Menjadi guru bukanlah sesuatu yang sederhana. Banyak peran dan fungsi ideal yang harus diemban oleh seorang guru. Di bidang akademik, secara sederhana guru harus melakukan tiga hal. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pembelajaran. Administrasi ketiga hal tersebut haruslah nyambung terus. Berkaitan dan bisa divalidasi. Hal tersebut penting dilakukan supaya kegiatan pembelajaran nantinya dapat terukur seberapa dalam dan tuntas siswa menguasai. Salah satu bagian penting dalam melakukan evaluasi, guru harus menguasai teknik pembuatan kisi dan soalnya. Siswa tidak serampangan diberikan soal yang tanpa dirancang dan direncanakan. Parahnya lagi, guru memberikan soal yang sangat tidak nyambung dengan perencanaan bahkan apa yang diajarkan pada siswa. Menyadari urgensi hal tersebut, guru-guru SDIT Alam Nurul Islam bersama melakukan workshop penulisan kisi dan soal. Sebagai narasumbernya adalah Bapak Muhammad Darisman, beliau adalah pengawas pendidikan dasar di kabupaten Bantul. Selain itu juga sebagai pembimbing penulisan naskah soal ujian tingkat DIY. Serta penulis buku-buku referensi pendidikan.
Kisi-kisi itu
sebenarnya adalah (test blue print atau table of specification)
merupakan deskripsi kompetensi materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan
kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan tekanan tes yang
setepat-tepatnya, sehingga menjadi petunjuk dalam menulis soal. Sehingga manakala kisi soal sudah jadi sangat mudah sekali kemudian untuk membuat soal yang berkualitas. Soal yang sangat valid untuk mengukur ketercapaian pembelajaran siswa.
Untuk mengembangkan bentuk soal tertulis yang harus diperhatikan adalah :
- Persyaratan penyusunan instrumen, baik dari aspek materi/isi/konsep, konstruksi, dan bahasa
- Mengacu pada karakteristik indikator pencapaian
- Memilih bentuk instrumen yang sesuai indikator, apakah bentuk tes isian, uraian, pilihan ganda atau lainnya
- Membuat kunci jawaban atau pedoman penyekoran
Sebelum membuat kisi soal, kita harus melihat dahulu Kompetensi Dasar yang akan diukur. Kompetensi Dasar adalah Kemampuan
minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari materi pelajaran
tertentu. Kriteria Kompetensi Dasar yang jadi prioritas diteskan adalah :
1. Urgensi:
KD/indikator/materi yang secara teoretis, mutlak harus dikuasai oleh siswa.
2. Kontinuitas:
KD/indikator/materi lanjutan yang merupakan pendalaman materi sebelumnya.
3. Relevansi:
yang diperlukan untuk mempelajari dalam bidang studi lain.
4. Keterpakaian:
memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, untuk membuat indikator soal yang baik harus diperhatikan sebagai berikut :
a. Indikator soal sebagai pertanda atau indikasi pencapaian kompetensi
b. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur
c. Indikator soal menggunakan satu kata kerja operasional utk PG dan lebih
dari satu utk soal uraian/tes perbuatan
d. Indikator mengacu pada materi pembelajaran sesuai kompetensi
1. BILA SOAL
TERDAPAT STIMULUS, menempatkan stimulusnya (kondisinya) di awal kalimat
Rumusan indikatornya:
Disajikan …, siswa dapat menjelaskan,
menentukan, menuliskan ….
2. BILA SOAL
TIDAK TERDAPAT STIMULUS, menempatkan objek dan perilaku di awal kalimat
Rumusan indikatornya:
Siswa dapat membedakan ….
Contoh Hubungan Kd, Materi, Indikator Dan Bentuk Penilaiannya.
KD: melaksanakan ibadah salat fardu, salat sunat, salat berjamaah, salat
Jum’at, salat jamak, dan salat qasar.
INDIKATOR: dapat melaksanakan salat fardu
MATERI: Ayat-ayat Al Qur’an
BENTUK PENILAIAN: Praktek/Demonstrasi
SOAL: Praktekkan salat Zuhur
Pedoman Penskorannya
NO
|
Aspek Yang Dinilai
|
Skor
|
1.
2.
3.
|
RUKUN SALAT: Dikerjakan sempurna
Dikerjakan
kurang sempurna
Dikerjakan
tidak sempurna
BACAAN SALAT: Bacaan sempurna
Bacaan kurang sempurna
Bacaan tidak sempurna
MELAKUKANNYA “TUMANINAH”
|
3
2
1
3
2
1
1
|
Tidak ada komentar
Posting Komentar