Januari 2015

    Parenting School 3 : Memahami Jenis Kecerdasan Anak

    Dear SDIT Alamania, Parenting School kali ini mengangkat topik terkait dengan pentingnya mengenal jenis kecerdasan anak supaya dalam mendampingi dan membina anak terkhusu dalam aktivitas belajar, dan secara umum menemukan passion atau panggilan jiwa kelak mau jadi apa.
     Sebagai pemateri, hadir tim STIFiN yang memang bergerak di bidang pemetaan kecerdasan dan konsultasi pendampingannya. Para hadirin dibuka oleh mas Ajid yang sengaja menyegarkan suasana dahulu sebelum masuk di materi inti. Mas Ajid menyinggung dahulu dengan pertanyaan, "Pendidikan manakah yang lebih dominan menggunakan otak kanan ?" Playgroup sampe TK kan? SD sampe seterusnya sudah penuh dengan penggunaan otak kiri. Hafalan, berhitung, materi dll.
     Yang paling penting dalam proses pendampingan dan pembinaan pada anak adalah Komunikasi. Bagaimana bisa sejalan jika apa yang menjadi perasaan anak tidak dipahami orang tua. Apa yang diinginkan anak tidak ditangkap orang tua. Maka tidak heran pemaksaan kehendak terhadap anak menjadi kejadian yang paling sering muncul dalam proses pendampingan anak.
    Bersama tim juga pak Rohmat Teguh, bliau menyampaikan boleh jadi ada anak yang bisa sampai pada apa yang diharapkan orang tua. Tapi hal itu bukan menjadi panggilan hatinya. Bukan passionnya. Seperti kisah ada seorang sarjana kedokteran Universitas Terkenal yang setelah diwisuda menyerahkan ijazahnya kepada kedua orang tuanya. Kemudian dia minta kebebasan tidak didikte lagi. Dia ingin menjadi apa yang menjadi panggilan jiwanya. Nah, kira-kira bagaimana perasaan orang tua jika mengalami hal tersebut.
    Sebagi pemateri utama adalah mas Galuh. Pertama yang disampaikan adalah terkait dengan bagaimana bentuk Parenting atau pendidikan orang tua itu harus dilakukan kepada anak. Orang tua pertama kali harus mengetahui bagaimana mesin kecerdasaan dan personal genetiknya bekerja, artinya orang tua harus memahami potensi apa yang menjadi anugrah Allah sebagai kelebihan anaknya. Kemudian kedua, dia harus memahami bagaimana pola dan gaya belajar anak. Bagaimana si anak mengenal dan mengasah kemampuan untuk hidupnya. Selanjutnya, orang tua harus mengetahui profesi yang menjadi panggilan jiwanya. Sehingga orang tua bisa mendesain pola asuh kepada anak yang pas. Yang terakhir, orang tua bisa membantu memfokuskan terhadap apa yang sudah menjadi harapan dan potensinya.
    Hal yang harus dipahami terkait dengan memahami bagaimana mesin kecerdasan anak bekerja serta bagaimana profil personal genetiknya terlebih dahulu dengan memahami bagaimana cara otak bekerja. Ilmu tentang otak makin hari makin berkembang. Berbagai publikasi penelitian sudah diterbitkan. Ada ilmuwan membagi otak menjadi dua, tiga dan seterusnya. Otak kanan-kiri, tengah. Otak besar-kecil. Atas-Bawah. Kali ini tim STIFiN mengenalkan pembagian otak dalam 5 bagian.
    Jika yang dominan adalah otak bagian Sensing, orang tersebut akan lebih mengutamakan yang kongkret, yang bisa ditangkap indra. Nyata. Model ini orang rajin dalam belajar dan menghafal.
    Jika yang dominan adalah otak bagian Thinking, orang ini akan mengandalkan logika sebab-akibat. Pertimbangan data dan penih obyektif selalu jadi dasar. Sehingga ia lebih cepat untuk mandiri.
    Jika yang dominan adalah otak bagian Intuiting, orang tersebut akan selalu berpikir jangka panjang. Optimis dan penuh ide. Sehingga orang ini seperti mempunyai indra keenam.
    Jika yang dominan adalah otak bagian Feeling, orang ini akan mengandalkan perasaan dalam interaksinya. Sehingga ia piawai dalam menjalin hubungan dengan seseorang. Bijaksana dan lebih langgeng.
    Jika yang dominan adalah otak bagian Insting, orang ini bisa dikata serba bisa. Apapun bisa ia jangkau dan lakukan. Cuma, kekurangannya adalah ia menjadi generalis bukan ahli.
    Setelah orang tua memahami bagaimana kecerdasan anaknya masuk ke dalam jenis yang apa sehingga bisa ditentukan bagaimana pola asuh yang tepat. Sehingga tidak akan dijumpai lagi orang tua yang selalu 'rame' dengan anaknya karena memang disebabkan jenis kecerdasan yang beda. Dengan awal tersebut akhirnya orang tua bisa membantu memfokuskan aktivitas apa saja yang akan semakin mengasah kecerdasan dan kemampuan sesuai dengan personal genetiknya.

