Outing Kelas 5 : Menelusuri Sejarah Perjuangan dan Mengenal Struktur Batu dan Tanah

» » » Outing Kelas 5 : Menelusuri Sejarah Perjuangan dan Mengenal Struktur Batu dan Tanah

Dear SDITAlamania, meski bukan pelaksana outing terakhir tapi postingnya terakhir. Kelas 5 melaksanakan outing kedua di semester 2 ini dengan tujuan untuk mengenal sejarah perjuangan terkhusus keislaman di Yogyakarta dan mempelajari struktur tanah dan bebatuan. Dengan tujuan tersebut outing kelas 5 memilih 3 obyek yang akan dikunjungi. Masjid Gedhe Kauman Kraton Yogyakarta, Masjid Mataram di Kotagede dan Museum Geoteknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional (UPN). Outing dilaksanakan pada hari Rabu, 29 April 2015.
Obyek pertama yang dikunjungi adalah masjid Gedhe Kauman Kraton Yogyakarta. Di sana anak-anak dijelaskan terkait dengan sejarah berdirinya dan keterkaitannya dengan proses perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Mengingat, dahulu Jogja pernah dijadikan ibukota negara di saat Jakarta darurat. Mesjid Gedhe Jogjakarta merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dengan Karaton Ngayogyokarto Hadiningrat, yang didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I Senopati ing Ngalogo Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ing Ngayogyokarto. Masjid Gedhe didirikan pada tanggal 29 Mei 1773 ( dalam prasasti : Pada hari Ahad Wage, 6 Robiul’akhir tahun Alip, sengkalan :“GAPURA TRUS WINAYANG JALMA” ( 1699 Jw.=1187 H=1773M). Pemrakarsa adalah Sultan dan Kyai Penghulu Faqih Ibrahim Diponingrat, sedangkan sebagai arsiteknya yang terkenal waktu itu Kyai Wiryokusumo.
Pembagian tata ruang di masjid Gedhe Kauman :
1. Ruang Utama adalah ruang inti masjid yang letak lantainya paling tinggi sebagi ruang untuk ibadah sholat terutama rowatib. Ruang inti ini dilengkapi dengan PANGIMAMAN ( tempat imam memimpin sholat /MIHRAB). MAKSURA ( tempat pengamanan sholat raja ) letaknya di samping kiri belakang mihrab, terbuat dari kayu jati bujur sangkar, beram kotak-kotak, di samping kanan dan kiri terdapat tempat tombak dan di dalamnya berlantai marmer lebih tinggi dari yang di luar. Apabila Sultan berkenan sholat berjamaah di Masjid Gedhe, ia Mengambil tempat di dalam Maksura tersebut. MIMBAR (tempat khotib menyampaikan khotbah jum’at ), terletak di sebelah kanan belakang mihrab. Mimbar dibuat dari kayu jati berhiaskan ukiran indah bentuk ornamen stilir tumbuh-tumbuhan dan bunga di prada emas. Kewibawaan mimbar ini bagaikan singgasana berundak. SHAF SHOLAT, ialah garis yang mengatur jamaah sholat agar mengarah ke arah kiblat, dan lurus serta rapi. Pada mulanya arah sholat lurus ke barat, namun setelah adanya perkembangan ilmu pengetahuan, ternyata arah kiblat (Ka’bah) agak serong keutara, maka oleh KHA Dahlan dipelopori buat garis shof ke arah kiblat yang sebenarnya.

2. Pawestren adalah ruangan khusus untuk sholat jama’ah kaum perempuan, tempatnya di sebelah selatan bangunan inti masjid.

3. Yatihun adalah ruangan khusus untuk istirahat para ulama, khotib, dan merbot. Selain itu juga digunakan untuk musyawarah membicarakan persoalan agama. Tempat ini di samping utara inti masjid.

4. Blumbang ( kolam ), pada awalnya Masjid Gedhe ini dilengkapi kolam melingkar di muka Serambi. Kolam ini lebarnya lebih kurang 8 meter, dengan kedalaman 3 meter, yang berfungsi untuk bersuci dan ber wudlu sebelum masuk masjid. Namun pada saat sekarang ini kolam sekedar hiasan, yang lebarnya tinggal 2 meter, dan dalamnya hanya 0,75 meter melingkar dimuka serambi. 

5. Serambi ( beranda ) terletak di sebelah timur bagunan inti masjid, sebagai tempat sholat bila jama’ah dalam masjid inti penuh. Selain itu juga digunakan sebagai tempat da’wah, pengajian, serta difungsikan sebagai Mahkamah Al Kabiroh. Bila bangunan inti masjid tidak glamour, tiangnya tanpa dicat, dan sedikit sekali ragam hiasnya, sedangkan di serambu terkesan glamour semua tiangnya di cat, terdapat berbagai ragam hias yang dicat warna-warni dan diprada emas. Pada tiang serambi terdapat kaligrafi ” Ar Rahmaan” dan ” Muhammad” yang diujudkan bentuk stilir tumbuh-tumbuhan. Atap serambi bentuk limasan.

6. Benteng Masjid ialah bangunan tembok melingkari masjid. Benteng bagian muka agak pendek, dan seriap gerbang masuk masjid di kanan kiriya ada hiasan ” Buah Waluh” yang maknanya menyebut nama Allah Swt. Supaya selalu ingat pada Allah Swt.

7. Pasucen ialah tempat permulaan suci, letaknya memanjang ke timur, di muka bagian tengah serambi ke arah timur ( seperti doorlop ) menga ke regol. Ini sebagai jalan utama Sultan masuk masjid Gedhe.

