Pelepasan Kelas 6 : Pandansimo to Goa Cemara

» » » Pelepasan Kelas 6 : Pandansimo to Goa Cemara

Dear SDITAlamania, Kalo awal mula siswa diserahkan orang tua kepada sekolah, maka setelah selesai menjalani 6 tahun pembelajaran di SDIT Alam, sekolah akan menyerahkan kembali kepada orang tua siswa. Berbeda mungkin, dengan sekolah yang lain untuk melepas siswa kelas 6. Tanpa acara gebyar, SDIT Alam justru melakukan prosesi ini dengan acara khasnya. Perjalanan malam di alam. Pilihan kali ini berlokasi di pantai selatan. Dahulu pernah memilih pantai untuk perjalanan, mulai dari pantai Bugel dan berakhir di pantai Glagah. Sekarang mengarah ke timur. Mulai dari pantai Pandansimo berujung di pantai Goa Cemara.

DSC_3721Meski cuaca mendung tapi tak menyurutkan semangat siswa dan guru untuk menjalani prosesi Pelepasan. Tiba di lokasi sekitar pukul 5 sore. Anak-anak keliling mengenal wilayah. Rombongan dengan 4 bis mengangkut semua siswa kelas 6  dan semua guru dan karyawan. Meski ada beberapa yang berhalangan ikut kurang lebih ada 120 orang yang siap berjalan massal. Transit di masjid Pandansimo menjelang maghrib semua peserta siap-siap jama'ah sholat Maghrib.

DSC_3820 Di pesisir pantai meski ada masjid tapi tak ada petugas yang adzan. Bahkan suara adzan dari masjid lain terdengar jauh. Dilihat dari fisiknya, sedikit kurang terawat. Di langit-langit tampak ada beberapa kotoran hewan menempel. Setelah sholat dilanjut dengan makan malam bersama. Secara kelompok melingkar semua peserta bercengkrama sambil makan.

DSC_3759Sambil menunggu 'Isya tiba, semua guru melakukan briefing untuk pelaksanaan perjalanan nanti. Rencananya semua siswa akan dikelompokkan dengan disertai 1 pendamping. Mereka diharuskan menyusuri pantai dengan petunjuk berupa pathok bambu dengan tali rafia merah di atasnya. Di perjalanan mereka diharuskan juga singgah di beberapa pos yang akan memberikan beberapa tugas.

DSC_3777Sebelum berjalan semua siswa dan guru melakukan pelemasan otot dahulu. Dipimpin oleh ust. Agus Dwi Jatmiko. Perjalanan akan dilepas tepat pukul 20. Ust. Gusdul memberikan pengantar dahulu tentang maksud adanya perjalanan malam ini. Anak-anak dibawa pada pemahaman tentang pentingnya proses perjalanan kehidupan. Lulus SD tidak berarti sudah selesai. Masih panjang jalan. Jalan yang harus dilalui untuk sukses tidak semata di dunia tapi jauh di akhirat. Ilmu mereka sangatlah sedikit untuk dikatakan cukup. Pengalaman mereka barulah debu dari secuil kehidupan. Kedewasaan mereka masih jauh dari kematangan. Dengan itu belajar adalah aktivitas tak mengenal akhir.

DSC_3898Kondisi medan yang dominan berpasir sangatlah indah kala siang hari. Tapi ekstrim sekali saat malam. Ditambah di beberapa bibir pantai memang bekas lkasi abrasi berat. Terutama di wilayah pantai Kwaru yang merupakan jalur perjalanan. Sedangkan di langit, mendung menggelayut tebal. Lengkaplah sudah. Peringatan dari ustadz Irman, berjalanlah minimal 5 meter menjauh dari bibir pantai. Teruskan perjalanan dengan menggunakan jas hujan saat hujan turun. Jangan sering minum air minum meski kondisi lelah karena akan mengakibatkan metabolisme tubuh makin cepat sehingga kaki akan bengkak dipenuhi dengan cairan tubuh.

DSC_3918Tim perintis yang terdiri dari ustadz/ah berjalan paling awal membuka jalur track yang aman sekaligus memberikan petunjuk berupa pathok bambu bertali rafia merah. Idealnya track mengambil dekat pantai dengan jarak minimal dari bibir pantai 5 meter. Namun tidak semua kondisi bibir pantai baik. Bekas abrasi mengakibatkan adanya kerusakan sehingga track dipindah mauk ke hutan yang dipenuhi semak belukar. Rencananya sebelum finish, semua peserta wajib singgah di 2 pos.

DSC_3944Di tengah perjalanan tiba-tiba hujan turun dengan deras. Karena setiap peserta sudah siap dengan masing-masing mantel, dengan sigap langsung dipakai. Tapi perjalanan tetap berlanjut. Di pos kedua dibatalkan untuk meminimalkan resiko hujan. Kondisi makin heroik apalagi ternyata ada peserta yang lupa bawa jas hujan serta ada juga guru yang cuma bawa payung. Kebayang kan hujan deras di pantai dengan angin yang sangat kencang?

