Bahwa kapanpun dan dimanapun yang namanya penjajahan tidak pernah akan menghadirkan kebaikan.



Berkat perjuangan para pemuda yang tergabung dari jong-jong organisasi pemuda senusantara, mereka hingga membuat 2 kali konggres pemuda baru pada satu kesepakatan bahwa : seluruh pemuda senusantara mengakui bahwa bertanah air satu, tanah air Indonesia. Berbangsa yang satu bangsa Indonesia dan, Berbahasa yang satu bahasa Indonesia. Peristiwa sumpah pemuda tersebut merupakan tonggak penting Indonesia mampu membebaskan diri dari penjajahan yang sudah sangat lama mengungkungi negeri kita tercinta ini.


update :

Share

You may also like

Tidak ada komentar