Oktober 2012

    Doktor ke-150 UNY Berhasil Pertahankan Disertasi tentang SDIT AlamNurul Islam

    Senin 29 Oktober 2012 menjadi hari yang bersejarah bagi Bu Rukiyati. Pasalnya, ujian akhir disertasi beliau yang berjudul Pendidikan Nilai Holistik untuk pembentukan karakter siswa di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta berhasil dipertahankan di depan dewan penguji. Yang terdiri dari  Prof. Wardan Suyanto, Ed.D yang merupakan direktur Pascasarjana UNY, Prof. Noeng Muhadjir, Prof. Dr. Siti Partini S, Prof. Dr. Shodiq A Kuntoro dan Prof. Suyata, Ph D Ujian dimulai dari pukul 13.00 diawali dengan paparan singkat tentang hasil penelitiannya.


    Setelah selesai paparan, giliran para penguji memberikan pertanyaannya. Banyak pertanyaan kritis yang dilontarkan. Seperti, yang holistik itu pendidikan atau nilainya? Yang dimaksud terpadu itu apanya? Bagaimana keakuratan data yang diambil sehingga mempengaruhi kepercayaan. Trus, kebebasan apakah yang dimaksud, bebas tanpa batas ataukah yang bagaimana. Tentang hukuman, ada penguji yang kurang menyepakati tapi ada juga yang mendukung dengan argumen bahwa di alam pun juga berlaku hukuman alam. Bisakah sekolah ini digeneralisir untuk sekolah lain? Sebagian boleh jadi bisa tapi ada sisi unik yang tidak ada di sekolah lain, jelas bu Rukiyati. Bagaimana ukuran keberhasilan dengan diukur dengan nilai UAN? Mana yang lebih penting cerdas atau karakter. Bu Rukiyati tegas menjawab lebih penting karakter.


    Setelah berondongan pertanyaan dilontarkan dan dipertahankan dengan argumen yang kuat, dilanjutkan dengan sidang hasil ujian. Hanya sebentar saja dewan penguji bersidang dan langsung diumumkan. Hasilnya bu Rukiyati dinyatakan lulus dengan nilai yang memuaskan. Beliau menjadi Doktor ke-150 UNY dan Doktor ke-14 di fakultas Ilmu Pendidikan. Slamat ya bu Rukiyati . . .

    Qurban adalah Pembuktian

    Dalam surat al-Kautsar, Allah tlah mengingatkan kita betapa besar dan banyaknya nikmat yang diberikan kepada kita, Kautsar dari kata katsir, banyak. Tak satupun pernah Allah perintahkan atas itu semua kita diminta untuk membalasnya. Jangankan membalas, ngitungin satu-satu saja mana bisa dan sempat. Tapi Allah hanya minta kita bersyukur. Dibuktikan dengan sholat dan qurban, Anhar.


    Bukankah iman tu gak cukup di hati atau lisan saja, tapi harus sampe 'amal. Action. Bahkan 'amal itu harus yang terbaik, ikhlas dan sesuai tauladan Rasul SAW kalo yang umum. Kalo 'amal yang berupa ibadah, ritual harus persis sama dengan juklak dan juknis Rasul SAW.  Tambah lagi harus istiqomah, kontinyu. Syukur lagi dilakukan secara jama'i, kerja tim.


    Kegiatan qurban meski pelaksanaannya persis dengan tahun lalu, tapi tidak sekedar rutinitas tahunan semata asal terlaksana. Terkadang kegiatan yang rutin bisa menggerus tujuan awal mengapa kegiatan itu dilakukan sehingga asal terlaksana saja. Qurban kali ini semua unit, KBTKIT-SDIT dan SMPIT bersatu untuk melaksanakan qurban bersama. Dari penawaran ke wali murid tiga unit terkumpul ada 25 shohibul qurban. Diwujudkan dalam 2 sapi dan 10 kambing, satu kambing dari lembaga. Siswa dari KBTKIT dan kelas 1-2 dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan dongeng dan keliling pos kerja untuk melihat proses penanganan daging qurban. Sedangkan siswa kelas 3 SDIT hingga kelas 9 SMPIT dikelompokkan ke dalam regu kerja. Regu pencucian jeroan, pengirisan daging, pemotongan tulang, pengirisan jeroan, penimbangan dan pembungkusan serta regu distribusi. Kelompok bawah memang orientasi pengenalan untuk menarik keingintahuan, munculnya pertanyaan. Sedangkan kelompok atas memang sudah diterjunkan dengan aktivitas kerja, bekerja sama, taat prosedur dan hasil terbaik secara kualitasnya. Dari aktivitas ini sangat bisa kita amati. Ternyata beberapa anak menunjukkan perilaku masing-masing. Ada yang hanya mencukupkan kerja beberapa menit saja, yang penting sudah pegang. Ada yang harus diberi perintah berulang, pengingatan akan tugas, baru bergerak. Ada yang hanya bermain. Tapi tidak sedikit anak yang berpindah-pindah pos dengan melakukan kegiatan sesuai dengan pos tersebut. Sewaktu ditanya, "Lho, emangnya kamu masuk pos mana sih?". "Aku anggota pos distrubusi, ust". "Lho ngapain sekarang udah kerja, energimu kan nanti untuk keliling distrubusi paket qurban?". "Gak papa ust, aku senang kok ngebantuin". Bisa dilihat kan, satu perintah bisa berbagai hasil pelaksanaan. Sekali lagi 'amal, Action adalah pembuktiannya.

