November 2008

    Bullying . . . Apaan tuh ?

    Beberapa pekan ini SDIT Alam mendapat kehormatan dijadikan obyek penelitian oleh mahasiswa Magister Profesi Psikologi UGM bidang Pendidikan. Mereka mau neliti tentang Bullying. Wah apaan ya Bullying itu. Kalo denger kata Bully jadi inget sama film Ant Bully.

    ant-bully-1

    Itu tu film seorang anak kecil yang gangguin koloni semut gara-gara ia selalu diganggu oleh temannya yang mempunyai fisik lebih gede dan lebih kuat. Tapi ternyata si anak itu kemudian disihir oleh salah satu semut prajurit sehingga tubuhnya mengecil sebesar semut. Semua semut ramai ingin memangsanya. Tapi sang ratu semut memutuskan agar si anak dididik agar hidup seperti semut. Akhir cerita, si anak bisa hidup seperti semut. Termasuk jalan di dinding tanpa jatuh. Bahkan ia ikut serta dalam menggagalkan seorang pembasmi serangga yang akan memusnahkan koloni semut. Gitu ceritanya . . .

    dsc_7384
    Trus, yang dimaksud Bullying tadi apa . . . Kata seorang ahli psikologi, Bullying itu adalah salah satu perilaku agresif dengan kekuatan yang dominan pada pelaku yang dilakukan secara berulang-ulang bertujuan untuk mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah. Tu kan. Sama kan yang dilakukan si anak tadi ke koloni semut. Karena si anak merasa lebih kuat dibanding dengan koloni semut yang lebih kecil dan lebih lemah. Ternyata perilaku ini banyak dijumpai di sekolah. Baik SD maupun hingga SMU.

    Lalu, bentuk Bullying tu gimana sih? Ternyata ada yang fisik seperti memukul, meninju, mencuri, merusak. Bentuk verbal seperti menghina, mencemooh. Bentuk Psikologis seperti nyebar berita bohong, fitnah. Biasanya pelaku bullying itu di tempat yang jauh dari pengawasan orang dewasa. Di kamar mandi, lorong, tempat bermain.

    dsc_7385

    Trus tanda-tanda anak yang menjadi korban Bullying tu gimana? Anak korban Bullying akan berubah. Prestasinya turun, minder, takut, cemas, paling parah anak mogok sekolah. Dahsyatnya lagi, jika pelaku Bullying tidak diketahui dan terus-terusan, akan berakibat sebagai bibit Kriminalitas di masa dewasanya. Ternyata, para pelaku kriminal termasuk pencuri, perampok, copet, itu jika dirunut semasa kecilnya mempunyai kebiasaan untuk jail dengan teman yang lebih lemah darinya. Jadi, Bapak-Ibu Guru, Ustadz-ustadzah dan Bapa-Ibu orang tua wali siswa mulailah untuk mengenali gejala Bullying, supaya masa depan anak-anak menjadi baik. Tidak menjadi seorang yang minder, tertutup atau sebaliknya, menjadi penjahat yang bringas . . . .

    Cegah Global Warming

    Masih di tema Lingkungan. Selain masalah sampah yang sering mengganggu lingkungan, ada masalah lebih besar lagi yang mengancam bumi ini. Lingkungan tempat kita berpijak. Rumah tempat milyaran manusia hidup. Pemanasan Global atau istilah kerennya Global Warming (bukan global warning lho). Makhluk gerangan apakah itu ? Ternyata suhu di bumi sekarang ini mengalami kenaikan yang dahsyat. Wah jangan asal menyebar isu, mana buktinya ?

    59ge

    gambar di atas diambil dari www.masihjniespnya.wordpress.com perbandingan foto dua gunung di tahun 1985 dan 2002. terlihat salju yang menutupi puncak gunung hilang mencair. Hal itu terjadi tidak lain disebabkan oleh menaiknya suhu bumi. Lho kok bisa ? Ya iyalah, begini ceritanya . . . .

    482821180_45e62ebfdd

    Panas matahari yang mengenai bumi itu dipantulkan kembali ke atas. Panas itu harusnya bisa lolos ke udara bebas, tapi ternyata tertahan oleh awan dan gas CO2 yang mengelilingi bumi. Terus panas tadi malah memenuhi bumi. Jadilah bumi semakin panas. Panas semakin tertahan karena jumlah gas CO2 atau karbondioksida semakin banyak. Lho emangnya siap sih biang keladinya ?

    global-issues-warming-400a042007Segala kegiatan yang menghasilkan asap dari pembakaran menyumbang peran dalam menambah banyaknya gas CO2. Pabrik, asap kendaraan, pembakaran sampah, dll. Bahkan yang perlu diperhatikan lagi pada kegiatan peternakan. Lho kok bisa ? Iya, sebab peternakan hewan akan banyak membutuhkan energi, mulai dari kandang, penerangan, pengolahan makanannya, pengangkutan bahkan dari kotorannya menghasilkan gas NO (Nitrogen Oksida) yang lebih dahsyat menyebabkan global warming dibandingkan CO2.

