Mukhayyam Pramuka SIT Gudep 05071-05072 di Youth Centre

» » » Mukhayyam Pramuka SIT Gudep 05071-05072 di Youth Centre

Dear SDITAlamania, setelah menjalani evaluasi tengah semester, para siswa sudah langsung bersiap untuk mengikuti kegiatan Mukhayyam semester ganjil. Mukhayyam semester ganjil berlokasi di luar sekolah dan beralngsung selama 3 hari. Kali ini pelaksanaannya mulai hari Senin hingga Rabu, 19-21 Oktober 2015. Berlokasi di bumi perkemahan Youth Centre, Mlati Sleman Yogyakarta. Peserta untuk mukhayyam adalah kelas atas, kelas 4 hingga kelas 6. Mereka dibagi menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan kelompok penggalang. Satu regu beranggotakan 10 siswa. Kegiatan mukhayyam ini merupakan rangkaian kegiatan Pramuka SIT dengan tujuan setiap peserta dibangun kemampuan dalam mengasah ketrampilan hidupnya berupa memasak, bertahan diri dari cuaca terutama malam dan kecukupan istirahat, mengendalikan diri dari rasa takut, menahan diri untuk berbagi makan, tempat istirahat, bersih diri, ketahanan diri dengan aktivitas jalan jauh. Hingga pada kemampuan antar personal, bekerjasama, komunikasi, pembagian tugas, ketaatan. 
Upacara pembukaan diikuti oleh semua peserta sejumlah 216 siswa anggota penggalang beratribut penggalang lengkap berikut dengan bendera regunya masing-masing. Yang unik, ada sebuah regu yang tidak umum digunakan, regu Naga. Akhirnya mereka agak kesulitan untuk mendapatkan logo Naga sebagai bendera regu. Tapi tak kehilangan akal, mereka mencetak sendiri logo bendera Naga sebagai bendera regunya. Sebagai ketua regu adalah mereka yang merupakan anggota pasukan khusus yang akan dikirim dalam event Kemah Nasional Pramuka SIT yang ke-3 di Malang Jawa Timur pada tanggal 3 hingga 7 November 2015. 
Mukhayyam dibuka oleh Kamabigus Gugus Depan 05071/05072 SDIT Alam Nurul Islam, Kak Ariefuddin. Di dalam amanatnya, Kak Ariefuddin mengingatkan kembali tujuan dari kegiatan Mukhayyam ini. Bahwa Mukhayyam sama pentingnya dengan pembelajaran lain, sama pentingnya dengan pelajaran Matematika, Bahasa dan SBK. Setiap aktivitas pembelajaran sangat penting untuk membentuk kepribadian dan karakter siswa. Kita bukan semata hanya ingin membentuk penampilan semata. Bisa diibaratkan, penampilan itu seperti kita membuat pewarnaan dengan air. Dengan hanya memasukkan warna tertentu ke dalam air, warna yang terlihat langsung berubah. Sangat cepat dan segera bisa dilihat. Tapi dari segi waktu bisa jadi tidak bertahan lama. Dengan dibiarkan beberapa jam atau hari warna dalam air akan berubah karena pengaruh warna itu sendiri atau ada makhluk hidup mikro yang sudah mulai tumbuh dalam air tersebut. Tapi kita ingin membentuk karakter dan kepribadian. Ibarat batu yang dipahat dalam bentuk tulisan karya seni lainnya. Memang sangat butuh waktu lama, ketelitian, banyak energi bahkan pengorbanan. Namun hasilnya bisa bertahan lama. Candi Borobudur, Piramide di Mesir, menjadi bukti bangunan yang mampu bertahan lama, mampu melawan perubahan cuaca dan aktivitas manusia. Kita ingin karakter yang lebih abadi ketimbang penampilan. Hingga kelak mau meneruskan belajar di sekolah manapun, mau menjadi apapun yang tetap dan terus bersinar adalah karakter jujur, berani, peduli, survive, kreatif, rendah hati, pantang menyerah . . . .
Selesai upacara pembukaan, diteruskan dengan aktivitas mendirikan tenda. Setiap regu diberi satu paket tenda utama dan satu tenda dapur. Setiap regu dipersilahkan untuk mengeset tenda serapi dan seefektif mungkin untuk dijadikan tempat berlindung selama 3 hari. Perlengkapan seperti gapura dan pagar juga harus dibangun sebagai kelengkapan kapling tenda. Kemampuan tali temali menjadi sangat penting untuk kekokohan tenda yang didirikan. 
 Selanjutnya adalah memasak. Setiap regu harus merencanakan menu dan bahan apa saja yang akan dimasak 3 hari kedepan. Pembagian tugas terutama bagi yang punya kemampuan masak menjadi andalan regu supaya menu yang disantap memang sedap. Pembekalan pada saat Pra-Mukhayyam menjadi gambaran awal masakan apa saja yang akan disajikan selama Mukhayyam.
