72 Siswa SDIT Alam Masuk Penjara

» » 72 Siswa SDIT Alam Masuk Penjara

Hah yang bener, anak-anak SD udah dimasukin penjara. Emang kriminal apa sih yang dilakuin sampe segitunya? Weits, jangan kaget bin Shock dulu. Siswa-siswi kelas 4 SDIT Alam baru saja melakukan outing ke Lapas. Lembaga Pemasyarakatan atau orang lebih akrabnya penjara. Ternyata penjara ada 2 macam loh. Lapas dan Rutan. Trus, apa bedanya ? Kalo Lapas diperuntukkan bagi mereka yang sudah dijatuhkan vonis atau hukuman dari proses pengadilan. Nah, kalo Rutan atau Rumah Tahanan diperuntukkan bagi mereka yang masih mengikuti proses hukum, jadi belum ada vonis hukuman.



Satu per satu anak-anak dan ustadz/ah masuk. Penjaga menghitung dulu jumlahnya. Ada 72 anak dan 4 guru. Tas dan Handphone dilarang dibawa sehingga dititipkan ke penjaga depan. Ada beberapa anak yang takut karena bayangan akan penjara yang serem, sehingga masuknya sambil takut-takut gitu.



Kami diterima langsung oleh Kalapas Sleman Bapak Drs Sukamto Harto BcIP beserta stafnya. Sungguh penghormatan yang tak terkira bagi kami. Pesan Pak Kamto, bahwa Lapas Sleman tidaklah seperti yang diberitakan di media. Banyak narkoba, banyak pelanggaran, disini aman dan tertib, begitu penjelasan pak Kamto. Setelah Bapak Kalapas memberikan sambutan dilanjutkan oleh Pak Suwarto. Beliau menjelaskan tentang apa itu Lapas. Lapas Sleman berdiri tanggal 27 April 2003, wah udah cukup lama ya. Penghuninya berjumlah sekitar 350 orang nara pidana. Dari segi umur, yang termuda berumur sekitar 10 tahun hingga yang usia lanjut. Bahkan anehnya, tidak semua penghuni Lapas itu orang yang bodoh atau dianggap bodoh. Orang yang pinter pun ada yang menghuni disitu. Ada Doktor, ada dokter, lebih aneh ada oknum polisi, oknum tentara. Bahkan yang baru saja keluar mantan Bupati juga ada. Ternyata kepintaran tidak menjamin perbuatannya baik. Bukankah koruptor itu cerdas-cerdas semua ? Di Lapas itu para napi tidak hanya bengong saja menanti hukuman mereka habis. Tapi disitu mereka digiatkan dengan aktivitas sesuai dengan minat bakat mereka. Ada budidaya burung, tanaman, perbengkelan kayu maupun otomotif, masak. Bahkan yang hobi olahraga maupun musik sudah disediakan sarananya.



Sambil menerangkan, Pak Suwarto memberikan jeda dengan sesi doorprize. Pak Warto memberikan pertanyaan, bagi yang cepat menjawab dengan benar ada hadiah berupa minuman jus buah dan senter kecil. Anak-anak antusias menjawab dan memberikan pertanyaan. Ternyata para napi sebelum menghuni di Lapas ada proses dulu yang harus dilewati. Jika ada seorang pelanggar hukum. Mencuri, memeras, Merampok, Narkoba ataupun perbuatan kriminal lain terlebih dahulu diproses oleh polisi. Polisi akan menyerahkan tersangka ke Lembaga Kejaksaan. Disini tersangka akan dilakukan penuntutan disesuaikan dengan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) atau kalau masalah Perdata pake KUHAP. Setelah dilakukan penuntutan proses selanjutnya adalah diadili di Pengadilan Negeri. Disitu setiap saksi, bukti dan informasi dikupas secara terbuka. Sehingga akan diketahui kebenaran pelaku. Hakim yang memimpin pengadilan akan memutuskan perkara. Jika tersangka punya duit bisa menyewa pengacara jika tidak dia membela sendiri. Nah begitu diputus statusnya sudah terpidana atau napi. Kemudian dikirim ke Lapas. Di Lapas para napi baru harus menjalani Mapenaling atau Masa pengenalan lingkungan selama sebulan. Agar para napi paham dengan aturan main Lapas. Setelah itu dilakuakn cek kesehatan dan dijajaki piliahan minat bakatnya.



Setelah sesi tanya jawab dalam ruangan, anak-anak dibawa keliling melihat lingkungan Lapas. Namun tidak diperkenankan masuk di tempat sel para napi tinggal, cukup diluar pagar saja. Di dalam Lapas, identitas berupa seragam wajib dikenakan. Karena untuk membedakan siapa napi, tamu atau petugas Lapas. Napi biasanya menggunakan kaos warna biru tua bertulis WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) di punggung, para petugas juga ada sendiri. Napi diperkenankan melakukan ibadah, di dalam terdapat sebuah masjid dan kapel. Merawat tanaman, Memasak, Menelpon bahkan ada jam kunjung keluarga. Mereka dapat makan sehari 3 kali, gratis. masih bisa beraktivitas seperti orang bebas, kecuali keluar Lapas, membawa alat komunikasi. Di akhir kunjungan kami berfoto bareng dengan para pejabat dan staf Lapas Sleman.



Ini nih liputan darai salah satu media cetak



Menuju Obyek Outing ke-2 DPRD Bantul klik >>>

Share

You may also like

Tidak ada komentar