Mengenal Kegiatan Sosial dengan Wawancara Langsung

» » » Mengenal Kegiatan Sosial dengan Wawancara Langsung

Dear SDITAlamania, Pelajaran yang sering berubah-ubah konten materinya adalah IPS, ya gak? Makanya IPS sering disebut sebagai pelajaran yang non-eksak. Artinya gak pasti. Beda sama Matematika atawa IPA, bisa dihitung dan hasilnya sering pastinya. Tapi kalo IPS banyak yang gak pastinya. Hitungan secara Matematika sebuah keluarga yang miskin itu pasti lebih sering kekurangan. Daam banyak hal. Tapi kenyataannya, tidak sedikit keluarga yang digolongkan miskin justru berhasil dalam mendidik putra-putrinya. Bahkan ada juga yang bisa naik haji seperti yang dikisahkan dalam film Penjual Bubur Naik Haji.
Nha, untuk memahami kegiatan sosial, siswa kelas 5 mengadakan pembelajaran dengan melakukan wawancara langsung ke penduduk. Mereka di bagi dalam kelompok-kelompok dengan masing-masing wilayah. Setiap kelompok ditarget untuk mendapatkan informasi terkait dengan kondisi keluarga yang diwawancarai. Mulai nama, jumlah anggota keluarga, umur, penghasilan, aktivitas, kondisi bangunan rumah. 
Untuk melakukan wawancara mereka diharuskan membuat pointer dahulu. Kemudian membuat pointer tersebut dengan bahasa Jawa yang halus karena mayoritas penduduk adalah orang Jawa kampung. Apalagi untuk pertanyaan yang sangat sensitif misal umur, penghasilan, status rumah, setiap kelompok diharapkan memulai dengan kata-kata Nyuwun Sewu dahulu untuk memperhalus.
Hasil wawancara didiskusikan dahulu bersama ustadz/ustadzah di kelas. Setiap kelompok diminta untuk menentukan keluarga mana yang layak untuk mendapatkan bingkisan yang sudah disiapkan setiap kelompok. Wah mirip pegawai BPS nih ngumpulin data. Atau malah seperti pegawai Lembaga Amil Zakat karena menimbang keluarga yang akan layak dapat zakat. Tapi setelah informasi digelar akhirnya terpilih masing-masing kelompok satu keluarga yang layak dapat bingkisan. Isi bingkisan berupa beras, gula dan minyak goreng.
Setelah istirahat setiap kelompok kembali mengunjungi wilayah wawancara. Tujuannya untuk menyerahkan bantuan kepada keluarga yang sudah dipilih setiap kelompok. Meski tidak begitu berharga, siswa-siswi merasa bahwa pilihan berasal dari pertimbangan data wawancara membuat pilihan lebih mantap. 
Tak lupa mereka sampaikan terima kasih telah membantu dalam pembelajaran kali ini. Penerima bingkisan berterima kasih sekali dan banyak berbagi cerita kepada anak-anak. Mereka dengan sendirinya belajar empati. Merasakan sendiri apa yang dirasa orang lain. 
Setelah semua tugas selesai, yang paling penting adalah melakukan pemaknaan. Ini saatnya setiap anak membagi apa yang menjadi sesuatu yang baru bagi mereka. Pengalaman, pengetahuan, rasa, semuanya. Anak-anak lebih hidup membagikan temuannya, tak lupa ustadz-ustadzah menuntun mereka pada kesimpulan terkait dengan poin pembelajaran kegiatan sosial hari ini. Dan eits, jangan lupa biar abadi tentu temuan-temuan itu harus terdokumentasikan dalam diary-diary mereka.

Share

You may also like

Tidak ada komentar