    Mengenal Kegiatan Sosial dengan Wawancara Langsung

    Dear SDITAlamania, Pelajaran yang sering berubah-ubah konten materinya adalah IPS, ya gak? Makanya IPS sering disebut sebagai pelajaran yang non-eksak. Artinya gak pasti. Beda sama Matematika atawa IPA, bisa dihitung dan hasilnya sering pastinya. Tapi kalo IPS banyak yang gak pastinya. Hitungan secara Matematika sebuah keluarga yang miskin itu pasti lebih sering kekurangan. Daam banyak hal. Tapi kenyataannya, tidak sedikit keluarga yang digolongkan miskin justru berhasil dalam mendidik putra-putrinya. Bahkan ada juga yang bisa naik haji seperti yang dikisahkan dalam film Penjual Bubur Naik Haji.
    Nha, untuk memahami kegiatan sosial, siswa kelas 5 mengadakan pembelajaran dengan melakukan wawancara langsung ke penduduk. Mereka di bagi dalam kelompok-kelompok dengan masing-masing wilayah. Setiap kelompok ditarget untuk mendapatkan informasi terkait dengan kondisi keluarga yang diwawancarai. Mulai nama, jumlah anggota keluarga, umur, penghasilan, aktivitas, kondisi bangunan rumah. 
    Untuk melakukan wawancara mereka diharuskan membuat pointer dahulu. Kemudian membuat pointer tersebut dengan bahasa Jawa yang halus karena mayoritas penduduk adalah orang Jawa kampung. Apalagi untuk pertanyaan yang sangat sensitif misal umur, penghasilan, status rumah, setiap kelompok diharapkan memulai dengan kata-kata Nyuwun Sewu dahulu untuk memperhalus.
    Hasil wawancara didiskusikan dahulu bersama ustadz/ustadzah di kelas. Setiap kelompok diminta untuk menentukan keluarga mana yang layak untuk mendapatkan bingkisan yang sudah disiapkan setiap kelompok. Wah mirip pegawai BPS nih ngumpulin data. Atau malah seperti pegawai Lembaga Amil Zakat karena menimbang keluarga yang akan layak dapat zakat. Tapi setelah informasi digelar akhirnya terpilih masing-masing kelompok satu keluarga yang layak dapat bingkisan. Isi bingkisan berupa beras, gula dan minyak goreng.
    Setelah istirahat setiap kelompok kembali mengunjungi wilayah wawancara. Tujuannya untuk menyerahkan bantuan kepada keluarga yang sudah dipilih setiap kelompok. Meski tidak begitu berharga, siswa-siswi merasa bahwa pilihan berasal dari pertimbangan data wawancara membuat pilihan lebih mantap. 
    Tak lupa mereka sampaikan terima kasih telah membantu dalam pembelajaran kali ini. Penerima bingkisan berterima kasih sekali dan banyak berbagi cerita kepada anak-anak. Mereka dengan sendirinya belajar empati. Merasakan sendiri apa yang dirasa orang lain. 
    Setelah semua tugas selesai, yang paling penting adalah melakukan pemaknaan. Ini saatnya setiap anak membagi apa yang menjadi sesuatu yang baru bagi mereka. Pengalaman, pengetahuan, rasa, semuanya. Anak-anak lebih hidup membagikan temuannya, tak lupa ustadz-ustadzah menuntun mereka pada kesimpulan terkait dengan poin pembelajaran kegiatan sosial hari ini. Dan eits, jangan lupa biar abadi tentu temuan-temuan itu harus terdokumentasikan dalam diary-diary mereka.

