Syawalan Keluarga Besar Nurul Islam

» » Syawalan Keluarga Besar Nurul Islam

Sudah menjadi agenda tahunan yayasan Nurul Islam untuk mengadakan acara syawalan. Tidak sekedar rutinitas, acara ini dilaksanakan untuk seluruh keluarga besar. Baik dari KBTKIT, SDIT Alam hingga SMPIT Alam. Plus keluarganya. Nah di tahun ini giliran pelaksanaannya dilakukan dengan format rihlah atawa piknik. Tujuannya, jika 2 tahun lalu di lokasi penuh air alias pantai, sekarang dipilih daerah dataran tinggi. Diputuskanlah lokasi yang akan didatangi adalah dataran tinggi Dieng, atau Dieng Plataeu.


Jauhnya perjalanan menyebabkan diharuskannya para peserta berkumpul jam 05.00 di halaman SDIT Alam. Melihat medan yang naik penuh tanjakan serta lebar jalan yang kecil, dipilihlah armada yang kuat namun tidak besar. Sehingga dengan total peserta 200 orang membutuhkan 8 bus bermuatan 30an kursi. Setiap peserta dikelompokkan menjadi 8 kelompok yang komposisinya diatur merata ada dari komponen yayasan, unit KBTKIT, SDIT maupun SMPIT. Sehingga ukhuwah bisa dibangun selama baik di perjalanan maupun di lokasi. Ust. Nur Ahmad memandu pemberangkatan dengan do'a. Agar bernilai ibadah maka aktivitas syawalan plus rihlah ini harus diluruskan niatnya. Berdo'a supaya sempurna selama aktivitas safar.


Perjalanan melalui rute Jalan Magelang, Magelang, masuk melalui Temanggung dengan jalan di antara gunung Sumbing dan Sindoro, terus masuk wilayah Wonosobo dengan jalanan mulai menanjak curam. DI kanan - kiri sungguh tersuguh pemandangan yang indah. Hijau penuh dengan tanaman sayuran, terutama tanaman kentang yang menjadi andalan. Air sungai dipompa ke atas dan disemprotkan untuk menyirami ladang hijau. Bersap-sap menghias indah badan perbukitan.


Semua armada bus kompak. Ada satu yang berhenti lainnya juga ikut menunggu. Saling bantu manakala ada sedikit trobel dari salah satu bus, semua awak ikut mengatasi sebelum tanjakan curam. Begitu sudah dipastikan oke mesinnya, baru rombongan merangkak naik. Sopir selalu waspada terutama di tikungan dan saat papasan terutama dengan kendaraan yang agak besar. Sabar.

Menjelang dhuhur rombongan sampai di lokasi Dieng. Pertama yang dituju adalah kompleks candi Dieng. Di sini seluruh peserta istirahat, rehat untuk santap makan siang dan acara syawalan. Mengingat waktu yang terbatas karena harus kunjungan ke 2 obyek lainnya maka acara dibuat singkat namun tetap bermakna. Tak lupa diadakan juga perkenalan beberapa personel pegawai baru di tiap unit serta sebagai pelengkap dibagikanlah doorprize. Selanjutnya para peserta melihat obyek candi Dieng.


Disini semua peserta memuaskan diri berfoto untuk membuat dokumentasi, baik keluarga, teman, atau sendiri. Dari segi bangunan mungkin kalah jauh ya sama candi Prambanan atau bahkan Borobudur. Cuma yang membuat asyik dipandang adalah latar pegunungan dan hawa yang sejuk. Sangat menggoda para fotografer mencari angle yang manis.


Obyek kedua adalah Telaga Warna atau Pengilon. Sebuah telaga yang dari jauh tampak berwarna hijau sebagai hasil pengaruh kandungan belerang yang tinggi. Memasuki lokasi ini sejak di area parkir, bau belerang tercium tajam. Meski saat kunjungan debit air berkurang namun kesan warna di telaga ini terlihat jelas. Di lokasi ini juga dipasang wahana Flying Fox melintas atas telaga. Rupanya keberadaan pohon mati yang teronggok di atas telaga menjadi pelengkap manis pose para model amatir. Serta mainan anak-anak.


Obyek ketiga atau terakhir dari perjalanan wisata Dieng ini adalah di kawah Sikidang. Yaitu kawah aktif yang berisi cairan belerang yang bergolak mengeluarkan asap putih khas belerang serta bau yang kurang sedap memenuhi hingga radius ratusan meter dari kawah. Begitu tiba di lokasi para penjual masker menawarkan pada para pengunjung. Selain itu, disini juga ditawarkan jasa transport berupa sepeda BMX seharga Rp. 10.000, Motor Trail Rp. 50.000 serta kuda. Juga tak ketinggalan jasa foto kilat naik Trail maupun Kuda. Bagi pengunjung yang beli oleh-oleh tak salah untuk memburu di pasar kecil yang menjual berbagai oleh-oleh khas Wonosobo. Jus Carica, Kentang baik yang mentah maupun sudah digoreng, lombok Paprika, Serbuk jamu Purwoceng yang beberapa sudah dibuat jadi kopi dan susu. Lengkap sudah perjalanan wisata. Syawalan, piknik, ukhuwah, wisata belanja, refreshing, inspirasi bisa dikemas dalam satu kegiatan ini. Alhamdulillah . . .

Share

You may also like

Tidak ada komentar