    Oleh karena itu salah satu solusinya adalah mengganti gaya hidup makan sayuran harus lebih digalakkan. Menjadi kaum vegetarian gitu. Nah, siswa SDIT Alam tak mau ketinggalan. Dalam berkampanye makan sayuran, mereka belajar masak berbahan baku dari sayuran. Paling mudahnya buat gado-gado. Apalagi ternyata ada beberapa anak yang memang tidak suka sayuran.

    global01-copy

    Anak-anak ditugasi membawa berjenis sayuran. Bayam, tauge, kacang panjang. Selain itu dilengkapi dengan bahan non hewani lainnya. Tempe dan tahu. Yang butuh dilakukan pertama kali adalah kegiatan memotong sayuran. Menjadi potongan kecil-kecil supaya rebusan cepat matang. Setiap kelompok kompak untuk merasakan pengalaman memotng sayur. Habisnya selama ini belum sempat diberi kesempatan sih. Paling tugasnya cuma diminta beli sayur, tahu-tahu dah tersedia manis siap santap di meja makan. Jadi gak tahu proses masaknya.

    global02
    Saking semangatnya, suasana kelas berubah wujud. Seperti saat pasar sayuran sedang mulai kegiatan. Di sana sini berhmabur potongan sayuran. Ah, gak pa-pa. Ya kalau mau Belajar ya gak masalah Kotor kan, bukan nirukan iklan sebuah produk detergent lho. Tapi penasarannya itu lho, membuat semangat anak untuk menyelesaikan kerjaan potong memotong sayuran.


    global03Nah, begitu selesai memotong. Kerjaan berikutnya adalah merebus sayuran. Sebenarnya cara ini kurang bagus sebab berakibat banyaknya vitamin terutama C yang larut di air. Tapi ya karena waktu terbatas ya bagaimana lagi. Tiap kelompok antri merebus, karena kompor yang disediakan cuma ada 2 buah. Ternyata tiap jenis sayuran memakan waktu berbeda untuk marang benar. Untuk sayuran yang berlapis tipis seperti bayam lebih cepat, sedangkan yang tebal seperti kacang panjang agak cukup lama agar menjadi empuk. Yah, jadi kacang panjang dulu yang masuk kemudian bayam menyusul sebentar saja perebusannya.

    global04Nah, setelah semua bahan matang. Tinggal diracik serta ditambahkan bumbu cairnya. Juga dibuat dari bahan tetumbuhan, bukan hewan. Eh, tapi kok itu ada telurnya ya. Telur kan hasil dari hewan, gimana itu ? Ups, iya ya, ya yang namanya gado-gado, kalau tanpa telur serasa kurang lengkap. Tapi, gak salah nanti kreasi gado-gado terbaru murni mengurangi bahaya Global Warming, alias murni dari tetumbuhan. Ayo, siapa berani menerima tantangan ini  . . . .

    Recycling [Daur Ulang]

    Ganti tema, itu adalah saat yang mengayikkan. Mengapa ? Ibarat baca buku novel berseri, Laskar pelangi misalnya. Seperti ganti sequel. Habis baca sequel pertama ‘Laskar Pelangi’ berlanjut ke sequel kedua, ‘Edensor’. Atau seperti liat film Harry Potter. Setelah melihat ‘Philosopher’s Stone’ berlanjut ke sequel ‘Chamber of Secrets’ dan seterusnya.


    Tentang film, anak-anak diawali melihat film ‘Idiocracy’. Sebuah film komedi yang bercerita tentang betapa semakin lama nanti manusia akan semakin turun tingkat kecerdasannya. Lho kok bisa ? Sebab orang-orang malas dan bodoh yang semakin mempunyai anak. Banyak lagi. Sedangkan, orang-orang cerdas, seperti para peneliti, ilmuwan, tidak mau mempunyai anak. Takut mengganggu karirnya. Karena kecerdasan manusia turun berakibat pada perilakunya. Termasuk kepada sampah. Digambarkan betapa orang jaman depan sangat jorok. Rumahnya penuh sampah, bahakn rumah sakit pun. Hingga sampah menumpuk setinggi gunung yang berakibat adanya longsor sampah besar-besaran. Anak-anak terkesima. Karena kemalasan bisa berakibat kebodohan. Temasuk perilaku bodoh terhadap sampah.

    Untuk melawan kemalasan terhadap sampah, anak-anak belajar tentang Recycling. Daur ulang sampah. Ternyata sampah yang ada di sekitar kita itu bisa dipilah dan dipilih. Untuk dijadikan barang yang bernilai kembali. Tidak dibiarkan mengonggok mengotori pemandangan dan lingkungan. Mengundang bibit penyakit untuk berpesta pora. Sangat tentu, tidak semua sampah bisa didaur ulang. Sehingga pemilihan dan pemilahan menjalankan perannya. Untuk sampah kertas bisa didaur ulang menjadi kertas kembali. Ataupun hiasan yang bahannya dari bubur kertas. Caranya ?


    Pertama, Kertas bekas disobek-sobek dan direndam selama semalam. Setelah jenuh, koran dengan air diblender hingga menjadi bubur halus.


    Begitu menjadi bubur, kemudian dimasak diatas api hingga mendidih. Masukkan ke dalamnya lem kayu sebagai perekat partikel kertas.



    Begitu sudah menyatu, jika dibuat kertas kemudian dimasukkan ke dalam ember besar untuk kemudian diencerkan dengan air.


    Kalo mau dibuat cetakan tidak usah diencerkan tapi bubur itu dijadikan sebagai bahan cetakan. Setelah encer, larutan bubur tadi kemudian dituang ke dalam saringan lembut. Endapan kertas tersaring di atas saringan untuk kemudian dikeringkan. Begitu kering jadilah kertas bekas yang bermotif untuk dijadikan sebagai bahan hiasan.


    Untuk sampah bungkus plastik bisa didaur ulang sebagai penghias tas. Bungkus bisa diambil dari berbagai produk. Sabun, permen, mie instan, dan lain-lain. Lihat saja hasilnya, menarik bukan.


    Tertarik untuk menjadi pendaur ulang. Menjadi orang yang peduli sampah. Peduli dengan Bumi. Tempat tinggal ternyaman di planet ini . . .