    Rabu Ekspresi Baru : Membaca Buku dan Menulis Diary

    Dear SDIT Alamania, Rabu adalah hari semua siswa dan guru untuk menunjukkan ekspresinya. Setiap Rabu semua siswa dan guru bebas mengeluarkan potensinya. Itu tujuan diadakannya Rabu Ekspresi. Kegiatan yang sudah terjadwal di Rabu Ekspresi adalah Jelajah Lingkungan, Bersih Lingkungan, Senam dan Berbahasa. Di semester ini ada satu lagi yang melengkapi kegiatan Rabu Ekspresi. Yaitu, Membaca Buku untuk kelas 1 dan 2, Menulis Diary untuk kelas 3 hingga 6. 
    Setelah semua siswa berkumpul di lapangan dengan bekal buku bacaan dan diary, mereka dipersilahkan mencari tempat yang nyaman untuk melakukan aktivitas membaca buku dan menulis diary. Untuk menjadi kebiasaan memang harus dibuat seruan. Bagi yang sudah terbiasa sejak kecil menghabiskan buku dalam waktu singkat, tentu aktivitas ini menjadi hal yang lebih menarik. Rame-rame secara massal membaca buku. Jika membaca sudah membiasa, idealnya ia akan menggantikan aktivitas mendengar. Jika mendengar itu pasif maka harapannya dengan membaca menjadi aktivitas yang aktif.
    Saudara kembar dari membaca adalah menulis. Rasulullah SAW bersabda قيدوا العلم بالكتابة "ikatlah ilmu dengan tulisan". Tulisan akan mengikat segala lintasan, inspirasi, temuan, a-ha, eureka yang dihasilkan pikiran. Masih ingat kan apa yang dilakukan Archimedes sewaktu menemukan hukum daya apung sewaktu mandi ? Dia langsung loncat dari bak mandi dalam kondisi (maaf) telanjang bersegera mencari alat tulis dan menuliskan rumusan makna temuannya karena khawatir segera lenyap dengan lupa. 
     Untuk memulai membiasa menulis tidaklah mudah. Maka biar ringan dimulai dengan menulis diary. Apa yang menjadi kesan, pikiran, curhat, rasa, ditumpahkan dalam diary. Lambat laun dengan membiasa menuangkan apa yang ada di pikiran ke bentuk tulisan, untuk membuat gambaran dan ide dengan tulisan akan mudah. Dan yang paling penting, menjadi kebiasaan. Konon, batasan prasejarah dengan sejarah itu ditentukan adanya bukti budaya tulisan. Hingga, menulis akan menggantikan aktivitas berbicara.  

    Prince and Princess of English

    Dear SDIT Alamania, program yang menjadi pembiasaan keseharian di SDIT Alam salah satunya adalah program bahasa. Ada 3 bahasa selain bahasa Indonesia yang dijadikan program pembiasaan. Waktu pembiasaannya per pekan. Sehingga nama programnya adalah Pekan Berbahasa. Ada Arab, Inggris dan Jawa. Pada program ini yang menjadi titik tekan adalah dalam hal percakapan bukan pada tata bahasa atau grammer. Caranya, sedikit demi sedikit siswa dikenalkan dengan satu kosa kata dalam 2 bahasa, Arab dan Inggris. Setelah mengerti dan mampu mengucapkan secara benar, setiap harinya jika menggunakan kata tersebut harus tidak lagi dalam bahasa Indonesia. Untuk bahasa Jawa titik tekannya pada unggah-ungguh atau ketepatan bahasa untuk siapa yang diajak bercakap.
     Sebagai motivasi, bagi mereka yang menunjukkan kesungguhan dan prestasi dalam program ini ada penyematan penghargaan. Untuk bahasa Inggris, ada Prince and Princess of English bagi siswa yang menunjukkan penggunaan bahasa Inggris dalam keseharian dengan konsisten. 
    Selain ada Prince and Princess, ada juga kategori bagi mereka yang mengirimkan tulisan dengan bahasa bukan Indoensia ke panitia. Rencananya penghargaan berbahasa ini akan diumumkan setiap pekan di momen upacara bendera hari Senin. Selamat ya bagi para juara ! Yang lain ayo susul prestasinya.