Meski bukan menjadi kewajiban, ada juga anggota penggalang yang menyempatkan diri untuk melakukan aktivitas cuci baju. Dengan cuaca yang selalu terik di siang hari, tidak dilewatkan untuk menjemur pakaian yang dicuci selama waktu senggang tidak ada tugas.
Acara wide game tiba. Semua anggota diharuskan ikut. Mereka akan menemukan 6 pos dengan menyusuri rute yang sudah ditentukan oleh kakak-kakak pembina. Di pos awal mereka diminta untuk menterjemahkan pesan dari bendera Semapore yang dikibarkan oleh ustadzah. Bagi regu yang selesai duluan, ia yang berhak jalan pertama.
Kemampuan baris berbaris peserta diuji di pos kedua. Mereka diminta untuk melakukan gerakan di dan pindah tempat secara serempak. Konsentrasi dan kekompokan menjadi kunci penting keberhasilan baris berbaris setiap regu.
Kemampuan menangkap pesan melalui sandi morse juga diuji untuk setiap regu. Daya hafal dan kecermatan morse yang disampaikan melalui suara peluit menentukan keutuhan isi pesan. Jika tidak, bisa jadi pesan yang harus dipecahkan malah membuat bingung atau harus ditebak-tebak. Bayangkan jika pesan itu merupakan kode sandi peluncuran rudal, salah sedikit bisa berabe kan?
 Nah, di pos ini setiap regu diuji KIMnya (Kemampuan Indra Manusia). Setiap peserta diuji untuk mengidentifikasi nama benda melalui penciuman, peraba dan pengecap. Dengan mata tertutup peserta diharuskan fokus pada indranya untuk menebak benda dengan benar.
Kemampuan komunikasi setiap peserta diuji melalui permainan pesan berantai. Setiap peserta diminta meneruskan pesan yang disampaikan oleh kakak pembina kepada teman seregunya. Ketrampilan dalam mengingat dan menyampaikan pesan dengan benar merupakan hal yang penting terutama dalam kerja yang harus dituntaskan secara kelompok. Setelah itu, setiap regu diminta untuk menaksir tinggi sebuah pohon. Kemampuan matematis dibutuhkan disini. Dikarenakan yang harus dilakukan bukanlah mengukur, tapi menaksir. Kemampuan ini penting terutama diperlukan saat melakukan aktivitas di lapangan yang mengharuskan membutuhkan ketinggian sebuah benda.
 Kemampuan masak setiap regu juga diuji. Mereka diminta untuk memasak sebuah menu dan memberi nama masakannya. Pemilihan bahan, rasa masakan dan sajian menjadi poin penilaian dari kakak pembina. Yang tidak ingin repot, pilihan bahan dan bumbu instan menjadi pilihan cepat. Tapi ada juga yang menuangkan kreativitas masakan baik dari segi tampilan maupun namanya. 
Kegiatan yang tak kalah serunya ada pioneering atau tali temali, pentas haflah peserta dan kakak pembina, malam terakhir ditutup dengan kegiatan Jurit Malam. Kegiatan yang paling dinanti dengan penuh debar-debar. Dikarenakan setiap peserta akan diuji keberaniannya untuk melakukan perjalanan menembus malam. Mereka dibangunkan setiap regu pas jam 00.00. Setelah diminta sholat tahajud beregu, mereka diminta untuk berjalan menyusuri rute penuh kegelapan. Mereka diuji kemampuannya dalam mengendalikan rasa takut. Ditambah lagi sepanjang rute Jurit Malam banyak dijumpai hewan anjing piaraan yang siap menggonggong siapapun yang lewat. Pengalaman dan kesan tentu sangat bisa ditambang dari kegiatan mukhayyam ini. Dengan sharing dan pengikatan makna tentu apa yang dirasakan dan dialami akan mengendap menjadi pengetahuan dan kesadaran baru setiap siswa. Yang tidak kalah penting, evaluasi perilaku peserta selama kegiatan mukhayyam. Karena mukhayyam yang memakan waktu 3 hari, interaksi setiap peserta menjadi sangat alami. Potensi dan kepribadian aslinya tidak lagi bisa ditutupi dan dimanipulasi supaya kelihatan indah nan bagus. Sehingga tidak heran jika pelanggaran tata tertib dan budaya sekolah muncul selama mukhayyam. Sehari setelah mukhayyam, kesiswaan meminta tanggung jawab dan pengakuan bagi mereka yang telah melakukan pelanggaran budaya dan tata tertib. Buang sampah sembarangan, berkata kotor, jajan, paling banyak dilakukan sebagai pelanggaran tata tertib. Pelaporan dan pengakuan itu sendiri sudah merupakan bentuk tanggung jawab yang juga perlu diapresiasi.

Share

You may also like

Tidak ada komentar