      Muatan pendidikan dasar di tingkat SD dominan berupa lifeskill. Ketrampilan hidup. Dan ketrampilan hidup bisa dibentuk dengan pembiasaan. Pendidikan dasar yang miskin dengan pembiasaan akan kurang sempurna dalam pembentukan ketrampilan hidup anak. Prosesnya akan terjebak pada ranah kognisi saja yang disasar. Jadi anak banyak tahu informasi tapi sebatas hafalan. Rasa tanggun gjawab, mandiri, kritis, dialogis, sikap menghargai, motivasi tinggi, ingin tahu hampir terlewat tak sempat dibentuk.

    Kunjungan Bupati Siak, Riau

    Siang menjelang sore (17/10/2012) telepon dari protokoler pemprov DIY masuk. Bahwa rombongan bupati Siak, Riau, Drs.H.Syamsuar,M.Si akan datang ke SDIT Alam Nurul Islam. Betapa kaget diliputi perasaan diburu. Tidak siap mempersiapkan penyambutan. Kemudian, pertanyaannya kenapa harus ke SDIT Alam? Tapi kewajiban tuan rumah adalah menyambut tamu sebaik-baiknya seperti yang disunnahkan Rasul SAW. Pas waktunya anak-anak bubar sekolah, setelah sholat 'Ashar berjama'ah, rombongan datang. Bapak Drs.H.Syamsuar,M.Si langsung masuk dan disambut pimpinan sekolah. Beserta rombongan disambut di ruang tamu. Begitu duduk, Bapak bupati langsung tak tahan untuk menanyakan keingintahuannya akan SDIT Alam. Mulai dari kapan berdirinya, bagaimana cara pembelajarannya, apa programnya, bagaimana kurikulumnya, hingga tak sabar untuk melihat kondisi dan suasana sekolah bahkan kelas. Di Siak rupanya sedang akan dibuka sekolah yang berbasis Islam. Rupanya beliau berkeinginan melihat dan mengetahui pengalaman SDIT Alam yang merupakan sekolah berbasis Islam namun dengan programnya yang unik. Yang menjadi ketertarikan Bapak Bupati adalah terkait dengan Islam Terpadu. Rupanya pembelajaran umum bisa diintegrasikan ke dalam nilai-nilai keislaman. "Jadi jika kita belajar tentang gunung di pelajaran IPA, Allah juga hadir disana", begitu penjelasan kepala sekolah. Bapak bupati juga tertarik dengan program berkebun dan beternak, bahwa setiap anak ditugasi untuk memelihari satu tanaman dan satu hewan untuk dipelihara. "Ini untuk menanamkan tanggung jawab mereka agar menjaga kelestarian alam ini yang telah diberikan Allah sebagai failitas manusia", begitu uraian kepala sekolah. Begitu dirasa sudah cukup Bapak bupati dan rombongan pamit, meski sebentar cukup menjadi inspirasi untuk menghadirkan pendidikan berbasis Islam di Siak, Riau.

    Marketday Begin, Go Go Buy !

    Satu hal yang sangat beda dengan sekolah lain di SDIT Alam adalah susahnya untuk jajan. Dan memang, itulah aturannya dan saat istirahat pun tak satupun penjual jajanan yang nongol ngetem di depan sekolah. Makanya sempat bingung sewaktu ada sidak dari BP POM yang mau meriksa sampel jajanan. "Lha, disini gak boleh jajan tu Bu". Akhirnya si ibu cukup meriksa sampel snack yang Alhamdulillah hasilnya negatif borax, negatif formalin. Apalagi si babi hi . . hi . .hi. Tapi bukan berarti kegiatan wajib anak-anak, ya jajan tu, gak bisa dilakukan. Masih bisa. Sekolah punya program Marketday. Hari berjualan. Untuk semester ini berlaku untuk semua siswa. Berlangsung setiap hari Jum'at jam 14.00 sampe selesai.