    Sekolah Alam Jogja di Android


    Dear SDIT Alamania, website SDIT Alam Nurul Islam kini bisa diakses mengunakan aplikasi android. Dengan aplikasi ini dapat dengan mudah didapatkan update info kegiatan SDIT Alam Nurul Islam secara mobile dengan gadget android anda. Untuk menginstallnya bisa didownload klik di bawah ini
    http://www.4shared.com/mobile/hb7QIpvPba/_Sekolah_Alam_Jogja.html

    MOS : Masa Orientasi Siswa Semester 2

    Dear SDITAlamania, MOS bukan hanya di awal tahun ajaran. MOS bukan milik kelas 1 saja. Itu sudah menjadi budaya di SDIT Alam Nurul Islam. Semua aktivitas adalah belajar adalah semangat yang akan terus dilakukan. Entah hari efektif sekolah atau libur. Namun, liburan adalah godaan terbesar semua siswa. Bisa jadi, dengan libur juga libur belajar. Dengan libur juga libur sholat. Dengan libur juga libur membaca buku. Dengan libur juga libur membantu orang tua. Jika sudah seperti itu, 'bencana' yang kita dapat. Kebiasaan baik selama efektif sekolah full day dan penjagaan, dengan libur beberapa hari, musnahlah sudah. Panas setahun dibalas dengan hujan sehari. Untuk antisipasi hal tersebut MOS jadi penting.
    MOS dilaksanakan selama 3 hari, dari Senin hingga Rabu, 5 - 7 Januari 2015. Kegiatan MOS bertujuan untuk memompa motivasi untuk belajar siswa. Meneguhkan komitmen usaha keras meraih tujuan. Sosialisasi dan kesepakatan kebiasaan dan budaya SDIT Alam Nurul Islam. Memperbaharui pengurus kelas. Hari pertama diawali dengan upacara bendera hari Senin. Di amanat pembina, ust. Ariefuddin menyampaikan akan pentingnya pembelajaran karakter. Yang dimaksud belajar tidak semata hitung-hitung saja, menulis karangan saja, menghafal saja. Menata sandal dengan rapi, tertib antrian, memilah sampah, berusaha tepat waktu itu semua juga aktivitas pembelajaran. Itu yang dinamakan karakter. Karakter itu seperti orang yang memahat di atas batu. Sangat sulit awalnya. Tetapi jika batu itu sudah indah dengan pahatan, sungguh pahatan itu akan awet. Coba lihat pahatan relief di candi Borobudur. Meski kena panas, kena hujan, tetep indah jelas terlihat. Begitu juga dengan karakter kita. Awal pembentukannya terasa sulit, butuh kesabaran, berkorban. Namun jika sudah menjadi kebiasaan bahkan karakter, akan awet dalam diri kita. Bahkan suatu saat kita akan sangat risih melihat orang kaya naik mobil mewah tapi buang sampahnya sembarangan. 
    Untuk belajar harus butuh kegembiraan. Hadirkan suasana gembira dulu dalam hati. Niscaya apa yang kita lakukan selama belajar akan mudah terserap. Otak sangat suka pada suasana hati yang gembira. Sebaliknya, otak akan menutup rapat dengan suasana yang gak mood, takut, bahkan sakit hati.
      Salah satu bentuk untuk menguatkan komitmen dan harapan adalah dengan menuliskannya. Ditambah lagi mengkomunikasikannya kepada orang lain. Untuk meneguhkan harapan dan cita, setiap anak diminta untuk menuliskan harapan dan citanya di selembar banner putih besar di halaman depan. Dengan itu maka setiap orang akan bisa melihat apa harapan dirinya dan orang lain. Sehingga setiap orang akan bisa saling memotivasi dan mengingatkan apa yang menjadi harapannya.
    Program Tunurisba, Tujuh Menit Nurul Islam Membaca digiatkan lagi. Kali ini waktu istirahat tidak semata hanya untuk sepak bola saja, atau main lari-larian saja. Ada programnya. Saat istirahat setiap anak harus melakukan program cinta lingkungan dahulu. Berupa memilah sampah, menyiram tanaman, atau cabut rumput. 
     Tidak ketinggalan juga. Program Diary juga dibangkitkan lagi. Diary adalah media untuh curah kesan, pengalaman, ilmu. Aturannya, diary setiap siswa hanya boleh dibaca dirinya sendiri dan guru kelasnya. Tulisan bebas. Apa yang melintas di benaknya langsung ditulis. Kalo yang melintas sulit dideskripsi pake kata-kata, boleh digores dengan gambar. Intinya, diarymu adalah cermin dari isi hatimu. Wuih . . . so sweet.
    Begitulah agenda MOS kali ini. Prinsipnya, rutinkan yang kecil-kecil, niscaya ia akan menjadi besar dan awet. Menjadi karakter pribadi yang kuat. Gak usah jauh-jauh bayangin Jepang deh, cukup disini kita konsisten terus melakukan yang kecil-kecil. Berkumpul menjadi komunitas, pastilah akan terjadi perubahan yang selama ini banyak orang baru menjadi bahan diskusi saja.