8. Pagongan ada dua bangunan di kanan dan kiri bagian dalam plataran masjid Pagongan ini tempat Gamelan Sekaten yang dibunyikan setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Yang diadakan oleh Sri Sultan bersama rakyatnya.

9. Pajagan adalah tempat prajurit kraton berjaga keamanan masjid. Gedung ini terletak memanjang di kanan kiri Gapura. Pada saat ini digunakan untuk perpustakaan masjid dan tempat pertemuan.

10. GAPURA ( REGOL) adalah pintu gerbang utama memasuki kompleks masjid. Bentuk gapuro iniadalah Semar Tinandu. Melalui gapura ini para ulama meng-Islamkan masyarakat yang hendak melihat dan mendengarkan bunyi gamelan di plateran masjid.
Perjalanan berlanjut ke masjid Mataram di Kotagede. Masjid Kotagede Yogyakarta yang sudah berusia ratusan tahun memiliki sebuah prasasti yang menyebutkan bahwa Masjid tersebut dibuat dalam dua tahap. Tahap pertama dibangun pada masa Sultan Agung yang berhasil membangun inti masjid yang berukuran kecil yang disebut langgar. Tahap kedua masjid ini dibangun oleh Raja Kasunanan Surakarta, Paku Buwono X. Ada perbedaan pada bangunan masjid tersebut yang dibangun oleh Sultan Agung dan Paku Buwono X pada tiangnya. Tiang masjid yang dibangun Sultan Agung berasal dari kayu, sedangkan tiang yang dibangun oleh Paku Buwono X berbahan dari besi.
Masjid ini sampai saat ini tetap dipakai untuk tempat beribadah umat Islam warga setempat. Bangunan tersebut merupakan bentuk toleransi antara umat beragama waktu itu. Sebagian besar waktu itu warga masih memeluk agama Hindu dan Budha dan dengan senang hati ikut membantu pembangunan masjid ttersebut. Ciri khas Hindu dan Budha terlihat dari tiang dari kayu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Agung yaitu gapura masjid yang berbentukPaduraksa.
Bangunan masjid tersebut berbentuk limasan yang dapat dilihat dari atapnya yang bebentuk limas dan ruangan terbagi menjadi dua, yaitu inti dan serambi. Masjid ini terdapat sebuah bedug yang berusia cukup tua yang dahulu merupakan hadiah dari Nyai Pringgit dan sampai sekarang bedug tersebut masih dipakai sebagai penanda waktu untuk berdoa.
Di dalam masjid terdapat sebuah mimbar yang dipakai untuk berkhotbah yang terbuat dari kayu ukir yang merupakan hadiah dari Sultan Palembang kepada Sultan Agung, tetapi mimbar ini sekarang sudah tidak dipergunakan lagi. Selanjutnya jika wisatawan berjalan ke halaman masjid maka dapat dijumpai adanya perbedaan tembok pada sebelah kiri halaman masjid. Tambok sebelah kiri terlihat tersusun dari bata merah yang ukurannya lebih besar dengan warna merah tua dan terdapat sebuah batu seperti marmer yang permukaanya ditulis aksara jawa. Sedangkan tembok yang lain memiliki batu-bata yang lebih kecil dan berwarna muda dan polos. Ternyata tembok yang berada di sebelah kiri dibangun pada masa Sultan Agung, sementara tembok yang lain merupakan hasil renovasi dari Paku Buwono X. Tembok yang dibangun pada masa Sultan agung berperekat air aren yang dapat membatu sehingga lebih kuat. 
Terakhir kunjungan ke museum Geoteknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional (UPN). Di sini anak-anak mengenal berbagai koleksi yang terkait dengan lapisan tanah dan bebatuan. 
Museum geoteknologi mineral  ini dibagi menjadi tiga ruangan, masing- masing ruangan memiliki cerita yang berbeda – beda dalam koleksinya. Mulai dari ruangan pertama anda akan menemukan gambar, maket, fosil, aktivitas kegunung apian, aktivitas kegempaan, dan berbagai macam batuan mineral bisa anda lihat disini, yang paling menarik disini tentunya fosil gajah purba ( mastodon SP) yang berumur sekitar 500-1.500.000 tahun yang ditemukan di daerah Bumiayu, Jawa Tengah. Diruangan kedua merupakan ruangan pertambangan, berbagai macam miniature kegiatan penambangan dan berbagai macam alat – alat penambang dan pengamannya serta hasil dari penggalian bisa anda temukan disini. Sedangkan ruangan ketiga merupakan ruangan audio visual, disini anda akan diajak melihat video documenter tentang kegiatan penambang dan cara- cara penambangan yang baik dan benar.
Koleksi seperti tektit, mineral , batuan , foto sayatan batu, batu mulia, bahan galian, monolit tanah, panel , maket , fosil , patung , lukisan artefak, film documenter dan berbagai macam foto yang berkaitan tentang ilmu kebumian memang sangat menarik untuk dilihat dandipelajari, apalagi untuk masuk kemuseum ini tidak dikenakan biaya apapun. Jadikan museum ini sebagai alternatif tujuan wisata anda saat berkunjung ke Yogyakarta, anda akan terpuaskan dengan koleksi- koleksi yang menarik dimuseum ini. Selain museum geoteknologi mineral anda juga bisa berkunjung ke museum lainnya yang bertujuan untuk pendidikan seperti Museum Biologi UGM danMuseum Gunung Merapi yang tentunya harus anda datangi.
sumber : 
http://adabydarban.blogspot.comhttp://www.njogja.co.id

http://yogyakarta.panduanwisata.id

Share

You may also like