Outing Energi Hibrid PLTH Bayu Baru

» » » Outing Energi Hibrid PLTH Bayu Baru

Target pembelajaran tidak semata hanya tahu. Tapi lebih jauh dan dalam lagi apabila pembelajaran yang dilakukan itu mampu membuat siswa mampu untuk melakukan sesuatu atas pengetahuan yang didapat. Tidak mesti setiap pengetahuan itu akan membuat orang yang memilikinya mampu berbuat. Hanya pengetahuan yang memicu motivasi saja yang mampu melahirkan action untuk berbuat. Untuk mencapai target itu, pembelajaran bertema Energi dan Gerak kelas 3 ditutup dengan kegiatan outing. Tujuan yang pas ada ke PLTH, Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Bayu Baru di Pantai Baru Srandakan Bantul.
Pertama kali yang dikunjungi adalah Bengkel Workshop Kincir Angin milik PLTH Bayu Baru. Di sini anak-anak mendapat menu yang lengkap. Penjelasan, melihat dan memegang kincir angin beserta perlengkapannya. Meski dengan tempat yang terbatas, tapi anak-anak menyimak penjelasan dari narasumber dengan antusias. Baru tahu, ternyata jumlah baling-baling kincir angin mempunyai pengaruh. Semakin sedikit baling-baling semakin cepat, semakin banyak baling-baling semakin kuat putarannya. Anak-anak juga diajak belajar cara membuat generator atau dinamo. Inti utama generator adalah adanya lilitan kawat di antara magnet. Magnet-magnet akan berputar dari tenaga kincir yang dihembus angin diantara lilitan kawat yang akan menghasilkan aliran listrik. Jumlah lilitan mempengaruhi tingginya tegangan. 
 Untuk menghitung jumlah lilitan kawat ada alat khusus yang digunakan. Sehingga jumlahnya pasti. Kemampuan mekanik menjadi wajib dikuasai bagi yang ingin menjadi ahli pembuat kincir angin listrik. Selain mekanik, kemampuan kelistrikan juga dibutuhkan. Karena aliran listrik yang dihasilkan dari dinamo selanjutnya akan dinaikkan tegangannya. Karena hasil tegangan dari dinamo adalah 12 volt. Sedangkan listrik konsumsi rumah tangga bertegangan rerata 220 volt. Selain itu arus listriknya juga harus diubah. Arus yang keluar dari dinamo adalah DC harus diubah menjadi Ac menggunakan inverter.
Selain dinamo, anak-anak juga diberitahu bagaimana cara membuat baling-baling. Bahan yang digunakan adalah fiberglass. Selain ringan, fiberglass awet tidak mudah kena karatan. Baling-baling dibuat dengan cetakan dengan model dan bentuk yang sudah tentu. Setelah jadi, dites simetrinya supaya putaran yang dihasilkan seimbang dan maksimal.
Tahap akhir adalah pengecekan arus listrik dari dinamo. Dinamo diputar menggunakan mesin dengan kecepatan tertentu. Di aliran outputnya disambungkan dengan pembalik arus dan penaik tegangan lalu dihubungkan dengan bola lampu sebagai indikator. Semakin cepat putaran, nyala lampu akan semakin terang. Menandakan besarnya arus listrik yang dihasilkan. Nah, untuk mencegah overflow atau arus yang terlalu besar yang akan merusak peralatan listrik, dipasanglah pengontrol arus. Sehingga kelebihan arus bisa dibuang dengan alat tersebut.
 Setelah memahami kincir angin secara mekanik dan kelistrikan, perjalanan outing dilanjut ke lokasi tempat stasiun PLTH berada, yaitu di pantai  Baru Srandakan Bantul. Di sini anak-anak dikelompokkan menjadi 3 grup yang akan dipandu petugas keliling di instalasi PLTH sambil dijelaskan.
Berbagai macam jenis kincir angin dipasang di stasiun PLTH Bayu Baru. Perbedaanya pada ukuran kincir dan dinamo. Untuk memasang kincir angin dibutuhkan tiang setinggi 10-15 meter. Investasi yang harus dikeluarkan untuk memasang 1 unit kincir angin kurang lebih 50 juta. Itu belum keengkapan seperti baterai aki, inverter, penaik tegangan dan instalasi listrik lainnya.
 
baterai aki yang digunakan ada 2 macam. Aki kering dan aki basah. Memang sangat butuh banyak aki yang berfungsi sebagai penyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh kincir angin dan panel surya. Oya mengapa disebut hibrid, karena listrik yang dihasilkan berasal dari 2 sumber. Kincir angin dan panel surya. 
Listrik yang dihasilkan selain disalurkan kepada 60 unit warung makan yang berada di pantai, juga digunakan untuk menaikkan air dengan pompa. Air itu ditampung terpusat di tandon yang juga dialirkan ke konsumsi penduduk. Pengembangan lain dari PLTH adalah adanya lahan pertanian di pasir pantai dan tambak udang galah yang energi listrknya diambil dari PLTH.
Selain kincir angin dan panel surya, PLTH Baru Baru juga mengembangkan energi biogas yang dihasilkan dari kotoran Sapi. Selain budidaya ternak Sapi, kotoran yang dihasilkan bisa diolah untuk diambil biogasnya. Dua Sapi sudah cukup untuk konsumsi biogas satu buah rumah tangga. Butuh 40an kilogram kotoran yang diendapkan dalam tabung reaksi yang besar selama 12 - 14 hari. Baru gas metana akan keluar dan bisa dimanfaatkan untuk kompor gas. Hasil biogas juga didistribusikan ke warung dan penduduk sekitar pantai Baru. Selain dari Sapi, kotoran manusia ternyata juga bisa dimanfaatkan. Butuh minimal kotoran dari 200 orang supaya mampu bisa mencukupi konsumsi biogas 1 unit rumah tangga.
Untuk mengetahui sejauh mana internalisasi para siswa dari pembelajaran tema Energi dan Gerak serta ditutup dengan kegiatan outing perlu dilakukan dengan pengisian worksheet setelah outing. Mengapa dilakukan setelah outing. Untuk siswa kelas bawah, membawa worksheet saat kegiatan outing justru akan menyusahkan proses pengamatan dan pemenuhan ingin tahunya. Kita bisa panggil ingatan mereka melalui worksheet yang dibuat khusus.

Kita bisa minta 3 hal yang yang paling diingat dari kegiatan outing, baik dengan tulisan maupun gambar. Kita bisa lihat, bahkan kejadian guru yang salah ucap ATV dengan TVS saja melekat kuat sehingga diungkapkan dengan gambar dalam worksheet.
Bisa jadi target harapan motivasi kita dengan pembelajaran tema Energi dan Gerak supaya anak lebih menyukai dunia mekanik dan sains agak meleset. Justru anak malah tertarik dengan fenomena sepanjang outing meski tidak menjadi bahan utama penjelasan di outing. Karena minat anak kita tidak bisa kita batasi.
Yang ideal pun juga bisa kita jumpai. Dengan pembelajaran dan outing ada anak yang terpicu untuk mentarget cita dan berbuat menghasilkan karya yan bermanfaat bagi lainnya. 

Share

You may also like

Tidak ada komentar