Parenting School Perdana : Mengajarkan Qur'an Sejak Dini

» » » Parenting School Perdana : Mengajarkan Qur'an Sejak Dini

Dear SDITAlamania, membuka lembaran tahun pembelajaran 2015/2016 diikuti dengan berjalannya beberapa program. SDIT Alam di dalam proses pelaksanaannya tidak melepaskan diri dari peran orang tua. Sejak di awal setiap orang tua mendaftarkan diri putra-putrinya di SDIT Alam, mereka diminta untuk berkomitmen yang dituangkan di dalam kontrak perjanjian untuk turut serta dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan itu diwujudkan dalam program Parenting School dan Dewan Kelas. Minimal di 2 kegiatan tersebut sebagai indikator keaktifan orang tua dalam mengawal dan membersamai pembelajaran putra-putrinya. Parenting School sebagai forum bersama seluruh orang tua siswa SDIT Alam, bertujuan setiap orang tua mempunyai kesamaan cara pandang dan langkah dalam mengiringi perkembangan putra-putrinya. Sehingga dalam forum parenting akan diangkat topik-topik praktis yang menjadi pemerkaya kiat teknis hingga paradigma dalam mendampingi perkembangan putra-putri para orang tua.
 Pada kesempatan perdana ini, Parenting School mengangkat topik 'Mengajarkan Qur'an Sejak Dini'. Sebagai narasumber adalah Ust. Agus Muhammad dan istrinya, bu Rita. Beliau berdua adalah pengelola dan pemilik Rumah Tahfidz Teladan yang berada di sebelah timur kompleks SDIT Alam Nurul Islam. Berputra 6, tiga darinya sudah hafal 30 juz. Putri ke-5 yang berumur 4 tahun sudah bisa membaca Qur'an.
 Paparan dimulai dengan betapa mulianya Allah menurunkan Al Qur'an. Sehingga apapun yang diisi oleh Qur'an maka akan mulia. Jika ada secarik kertas dituliskan untaian ayat al Qur'an, tentu akan sayang jika secarik kertas itu dibuang sembarangan. Karena Qur'an secarik kertas itu menjadi mulia. Rasulullah Muhammad SAW seorang manusia yang dipilih Allah untuk menjadi Rasul mulia. Sewaktu ditanya tentang akhlaq beliau, Aisyah RA mengatakan bahwa 'Kaana Huluquhul Qur'an', Akhlaq Rasul adalah Qur'an. Karena Qur'an manusia menjadi manusia. Begitu juga sebuah rumah yang tidak pernah dibacakan Qur'an di dalamnya seperti sebuah kuburan. Tapi akan menjadi rumah yang mulia apabila selalu didalamnya dibacakan Qur'an. Janganlah kamu menjadikan rumahmu (seperti) kuburan (dengan tidak pernah mengerjakan sholat dan membaca Al Qur’an didalamnya), sesungguhnya syetan akan lari dari rumah yang dibaca didalamnya surat Al Baqarah. (HR Muslim)
   Untuk menanamkan kecintaan Qur'an sejak dini ada beberapa langkah yang harus ditempuh. Yang pertama adalah Melakukan Kegiatan Belajar Qur'an dengan Aktivitas Melihat. Hal yang paling mudah dan pertama dilakukan setiap anak adalah dengan melihat. Dengan melihat ia akan melakukan imitasi atau meniru. Kenapa anak cepet bisa mengoperasikan android? Karena ia melihat orang dewasa atau orang tuanya memakai android. Begitu juga untuk menanamkan kecintaan Qur'an. Buatlah di setiap sudut rumah kita Qur'an dapat diakses dengan mudah oleh anak. Mempersering anak untuk menyaksikan aktivitas orang membaca Qur'an melalui pengajian, TPA, tayangan dan lain-lain. Situasi dan kondisi selalu ada aktivitas Qur'an itu yang akan mengendap anak untuk mulai membiasakan diri dengan Qur'an. Putri ust. Agus dikarenakan selalu dibiasakan melihat orang beraktivitas membaca Qur'an sehingga seuatu ketika si anak mengambil Qur'an dan meminta orang tuanya membacakan Qur'an dan dia bergerak-gerak layaknya sedang membaca Qur'an.
