Juli 2018

    Gerhana Bulan Terlama, Momen untuk Tunduk dan Bertaubat

    Fenomena gerhana bulan kali ini termasuk menarik. Durasi yang lebih dari 1 jam di posisi bulan dalam garis edar terjauh. Selain itu fenomena kenampakan benda langit juga bisa disaksikan. Hujan meteor Piscis Austrinids dan oposisi planet Mars. Momen yang menarik secara ilmiah ini tentu menjadi media pembelajaran yang sayang jika ditinggalkan. Meskipun secara waktu memang butuh perjuangan untuk mencapainya. Dini hari buta di saat banyak orang sedang menikmati istirahat tidurnya serta melawan hawa dingin yang menusuk tulang. Sekolah Alam Nurul Islam tidak akan melewatkan momen berharga ini. Sudah menjadi agenda rutin jika terjadi gerhana, baik bulan maupun matahari. Dilaksanakan sholat sunnah gerhana. Pelaksanaannya pada hari Sabtu, 28 Juli 2018 mulai pukul 03.30 dini hari.

    Kegiatan sholat gerhana akan disertai juga dengan aktivitas observasi bulan purnama menggunakan teropong jenis Skywatcher kaliber 90mm. Untuk menambah kehangatan dan kebersamaan, di penghujung acara disediakan sarapan pagi berupa bubur ayam. Kegiatan ini mengundang khalayak umum terkhusus guru dan keluarga siswa Sekolah Alam Nurul Islam. 
    Beberapa orang sudah hadir di masjid Nurul Islam sejak malam hari sebelumnya. Sekalian menginap di masjid karena khawatir tidak bisa bangun pas waktu dinihari. Juga perjalanan malam hari yang agak beresiko dari segi keamanan. Tepat pukul 03.30, sholat gerhana bulan (Khusuf) dimulai dengan diimami oleh ustadz Bintara. Sholat dengan 2 roka'at disertai 4 kali ruku' ini membaca surah al Baqarah juz 1. Waktu sepertiga malam terakhir menambah suasana hening dan menambah khusyu' para jama'ah.      
    Selesai sholat dilanjutkan khutbah gerhana yang disampaikan oleh ustadz Ariefuddin. Dalam khutbahnya, khotib menyampaikan tentang pentingnya meneliti segala ciptaan Allah, makhluk sebagai jalan untuk mengenal-Nya. Bukan dengan meneliti dzat-Nya. Seluruh makhluk Allah itu hakikatnya baik semua dan bermanfaat. Robbana maa kholaqta hadzaa bathila, taka da satu pun ciptaan-Nya yang sia-sia. Hanya saja terkadang manusia merasakan adanya resiko buruk dan jelek yang timbul dari ciptaan-Nya. Maka selalulah untuk minta perlindungan dari keburukan makhluk-Nya. Termasuk fenomena gerhana bulan. Itu bukanlah tanda akan kesialan atau ada kejadian bencana. Tapi itu merupakan tanda kebesaran Allah dengan ciptaan-Nya. Bahkan menjadi media yang seharusnya manusia menjadi takut. Terkikis segala kesombongan yang bisa jadi muncul dalam kehidupannya di dunia. Selanjutnya, momen gerhana ini adalah saat terbaik untuk bertaubat minta ampun kepada Allah. Apalagi jangka waktu gerhana yang cukup lama serta terjadi di sepertiga malam terakhir sebagai waktu yang utama. Kegiatan berlanjut dengan observasi dengan melihat gerhana bulan menggunakan teropong. 
    Waktu shubuh menjelang. Selesai melaksanakan sholat shubuh berjama'ah, menu sarapan telah siap. Ditemani dengan bubur ayam dan teh hangat, para jama'ah tampak berbincang akrab menyongsong pagi cerah menjelang.