Mabit Asatidz Februari

» » Mabit Asatidz Februari

Sudah menjadi agenda akhir bulan, mabit kali ini dilaksanakan Jum'at 25 Februari 2011 di tengah guyuran hujan yang lebat. Namun begitu, alhamdulillah target mabit kesampaian juga. Mabit kali ini diikuti juga oleh guru magang baru. Ibarat sebagai Source Power, sumber energi, mabit dilaksanakan untuk men-charge energi yang akan digunakan sebulan mendatang. Acara setelah sholat Maghrib, seperti biasa dilanjut dengan Bedah Buku. Buku yang dibedah kali ini berjudul Quantum Learning. Giliran ustadz Udin yang membedahnya.



Buku yang sempat booming di tahun 2000an, menjadi ide revolusi dalam mengajar. Ust. Udin memberi pengantar mengapa membedah buku tulisan orang barat. Bukan berarti harus selalu berkiblat dengan Barat. Yang perlu diapresiasi positif bahwa orang Barat itu kaya dengan metodologis, meski paradigma agama terkhusus Islam jarang atau bahkan tidak ada. Sedangkan kita banyak paradigma keislaman tapi masih miskin metodologis. Mengapa dijuduli Quantum Learning. Quantum meminjam istilah Fisika yang maknanya energi yang dirubah menjadi cahaya. Artinya bagaimana dengan sebuah metode sederhana bisa melahirkan hasil yang luar biasa. Loncatan. Dalam Quantum Learning ada asas : Bawalah Anak Didik ke dalam Duniamu dan Antarkan Duniamu ke dalam Dunia Mereka. Sebagai guru mau gak mau harus mengerti dan mampu menyelami dunia mereka. Dunia anak. Setelah mereka sudah menerima kita sebagai anggota dunia mereka, baru ajak mereka ke dunia kita.



Kemudian ada prinsip TANDUR : Tumbuhkan, sebelum diberi pengajaran tumbuhkan dulu minat anak akan pembelajaran. Alami, usahakan dalam proses pembelajaran anak diperkaya dengan pengalaman bukan hafalan. Namai, mintalah pengalaman yang didapat untuk ditulis kemudian berilah nama setiapnya. Demonstarikan, beri kesempatan anak untuk mendemonstrasikan hasil temuannya. Ulangi, selalu mengulang setiap informasi berharga yang dikumpulkan dan. Rayakan, buatlah sebuah ritual kecil untuk merayakan keberhasilan atas ilmu yang didapat.

Untuk suksesnya pengajaran di kelas harus memenuhi KONTEKS dan ISI. KONTEKS adalah hal yang harus dipenuhi agar ISI bisa tersampaikan dengan baik, meliputi Membangun kepercayaan guru-siswa, Menjalain hubungan simpati guru-siswa yang kuat, Merumuskan tujuan belajar bersama, Menghias ruang kelas yang semenarik dan senyaman mungkin, Merancang metode pengajaran yang menarik dan dinamis, Mempertimbangkan Multiple Intelegent Anak, Penggunaan metafora, perumpamaan dan sugesti (positif) dalam pengajaran. . Sedangkan yang menyangkut ISI adalah , Komunikasi efektif guru-siswa, Fasilitasi yang luwes, Ketrampilan belajar untuk belajar dan Ketrampilan hidup.

Setelah sholat 'Isya dan makan malam, acara dilanjut dengan sesi materi dengan pemateri ustadz Zaenal Fanani. Ustadz yang istiqomah menggeluti dunia anak. Beliau akan membahas terkait dengan Bagaimana memotivasi anak agar bersemangat belajar. Diawali dengan sebuah kisah nyata seorang guru kulit hitam bernama Lauren Monroe. Lauren dikenal sebagai seorang motivator ulung, suatu ketika diminta oleh walikota untuk memimpin sebuah sekolah yang katanya akan menjadi sekolah unggulan. Setelah tiba di sekolah tersebut, betapa kagetnya ternyata sekolah itu jauh dari bayangannya. Sekolah itu kumuh, siswanya banyak yang memakai obat-obatan dan bertindak kriminal. Namun Lauren tidak surut. Suatu hari dia masuk kelas, kemudian meminta seluruh siswa di sekolah itu untuk mengikutinya tanpa tanya. Semua siswa itu ternyata dibawa ke sebuah tempat yang terdapat banyak tunawisma. Sewaktu melewati orang-orang yang menyedihkan, hati siswa-siswa itu terketuk. Ada yang memberi selimut dengan jaketnya, menolong anak kecil dan sebagainya. Orang-orang terlantar itu mengucap terima kasih dan memberi pujian kepada siswa-siswa itu. Rupanya pengalaman itu menggugah rasa percaya diri siswa-siswa yang selama ini dianggap sebagai pembuat onar. Sewaktu siswa-siswa itu mengajak jalan-jalan seperti hari sebelumnya, guru Lauren menolak. Kemudian berucap "Kalian bisa berbuat lebih untuk orang-orang terlantar itu. Tidak sekedar memberi jaket, menggandeng, tapi bisa berbuat lebih. Dan itu semua bisa terwujud jika kalian belajar dengan sungguh-sungguh!" Kata-kata itu rupanya membakar semangat seluruh siswa. Sehingga hanya dengan 2 tahun sekolah itu benar-benar menjadi sekolah unggulan di kota itu. Artinya, bahwa kesuksesan pengajaran kepada anak harus didahului dengan pembangkitan semangat dulu. Boleh jadi anak-anak yang dianggap nakal dan pembuat onar, sebenarnya mereka menyimpan potensi dahsyat yang hanya dengan sentuhan kata-kata yang menghunjam di hati mampu membalik 180 derajat menjadi manusia yang jauh dari dugaan kita.

Share

You may also like

Tidak ada komentar