DSC_3959Tim penyapu bertugas memastikan tidak ada barang yang jatuh tertinggal. Sekaligus mencabuti seluruh pathok petunjuk jalan. Meski kondisi masih basah hujan dengan masih berkostum jas hujan tugas penyapuan dikerjakan dengan baik.

DSC_3970Kelompok terakhir terlihat cukup kepayahan. Ditambah ada anggotanya yang tidak bawa mantel. Pemandu menunggu istirahat untuk merefresh tenaga untuk jalan supaya berhasil sampai finish. Di kegelapan hanya berpenerang senter, di depan deburan ombak makin kencang dengan ujung gelombang makin dekat setelah hujan berhenti. Sampai di pantai Goa Cemara pukul 01 lebih. Namanya Goa Cemara tapi tidak ada satupun gua di situ. Goa cemara hanya istilah karena disitu memang pohon Cemara Udang lebat membentuk gua. Kondisi basah digunakan untuk bilas mandi meski dingin supaya air yang bercampur keringat tidak menempel di badan. Tapi banyak juga yang cukup dengan bersih diri dari pasir trus baring tiduran. Di lokasi peserta putra istirahat di pendopo sedangkan peserta putri di pondok makan yang lebih tertutup.

DSC_3974Meski lelah, agenda tahajud tetap menjadi menu wajib. Jam 03.00 semua siswa dibangunkan. Pendopo diubah untuk pelaksanaan sholat Tahajud berjama'ah. Suasana hening, hanya deburan ombak di kejauhan mengiringi khusyuk sholat Tahajud. Menjelang Shubuh, ustadz Budi selaku imam memberikan refleksi terkait dengan kegiatan perjalanan malam. Peserta diingatkan dengan perjalanan kehidupan dan bagaimana pengakhiran kehidupan yang baik.

DSC_4017 Setelah Shubuh untuk menghangatkan badan sekaligus Aksi Lingkungan, diadakan bersih pantai. Semua siswa membawa kantong plastik. Mereka memburu sampah-sampah anorganik yang bertebaran di pantai baik yang dibawa gelombang laut atau dari para pengunjung yang tidak tertib buang sampah.

DSC_4037Memang indah ya ukhuwah itu. Pantesan Rasulullah SAW dahulu memilih ukhuwah untuk mengikat Anshor dan Muhajirin. Allah juga tegaskan tak satupun orang yang bisa membelanjakan harta dan waktu untuk menandingi kekuatan ikatan ukhuwah. Acara dilanjut dengan sarapan pagi bareng dengan menu soto pantai Goa Cemara.

DSC_4048

Berteduh di bawah Cemara Udang, pohon yang sengaja ditanam untuk meredam kala Tsunami datang. Menikmati hangatnya kepulan soto sambil bercengkrama. Dari kejauhan para orang tua sudah tampak hadir. Orang tua sengaja hadir untuk mengikuti acara yang merupakan rangkaian akhir dari pelepasan. Yaitu acara Penyerahan kembali anak kepada orang tua.

DSC_4069Semua orang tua, guru dan siswa kelas 6 berkumpul bersama. Acara dilangsungkan cukup sederhana. Setelah dibuka, ustadz Udin selaku kepala sekolah memberikan sambutan penyerahan siswa kepada orang tua. Tak terasa sudah 6 tahun kebersamaan siswa dan guru bersama belajar di SDIT Alam Nurul Islam. Sekolah yakin bahwa orang tua pasti tidak sembarangan memilih SDIT Alam sebagai tempat belajar putra-putrinya. Tentu banyak hal yang menghiasi selama proses pendidikan di SDIT Alam. Baik berupa ucapan, perlakuan yang turut menyumbang emosi negatif para orang tua, permohonan maaf yang dalam untuk diikhlaskan. Proses yang membuat anak-anak orang tua tidak terlepas dari peran guru-guru yang hebat yang mendampingi di setiap tahun usia mereka di SD. Pesan untuk selalu mandiri menyertai setiap siswa bahwa kontrol guru-guru sudah mulai lepas. Artinya setiap siswa sudah selalu siap untuk membentengi diri dari pengaruh buruk. Ditambah lingkungan baru yang sudah menjadi pilihan untuk melanjutkan pendidikan sesuai dengan harapan masa depan anak. Dari pihak orang tua diwakili oleh Pak Eko yang menerima dan sekaligus juga menyampaikan maaf atas perilaku anak-anak selama proses pendidikan di SDIT Alam. Semoga amal ustadz/ah mendapat balasan yang lebih baik dari Allah. Acara dilanjut dengan penyerahan penghargaan bagi siswa yang mencapai prestasi pada ujian akhir sekolah. Dari orang tua juga memberikan kenang-kenangan berupa media pembelajaran yang bermanfaat untuk sekolah. Acara ditutup dengan salam-salaman orang tua-siswa dan guru.

DSC_4112DSC_4102DSC_4104DSC_4115DSC_4117

Share

You may also like

Tidak ada komentar