    Acara launching berlangsung di GOR. Semua penjual dan pembeli tumplek blek di GOR. Belum dimuali acara, anak-anak sudah berebut antri di lapak yang menjual barang favorit. Kebanyakan makanan sih. Jika dilihat kayaknya memang penjualnya masih terlalu sedikit dibanding dengan para pembeli. Padahal tiap kelas sudah dijadwal siapa yang harus jualan. Pasti deh ada yang gak jualan, ya jadinya penjualnya kurang.


    Untuk membeli di pasar ini tidak bisa menggunakan uang rupiah. Karena mata uang yang berlaku disini adalah mata uang Nuris. Jadinya setiap penjual dan pembeli kudu menukar uang rupiahnya ke Bank Nuris yang terletak di pojok utara pasar Nuris. Gubernur Bank Sentral Nurisnya adalah ustadz Bintara yang dibantu beberapa karyawan dari siswa kelas 6 yang mengenakan seragam rompi biru. Para penjual yang sudah selesai jualannya juga bisa menukar hasilnya di Bank ini dan menuliskan laporan lab ruginya.


    Meski udha dapet jajanannya tidak berarti makannya tanpa adab. Harus tetap dengan adab, pake tangan kanan dan ucap bismillah. Bahkan ada juga yang berbagi karena teman yang tak bawa uang jajan. Untuk pelaksanaan kali ini tidak semata makanan saja yang boleh dijual. Akan dikenakan aturan, untuk kelas 1 hanya baru boleh sebagai pembeli. Kelas 2 menjualkan. Mulai kelas 3 dan 4 sudah diharuskan benda yang dijual adalah hasil dari produksinya sendiri. Nah kelas 5 dan 6 penjualan dilakukan secara korporasi. Kerjasama ada pembagian tugas, siap yang produksi, penjualan pun siapa manajernya. Miniatur sebuah perusahaan. Sehingga di akhir tahun nanti akan dipilih siapakah Top Sells atau Top Marketing, prestasi terbanyak menjual berikut untungnya. Ayo maju businessboy and businessgirls Nuris !!

    Berkebun Resmi Mulai

    Setelah lama ditunggu, apalagi di tahun lalu hanya kelas 2 saja yang melakukan, bersyukur kegiatan Berkebun bisa dimulai tahun ini. Tepat resminya hari Rabu kemarin. Ust. Ahmad Shidiq selaku bos berkebun kali ini sudha menyiapkan lahan berikut tanaman untuk tiap level kelas.


    Tepat di Rabu Apresiasi kegiatan Berkebun dilaunching. Setiap anak diberi tugas untuk memelihara satu buah tanaman. Mereka diharuskan untuk memastikan kehidupannya setiap hari. Memastikan selalu segar dengan menyirami di pagi dan sorenya. Memastikan kekokohannya dari gangguan baik manusia maupun hewan.


    Secara praktis Ust. Shidiq menjelaskan bagaimana cara menanamnya. Memelihara tanaman memberi pelajaran untuk penanaman karakater tanggung jawab ke anak. Seakan-akan mereka ambil hak hidup bebas tanaman di alam bebas untuk ditanam di kebun. Satu hal penting yang harus menjadi perhatian. Jika kita pelihara hewan, manakala si hewan dalam kondisi sekarat secara jelas bisa kita ketahui melalui kondisi badan yang lemes, tiduran saja, gak mau makan, bersuara karena sakit, kadang keluar cairan, akhir tak bergerak. mati. Tapi beda pada tanaman, cukup sulit kita memahami apakah tanaman kita itu masih sehat ataukah sedang sakit. Karena tidak bersuara, boleh jadi diam terus kala tak ada angin, atau saat ditanam masih segar esok harinya sudah kering kerontang.


    Nah, saat ada tanaman di salah satu siswa jika kebetulan mati, ustadz/ah segera menanyakan sebabnya. Peristiwa ini tidak saja dianggap biasa. Persis saat kejadian beberapa pekan lalu ada pohon yang terpatahkan rantingnya. Segera diumumkan di kelas-kelas dan setelah sholat berjama'ah. Kemudian, dilakukan penggalangan dana untuk mengganti tanaman yang rusak tadi. Terkumpullah uang 200an ribu rupiah. Begitulah, dengan menanam kita ingin tumbuh tanggung jawab dan kesyukuran atas segala fasilitas yang sudah diberikan Allah kepada manusia. Makhluk yang dicipta untuk pemakmur bumi-Nya.