Pembukaan Tema Kelas 5 : Survival

» » » Pembukaan Tema Kelas 5 : Survival

Dear SDITAlamania, membuka tema pembelajaran yang kedua di semester ini, kelas 5 SDIT Alam Nurul Islam mengadakan kegiatan berjudul Survival. Karena memang tema pembelajaran kali ini adalah Survival. Tema Survival kali ini dipilih dikarenakan di silabus IPA memang membahas terkait dengan cara tumbuhan membuat makanan, kegunaan tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan dan cara adaptasi hewan dan tumbuhan pada lingkungannya. Di mapel lain, IPS membahas terkait dengan berbagai bentuk kegiatan ekonomi. Di PKn, mempelajarai terkait dengan menghargai berbagai suku budaya bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nah, sebagai pemantik untuk masuk ke tema, supaya siswa muncul keingintahuan dalam belajar, dipilihlah kegiatan Survival kali ini.
 Semua siswa dibagi menjadi 10 kelompok yang beranggotakan 7 - 8 anak. Setiap kelompok diberi nama suku-suku di Indonesia. Aceh, Padang, Betawi, Sunda, Jawa, Madura, Bali, Dayak, Toraja dan Asmat. Setiap kelompok diminta untuk membuat asesoris yang mencirikan masing-masing suku. Sudah tentu mereka diminta untuk memilih ketua sukunya. Semua suku akan menjalani perjalanan panjang. Selama perjalanan itu mereka hanya diperkenankan membawa 1/2 liter air putih, garam, pisau 2 buah dan korek api. 
Perjalanan yang dilakukan menyusuri kampung dan persawahan luas. Satu per satu jalan urut sesuai dengan sukunya. Di tengah perjalanan jika ada yang menginginkan istirahat, maka semua suku harus berhenti. Selama 5 menit mereka hanya boleh beristirahat untuk melepas lelah. Selanjutnya jalan lagi.
Sungai dan selokan juga tak lepas mereka lewati. Tampak bersemangat tergambar di wajah-wajah mereka. Dalam hati mungkin penasaran merasakan begini ya rasanya survival atawa bertahan hidup itu. Tak terdengar satupun keluhan keluar dari mulut mereka. Semangat dan semangat meski hari semakin terik.
Sesampainya di tujuan, setiap suku diminta untuk mencari markas sukunya. Sembari itu, mereka juga mencari kayu bakar untuk keperluan makan siang. Menu makan siangnya adalah Ubi Jalar yang harus mereka gali di sekitar markas. Korak-korek lubang, ada yang langsung menemukan ubi jalar tersebut. Gembira di wajah menandakan bahwa siang ini dipastikan bisa makan siang.
Yang belum ketemu masih melakukan perburuan Ubi Jalar. Menggali fan menggali dengan alat seadanya. Kayu atau batu yang ditemukan di alam sekitar. 
Anggota suku lainnya sedang membuat api yang akan digunakan untuk membakar Ubi Jalar. Bahan bakar sangat mudah ditemukan di sekitar. Daun dan ranting kering mudah sekali langsung dibuat perapian.
Waktu Dhuhur tiba. Meski survival tidak ketinggalan untuk melaksanakan sholat. Setiap suku melaksanakan sholat Dhuhur berjama'ah. Wudhunya? bisa menggunakan air di sungai yang tidak jauh dari lokasi markas.
Selesai sholat, santap siang dulu dengan Ubi Jalar Bakar. Kuning berasap manis di lidah. Semuanya terasa lezat karena lapar. Itulah kesyukuran. Kelezatan ini bisa jadi sangat jarang dirasakan bagi yang memang selalu berlimpah makanan. Selalu tersedia makan saat butuh atau bahkan bisa makan terus sehingga berlebih.
Beberapa anggota lain disiapkan untuk melakukan perburuan ikan di sungai. Ikan akan menjadi menu berikutnya setelah Ubi Jalar Bakar.
Di sungai sudah siap segerombolan ikan Bawal dan Nila yang sudah menunggu untuk ditangkap. Anak-anak segera terjun dan bersemangat untuk mendapatkan ikan-ikan tersebut. Yang sudah dapat langsung mereka bersihkan di pinggir sungai,
Wow banyak banget tankapannya. Sudah pasti nikmat dan kenyang tuh suku apaan sih kok pinter-pinter nangkep ikannya.
 Nyam-nyam enak skali. Meski ada item-item gosong tapi sekali lagi karena perut udah super laper, rasanya tak kalah dengan ikan bakar di resto. Apa sih bumbunya? Jangan tanya cuman garam doang. Tapi tak ada satupun yang gak nyantap. 
 Kreativitas muncul di suku ini. Mereka membuat pepes ikan. Dengan beberapa lembar daun pisang, ikan dibungkus dan diberi bumbu yang juga didapat dari menggali, udah deh langsung dibakar. 
Dengan kegiatan pembuka tema ini, harapannya ingin tahu mereka terpantik untuk kemudian menjadi bahan bakar dalam mengeksplorasi satu tema ke depan.

Share

You may also like