Kedua adalah Belajar Qur'an dengan Aktivitas Mendengar. Al Qur'an oleh malaikat Jibril diturunkan kepada Rasulullah SAW dengan cara diperdengarkan. Karena beliau ummi, tidak membaca. Dan diajarkan kepada para shohabat juga dengan mendegarkan. Rasulullah melarang Qur'an untuk ditulis kecuali kepada sekretarisnya Abdullah bin Mas'ud. Kesulitan orang untuk melafalkan Qur'an dikarenakan sejak kecil ia tidak dibiasakan untuk didengarkan bacaan Qur'an dengan benar. Sebagai contoh, di negeri China orang sulit sekali melafalkan huruf B, dikarenakan dalam bahasa China orang jarang sekali menggunakan huruf B. Sehingga jika ada orang bernama Bina, secara China dilafalkan Pina. Kita bisa mengeset rumah kita dengan selalu mendengarkan bacaan Qur'an. Di HP, tape mobil, semua MP3 Qur'an siap dan mudah untuk diputar. Putri ust. Agus karena dekat dengan SDIT Alam yang setiap pagi selalu memutar MP3 Qur'an Juz 30 dan 29, beberapa surah darinya hafal dengan sendirinya. Jika bepergian di mobil selalu diputar MP3 Al Baqarah, 4 halaman Al Baqarah hafal dengan sendirinya.
 Setelah dengan Melihat dan Mendengar menjadi kebiasaan, langkah selanjutnya adalah Membaca, Menghafal, Memahami dan Mengamalkan. Karena Qur'an adalah hudan linnas, petunjuk manusia. Meski sudah dihafal pun akan terus dibaca, dipahami dan paling penting lagi diamalkan. Yang penting menjadi perhatian selanjutnya adalah Sediakan Waktu Khusus Keluarga Bersama Qur'an. Jika keluarga mempunyai kesepakatan untuk kumpul bersama saat makan malam, atau sepekan sekali kumpul untuk piknik. Yang paling penting lagi adalah sediakan waktu kumpul bersama untuk perhatian dengan Qur'an. Saling menyimak bacaan, muraja'ah hafalan anak dan orang tua. Dikarenakan dengan berkumpul bersama, setiap anggota keluarga berkesempatan untuk saling belajar menumbuhkan kebiasaan dengan Qur'an. Umar bin Abdul Aziz selalu setiap pagi sebelum berangkat kerja di istana selalu menyempatkan diri dengan keluarga untuk menyimak hafalan putra-putranya. Tak kalah penting lainnya, Berburu Forum Bersama Al Qur'an. Bareng-bareng sekeluarga jika ada acara tasmi' Qur'an, jumpa dengan hafidz cilik, Khataman Qur'an, agendakan bersama keluarga untuk menghadirinya. Sehingga seluruh anggota keluarga merasakan penting bersama Qur'an. Selalu rencanakan Memberikan Apresiasi kepada Anak atas Prestasi Qur'annya. Mampu khatam membaca, bisa rutin membaca 1 halaman, hafal 1 surah sepekan, sekecil apapun prestasi anak kita atas Qur'an berilah apresiasi. Sehingga anak akan menangkap betapa perhatian orang tua dengan Qur'an cukup besar. Jadikan Qur'an menjadi yang Pertama, jika kita khawatir nilai Matematika anak kita buruk, upayakan kekhawatiran itu juga kita wujudkan manakala anak kita belum bisa baca Qur'an dengan baik dan benar. Jika perhatian pertama kita pada Qur'an, anak dengan sendirinya akan selalu menomorsatukan Qur'an dalam aktivitasnya. Hadirkan guru khusus yang akan mengajarkannya kepada Qur'an.
  Tak lupa atas semua usaha kita, berdoa adalah wujud dari permintaan kita kepada Allah agar dimudahkan dan mengabulkan harapan-harapan kita. Harapan kita bukan ingin dan bahkan memaksa anak-anak kita menjadi hafidz Qur'an, tetapi bagaimana keluarga kita selalu senantiasa memberikan perhatian lebih dan selalu bersama dengan Qur'an. Seperti harapan nabi Ibrahim AS,
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan al Hikmah (as Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana
(QS Al Baqarah : 129)

Download materi klik disini

Share

You may also like

Tidak ada komentar